ILMU KOMUNIKASI
DOSEN PENGAMPU
DR. H. SYARIFUDDIN RITONGA, MAP.
Teori aksi mencapai puncaknya pada tahun 1940, melalui karya Florian Znaniecki, The Method of
Sosiology (1934) dan Social Actions (1936), Robert M Mac Iver, sociology : Its Structure and
Change (1931), Talcot Parsons, The Structure of Social Action (1937). Mereka adalah sosiolog
berlatar belakang Eropa dan mereka pulalah yang mengembangkan teori aksi ii di Amerika.
Hinkle berpendapat bahwa sebelum ini Amerika dipengaruhi oleh Comte, Spencer dll. Hinkle
juga berpendapa setelah 1930 mereka apara cendekiawan dipengaruhi oleh teori aksi Pareto,
Durkheim dan lebih-lebih oleh Weber. Namun demikian, ide-ide dalam sosiologi di Amerika
mula-mula dipelopori oleh teori aksi (Ritzer: 1980, p. 53)
E. Teori Fenomenologi
Fenomenologi secara etimologi berasal dari kata
"phenomenon" yang berarti realitas yang tampak, dan "logos"
yang berarti ilmu. Sehingga secara Tujuan utama fenomenologi
adalah mempelajari bagaimana fenomena dialami dalam
kesadaran, pikiran dan dalam tindakan, seperti bagaimana
fenomena tersebut bernilai atau diterima secara estetis.
Fenomologi mencoba mencari pemahaman bagaimana manusia
mengkonstruksi makna dan konsep-konsep penting, dalam
kerangka intersubjektivitas. Secara terminologi fenomenologi
adalah ilmu berorientasi untuk dapat mendapatkan penjelasan
tentang realitas yang tampak.Fenomena yang tampak adalah
refleksi dari realitas yang tidak berdiri sendiri karena ia
memiliki makna yang memerlukan penafsiran lebih lanjut.
F. Teori Dramaturgi