Anda di halaman 1dari 2

Nama : Frederikus Vieri Harjum

Nim : 213020701040
Mata Kuliah : Gerakan Sosial
Dosen Pengampu : Juli Natalia Silalahi, S.Sos.,

TUGAS RESUME
TINJAUN SINGKAT TEORI GERAKAN SOSIAL KLASIK
Dalam Studi gerakan sosial pada masa (1940-1960 an) sangat ditekankan pada aspek
irasionalitas yang mendorong munculnya tindakan kolektif dalam bentuk kekerasan yang
dimana Gerakan sosial pertama kali lahir sebagai reaksi terhadap munculnya gejala
kerumunan, acting mob, kelompok-kelompok panic, perilaku yang berubah-ubah,
kerusuhan massal, hysteria, protes dan tindakan-tindakan kolektif yang dianggap
brutal, intoleran, tidak rasional dan destruktif seperti gerakan Mc Carthysisme di
Amerika Serikat. Ada tiga perspektif atau pandangan teori yang menjadi dasar bagi para
ilmuwan sosial dalam muncul gerakan sosial dan faktor-faktor yang mendorong seseorang
mau bergabung atau melibatkan diri dalam gerakan sosial yaitu:
1.Perspektif fungsionalisme oleh Emile Durkheim
menurut Perspektif ini pandangan tentang kehidupan sosial adalah suatu sebab dan akibat
sebagai sesuatu yang harus selalu ada dalam keteraturan agar dapat bertahan hidup.
Implikasinya segala bentuk tindakan dan gejala yang dinilai mengancam keteraturan akan
dianggap sebagai gangguan atau penyakit yang harus disembuhkan. Adapun tugas-tugas
individu adalah menjaga agar fungsi-fungsi mereka di dalam masyarakat dapat berjalan
secara teratur. Pandangan Durkheim secara pribadi tidak mengkaji gerakan sosial tetapi
pandangannya tentang masyarakat banyak memberi sumbangan konseptual bagi studi- studi
gerakan sosial periode awal. Konsep-konsep tersebut antara lain “anomie” “regulasi sosial”
versus “integrasi sosial” dan “solidaritas sosial” versus “kesadaran kolektif”.

2. Perspektif marxisme - Karl Max

Dalam perspektif Max ini masyarakat tidak bersifat statis karena selalu berada dalam
kondisi yang konfliktual yakni pertentangan kelas Proletar melawan Borjuis. Pandangan ini
didasari oleh sistem ekonomi masyarakat yang bersangkutan dan terciptanya struktur sosial
dalam suatu masyarakat bukan karena individu-individu yang ada di dalamnya saling
bergantung dan berfungsi satu sama lain, melainkan karena adanya kelas yang didominasi dan
kelas yang mendominasi maka gerakan sosial tidak dianggap sebagai penyakit sosial,
melainkan merupakan gejala yang positif. Kemunculannya bukan disebabkan oleh adanya
gangguan dalam struktur sosial, melainkan karena terjadinya proses eksploitasi dan dominasi
satu kelas terhadap kelas lainnya. Gerakan sosial, dengan demikian, dipahami sebagai reaksi
(perlawanan) kaum proletar terhadap kaum borjuis dan merupakan ekspresi dari struktur kelas
yang kontradiktif. Singkatnya, gerakan sosial adalah perjuangan kelas yang lahir karena
adanya kesadaran kelas.

3.Liberal individualisme (para filsuf pencerahan, seperti John Locke, Thomas Hobes,
John Stuart Mill, dan Adam Smith)

Liberalisme pada umumnya hanya untuk hak-hak individu. Para filsuf pencerahan dianggap
berjasa membentuk ide-ide liberal. Ide-ide ini pertama kali disatukan dan disistematisasikan sebagai
ideologi yang berbeda oleh filsuf Inggris John Locke, yang umumnya dianggap sebagai bapak liberalisme
modern. sedangkan Thomas Hobbes berusaha untuk menentukan tujuan dan pembenaran otoritas
pemerintahan di Inggris pasca perang saudara. Hobbes menyimpulkan bahwa hanya kedaulatan mutlak
yang sepenuhnya mampu mempertahankan keamanan tersebut. Hobbes mengembangkan konsep kontrak
sosial hal mana individu, yang berada dalam keadaan alamiah yang anarkis dan brutal, berkumpul dan
secara sukarela menyerahkan beberapa hak individu mereka kepada otoritas negara yang mapan. Dengan
mengadopsi ide Hobbes tentang keadaan alamiah dan kontrak sosial, Locke berpendapat bahwa ketika raja
menjadi tiran, hal itu merupakan pelanggaran kontrak sosial, yang dimaksudkan untuk melindungi
kehidupan, kebebasan dan properti sebagai hak alamiah.

Anda mungkin juga menyukai