masalah sosial secara objektif. Analisis sosial diarahkan untuk memperoleh gambaran
dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh mana terjadi perubahan sosial, bagaimana
institusi sosial yang menyebabkan masalah-masalah sosial, dan juga dampak sosial
Proses analisa sosial adalah usaha untuk mendapatkan gambaran yang lebih
Suatu analisis pada dasarnya “mirip” dengan sebuah “penelitian akademis” yang
berusaha menyingkap suatu hal atau aspek tertentu. Analisis sosial bukan hanya
sekedar melakukan riset dengan upaya mengumpulkan data sebagai bagian dari
menjawab apa yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat, dan mengapa hal
tersebut terjadi dan bagaimana proses terjadinya. Analisis sosial seyogyanya mampu
Analisa sosial merupakan upaya untuk mengurai logika, nalar, struktur, atau
kepentingan dibalik sebuah fenomena sosial. Analisa sosial hendak menangkap logika
struktural atau nalar dibalik sebuah gejala sosial. Analisa sosial dengan demikian
material, empiris, dan bukan sebaliknya, mistis, atau spiritualistik. Analisa sosial
Tugas teori sosial menurut Freire adalah melakukan apa yang disebutnya
sebagai conscientizacao atau proses penyadaran terhadap sistem dan struktur yang
menindas, yakni suatu sistem dan struktur, Proses dehumanisasi yang membunuh
kemanusiaan. Gramsci menyebut proses ini sebagai upaya counter hegemony. Proses
dehumaniasi tersebut terselenggara melalui mekanisme kekerasan, baik yang fisik dan
dipaksakan, maupun melalui cara penjinakan yang halus, yang keduanya bersifat
struktural dan sistemik. Artinya kekerasan dehumanisasi tidak selalu berbentuk jelas
dan mudah dikenali. Kemiskinan struktural, misalnya, pada dasarnya adalah suatu
sebagian besar terselenggara melalui proses hegemoni: cara pandang, cara berfikir,
tentang estetika belaka. Kesenian dan kebudayaan tidaklah berada dalam ruang dan
masa yang steril, melainkan dalam sistem dan struktur yang bersifat hegemonik.
Freire (1970) membagi ideologi teori sosial dalam tiga kerangka besar yang
gagasan Freire pada dasarnya mengacu pada suatu landasan bahwa pendidikan adalah
proses memanusiakan manusia kembali. Gagasan ini berangkat dari suatu analisis
bahwa sistem kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya masyarakat, menjadikan
kesadaran atau pandangan hidup masyarakat terhadap diri mereka sendiri. Freire
Pada dasarnya semua realitas sosial dapat dianalisis, namun dalam konteks
transformasi sosial, maka paling tidak objek analisa sosial harus relevan dengan target
perubahan sosial yang direncanakan yang sesuai dengan visi atau misi organisasi.
UU.
Analisis sosial secara sederhana dapat kita sebut sebagai sebuah alat, yang
sekitar, global maupun lokal. Dalam studi ilmu-ilmu sosial, untuk menganilisis
kondisi sosial maka kita harus berpijak dalam empat paradigma (baca: cara pandang)
yang didasarkan pada perbedaan anggapan metateori tentang sifat dasar ilmu sosial
dan sifat dasar dari masyarakat. Empat paradigma tersebut yang dibangun atas
pandangan-pandangan yang berbeda mengenai dunia sosial satu dengan yang lain
kepilihan metode seperti apa yang layak dimbil, maka kita harus berangkat dari
nature)dan metodologi.
Asumsi tentang ontologis dalah berawal dari pertanyaan “apa”. Jadi asumsi
ontologis ini adalah apakah kenyataan diteliti sebagai sesuatu di luar yang
Adapun asumsi Human natur membawa kita kepada satu upaya penyadaran diri.
