Anda di halaman 1dari 23

PENGANTAR SOSIOLOGI

Donny Prastya, M.Si


Ruang Lingkup :
Tuhan Menciptakan
individu
Manusia sosial
(makhluk multi dimensional) spiritual

dengan kecerdasannya
mampu

memisahkan fungsi berdasarkan


kepentingan, kebutuhan & kondisi sosial
Manusia sebagai makhluk sosial

tidak mampu hidup sendiri secara fisik &


sosial budaya

pemenuhan kebutuhan fungsi-fungsi sosial,


perlu penyelarasan & penyesuaian
kebutuhan individu, kelompok maupun sosial

diawali dengan interaksi sosial/ tindakan


komunikasi secara verbal,non verbal &
simbolis.
Kebutuhan sinergi fungsional dalam penuhi
kebutuhan lahirkan norma-norma & nilai-
nilai sosial tercipta keseimbangan sosial
dan tatanan sosial

Habermas : Interaksi sosial (kelompok &


masyarakat) tindakan ekonomi
perspektif sosiologi

obyek pengamatan sosiologi


komunikasi
* Obyek Sosiologi Komunikasi

Obyek Keilmuan

Materiil Formal
manusia (masyarakat) Proses sosial dan komunikasi
(interaksi sosial) ;
- Telematika dan realitasnya
- Efek media dan norma sosial baru
- Perubahan sosial dan komunikasi
- Masalah sosial dan media massa
- Cybercommunity
- Aspek hukum dan bisnis media
Unsur-unsur Masyarakat
 Manusia yang hidup bersama
Di dalam Ilmu Sosial tidak ada ukuran mutlak ataupun angka pasti
untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan
tetapi secara teoretis angka minimnya adalah dua orang yang hidup
bersama.

 Bercampur untuk waktu yang cukup lama.


Oleh karena dengan berkumpulnya manusia akan timbul manusia-manusia baru. Manusia
itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti; mereka juga mempunyai keinginan
untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup
bersam itu, timbulah sistem komunikasi dan timbulah peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antara manusia dalam kelompok tersebut.
 Mereka sadar bahwa mereka Merupakan satu kesatuan

 Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama dalam


suatu wilayah tertentu. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan oleh karena setiap anggota
kelompok merasa dirinya terikat satu dengan lainnya.

 Menghasilkan suatu budaya. Budaya menurut


koentjaraningrat “Hasil cipta, rasa dan karsa” manusia.
Pada dasarnya semua manusia dapat menciptakan
suatu budaya.
Apa sosiologi itu ?

 Dari asal kata “socius” ( bhs. Latin ) yang berarti


kawan, dan “logos” ( bhs. Yunani ) yang bararti
kata atau berbicara. Jadi sociuc logos berarti
berbicara mengenai pertemanan. Atau dengan
kata lain berbicara tentang masyarakat.
 Berdasarkan pengertian atau definisi:
Menurut Donald Light Jr. dan Suzanne Keller
“Sociology is essentially the study of human
societies and human behavior in social setting”
( sosiologi pada dasarnya ilmu yang mempelajari
tentang masyarakat dan perilaku manusia dalam
seting sosial ).
Menurut Pitirim Sorokin sosiologi adalah disiplin
ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan
dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala-
gejala sosial, serta antara gejala sosial dan gejala
non-sosial.

Menurut Selo Soemardjan sosiologi adalah


disiplin ilmu pengatahuan yang mempelajari
stuktur sosial, dan proses-proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial.
Mengapa sosiologi dinyatakan sebagai disiplin
ilmu pengetahuan ?

Syarat dari suatu ilmu pengetahuan harus


meliputi unsur-unsur:
1. Memiliki objek berupa pengetahuan
( knowledge )
yang menjadi pembahasan.
2. Pembahasan tersusun secara sistematis.
3. Merupakan hasil pemikiran logis.
4. Dapat dibuktikan kebenarannya ( verification )
melalui suatu penelitian.
5. Dapat dibuktikan ketidak-benarannya
( falsification
) melalui suatu penelitian lain yang serupa.
Berdasarkan syarat-syarat ilmu pengetahuan
tersebut diatas, karya-karya sosiologi sungguh
memenuhi unsur-unsur yang ditetapkan dalam
ilmu pengetahuan yakni memiliki objek
pengetahuan yang dibahas, pembahasan
tersusun secara sistematis, dengan
menggunakan pemikiran logis, dapat dibuktikan
kebenaran maupun ketidak-benarannya melalui
proses penelitian. Dengan demikian sosiologi
tergolong sebagai ilmu pengetahuan ilmiah.

Contoh: “Suicide” karya Emille Durkeim.


