Anda di halaman 1dari 11

Catatan pada tanggal 29 Juli 2019 bersama almarhum Pak Dewa

Peran sosiologi dibagi menjadi


-> Abstrak : Sebab-akibat
logika
Ilmu/science

Kenapa Abstrak? Karena kata pak Dewa, teori itu selalu abstrak, karena teori itu suatu
peristiwa yang memiliki sebab-akibat.

-> Nyata : Pengalaman


Pengetahuan
Kenapa Nyata? Karena sosiologi itu ilmu pengetahuan yang masih abstrak, karena
teori ini selalu diamati, teliti, maka teori ini menjadi sebuah pengetahuan.

Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan

1. Sejarah Perkembangan Sosiologi


Sosiologi lahir dari gejolak efek revolusi industri, akibatnya banyak terjadi eksploitasi
tenaga kerja dan urbanisasi yang sangat besar. Pada tahun 1798 terjadi revolusi Prancis
yang menimbulkan banyak kekhawatiran ditengah masyarakat. August Comte merancang
instrumen penelitian yang digunakan untuk mempelajari pola perilaku masyarakat, dan
penelitian ini lah yang dinamakan Sosiologi.

2. Konsep dasar Sosiologi


Auguste Comte (comtri, inget aja teorinya 3) : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan
sesamanya.
Awalnya ia mengembangkan suatu disiplin ilmu yang disebut fisika sosial yang menjadi
sosiologi, karena mencoba mengadopsi ilmu alam ke dalam ranah sosial.
*Pemikiran Comte adalah mengenai hukum tiga tahap pemikiran manusia, yaitu tahap
teologis menekankan kepercayaan terhadap kekuatan supranatural , kemudian tahap
metafisik menekankan pada kekuatan-kekuatan abstrak, misalnya alam, dan tahap
positivistic kepercayaan kepada ilmu pengetahuan.

Emile Durkheim : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial
merupakan cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu, serta
mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan.
Fakta sosial adalah suatu struktur yang berada di luar individu (eksternal), dan bersifat
memaksa. Selain fakta sosial, konsep Durkheim yang terkenal adalah pembagian kerja
(division of labor) yang merupakan bagian dari perubahan sosial masyarakat mekanik
(belom ada pembagian kerja/pembagian kerjanya belum kompleks) ketergantungan di desa
lebih rendah dibanding yg di kota. Melakukan pekerjaan untuk dirinya sendiri, bukan buat
orang lain. Masyarakat tradisional solidaritasnya lbh tinggi, punya kesadaran akan suatu
pekerjaan (masy. mekanik). ke masyarakat organik (sudah ada pembagian kerja) kesadaran
masyarakatnya lebih rendah, sifat masyarakatnya individualis.

Max Weber (wb pilarnya 4, tindakannya 4): Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
tindakan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan dengan
mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang lain.
4 Tindakan Sosial :
1. Tindakan tradisional, yaitu tindakan yang dilakukan karena kebiasaan
2. Tindakan afektif, yaitu tindakan yang dilandasi oleh perasaan atau emosional
3. Tindakan berorientasi pada nilai, yaitu tindakan yang dilakukan berdasarkan
pada suatu keyakinan
4. Tindakan rasional instrumental, yaitu menggunakan alat atau cara tertentu dalam
mencapai suatu tujuan.

Karl Marx : Kajian sosiologi yang terkenal dari Marx adalah konflik sosial antara majikan
dengan buruh.
*Pemikirannya tentang Golongan majikan atau pemilik modal dikenal dengan istilah borjuis,
sedangkan buruh dikenal dengan istilah proletar.
*Terjadi Konflik karena kaum buruh ingin seperti majikan.

