Abstrak
Teori merupakan alat yang memiliki fungsi untuk menjelaskan fakta yang sudah
diketahui dan membuka celah pemandangan yang baru yang dapat mengantar kita
menemukan fakta-fakta baru. Teori menstimulasi ide-ide baru, memudahkan
untuk mengajukan pertanyaan baru untuk menuntun pekerjaan lapangan. Isu teori
merupakan metode untuk melihat peran dan cara menempatkan teori dalam
penelitian antropologi yang dikenal dengan istilah kerangka teori dalam desain
penelitian. Bagi karya etnografi yang sudah dihasilkan antropolog dapat dilihat
dari asumsi-asumsi, pertanyaan-pertanyaan, bukti-bukti, fakta-fakta, dan temuan-
temuan yang terbangun dari karya etnografi tersebut. Kemudian karya etnografi
sebagai hasil keterangan informan yang dikaji, hasil pengamatan, analisis peneliti
yang terintegrasi dengan konsep-konsep atau teori-teori yang dibangun peneliti.
Hal ini dibangun juga dari diskusi sejumlah karya etnografi, cara pandang dan
perspektif, serta sentiment-sentimen peneliti sendiri. Salah satu perspektif yang
mempengaruhi perjalanan teori dalam antropologi adalah Interaksionisme
Simbolik.
berusaha memahami nilai dari tiap orang (sebagaimana yang dimaksudkan kaum
melalui pengamatan dan wawancara. fungsionalis struktural), tidak pula
Pengamatan utama dalam antropologi disebabkan oleh kekuatan dalam
adalah pengamatan terlibat, “amat penting”, (sebagaimana yang dimaksud oleh kaum
melihat orang-orang sebagai kreatif, reduksionis psikologis), tetapi didasarkan
inovatif dalam situasi yang tidak dapat pada pemaknaaan atas sesuatu yang
diramalkan oleh masyarakat dan diri dihadapinya lewat proses yang oleh
dipandang sebagai proses, yang bukan Blummer disebut self-indication.
struktur untuk membekukan proses adalah Proses self-indication adalah proses
untuk menghilangkan intisasi hubungan komunikasi pada diri individu yang dimulai
sosial. dari memulai sesuatu, menilainya, memberi
Interaksionisme Simbolik berbijak makna, dan memutuskan untuk bertindak
pada tiga premis bahwa : berdasarkan makna tersebut. Proses self-
1. Manusia bertindak terhadap sesuatu indication terjadi dalam konteks sosial
berdasarkan makna yang ada pada dimana individu mengantisipasi tindakan-
sesuatu itu bagi mereka. tindakan orang lain dan menyesuaikan
2. Makna tersebut berasal atau muncul dari tindakannya sebagai dia memaknakan
interaksi sosial seseorang dengan orang tindakan itu. Interaksi manusia dijembanti
lain. oleh simbol-simbol, oleh penafsiran, dan
3. Makna tersebut disempurnakan melalui oleh kepastian makna dari tindakan orang
proses penafsiran pada saat proses lain, bukan hanya sekedar saling bereaksi
interaksi sosial berlangsung. sebagaimana model stimulus-respons.
Sesuatu/objek ini tidak mempunyai Teori interaksionisme simbolik
makna instrinksik, karena makna yang bertolak pada tiga asumsi :
dikenakan pada sesuatu ini lebih merupakan 1. Komunikasi terjadi lewat pembentukan
produk interaksi simbolis, diberi istilah seperangkat simbol yang disepakati
realitas sosial berupa fenomena alam, bersama, simbol-simbol yang dibagi
fenomena artifisial, tindakan seseorang bersama.
verbal/non-verbal, dan apa saja yang patut 2. Konsep self dibentuk lewat proses
dimaknakan. Realitas sosial, hubungan komunikasi.
