Anda di halaman 1dari 10

Aspek dramaturgi lain di front stage adalah aktor sering me

menyampaikan kesan bahwa mereka lebih akrab dengan audien keti


keadaan yang sebenarnya. Contoh, aktor mungkin mencoba mn bahwa
pertunjukan di mana mercka terlibat di saat itu adalah satu-
pertunjukan mereka, atau sekurang-kurangnya merupakan
pertunjukane dipisahkan sedemikian rupa sehingga kepalsuan
pertunjukan tidak ditemula mengatasi kepalsuan itu agar citra ideal
mereka tentang aktor tidak hancur J yang terpenting. Untuk
melakukan ini, aktor harus yakin bahwa audien Meskipun ditemukan,
offman menyatakan audien sendiri mungkin menc asilan pertunj
tergantung pada ketertiban semua kelompok. Contoh lain pengelolaan
kesanin adalah upaya seorang aktor untuk menyampaikan gagasan
bahwa ada keunikan dalam pertunjukan ini dan ada keunikan
hubungan aktor dengan audien. Audin pun ingin merasakan menerima
sebuah pertunjukan yang unik.

Aktor mencoba meyakinkan bahwa seluruh bagian pertunjukan te


saling bercampur menjadi satu. Dalam kasus tertentu, satu aspek yang
tidai harmonis dapat mengacaukan pertunjukan. Tetapi, pertunjukan
bervariasi dalan jumlah konsistensi yang diperlukan. Terlewatkannya
suatu upacara suci oleh seorang pendeta akan sangat mengacaukan,
tetapi jika seorang sopir taksi melakukan sekali kesalahan berbelok,
hal itu tak akan terlalu merusak keseluruh- panggung universitas Peng
Everyday L umumnva tindakan gangguan tindakarn berbagai an
pertunjukan

Teknik lain yang digunakan oleh aktor adalah mistifikasi. Aktor sering
cenderung memistifikasi pertunjukan mereka dengan membatasi
hubungan antara diri mereka sendiri dan audien. Dengan membangun
"jarak sosial" antara diri mereka dengan audien, mereka mencoba
menciptakan perasaan ka pihak audien. Ini selanjutnya mencegah
audien mempertanyakan pertunjukan. Goffman sekali lagi
menunjukkan bahwa audien dilibatkan dalam proses ini dan sering
dengan sendirinya mencoba mempertahankan keadaan kredibilits

Pengelolaan Kesan. Goffman menutup bahasan Presentation of Self in


Feruyday Life dengan pemikiran tambahan mengenai seni mengelola
kesan. Pada mumnya, pengelolaan kesan mengarah pada kehati-hatian
terhadap serentetan tindakan yang tak diharapkan, seperti gerak-
isyarat yang tak diharapkan, gangguan yang tak menguntungkan dan
kesalahan bicara atau bertindak maupun tindakan yang diharapkan
seperti membuat adegan. Goffman tertarik pada berbagai metode yang
menjelaskan masalah seperti itu.

Penonton juga perlu menjadi bahan pertimbangan oleh aktor atau tim
aksor dalam mengelola kesan yang berhasil. Penonton sering
bertindak membant pertunjukan melalui muslihat seperti memberikan
perhatian besar terhadap pertunjukan, menghindarkan ledakan
emosional, tidak menghiraukan kekeliruan dan memberikan perhatian
khusus terhadap aktor pendatang baru.

Role Distance. Dalam role distance (1961) Goffman memusatkan


perhatian pada derajat pelaksanaan peran tertentu oleh seorang
individu (aktor). Menunt pandangan Goffman, karena demikian
banyaknya peran, maka hanya sedikot individu yang benar-benar
terlibat sepenuhnya dalam peran tertentu. Role distan ri individu
dengan peran- peran yang diharapkan dimainkannya. Misalnya, bila
anak-anak lebih tua menaiki komedi putar kemungkinan mereka
menyadari bahwa mereka benar-benar terlalu tua untuk menikmati
pengalaman demikian. Satu cara untuk mengatasi ini adalah dengan
mempertontonkan jarak dari peran melalui tindakan darainya secara
ceroboh, mempertontonkan cara menaikinya dengan tampaknya
seperti tindakan yang berbahaya. Dalam melakukan demikian, anak-
anak lebih tua itu menerangkan kepada penontonnya mereka tidak
membenamkan dirinya dalam aktivitas itu sepenuhnya ang dilakukan
oleh anak-anak yang lebih kecil, atau jika mereka berbuat demikian,
itu disebabkan oleh sesuatu yang khusus yang sedang mereka lakukan.

