Nim : 2005030014
1. Teori sosiologi pada awalnya berangkat dari manusia yang telah mulai memikirkan teori
tentang kehidupan social sejak zaman dahulu kala. Ilmu tertua di dunia merupakan filsafat, jadi
lahirnya teori sosiologi sendiri merupakan perkembangan dari ilmu filsafat itu sendiri karena
belum ada istilah sosiologi. Hal ini di buktikan dengan plato dan aristoteles filsuf yang terkenal
dari zaman yunani kuno yang pernah menuliskan buku tentang bagaimana menciptakan
masyarakat yang hidup rukun adil dan bahagia.lalu ada ibnu khaldum filsuf asal timur yang juga
memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu sosiologi pada abad ke 14.
Ibnu khaldun menghasilkan beberapa karya terkenal termasuk al Ibar Wa Diwan al-Mubtad
Wa al-Khabar. Kitab ini mengandungi enam jilid dan paling terkenal, kitab Mukaddimah.
Sehingga kini kitab itu menjadi rujukan umat Islam, khususnya dalam ilmu kajian sosial, politik,
falsafah dan sejarah. Kitab Mukaddimah menghuraikan beberapa peristiwa dalam kehidupan
masyarakat, proses pembentukan negara, faktor kemajuan serta kemunduran, selain
menerangkan beberapa perkara yang berkaitan bidang perniagaan, perindustrian dan pertanian.
Karya Ibnu Khaldun yang menakjubkan itu menjadikannya bergelar sebagai Prolegomena atau
pengenalan kepada pelbagai ilmu perkembangan kehidupan manusia di kalangan ilmuwan Barat.
Bermula dari pemikiran para filsuf terkenal, akhirnya sosiologi berhasil menjadi ilmu yang
independen yang memiliki jalannya sendiri. Namun , istilah sosiologi di ciptakan oleh Tokoh
sosiologi klasik yaitu augus comte filsuf eropa perancis. Dari pemikiran comte muncul istilah
positivism sosiologi yang merupakan cara memahami kehidupan berdasarkan fakta.
Seiring dengan berkembangnya waktu ilmu ini terus berkembang mulai dari teori klasik yang
tokoh terkenalnya comte, karl markx , dan weber. Pada abad 18 dan 19 ini tsosiologi
berkembang cukup signifikan di karenakan revolusi politik di perancis yang menyebabkan
pergeseran focus sosiologi pada pembentukan ketertiban serta perubahan social. Memasuki abad
20 ilmu sosiologi semakin berkembang pesat dan menjadi ilmu yang paling dimanti di amerika.
3. Pemikiran Talcott parson terkait fungsionalisme structural adalah sebuah teori AGIL
Adaptation,Goal Attainment,Integration & Latency (ukuran pemeliharaan ). yang dapat dikaitkan
dengan suatu kegiatan yang diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dari sebuah system. Adapun
empat persyaratan mutlak agar masyarakat dapan berfungsi yaitu :
Adaptasi : sebuah system yang mengahtuskan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Pencapaian tujuan : sebuah system harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.
Integrasi : suatu system harus mengatur antar hubungan bagian bagian yang menjadi
komponennya. System juga harus mengelola antarhubungan ketuga fungsi penting lainya
Latency : Sebuah system harus memperlengkapi memelihara dan memperbaiki, baik motivasi
individual maupun pola pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.
Adapun pemmikiran merton terkait fungsionalisme structural Tiga dasar postulat Struktural-
Fungsional yang dikritik Merton:
Pertama, postulat tentang kesatuan sosial. Postulat ini berlaku standar untuk kepercayaan dan
budaya bagi seluruh masyarakat termasuk individu. Bagi Merton, beberapa standar sosial
tertentu tidak mewakili konteks ini, misalnya kelompok minoritas & masyarakat primitive
Kedua, fungsionalisme universal. Bahwa standar atas bentuk sosial dan kultural memiliki fungsi
positif.
Ketiga, sesuatu yang sangat diperlukan. Dalil ini mendorong ke arah gagasan dimana semua
struktur dan fungsi penting bagi masyarakat.
Pemikiran Robert k merton lebih munyukai teori yang terbatas, teori tingkat menengah, dalam
hal ini merton lebih condong ke Marxian atau sisi kiri dalam dunia politik. Sedangkan parson
lebih suka teori” besar an luas cakupan nya
Teori Interaksionisme Simbolik menawarkan banyak pemikiran yang penting dan menarik.
Selain itu sejumlah tokoh yang menyumbangkan pemikiran nya juga bergabung dengan
pendekatan ini, tokoh yang di maksud antara lain G.H. Mead, Charles H.cooley, William i.
Thomas, Herbert Blummer dan Erving Goffman.
Pada umumnya interaksionisme simbolik ini di mulai dari Mead, yang mengatakan bahwa
interaksionisme simbolik secara umum adalah filsafat pragmatisme dan behaviorisme psikologis.
Filsasat pragmatism adalah pemikiran filsafat yang meliputi banyak hal. Ada beberapa aspek
pragmatism yang memengaruhi orientasi sosiologis yang dikembangkan oleh Mead. Pertama,
menurut pemikiran ini, realitas sebenarnya tak berada “di luar” dunia nyat;realitas “diciptakan
secara aktif saat kita bertindak di dalam dan terhadap dunia nyata. Kedua, manusia mengingat
dan mendasarkan pengetahuan mereka mengenai dunia nyata pada apa yang telah terbukti
berguna bagi mereka. Sedangkan behaviorisme psikologis merupakan sebuah perspektif yang
juga membawanya kearah realis dan empiris. Karena sejatinya behaviorime merupakan suatu
aliran perilaku dalam perspektif psikologi dan beranggapan bahwa semua tindakan yang di
lakukan seperti berpikir dan berperasaan itu di anggap sebagai perilaku.