sesuatu dan makna tidak inheren tetapi 3. Aktivitas sosial terjadi lewat proses
volunteristik, Blummer berpendapat bahwa pengambilan dan pembentukan peran
terlebih dahulu actor melakukan sosial kita bisa mendapatkan
serangkaian kegiatan olah mental : memilih, pemahaman yang paling mendasar dari
memeriksa, mengelompokkan, teori ini dengan cara mempelajati kata-
membandingkan, memprediksi, dan kata kunci di bawah ini dan bagaimana
mentransformasi makna dalam kaitan kata-kata tersebut dipahami secara
dengan situasi, posisi, dan arah bersama-sama.
tindakannya. Pemberian makna tidak Dari ketiga asumsi tersebut terdapat
didasarkan pada makna normatif (yang sejumlah kata kunci seperti :
telah dibakukan sebelumnya), tetapi hasil I : merupakan bagian aktif dari diri kita
dari proses olah mental yang terus-menerus yang mampu menciptakan sebuah
disempurnakan seiring dengan fungsi perilaku.
instrumentalnya, yaitu sebagai pengarahan Me : bagian yang secara sosial
dan pembentukan tindakan dan sikap aktor menunjukkan refleksi dari diri kita,
atas sesuatu tersebut. Tindakan manusia menyediakan seperangkat control
tidak disebabkan oleh kekuatan luar social terhadap perilaku I.
Forum Ilmiah Vol 11 Nomer 1 Januari 2014 9
Sekilas Pemahaman Teori Interaksionisme Simbolik Dalam Antropologi
Self : merupakan kombinasi dari Me dan I. Symbol : representasi dari sesuatu untuk
Self merupakan proses dan bukan sesuatu yang lainnya.
merupakan struktur. Perilaku I dan Significant Symbol : simbol yang memiliki
Me menjelaskan the self, sebagai makna yang telah disepakati bersama.
refleksi dari orang lain. Mind : secara sosial, merupakan proses
Self-Indication : pengalaman dan umpan yang berhubungan dengan tingkah laku
balik dari perilaku I dan penilaian Me dimana seseorang mampu melakukan
terhadap I. Dilihat dari sudut pandang tindakan dan bahkan mampu menciptakan
peran sosial pihak lain. Selanjutnya lingkungannya atau menciptakan objek-
Me akan memberikan arah perilaku objek dalam lingkungannya.
yang seharusnya akan dilakukan I Pemikiran Mead tentang
selanjutnya. Interaksionisme Simbolik tidak dpat dipisah
Generalized Other : ciri khas dari anggota dari pemikiran tentang budya. Michael M.
masyarakat atau kebudayaan tertentu. J. Fischer 2007 Culture and Cultural
Specific Other : gambaran spesifik tentang Analysis as Experimental Systems
seseorang yang berada diluar The Cultural Anthropology: Feb 2007: 22,I;
Self. Academic Research Library pg. I
Role Taking : merupakan proses empati Michael M. J. Fischer berasal dari
dimana kita menempatkan seseorang Massachusetts Institute of Tecnology,
pada tempat orang lain, tempat yang menyatakan tujuh ciri budaya yaitu (1)
lain. hubungan-hubungan antara manusia yang
Play : sebuah aktivitas dimana anak-anak telah diperdebatkan sejak tahun 1848; (2)
memainkan dua peran sekaligus keseluruhan komplek yang dinyatakan pada
yakni sebagai The Self dan juga tahun 1870; (3) keseluruhan bagian-bagian
sebagai The Other, dimana dirinya yang tidak dapat dirubah tanpa
tidak lagi mengenal The Self. mempengaruhi bagian-bagian yang lain
Game : interaksi dimana seorang anak dinyatakan pada tahun 1914; (4) melalui
mampu memainkan The Other yang kekuasaan dan bentuk-bentuk simbol
terlibat didalam aktivitas ini, anak tangga kekuasaan pada tahun 1930; (5)
tersebut merupakan The Self, akan berbagai segi dan pelaksaannya berciri
tetapi dia tidak dapat mengenalinya serba dinegosiasikan pada tahun 1960; (6)
lewat sudut pandang yang lain, ditransformasikan oleh posisi-posisi
dengan demikian, perilaku bukan alternatif, bentuk-bentuk pengorganisasian
merupakan respon akan tetapi dan dipengaruhi oleh sistem-sistem
termasuk ke dalam proses simbolik pada tahun 1980; (7) sebagaimana
interpretatif. Individu mampu dinyatakan berkenaan dengan bangkitnya
mendeskripsikan The Self (jika ilmu-ilmu teknologi baru, media, dan
terjadi) lewat interaksinya dengan hubungan-hubungan bioteknikal pada tahun
orang lain. 2005.