Goffman (1963) tertarik pada jurang pemisah antara apa yang


dilakukan seseorang"identitas sosial virtual",dan apa yang sebenarnya
kukan seseorang "identitas sosial aktual". Setiap orang yang
mempunyai jurang a dua identitas ini distigmatisasikan. Buku tersebut
memusatkan ada interaksi dramaturgis antara aktor yang terstigma dan
yang normal. Sifat interaksi itu tergantung pada stigma yang mana di
antara dua jenis stigma yang terdapat pada diri seorang aktor. Dalam
kasus stigma diskredit, aktor menganggap perbedaan telah diketahui
oleh anggota penonton atau jelas bagi mereka (contoh, orang yang
tubuh bagian bawahnya lumpuh atau yang kehilangan anggota badan).
Stigma diskreditabel (discreditable stigma) adalah stigma yang
perbedaannya tak diketahui oleh anggota penonton atau tak dapat
dirasakan oleh mereka (misalnya, seorang homoseksual). Masalah
dramaturgis mendasar bagi seseorang yang mempunyai stigma
terdiskreditkan adalah pengelolaan ketegangan yang dihasilkan oleh
fakta bahwa orang mengetahui masalahnya. Masalah dramaturgis
mendasar bagi seseorang yang mempunyai stigma diskreditabel
adalah pengelolaan informasi sedemikian rupa sehingga ta isah antar
tian p masalahnya tetap tak diketahui oleh orang lain.

goffman melihat sampai dibalik situasi sehari-hari untuk meneliti


struktur Goffman melihat sampai dibalik situasi s yang tak kelihatan
yang memengaruhi kejadian itu. Ini adalah kerangka penafs yang
memungkinkan individu menempatkan, merasakan, mengenali, d
menamai kejadian-kejadian dalam kehidupan mereka dan dunia pada
um Dengan memberikan makna terhadap kejadian, kerangka (frame)
berfungs mengorganisir pengalaman dan membimbing tindakan
individu atau (Snow, 1986:464). Kerangka adalah prinsip-prinsip
organisasi yang memberi definisi atas pengalaman kita. Kerangka
adalah asumsi-asumsi meng yang sedang kita lihat dalam kehidupan
sosial. Tanpa kerangka rujukan, kehidupan kita tak lebih dari sekadar
menjadi sejumlah individu yang kacat: balau dan kejadian dan fakta
yang tak berhubungan.

blumer berada paling depan di antara orang yang mengkritik


"determinisme memandang tindakan sosial aktor mengalir dari
luar,atau sebagai d penggunaan kekuatan terhadap mereka, ketimbang
sebagai tindakan yang n oleh aktor melalui penafsiran mereka
terhadap situasi di mana mereka atkan" (1962/1969:84). Pemusatan
perhatian pada pengaruh memaksa dari struktur sosial berskala luas ini
menyebabkan sosiolog tradisional menyusun an asumsi yang berbeda
dari asumsi pakar interaksionisme simbolik ai aktor dan tindakan
sosial. Daripada melihat aktor sebagai orang yang sosiologis yang ang
ditempatk secara aktif menentukan situasi menurunkan derajat aktor
ke tingkat kumpulan mereka, sosiolog tradisional justru cenderung
"robot tanpa pikiran di tingkat kemasyarakatan atau agregat" (Manis
dan Meltzer, 1978:7). Dalam upaya menghindar dari determinisme
dan agar tak memandang aktor seperti robot semacam itu, teoritisi
interaksionisme simbolik mengambil pandangan yang sangat berbeda
mengenai stuktur sosial berskala luas, suatu pandangan yang
dikemukakan dengan baik oleh Blumer