Menurut George Herbert Mead, Proses memahami sikap atau gesture orang lain disebut
interaksi simbolik. Interaksi Simbolik memiliki makna yang bersifat dinamis karena terbentuk
dalam interaksi sosial. Interaksionisme Simbolik, menurut Mead, menekankan bahwa cara
berpikir dan perilaku individu ditentukan oleh pemahaman dan penafsiran individu terhadap
situasi disekitarnya, yang bisa berbentuk menyetujui atau melawan kondisi yang ada.
Mead adalah orang penting dalam menyumbangkan pemikiranya pada teori ini, Di dalam teori
interaksionisme simbolik dan buku nya yang fenomenal berjudul mind, self dan society adalah
karya tunggal yang amat penting perannya. Karya mead cukup membantu kita untuk dapat
memahami interaksionisme simbolik dengan lebih mudah.
Tindakan, Mead memandang tindakan sebagai “unit primitive” dalam teorinya (1982: 27)
Dalam menganalisis tindakan, pendekatan mead hamper sama dengan pendekatan behavoris dan
memusatkan perhatian pada rsangsangan dan tanggapan atau response. Tetapi rangsangan disini
tidak menghasilkan respon manusia secara otomatis dan tanpa di pikirkan. Seperti dikatakan
mead “kita membayangkan rangsangan sebagai sebuah kesempatan atau peluang untuk
bertindak, bukan sebagai paksaan” rangsangan yang di maksud adalah dorongan naluri untuk
melakukan suatu tindakan.
Mead mengidentifikasi terdapat empat basis dan tahapan tindakan yang saling berkaitan.
Adapun keempat tindakan tersebut antara lain: impuls,persepsi,manipulasi, dan konsumsi. Mead
tertarik kesamaan tindakan antara binatang dan manusia, terutama perbedaan mendasar antara
tindakan kedua makhluk tersebut.
Impuls
Tahapan pertama adalah dorongan hati atau impuls, yang meliputi rangsangan atau stimulus
yang berkaitan dengan indra dan butuh pelampiasan. Contoh sederhana adalah rasa lapar dan
haus, karena ketika mahkhluk hidup (hewan dan manusia) merasakannya pasti ada dorongan
naluri untuk makan. Namun, yang membedakan manusia dan hewan adalah manusia bisa lebih
memutuskan untuk makan sekarang atau nanti karena manusia berpikir reaksi dan waktu yang
tepat.
Persepsi
Tahapan kedua adalah persepsi yaitu melakukan analisis dan memperkirakan tindakan
alternative untuk merespon impuls, dalam hal ini rasalapar dan juga berbagai alat yang tersedia
untuk melampiaskannya. Contoh nya untuk mngurangi rasa lapar manusia berpikir apa
alternative untuk mengurangi nya dan memutuskan untuk makan apa.
Manipulasi
Tahap ketiga adalah manipulasi. Segera metelah impuls menyatakan dirinya sendiri dan
objek telah dipahami, langkah selanjutnya adalah memanipulasi objek atau mengambil tindakan
berkenaan dengan objek itu. Atau memilih langkah yang tepat dengan memikirkan konsekuansi.
Contohnya seorang yang lapar dan hendak makan namun, karena pertama kali ia makan jenis
makanan yang baru ia jumpai maka ia memiliki pertimbangan dahulu seperti mencari bahan nya
terbuat dari apa baru setelah mengehtahui nya layak untuk di konsumsi maka akan langsung di
makan, berbeda dengan hewan yang tanpa pertimbangan langsung makan saja.
Konsumsi
Tahapan keempat adalah konsumsi. Yaitu tahap melakukan tindakan. Pada tahap ini lah actor
akan memutuskan untuk memakan atau tidak. Mengambil tindakan untuk memuaskan dorongan
hati nya. Baik hewan maupun manusia akan makan untuk menghilangkan lapar, akan tetapi
manusia akan lebih menghindarkan makanan basi ataupun beracun di banding hewan karena
manussia memiliki kemampuan manipulasi. Contohnya seorang memakan nasi dan lauk pauk
untuk memuaskan rasa laparnya.
Self
1. Play Stage (tahap bermain).
Tahap ini merupakan tahap awal dimana anak mulai melakukan imitasi peran orang-
orang yang ada disekitarnya. Misalnya : Anak perempuan mengambil peran dalam bermain
menjadi seorang ibu.
Dalam tahap ini anak belajar bertingkah laku sesuai dengan harapan orang lain dalam
status tertentu. Walau pada tahap ini masih merupakan tahap bermain di mana anak belum benar-
benar memiliki peran yang harus dia pertanggungjawabkan.
3. Generalized order
Merupakan harapan-harapan, standar umum, kebiasaan yang berlaku pada tempat tersebut.
Contohnya ; Didaerah A anak perempuan berusia 9 tahun sudah terbiasa dengan mencuci piring
dan menyapu halaman karena dalam masyarakat itu terdapat generalized other yang menyatakan
bahwa membantu orangtua itu baik. Dalam tahap ini, anak dituntut untuk bertingkah laku sesuai
dengan yang diharapkan masyarakat. Dalam tahp ini juga anak diajarkan untuk belajar norma
dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Jika kita membicarakan konsep Mead tentang self,
maka tidak akan lepas dari diskusi Mead tentang “I” and “Me”. Jika kita lihat secara sepintas
bisa kita lihat bahwa keduanya dimana jika kita mempelajari diri kita sebagai objek, maka itu
disebut dengan “Me”. Sedangkan jika kita mempelajari diri kita sebagai subjek maka itulah “I”.