Hakikat Sosiologi

● Sosiologi merupakan Ilmu Sosial


● Sosiologi Termasuk ilmu Pengetahuan yang Kategoris, maksudnya sosiologi
membatasi pembahasan pada apa yang sedang terjadi, bukan pada apa yang akan
terjadi, juga bukan pada sesuatu yang seharusnya terjadi.
● Sosiologi Adalah Ilmu Pengetahuan Murni, artinya suatu ilmu yang bertujuan
untuk mengembangkan dan meningkatkan mutunya tanpa dipergunakan dalam
masyarakat.
● Sosiologi merupakan Ilmu Pengetahuan yang Abstrak, artinya Sosiologi
melakukan pengamatan terhadap bentuk dan pola yang terjadi dalam masyarakat,
bukan merupakan wujud konkret.
● Sosiologi adalah ilmu yang rasional, Artinya Sosiologi tidak berlawanan dengan
akal sehat dan kenyataan yang ada, serta dalam penelitiannya menggunakan
metode- metode sosiologi.
● Sosiologi Termasuk Ilmu Pengetahuan Umum, Artinya Sosiologi mempelajari
gejala umum yang terjadi pada objek studinya yaitu masyarakat. Gejala umum yang
dipelajari lebih ditekankan pada interaksi yang terjadi.

Objek Kajian sosiologi adalah manusia.

Ciri ciri sosiologi

● Sosiologi bersifat empiris : sosiologi sebagai ilmu dilandasi pada observasi


kenyataan dan tidak bersifat spekulatif atau mengira-ngira suatu kebenaran.
● Sosiologi bersifat teoritis : ilmu pengetahuan dibangun menjadi sebuah teori
(abstraksi) yang disusun secara logis untuk tujuan mencari sebab akibat dari suatu
fenomena sosial.
● Sosiologi bersifat kumulatif : disusun berdasarkan teori-teori yang sudah ada
sebelumnya.
● Sosiologi bersifat nonetis : sosiologi mempersoalkan fakta yang terjadi di
masyarakat, bukan tentang baik dan buruknya fakta

Fungsi Sosiologi

Dalam perencanaan sosial


● untuk mengetahui perubahan yang terjadi di masyarakat
● Perencanaan disusun atas dasar kenyataan yang faktual
● untuk mengantisipasi berbagai masalah yang timbul di masyarakat
● untuk mengetahui perkembangan masyarakat, sehingga dapat menghimpun
kekuatan sosial di masyarakat
● untuk memahami perkembangan masyarakat , baik desa maupun kota,
sehingga proses penyusunan perencanaan sosial dapat dilakukan.

Dalam penelitian fungsi sosiologi dalam penelitian sosial


● Untuk mempertimbangkan berbagai gejala sosial yang timbul dalam
kehidupan masyarakat
● Untuk memahami pola tingkah laku manusia di masyarakat
● Untuk bersikap hati-hati dan selalu berpikir rasional
● Untuk dapat melihat perubahan tingkah laku anggota masyarakat
● Untuk dapat memahami simbol, kode, dan berbagai istilah yang menjadi objek
penelitian.

Dalam pembangunan
● Tahap perencanaan : untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat,
sehingga memerlukan data-data yang relatif lengkap,
● Tahap pelaksanaan : pengawasan terhadap kekuatan sosial dan
perubahan sosial di masyarakat.
● Tahap Evaluasi : analisis dampak sosial pembangunan.

Dalam pemecahan masalah sosial

● Metode Antisipatif : sifatnya mencegah, serta mempersiapkan untuk


sesuatu yang mungkin terjadi.
● Metode Represif : membuat jera pelaku pelanggaran.
● Metode Restitutif : pemberian penghargaan/reward kepada seseorang
yang menaati hukum

Hubungan sosial
Hubungan sosial adalah hubungan antara perseorangan dengan perorangan atau
antara perseorangan dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok, yang saling
mempengaruhi dan juga didasarkan oleh kesadaran untuk saling membantu.