“The Protestant Etic and the Spirit of
Capitalism” karya Max Weber. dll.
Sosiologi selain memenuhi unsur-unsur sebagai ilmu
pengetahuan ilmiah, juga memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Sosiologi bersifat empiris, yakni berdasarkan hasil
penelitian atas pengalaman nyata, tidak spekulatif.
2. Sosiologi bersifat teoritis, yakni berusaha
menyusun abstraksi pemikiran teoritis dari hasil
penelitian.
3. Sosiologi bersifat kumulatif, yakni dibentuk atas
dasar teori-teori yang sudah ada.
4. Sosiologi bersifat non-etis, yakni tidak
membicarakan baik-buruk ( das Sollen ), tetapi
menggambarkan kenyataan ( das Sein ).
Sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan sosiologi tentu
mengembangkan metode dalam menghasilkan karya
ilmiah. Metode apa yang dikembangkan oleh sosiologi ?

Secara garis besar ada 2 jenis metode yang


dikembangkan yakni:
1. Metode kuantitatif. Pada metode ini lebih
mengutamakan data berupa angka-angka serta
penggunaan tehnik statistik dalam analisisnya.
2. Metode kualitatif. Pada metode ini lebih
mengutamakan data yang tidak dapat diukur secara
eksak. Sehingga lebih bersifat deskriptif kualitatif.
TIGA PARADIGMA SOSIOLOGI

1. FAKTA SOSIAL
TEORI FUNGSIONALISME/
STRUKTURAL FUNGSIONAL

2. DEFINISI SOSIAL
TEORI INTERAKSI SIMBOLIK

3. PERILAKU SOSIAL
TEORI PERTUKARAN
SOSIAL
PARADIGMA FAKTA SOSIAL
Terdiri dari :

STRUKTUR SOSIAL

PRANATA-PRANATA SOSIAL

Dapat berwujud :

KELOMPOK (Politik, Ekonomi, Olah Raga dsb)

KESATUAN MASYARAKAT (sistem sosial,


posisi sosial, peranan sosial, norma-norma, adat
istiadat, keluarga, pemerintahan dsb).
* Ciri-ciri :
1. general (bersifat umum) berlakunya
tidak hanya untuk perseorangan, melainkan
berlaku umum bagi komunitasnya.

2. external (eksternal) eksistensinya


atau
keberadaanya di luar eksistensi individu.

3. coercion (memaksa) setiap orang


tidak boleh memberikan arti semaunya sendiri
terhadap suatu fakta, melainkan harus
memberikan arti sebagaimana telah disepakati
secara umum.
TEORI FUNGSIONALISME
Beberapa Asumsi :
1. Corak perilaku timbul karena secara
fungsional bermanfaat.

2. Masyarakat terintegrasi melalui nilai-


nilai bersama.

3. Setiap unsur dalam masyarakat


mempunyai fungsi,memberi sumbangan
terpeliharanya masyarakat sebagai suatu
sistem.
PARADIGMA DEFINISI SOSIAL
Max Weber :
* Proses pendefinisian realitas sosial
* Bagaimana manusia mendefinisikan
situasi (intrasubyektif & intersubyektif)
sehingga lahirkan tindakan-tindakan
tertentu sebagai akibatnya.
* Manusia kreatif dalam membentuk
realitas sosial (dunianya sendiri)
* 4 tipe Tindakan sosial

rasional instrumental
orientasi nilai
tdk rasional
afektif
tradisional
TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK
Beberapa Asumsi :
1. Kehidupan bermasyarakat terbentuk
melalui proses interaksi dan komunikasi
antar individu/kelompok menggunakan
simbol-simbol yang dipahami maknanya
melalui proses belajar.

2. Tindakan manusia bukan respon


langsung terhadap stimulus tetapi melalui
proses berpikir.
PARADIGMA PERILAKU SOSIAL
Ritzer :
1. Obyek studinya adalah human behavior,
berusaha mencari & memprediksi
perilaku sosial yang terjadi sebagai hasil
interaksi antara anggota masyarakat
2. Bagaimana respon seseorang terhadap
stimuli yang dihadapi
3. Manusia itu pada dasarnya merupakan
makhluk pengejar keuntungan/ ganjaran
TEORI PERTUKARAN SOSIAL
Beberapa Asumsi :
1. Manusia tidak bertindak secara
rasional sepenuhnya, dalam interaksinya
cenderung berpikir untung rugi.

2. Manusia berusaha memperoleh hasil


dalam wujud material, tetapi juga
melibatkan dan menghasilkan sesuatu
yang bersifat non material (emosi,
perasaan suka, sentimen)
1. Tindakan manfaat/ganjaran/tanggapan
positif tindakan dilakukan lagi
2. Stimulus ganjaran/tanggapan positif
lakukan tindakan yang sama
3. Tindakan bernilai sering diulangi
(khususnya ketika hadapi alternatif pilihan)
4. Tindakan ganjaran istimewa (sering)
ganjaran jadi kurang
bermakna
5. * Tindakan tidak dapat
ganjaran yang
diharapkan perlawanan (lebih
bernilai)

Anda mungkin juga menyukai