Anda di halaman 1dari 19

Perspektif Sosiologi

dan Perspektif
Ilmu Ilmu Sosial

Bahan Kuliah Umum


Universitas BINUS
Semester Genap 2014/2015
Jakarta, Kamis, 9 April 2015
Francisia SSE Seda
Departemen Sosiologi
FISIP-UI
2

Perspektif Sosiologi
 Perspektif Sosiologi pada awalnya tumbuh dan berkembang
di dalam konteks 2 (dua) transformasi sosial yang revolusioner
di Eropa:

 1. Revolusi Industri (pada abad ke-18 dan ke-19)

 2. Revolusi Perancis (1789) sebagai salah satu dampak dari


Proses Pencerahan (Enlightenment) yang telah dimulai
sebelumnya
3

Positivisme dan Evolusi Sosial


 Peletak dasar pemikiran Positivisme di dalam Ilmu-Ilmu
Sosial adalah Auguste Comte
 Comte adalah ilmuwan sosial pertama yang
memberikan istilah Sosiologi pada ilmu mengenai
masyarakat
 Menurut Comte, pendekatan positivis adalah
pendekatan yang berdasarkan prinsip pengamatan
langsung yang kemudian dapat dijelaskan oleh
pernyataan-pernyataan teoretis untuk membuat
generalisasi dari proses sebab-akibat yang terjadi di
dalam masyarakat
4

Positivisme dan Evolusi Sosial


 Comte berpendapat bahwa tugas sosiologi adalah untuk
mendapatkan pengetahuan mengenai dunia sosial yang dapat
diandalkan (reliable) sehingga dapat memberikan prediksi.
Pada gilirannya prediksi ini sosiologi kemudian dapat
melakukan intervensi dan turut mempengaruhi kehidupan sosial
masyarakat.
 Salah satu kritik terhadap pemikiran positivis Comte adalah
bahwa sulit untuk membuat sosiologi menjadi ilmu yang
prediktif
5

Positivisme dan Evolusi Sosial


 Pengaruh pemikiran Positivis Comte pada Evolusi Sosial adalah
Hukum 3 (Tiga) Tahap:

 1. Tahap Teologis

 2. Tahap Metafisikal

 3. Tahap Positif

 Evolusi Sosial menurut Herbert Spencer adalah bahwa serupa


seperti proses evolusi biologis, maka masyarakat mengalami
proses evolusi sosial melalui diferensiasi struktural dan adaptasi
fungsional.

 Sekarang ini pemikiran Evolusi Sosial kurang diperhatikan lagi di


dalam perkembangan pemikiran perspektif sosiologi
6

Karl Marx: Revolusi Kapitalis


 Pendekatan perspektif teoretis Marx: Materialisme Historis
atau yang lebih tepat adalah Konsepsi Materialis mengenai
Sejarah.

 Sejarah perkembangan masyarakat terjadi dan mengalami


perubahan yang bersifat dialektis berdasarkan moda produksi
yang dominan di dalam setiap tahap perkembangannya

 Beberapa tahap perkembangan masyarakat, antara lain,


tahap komunisme primitif, tahap feodalisme, tahap kapitalis,
dan tahap komunisme.

 Salah satu kritik adalah bagaimana membuktikan perspektif


teoretis Marx ini secara empiris
7

Neo-Marxisme: Mazhab Frankfurt dari


Teori Kritis

 Salah seorang perintis adalah Max Horkheimer.

 Para Pemikir Mazhab Frankfurt, antara lain, :

 Theodore Adorno: Tipe Kepribadian Otoriter

 Herbert Marcuse: Manusia Satu Dimensi

 Jurgen Habermas: Tindakan Komunikatif


8

Emile Durkheim: Level Sosial dari


Realitas
 Studi ilmiah mengenai gejala (fenomena) sosial
sangatlah diperlukan
 Sosiologi mempelajari Institusi Sosial (social institutions)
dan Bentuk Sosial (social forms).
 Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari Fakta Sosial
 Salah satu Fakta Sosial adalah Solidaritas Mekanis
dan Solidaritas Organis
 Salah satu kritik adalah bahwa pemikiran Durkheim
kurang dapat menjelaskan konflik dan perubahan sosial
radikal yang dapat terjadi di dalam masyarakat
9

Struktural Fungsionalisme
 Talcott Parsons dan Robert Merton
 Parsons mengemukakan pemikirannya mengenai
bagaimana Tatanan Sosial dapat dipertahankan dan
terus berkembang melalui Skema A-G-I-L
 Merton mengajukan dan mengembangkan pemikirannya
mengenai Middle Range Theories pada berbagai subyek
yang spesifik
 Salah satu kritik adalah bahwa perspektif teoretis
Struktural Fungsionalisme ini sudah kurang dapat
menjelaskan lagi perubahan sosial yang terjadi di dalam
masyarakat sekarang ini
10