Catatan dari pak dewa bahwa

1. Tindakan Sosial
tipe - tipe :
1. Tindakan Rasional Instrumental : didasari oleh tujuan yang telah matang
2. Tindakan Rasional Berorientasi Nilai : berdasarkan suatu keyakinan.
3. Tindakan Tradisional : mengikuti tradisi atau kebiasaan yang sudah baku.
4. Tindakan Afektif : dikuasai oleh perasaan ataupun emosi, tanpa
pertimbangan yang matang.
Apa yg membedakan instrumental dan berorientasi nilai?
=> yg instrumen itu punya tujuan yang menggunakan alat dan intinya mereka tahu
betul segala caranya untuk mencapai tujuannya. Sedangkan berorientasi nilai,
mereka tidak terlalu memikirkan tujuan tetapi mereka lebih melihat nilai sosialnya.
Contohnya bantuan sosial yg diberikan misalnya cuman dikasih duit doank.
sedangkan yg instrumental, mereka ingin bantu cuman mereka harus tahu barang apa
yg akan dibutuhkan sehingga dapat diberikan dengan tepat sesuai kebutuhan.

2. Interaksi Sosial

Hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,
maupun kelompok satu dengan kelompok lainnya.
Jenis - jenis :
1. Individu dengan Individu : individu akan membuat aksi kepada orang lain dengan
tujuan orang lain memberikan reaksi atas aksi yang dilakukannya.
2. Individu dengan Kelompok : seorang individu berinteraksi dengan kelompok.
3. Kelompok dengan Kelompok : kepentingan kelompok, sehingga kepentingan
individu- individu tidak muncul.

Ciri - ciri :
1. Pelakunya lebih dari satu orang.
2. Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
3. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas,
4. Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung
Faktor - faktor yang mempengaruhi
1. Imitasi : meniru orang lain sebagai tokoh idealnya. (tidak disadari). Meski
identik dengan tidak sadar, tapi sebenarnya bisa juga dilakukan dgn sadar. Contoh
ketika dewasa, seseorang meniru komedian melalui cara bicaranya. (impersonate)
2. Identifikasi : keinginan untuk menjadi sama dengan orang lain. (disadari). Mereka
lebih ke secara perfect, misal wajahnya atau bentuknya atau lebih detail intinya.
3. Sugesti : pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain
4. Simpati : proses merasa tertarik pada orang lain.
5. Empati : kemampuan untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang
lain
6. Motivasi : dorongan yang diberikan seorang individu kepada individu yang lain

Bentuk bentuk Interaksi

Asosiatif (Kesatuan dan kerjasama)


1. Kerjasama (koalisi partai)
● kooptasi :Penerima unsur baru

2. Akomodasi (penyesuaian individu/kelompok untuk mengatasi ketegangan)


● Koersi, : berlangsung karena paksaan kehendak suatu pihak
terhadap pihak lain yang lemah dengan dominasi suatu kelompok
atas kelompok lain.
● Kompromi :pihak-pihak terlibat perselisihan saling meredakan
tuntutan
● Arbitrase : terdapat pihak yang berselisih tidak sanggup
mencapai kompromi sendiri. Contoh : hakim bisa memberi keputusan
(Pihak ketiga bisa memberi keputusan)
● Mediasi : melibatkan pihak ketiga untuk penengah atau juru
damai. (Pihak ketiga tidak bisa memberi keputusan)
3. Akulturasi
4. Asimilasi

Disosiatif (Konflik dan perpecahan)

1. Kompetisi : Tujuannya sama dan dilakukan secara sportif


2. Kontravensi : Menentang secara tersembunyi dan tidak diungkapkan
secara terbuka
3. Konflik sosial : Ada ancaman dan kekerasan secara terbuka

Ragam Gejala Sosial


Gejala-gejala sosial yang ada di masyarakat dapat diartikan sebagai fenomena yang
menandai munculnya permasalahan sosial di masyarakat. Fenomena sosial merupakan
gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dan dapat diamati dalam kehidupan
sosial. Munculnya fenomena sosial di masyarakat berawal dari adanya perubahan sosial
dan juga dapat menimbulkan masalah sosial, seperti kesenjangan sosial, pencemaran
lingkungan, dll.
1. Faktor-faktor Penyebab Gejala Sosial
Faktor kultural : nilai-nilai yang berkembang di masyarakat (kerja bakti)
Faktor struktural : keadaan yang mempengaruhi struktur di masyarakat(penyuluhan
sosial)