Kritik setelah menganalisis gagasan interaksionisme simbolik,


terutama gagasan er dan Goffman dari aliran Chicago, kini kita akan
mengemukakar Se Mead, Blumer a kritik utama yang ditujukan
terhadap perspektif ini. TAMA, aliran utama interaksionisme simbolik
dituduh terlalu mudah ang teknik ilmiah konvensional. Eugene
Weinstein dan Judith Tanur dengan tepat menyatakan hal ini: tak
bahkan satu sama lain. Hanya karena kadar kesadaran itu kualitatif, i
pengungkapan keluarnya tak dapat dikodekan, diklasifikasi, atau
dihitung." (1976:105). Ilmu dan subjektivisme tidaklah saling terpisah
KEDUA, M. Kuhn (1964), W. Kolb (1944), B. Meltzer, J. Petras dan
L. Reynolds 1975), dan banyak lagi yang lainnya mengkritik
ketidakjelasan konsep-konsep esensial Meadian seperti: pikiran, diri, I
dan me. Lebih umum lagi, Kuhn (1964) rbicara tentang ambiguitas
dan kontradiksi dalam teori Mead. Di luar teor Meadian, mereka
mengkritik berbagai konsep dasar teoritisi interaksionisme simbolik
yang dinilai keliru, tidak tepat, dan karena itu tak mampu
menyediakan asis yang kuat untuk membangun teori dan riset.

Menuju Interaksionisme Simbolik yang Makin Sintetilk dan Integratif


Ketika berkembang berdasarkan arahan Blumer, interaksionisme
simbolik jelas bergeser ke arah analisis mikro. Penekanan pada
analisis mikro ini sebenarnya bertolak belakang dengan maksud judul
buku Herbert Mead, Mead, d Society, yang lebih bernuansa integratif.
Namun interaksionisme simbolik telah memasuki era baru, yakni
"post-Blumerian" (Fine, 1990, 1992), Di isi ada upaya untuk
merekonstruksi teori Blumerian dan menyatakan selalu ada perhatian
terhadap fenomena di tingkat makro

Di sisi yang lebih pentir INTERAKSIONISME SIMBOuK h penting,


ada upaya terus-menerus untuk menyintesiskan ini) me simbolik
dengan gagasan yang berasal dari sejumlah teoritisi onisme simbolik
"baru" ini, menurut istilah Fine, "membangun buahte. Kini
interaksionisme simbolik merupakan gabungan wawasan lain.
Interaksionism sebuah teori dengan 137, Fine, 1992). interaksio an
memungut berbagai pendekatan teoritis lain" (1990-136- asli dengan
pemikiran yang berasal dari t metodologi dan analisis percakapan, dan
fenomenologi. Yang eori mikro yang lain seperti teori grasi gagasan
dari teori-teori makro (misalnva Simmel, Weber dan Marx. Teoritisi
interaksionisme simbolik juga lebih mengherankan adalah inte fungsi
onalisme struktural) maupun gagasan teoritisi makro seperti Parsons,
mengintegrasikan pemikiran dari post-strukturalisme, post- dernisme
dan feminisme radikal. Interaksionisme simbolik post-Blumerian
berupaya if yang jauh lebih sintetis ketimbang di masa jayanya
Blumer.

mendefinisikan Ulang Meod selain upaya terus-menerus


menyintesiskan karya dalam interaksionisme u ada pula upaya
mendefinisikan kembali pemikiran utama Mead karena airasi yang
lebih integratif ketimbang yang dibayangkan orang eperti terlihat
sebelumnya, meski Mead kurang memperhatikan fenomena makro,
namun dalam pemikirannya mengenai pikiran, diri, dankat, banyak hal
yang menunjukkan adanya integrasi teori sosiologi.kaitan ini ada
baiknya melihat analisis John Baldwin mengenai Mead 86).Baldwin
melihat fragmentasi ilmu sosial pada umumnya dan teori osiologi
pada khususnya dan menyatakan bahwa fragmentasi demikian
kembangan "penyatuan" teori sosiologi umum, dan unya gkat lam
membantu mencegah per mencegah penyatuan ilmu dunia
sosial.Baldwin mengemukakan alasan dari perlunya teori semacam itu
dan teori Meadian sebagai model untuk teori tersebut (1986:156)
Sementara Baldwin mengajukan jenis sintesis besar yang ditolak di
era post-modern ini, kita dapat menerima upayanya untuk melihat
pendekatan yang lebih integratif dalam teori Median.