Gesture (non-symbolic) interaction : Awalnya budaya dirumuskan tanpa
tindakan spontan yang timbul akibat dibeda-bedakan dan pengertiannya tidak
respon yang bersifat reflex (misal, saling berhubungan, seperti halnya karya
menarik tangan secara spontan kita seni, media, gaya hidup, agama, orientasi
merasakan tangan yang terbakar). nilai, ideologi, impian, pandangan
Symbolic Interaction : interpretasi terhadap mengenai dunia, jiwa/nyawa/harapan, dan
simbol. sebagainya, karena rumusannya seperti itu
menjadikan ilmu sosial itu pincang,
Forum Ilmiah Vol 11 Nomer 1 Januari 2014 10
Sekilas Pemahaman Teori Interaksionisme Simbolik Dalam Antropologi
sebagai pemotretan secara sinkronik dari dalam ilmu sosial modern dan konstruksi
satu preiode waktu (sekitar 18 bulan) yang antropologikal terhadap istilah budaya,
membutuhkan rekontekstualisasi historis bangkit secara nyata dalam reformulasi
melalui pengkajian kembali dan antar generasi para pembanding-
mempelajari arsip-arsip. Dari klasik pembanding besar abad ke-19 dan pekerja-
berubah menghadapi bentuk-bentuk baru pekerja lapangan melalui wawancara
modernisasi yang membawa pada mendalam abad ke-20.
pemikiran global yang lebih besar menjadi Walaupun ilmu pengetahuan,
interaksi polisentrik. Etika multikultural teknologi, literasi atau kemampuan
yang baru mempengaruhi tuntutan dimana membaca dan menulis, karya sastra, agama,
kebudayaan-kebudayaan satu dengan yang dan kapitalisme sejak Marx dan Tylor telah
lainnya saling mempengaruhi dalam menjadi pusat diskusi tentang budaya, pusat
jaringan transnasional dan global dalam debat, gambaran tentang metafor, dan
ilmu pengetahuan. Kebudayaan analogi epistemik dari suatu ilmu
didefinisikan sebagai suatu konsep pengetahuan yang menonjol pada masanya
metodologi atau alat pengkajian dan dan penyusunan kembali metodologikal
menjadi alat terbaik untuk memahami konsep budaya sudah bergeser abad lalu
pentahapan sejarah dari kekhususan dan dan pertengahan yang melapisinya sebagai
perbedaan yang dirumuskan kembali dalam suatu perangkat pandangan dan
seri sistem eksperimental yang kelengkapannya yang mendorong kegiatan
berhubungan dengan suatu pola perilaku pengembangan tentang konsep budaya.
