Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh
ilmuwan Prancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai
Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di
Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara
khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial Para ilmuwan itu kemudian berupaya
membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap
tahap peradaban manusia.
Para perintis sosiologi meupakan pada mulanya adalah ahli ilmu-ilmu lain yang
kemudian merasa tertarik untuk mengkaji fenomena sosial yang mereka lihat sehingga
pekembangan pemikiran sosiologis terus berkembang, berikut para ahli tokoh sosiologi:
Diantara ke-8 tokoh sosiologi saya akan mengutip pandangan dari August
Comte mengenai sosiologi yang mana sebagai ilmu serta pemicu yang muncul
kemudian sebagai sebuah disiplin ilmu tokoh itu yakni August Comte.
Ia merupakan seorang ahli filsafat dari Perancis, menurutnya sebagaimana yang
dikemukakan oleh L. Layendecker terdapat 3 jenjang yang akan dilewati manusia yaitu:
1. Jenjang teologi, gejala yang bersifat adikodrati.
2. Jenjang metafisika, manusia menyandarkan kekuatan diri pada kekuatan
metafisik.
3. Jenjang positif, hukum digunakan untuk menjelaskan gejala alam dan sosial.
Comte disebut sebagai tokoh sosiologi yang beraliran postivisme, maka dari itu ia
berpendapat bahwa sosiologi sebagai ilmu mempelajari masyarakat yang bersifat ilmiah
dengan menggunakan metode observasi yang sistematik dan kajiannya bersifat
eksperimen, dan analisis nya bersifat historis komparatif.
Dia bahkan juga berpendapat bahwa sosiologi adalah “ratunya” ilmu-ilmu sosial dalam
hierarki ilmu pengetahuan.