Masa Depan Interaksionisme Simbolik Gary Fine (1993)


menyodorkan potret menarik interaksionisme simbolik pada 1990-an.
Pandangan mendasarnya adalah bahwa, berlawanan dengan
pernyataan banyak pakar, interaksionisme simbolik belum sekarat,
malah beruba dapat mendeskripsikan interaksionisme simbolik.
PERTAMA, interaksionisme simbolik mengalami fragmentasi besar-
besaran sejak masa jayanya di Universitas Chicago pada 1920-an dan
1930-an. Sejumlah besar karya yang bervariasi sekarang termasuk
dalam tajuk interaksionisme simbolik. KEDU, interaksionisme
simbolik telah mengalami ekspansi dan perluasan jauh melampaui
perhatian tradisional-nya terhadap hubungan mikro (Harris, 2001).
KETIGA, interaksionisme simbolik telah menggabungkan pemikiran
dari berbagai perspektif teorit (Feather, 2000). KEEMPAT, gagasan
teoritisi interaksionisme simbolik h secara dramatis di tahun-tahun
belakangan ini.

Interaksionisme simbolik dibangun bertolak belang dengan teori


reduksionisme behaviorisme psikologis dan determinisme struktural
dari teori sosiologi yang lebih berorientasi makro, seperti
fungsionalisme struktural. Orientasi khususnya adalah mengarah pada
kapasitas mental aktor dan hubungannya dengan tindakan dan
interaksi

Pada dasarnya teori Mead menyetujui keunggulan dan keutamaan


dunia sosial, artinya dari dunia sosial itulah munncul kesadaran,
pikiran, diri, dan seterusnya. Unit paling mendasar dalam teori sosial
Mead adalah tindakan, yang meliputi empat tahap yang berhbungan
secara dialektis yakni impuls, persepsi, manipulasi, dan konsumsi.
Mead melihat untaian proses mental sebagai bagian proses sosial lebih
luas meliputi intelegensi reflektif, kesadaran, kesan mental, arti, dan
yang paling umum, piikiran. Menurut Mead seluruh proses mental itu
bukan terletak didalam otak melainkan di dalam proses sosial.

Diri adalah kemampuan untuk menerma diri sendiri sebagai objek.


Mekanisme ummum diri adalah kemampuan manusia menempatkan
diri sendiri dalam kedudukan sebagai orang lain, bertindak
sebagaimana oranglain bertindak dan melihat diri sendiri seperti
oranglain melihat diri mmereka sendiri. Mead merunut asal-asal diri
melalui tahap bermain-main( playinng) dan permainan (game) masa
kanak-kanak. Yang sangat penting dalam tahap permainan adalah
munculnya kemampuan menggeneralisasi orang lain.

Interaksionisme simbolik dapat diringkas dengan prinsip dasar berikut


:

1. tidak seperti binatang, manusia di bekali kemmpuan untuk berfikir

2. kemampuan untuk berfikir dibentuk oleh interaksi sosial

3. dalam interaksi sosial, manusia mempelajari makna dan simbol


yang memungkinkan mereka menggunnakan kemampuan berfikir

4. makna dan simbol memungkinkan manusia melakukan tindakan


khusus dan berinteraksi

5. manusia mampu mengubah arti dan simbo yang mereka gunakan


dalam tindakan dan interaksi berdasarkan penafsiran mereka terhadap
situasi

6. manusia mampu memodifikasi dan mengubah, sebagian karena


kemampuan mereka berinteraksi dengan diri mereka sendiri
7. pola aksi dan interaksi yang saling berkelindan akan membentuk
kelompok dan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai