Anda di halaman 1dari 7

TEORI DRAMATURGI

OLEH :
ANGGUN MUSTIKA YANTI
18161006
Konteks Lahirnya Teori

Erving Goffman lahir di Mannville, Alberta,


Canada, 11 Juni 1922. Meraih gelar Bachelor of Arts (B.A)
tahun 1945, gelar Master of Arts tahun 1949 dan gelar
Philosophy Doctor (Ph.D) tahun 1953.
Tahun 1958 meraih gelar Guru Besar, tahun 1970
diangkat menjadi anggota Committee for Study of
Incarceration.
Dan tepat di tahun 1977 ia memperoleh
penghargaan Guggenheim. Meninggal pada tahun 1982,
setelah sempat menjabat sebagai Presiden dari American
Sociological Association dari tahun 1981-1982. (Ritzer,
2004: 296)
Erving Goffman dalam bukunya yang berjudul
“The Presentational of Self in Everyday Life”
memperkenalkan konsep dramaturgi yang bersifat
penampilan teateris.
Banyak ahli mengatakan bahwa dramaturginya
Goffman ini ini berada di antara tradisi interaksi
simbolik dan fenomenologi (Sukidin, 2002: 103).
Hal ini didasari bahwa perspektif interaksi
simbolik banyak mengilhami teori dramaturgis
Asumsi Dasar Teori Dramaturgi

“kehidupan ini ibarat teater, interaksi sosial yang


mirip dengan pertunjukan di atas penggung, yang
menampilkan peran-peran yang dimainkan para
aktor.
Untuk memainkan peran tersebut, biasanya
sang aktor menggunakan bahasa verbal dan
menampilkan perilaku noverbal tertentu serta
mengenakan atribut-atribut tertentu, misalnya
kendaraan, pakaian dan asesoris lainnya yang sesuai
dengan perannya dalam situasi tertentu.
Menurut Goffman ada 2 istilah :

1. Front stage
Kondisi akting di front stage adalah adanya
penonton (yang melihat kita) dan kita sedang berada
dalam bagian pertunjukan. Saat itu kita berusaha
untuk memainkan peran kita sebaik-baiknya agar
penonton memahami tujuan dari perilaku kita.
2. Back stage
keadaan dimana kita berada di belakang panggung,
dengan kondisi bahwa tidak ada penonton. Sehingga
kita dapat berperilaku bebas tanpa mempedulikan plot
perilaku bagaimana yang harus kita bawakan.
Bias Teori

Berbicara mengenai Dramaturgi Erving


Goffman, maka kita tidak boleh luput untuk melihat
George Herbert Mead dengan konsep The Self, yang
sangat mempengaruhi teori Goffman.
Misalnya, The Presentation of self in everyday
life (1955), merupakan pandangan Goffman yang
menjelaskan mengenai proses dan makna dari apa
yang disebut sebagai interaksi (antar manusia).
Kritik terhadap Teori

 Aktor tidak terdapat bertindak selain apa yang telah tertulis


dalam scenario ini artinya masyarakat sebagai sutradara
mempunyai kontrol terhadap individu untuk mempunyai
kontrol terhadap individu untuk menjalankan perannya.
 Goffman masih melihat bahwa struktur berpengaruh kuat
terhadap individu
 Goffman tidak melihat bahwa sebenarnya individu
mempunyai kekuatan untuk mengubah masyarakat atau
dalam bahasa konstruktivis masyarakat adalah buatan dari
individu.
 Aktor dalam front stage mempunyai potensi untuk keluar dari
scenario sang sutradara dan melakukan improvisasi.
 Dramaturgi kurang memperhatikan struktur sosial.

Anda mungkin juga menyukai