Anda di halaman 1dari 3

ANALISI NOVEL “PULANG” KARYA TERE LIYE MENGGUNAKAN TEORI

DRAMATURGI ERVING GOFFMAN

Oleh
Marianus Duli Burak
2201010080

PEROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NISA CENDANA
KUPANG
2023
Goffman memfokuskan pandagan pada The Self. Buku The Presentation of self in everyday life
(1955), merupakan pandangan Goffman yang menjelaskan mengenai proses dan makna dari apa
yang disebut sebagai interaksi (antar manusia). Goffman mengambil pengandaian kehidupan
individu sebagai panggung sandiwara, lengkap dengan setting panggung dan akting yang
dilakukan oleh individu sebagai aktor “kehidupan”.
Goffman mengasumsikan bahwa ketika orang-orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu
pengambaran diri yang akan diterima oleh orang lain.

Dramaturgi memfokuskan kepada bukan apa yang orang lain lakukan, atau mengapa orang itu
melakukan itu. Melainkan, bagaiman mereka melalukannya. Dramaturgi menekankan dimensi
ekspresif/impresif aktivitas manusia bahwasannya makna dari kegiatan manusia terdapat didalam
cara mereka mengekspresikan diri mereka dalam interaksi dengan orang lainjuga yang ekspresif.
Oleh karenanya perilaku manusian yang ekspresif inilah mencerminkan bahwa manusia bersifat
dramatik.

Pulang
Karya Tere Liye
Novel “pulang” mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang pemuda indonesia bernama
Hamba yang meninggalkan kampung halamannya di Jawa Timur untuk menjadi tentara pada
masa perang kemerdekaan indonesia. Namun, setelah perang usa, Hamba harus mengalami
penderitaan yang panjang dan kehilangan yang mendalam. Novel ini juga mengambarkan cinta
sejati antara Hamba dan Balia, serta pengorbannan yang dilakukan untuk mempertahankan
hubungan mereka di tengah kekacauan dan perubahan zaman.
Novel "Pulang" karya Tere Liye memuat beberapa elemen dramaturgi yang membentuk
alur cerita dan karakter-karakternya. Teori dramaturgi, terutama yang dikembangkan oleh Erving
Goffman, memberikan wawasan tentang bagaimana individu membentuk identitas mereka dalam
interaksi sosial. Dalam konteks novel "Pulang", teori dramaturgi dapat dilihat melalui beberapa
elemen berikut:
1. Front stage dan Back stage: Konsep front stage mengacu pada bagaimana karakter-karakter
dalam novel menampilkan diri mereka secara terbuka di hadapan dunia luar, sementara back
stage merujuk pada sisi mereka yang lebih pribadi dan tersembunyi. Misalnya, karakter utama
dalam novel ini mungkin menampilkan kepribadian yang kuat dan tegar di depan orang lain,
tetapi di belakang layar, mereka mungkin memiliki ketidakpastian atau keraguan yang
mendalam.

2. Impression management: Karakter-karakter dalam "Pulang" juga dapat dilihat menggunakan


berbagai strategi untuk mengelola kesan yang mereka buat di mata orang lain. Mereka mungkin
menampilkan diri mereka dengan cara tertentu untuk memengaruhi persepsi orang lain terhadap
mereka, terutama dalam situasi-situasi penting atau dalam interaksi sosial yang signifikan.

3. Dramaturgi interpersonal: Interaksi antarkarakter dalam novel ini dapat dipahami melalui
lensa dramaturgi. Setiap interaksi sosial memainkan peran dalam membangun dan
mempertahankan citra diri mereka masing-masing. Misalnya, konflik antara karakter-karakter
dapat dipahami sebagai bentuk pertarungan kekuasaan untuk mendefinisikan identitas mereka di
hadapan orang lain.

4. Ritual dan simbolisme: Dalam novel "Pulang", ritual dan simbolisme juga dapat dilihat
sebagai bagian dari dramaturgi. Ritual atau tradisi tertentu yang dilakukan oleh karakter-karakter
dalam novel ini mungkin digunakan untuk memperkuat identitas mereka atau untuk
mengekspresikan nilai-nilai tertentu. Simbolisme dalam cerita juga dapat berperan dalam
memberikan kedalaman emosional pada cerita dan memengaruhi bagaimana karakter-karakter
memahami diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka.

Anda mungkin juga menyukai