Max Weber: Kapitalisme dan Agama


 Weber berusaha menjawab pertanyaan:
“Mengapa Kapitalisme berkembang di dalam
Masyarakat Barat dan tidak di dalam masyarakat
lain ?” Hal ini terjadi karena adanya Semangat
Kapitalisme, yakni, seperangkat kepercayaan dan
nilai yang dimiliki oleh kaum kapitalis awal.
Semangat kapitalisme ini berasal dari Agama
khususnya Agama Kristen khususnya kaum Protestan
Calvinis.
 Salah satu kritik adalah bahwa Semangat
Kapitalisme ini secara empiris dapat ditemukan
pula pada berbagai penganut agama lain selain
kaum Protestan Calvinis
11

Interaksionisme Simbolik
 Interaksionisme Simbolik dengan pemikir utama George
Herbert Mead dan Erving Goffman.
 Interaksionisme Simbolik memfokuskan perhatian pada
berbagai interaksi sosial di dalam konteks tataran mikro
dan bagaimana makna dikonstruksikan dan
ditransmisikan di antara para anggota masyarakat.
 Mead dikenal dengan pemikiran mengenai
perkembangan konsepsi diri dan Goffman mengenai
Dramaturgi.
 Kritik: kurang dapat menjelaskan interaksi pada
tataran meso dan makro
12

Fenomenologi
 Fenomenologi masih termasuk di dalam Perspektif Interaksionis,
secara khusus, bagaimana kehidupan sosial itu dialami secara
aktual.
 Fenomenologi adalah studi sistematis mengenai gejala
(fenomena); bagaimana gejala-gejala ini tampak di dalam
pengalaman manusia
 Pemikir utama adalah Alfred Schutz yang menekankan
pentingnya pengalaman manusia di dalam kehidupan sehari-
hari dan bagaimana hal ini dianggap biasa atau wajar (taken
for granted)
13

Ethnometodologi
 Etnometodologi adalah studi sistematis mengenai metode-
metode yang digunakan oleh para aggota dari suatu
masyarakat tertentu untuk mengkonstruksikan dunia sosial
mereka

 Pemikir utama adalah Harold Garfinkel


14

Dilema-Dilema di dalam Perspektif


Teoretis Sosiologi
 1. Dilema Pertama: Bagaimana kita dapat menghubungkan
tindakan manusia dengan struktur sosial. Apakah kita manusia
menciptakan masyarakat, atau kita manusia yang diciptakan
oleh masyarakat ?

 2. Dilema Kedua: Apakah masyarakat harus digambarkan


secara tertib dan serasi; ataukah, masyarakat harus
digambarkan rentan dan kerap penuh dengan konflik yang
terus-menerus ?
15

Dilema-Dilema di dalam Perspektif


Teoretis Sosiologi
 3. Dilema Ketiga: berkaitan dengan Gender. Apakah
aspek gender perlu diintegrasikan sebagai kategori
umum di dalam pemikiran sosiologis.
 4. Dilema Keempat: berkaitan dengan analisa
mengenai pembangunan sosial modern. Apakah
berbagai proses perubahan di dalam dunia modern
terutama dibentuk oleh pembangunan ekonomi kapitalis
ataukah oleh berbagai faktor lain termasuk faktor-
faktor non-ekonomis. Berbagai jawaban yang diberikan
tergantung pada sikap dan kepercayaan politik yang
dianut oleh berbagai sosiolog.
16

Post Positivis (Pasca Positivis):


Poststrukturalisme dan
Postmodernitas
 POSTSTRUKTURALISME
 Poststrukturalisme: Dekonstruksi, Decentering, Anti Logosentrisme
 Pemikir utama: Michel Foucault
 Pemikiran Foucault:
 1. Arkeologi Pengetahuan
 2. Genealogi Kekuasaan
 3. Kekuasaan/Pengetahuan
 4. Governmentalities
 5. Discourse Analysis
17

Post Positivis (Pasca Positivis):


Poststrukturalisme dan
Postmodernitas
 POSTMODERNITAS
 Postmodernitas: Anti Meta Naratif pada umumnya, khususnya
Anti Narasi Besar di dalam sosiologi. Modernitas adalah
“proyek” yang telah gagal. Tidak ada “kemajuan” di
dalam perkembangan masyarakat. Ilmu pengetahuan tidaklah
dapat memberikan harapan karena tidak ada satu kebenaran
obyektif di dunia ini, yang ada banyak kebenaran yang
variatif. Ada banyak Narasi Kecil yang bersifat lokal dan
kontekstual.
18

Post Positivis (Pasca Positivis):


Poststrukturalisme dan
Postmodernitas
 Postmodernitas

 Pemikir : Jean Baudrillard

 Pemikiran Baudrillard:

 1. Proses De-Differensiasi

 2. Simulasi

 3. Hiperrealitas
19

Daftar Referensi
 1. Giddens, Anthony. Sociology. 6th Edition. Cambridge, UK:
Polity Press, 2009.

 2. Ritzer, George. Modern Sociological Theory. Seventh


Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, 2008.

Anda mungkin juga menyukai