Asumsi terakhir sebenarnya merupkan satu muara ketika orang yang memperdebatkan
yang cukup banyak. Tapi yang akhirnya tercatat adalah perdebatan masing masing
asumsi yang membawa pada aliran aliran tertentu. Perdebatan mengenai ontologis
sesuatu diluar diri yang merupakan suatu pengandaian konsep dan label. Artinya
benda ini diberi nama hanya sekedar ”rekaan” manusia agar menjadi pemahaman
bersama, dalam hal ini bahasa juga termasuk di dalamnya dan aliran realisme (realitas
yang di luar “diri” itu adalah suatu kenyataan yang “hidup”dan merupakan tatanan
nisbi yang tepat. Artinya kenyataan itu lebih merupakan entitas empiris.
orang sosial. perdebatan ini membawa kita pada aliran positivis (satu aliran yang
memahami bahwa hipotesa tentang kondisi alam sosial dapat dibuktikan secara
empirik melalui eksperimen, dan aliran anti positivistik (yaitu satu aliran yang tidak
mau menerapkan satu tatanan sosial terhadap peristiwa sosial yang lain, jadi manusia
bukanlah pengamat tetapi satu entitas yang terlibat dalam struktur tatanan sosial.
Selanjutnya debat mengenai human natur termasuk debat yang cukup tua dan
beranggapan bahwa lingkungan ditentukan oleh kreatifitas manusia itu sendiri. Kedua
anggapan inilah yang merupakan unsur paling utama dan hakiki dalam teori ilmu
sosial.
Adapun debat metodelogis, melahirkan dua aliran besar pula, yaitu ideografis
yang menyatakan bahwa seseorang akan memahami kondisi sosial suatu masyarakat
jika dia terlibat langsung dengan masyarakat itu. Aliran yang kedua adalah aliran
nomotetis, yaitu aliran yang mementingkan pada seperangkat tehnik dan alat
D. EMPAT PARADIGMA
Setelah melalui perdebatan yang panjang, para ahli sosiologi akhirnya sepakat untuk
menentukan cara baru dalam menganalisa empat paradigma (dengan tetap memasukkan unsur –
1. Humanis Radikal, yaitu suatu paradigma yang dianut oleh orang-orang yang berminat
yang kemudian dipakai adalah nominalis, anti positivistik, volunteris dan idiolografis.
Pandangan dasarnya bahwa ada satu suprastruktur idiologis diluar diri yang
radikal juga yaitu perubahan yang mendasar dengan mengabaikan semua tatanan sosial
yang membelenggu perkembanga diri manusia oleh karena pandangan ini bersifat utopis
4. Paradigma Fungsionalis. Paradigma inilah yang paling banyak di anut di dunia mereka
merupakan “tuhan “ bagi mereka dia berpijak pada sosiologi keteraturan juga.
Fungsi utama mengenal empat paradigma di atas adalah kita dapat memahami kerangka
berfikir seseorang dalam teori sosial dan merupakan alat untuk memetakan perjalanan pemikiran
teori sosial seseorang terhadap persoalan sosial. Dengan pemahaman ini, tiap diri bisa memetakan
teori-teori yang ada untuk kemudian dengan kesadaran masing-masing melalui pengalaman dan
E. Langkah-langkah ANSOS
arti realitas yang dianalsis merupakan masalah yang memiliki signifikansi sosial
Untuk dapat menganalisis masalah secara utuh, maka perlu didukung dengan data
dan informasi penunjang yang lengkap dan relevan, baik melalui dokumen media
dan agama dilakukan pada tahap ini. Melalui analisis secara komphrehensif
antara aspek.
4. Mengembangkan presepsi
yang objektif. pada tahap ini akan muncul beberapa kemungkinan implikasi
5. Menarik kesimpulan
Pada tahap ini telah diperoleh kesimpulan tentang; akar masalah, pihak mana saja
yang terlibat, pihak yang diuntungkan dan dirugikan, akibat yang dimunculkan
secara politik, sosial dan ekonomi serta paradigma tindakan yang bisa dilakukan
Ingat, paradigma gerakan PMII adalah kritis transformatif, artinya PMII dituntut
peka dan mampu membaca realitas sosial secara objektif (kritis), sekaligus terlibat aktif
dalam aksi perubahan sosial (transformatif). Transformasi sosial yang dilakukan PMII
akan berjalan secara efektif jika kader PMII memiliki kesadaran kritis dalam melihat
realitas sosial. Kesadaran kritis akan muncul apabila dilandasi dengan cara pandangan
kemampuan analisis sosial secara baik. Artinya, strategi gerakan PMII dengan
paradigma kritis transformatif akan dapat terlaksana secara efektif apabila ditopang