terhadap sistem-sisten eksperimental dari Foucoult mengacu Quetelet dan
suatu ilmu-ilmu alamiah yang diikuti Durkheim, melihat institusi dan aktivitas
realita-realita baru yang dapat dilihat dan (seperti koleksi dari statistik-statistik sosial)
dihubungkan sebagai parameter yang subyek-subyek mendisiplin dirinya melalui
berubah. Berpikir secara konsep metodologi pemikirannya yang dilakukan berulang
dari budaya sebagaimana sistem secara konstan dan subyektivitas sebagai
eksperimental yang menyatakan bahwa alat-alat yang menyatakan dapat mengatur
terdapat sesuatu dalam ekperimental dan populasi dan menyatakan bahwa seseorang
sistematikanya. harus bertempat tinggal dan akan
Ilmu sosial memperhitungkan meninggal dunia, seseorang harus
kebangkitan budaya dari ruang intermediasi dibebaskan, dan seseorang harus
dan interaksional, kedua hubungan subyek dikendalikan. Agamben memperbaharui
dan institusional, yang dikendalikan oleh isyu moral abad ke 18 dan 19, pertengahan
kepentingan tertentu. Obyek-obyek, teori- abad 20 oleh Carl Schmidt (ancaman
teori, dan teknik-teknik berubah ke dalam terhadap demokrasi liberal melalui kotak
fokus fidelitas atau ketulusan dalam suara yang merusaknya) dan Walter
menangkap secara visual dan mendeskripsi Benjamin (fantasi-fantasi, ideologi-
modalitas sebagaimana kita merumuskan ideologi, dan sejarah-sejarah yang dihantui
berbagai konsep-konsep kebudayaan. oleh obyek-obyek industri dan komersial).
Geneologi alternatif dapat dikonstruksi Agamben membuat pusat dari dasar regim-
dalam sebuah kata (cultura as a Latin future regim pemerintahan kontemporer termasuk
participle of what comes into being rather demokrasi liberal, tidak termasuk tempat
than what is), sebagaimana dapat digunakan tinggal sementara (kamp-kamp konsentrasi
untuk kemanusiaan (Glambattista Vico’s 18 yang diprakarsai dalam perang-perang
th-century notion of culture as that which is Boer, mencapai kejahatan penuhnya dalam
knowable because created by man). Tetapi Nazi, menjadi merutinkan kamp-kamp
Forum Ilmiah Vol 11 Nomer 1 Januari 2014 12
Sekilas Pemahaman Teori Interaksionisme Simbolik Dalam Antropologi
dalam periode selanjutnya yaitu 1980 dan ---------, Encounters. New York: The
1990 secara lambat bekerja melalui suatu Bobbs-Merrill Company, Inc. 1961
tantangan terhadap analisis kebudayaan
yang mengancam budaya sebagaimana --------, Relations in Public. New York:
komunikatif, simbolik, dan politik terbuka, Harper Colophon Books/CN 1972
“kamu mendapatkan apa yang kamu lihat”
tidak dikompromikan oleh makna-makna -------,Frame Analysis. New York: Harper
tersembunyi, ketidakberadaan, dan Colophon Books, Harper & Row,
penipuan diri. Sungguh di sini satu dari Publishers. 1974
akar-akar, atau paling sedikit, resonansi-
resonansi dari kepentingan intensif Mead, John H. Mead, Mind, Sel, and
kepentingan yang berkelanjutan dalam Society: Fron The Standpoint of
pendekatan psikoalaitik ke subyektifitas dan The Social Behaviorist. Chicago:
subyektifikasi (Foucault 2005), retorika University of Chikago Press. 1934
(Derrida, 1998), Feminisme (Cixous, 2004;
Krestiva, 1989, 1995), teknologi (Ronell
1989, 2005), dan ideologi (Rickels 1991,
2002; Zizek, 1991). Tetapi Perancis dan
Eropa tidak hanya merupakan tempat untuk
mendapatkan pengalaman tentang sejarah
kekerasan, kejahatan, dan tekanan tirani
yang membadan dalam topologi kultural
yang disetujui dalam analisa ini, sebagai
ahli antropologi telah menggalinya di
Jepang (Ivy 1995), Indonesia (Siegel 1997,
1998), Sri Lanka (Daniel 1997), dan
Thailand ( Morres 200), diantara pengungsi
(Daniel dan Knudsen 1996), dan banyak
tulisan mengkritik tentang pengkajian Cina
(B. Wang 2004; D. Wang 2004).
Daftar Pustaka
Blumer, Herbert, Symbolic Interactionism.
Berkeley and Los Angeles,
California: University of California
Press. 1986