Sosiologi pada hakekatnya bukan semata-mata ilmu murni yang mengembangkan ilmu
pengetahuan yang abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun
sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan yang menyajikan cara-cara untuk
mempergunakan pengetahuan ilmiah guna memecahkan masalah praktis atau masalah
sosial yang perlu ditanggulangi (Horton & Hunt, 1987 :41). Kekhususan sosiologi adalah
bahwa perilaku manusia selalu dilihat dalam kaitannya dengan struktur
kemasyarakatan dan kebudayaan yang dimiliki, dibagi, dan ditunjang bersama (Veeger,
1985 : 3 ).
Perkembangan Sosiologi
Sejak awal kelahirannya, sosiologi banyak dipengaruhi oleh filsafat sosial. Tetapi
berbeda dengan filsafat sosial yang banyak dipengaruhi ilmu alam dan memandang
masyarakat sebagai “mekanisme” yang dikuasai hukum-hukum mekanis, sosiologi
menempatkan warga masyarakat sebagai individu yang relatif bebas. Perkembangan
sosiologi makin mantap terjadi pada tahun 1895, ketika Emile Durkheim menulis buku
“Rules of Sociology “. Durkheim menguraikan tentang pentingnya metode ilmiah di
dalam sosiologi untuk meneliti fakta sosial. Menurut Durkheim, tugas sosiologi adalah
mempelajari apa yang ia sebut fakta sosial, yakni sebuah kekuatan dan struktur yang
bersifat eksternal, tetapi mampu mempengaruhi perilaku individu. Fakta sosial
merupakan cara-cara bertindak, berfikir dan berperasaan yang berada di luar individu,
dan mempunyai kekuatan memaksa yang mengendalikannya. Yang dimaksud fakta
sosial disini bukan hanya bersifat material tetapi juga nonmaterial seperti kultur,
agama, atau institusi sosial.
Pendiri sosiologi lainnya, Max Weber, memiliki pendekatan yang berbeda dengan
Durkheim. Menurut Weber, sebagai ilmu yang mencoba memahami masyarakat dan
perubahan –perubahan yang terjadi di dalamnya, sosiologi tidak semestinya berkutat
pada soal-soal pengukuran yang sifatnya kuantitatif dan sekedar mengkaji pengaruh
faktor-faktor eksternal, tetapi yang lebih penting sosiologi bergerak pada upaya
memahami di tingkat makna, dan mencoba mencari penjelasan pada faktor-faktor
internal yang ada pada masyarakat itu sendiri.
Pada abad 20, perkembangan sosiologi makin variatif. Dipelopori tokoh-tokoh ilmu
sosial kontemporer, terutama Anthoni Gidden. Fokus nimat sosiologi bergeser
dari structures ke agency, dari masyarakat yang dipahami terutama seperangkat
batasan eksternal yang membatasi bidang pilihan yang bersedia untuk anggota-anggota
masyarakat tersebut, dan dalam beberapa hal menentukan perilaku mereka, menuju ke
era baru ; memahami latar belakang sosial sebagai kumpulan sumber daya yang diambil
oleh aktor-aktor untuk mengejar kepentingan mereka sendiri.
Secara teoritis sekurang-kurangnya ada dua syarat bagi terjadinya suatu interaksi
sosial, yaitu terjadinya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial tidak tergantung
dari tindakan, tetapi juga tergantung pada adanya tanggapan terhadap tindakan
tersebut.
Tokoh-Tokoh Sosiologi
1. Emile Durkheim
David É mile Durkheim (15 April November 1917) dikenal sebagai salah satu
pencetus sosiologi modern.Menurut Durkheim, pokok bahasan sosiologi adalah
fakta-fakta sosial.Fakta sosial adalah pola-pola atau sistem yang mempengaruhi
cara manusia bertindak, berpikir, dan merasa.Fakta sosial tersebut berada di
luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa atau mengendalikan individu
tersebut.
2. Max Weber
Maximilian Weber (lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864 – meninggal di
Mü nchen, Jerman, 14 Juni 1920 pada umur 56 tahun). Seorang ahli ekonomi
politik dan sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu
sosiologi dan administrasi negara modern. Menurut Max Weber, pokok kajian
sosiologi adalah tindakan sosial.Namun tidak semua tindakan manusia dapat
dianggap sebagai tindakan sosial.Suatu tindakan dianggap sebagai tindakan
sosial hanya jika tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan
perilaku orang lain.
3. Wright Mills
Charles Wright Mills merupakan sosiolog asal Amerika (28 August 1916 – 20
March 1962). Ia adalah profesor di Colombia University dari tahun 1946 hingga
meninggal pada tahun 1962. Pokok bahasan sosiologi menurut C. Wright Mills
terkenal dengan sebutan khayalan sosiologis (the sociological imagination).
Khayalan sosiologi diperlukan untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat
maupun yang ada dalam diri manusia.Menurut Mills, dengan khayalan sosiologis,
kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan
hubungan antara keduanya.
4. Peter L Berger
Peter Ludwig Berger (lahir tanggal 17 Maret 1929) adalah seorang sosiolog yang
dikenal karena pekerjaannya di bidang sosiologi pengetahuan, sosiologi agama,
penelitian tentang modernisasi dan kontribusi teoretis pada teori
kemasyarakatan. Pokok bahasan sosiologi menurut Berger adalah pengungkapan
realitas sosial. Seorang sosiolog harus bisa menyingkap berbagai fenomena yang
menjadi suatu realitas yang tidak terduga.
Peran Sosiologi
Kehidupan yang ada di dalam masyarakat Indonesia, cederung dikenal
dengan multietnis dan multikultural. Dalam hal ini kajian sosiologi sangat
berperan penting dalam mewujudkan integrasi sosial atau bentuk
persatuan nasional. Pemanfaatan ilmu sosiologi ini lebih terasa praktis dan
bahkan sifatnya bisa dilihat pada penggunaannya yang cederung mengatasi
permasalahan sosial akibat globalisasi di masyarakat.