2. Ragam Gejala Sosial


Ekonomi : Bila ada seseorang yang kurang dapat mencukupi kebutuhan, maka
akan terjadi beberapa gejala sosial di lingkungan sekitarnya (kemiskinan)
Budaya : Keanekaragaman budaya di sekitar kita juga dapat menimbulkan
gejala sosial, misalnya tindakan peniruan budaya asing yang negatif
Lingkungan Alam : Berpengaruh pada kesehatan
Psikologis : Gangguan jiwa

3. Konsep Dasar Sosiologi


Keberagaman gejala sosial di dalam kehidupan masyarakat melahirkan konsep-konsep
dasar sosiologi. (Sosialisasi, kelompok sosial, stratifikasi sosial, lembaga sosial, perubahan
sosial, konflik sosial)

4. Dampak Gejala Sosial di Masyarakat


Positif : Kemajuan bidang teknologi
Negatif : Culture shock dan perilaku menyimpang

Nilai dan Norma Sosial


Nilai sosial adalah ukuran-ukuran, patokan-patokan, anggapan-anggapan,
keyakinan-keyakinan, yang hidup dan berkembang dalam masyarakat serta dianut oleh
banyak orang dalam lingkungan masyarakat mengenai apa yang benar, pantas, luhur, dan
baik untuk dilakukan.

1. Nilai Sosial
Konsepsi (pemikiran) abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik
dan buruk.

Ciri-ciri Nilai
1. Nilai dominan, nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan nilai lainnya. Diukur
berdasarkan banyaknya penganut nilai tersebut, lamanya nilai tersebut dianut, tinggi
rendahnya usaha pemberlakuan nilai tersebut, kebanggan penganut nilai tersebut.
2. Nilai yang mendarah daging, nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan.
(dilakukan secara tidak sadar)

2. Nilai Sosial
Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat. Norma
dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dengan
harapan masyarakat. Norma berfungsi mengatur dan mengendalikan perilaku masyarakat
demi terciptanya keteraturan sosial.

Tingkatan Norma
Masing-masing tingkatan norma memiliki kekuatan memaksa yang berbeda.
a. Cara (usage) : yg paling lemah, sanksi berupa ejekan atau cemoohan
b. Kebiasaan (folkways) : perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi
bukti bahwa orang yang melakukannya menyukai dan menyadari perbuatannya.
(tradisi)
c. Tata kelakuan (mores): Sanksinya berat, aturan yang sudah diterima masyarakat
secara sadar atau tidak sadar dan dijadikan alat pengawas atau Kontrol terhadap
anggota-anggota masyarakat.
d. Adat istiadat (custom) : Tidak tertulis, memiliki sanksi penolakan dari masyarakat,
bahkan pengusiran.

Sosialisasi dan Perilaku Menyimpang


Sosialisasi merupakan proses penghayatan nilai dan norma sosial ke dalam individu
dalam rangka penyesuaian diri sebagai anggota kelompok atau masyarakat.

1. Hakikat Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan
aturan atau norma dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau
masyarakat. Hal yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah peran, yaitu bagaimana
seseorang berperan sesuai dengan nilai, kebiasaan, dan norma yang berlaku dalam
masyarakat atau kelompoknya.

2. Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian


Kepribadian merupakan kumpulan kebiasaan, sifat, sikap, dan ide-ide dari seorang
individu yang berpola dan berkaitan secara eksternal dengan peran dan status, dan secara
internal dengan motivasi dan tujuan pribadi serta dan berbagai aspek kedirian lainnya.
Sosialisasi bertujuan membentuk diri seseorang agar dapat bertindak dan berperilaku sesuai
dengan nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat dilingkungan tempat tinggalnya.

Diri manusia berkembang tahap demi tahap melalui interaksi dengan anggota
masyarakat lain, hal tersebut dikenal dengan proses pengambilan peran (role taking), yaitu:
1. Tahap Play Stage (memainkan peran org dewasa di sekelilingnya)
2. Tahap Game Stage (menempatkan pada posisi orang lain dan kemampuannya
dalam berpartisipasi dalam organisasi)
3. Tahap Generalized Other (penerimaan norma kolektif)

proses pengambilan peran (role taking), yaitu:


1. Tahap Play Stage
2. Tahap Game Stage
3. Tahap Generalized Other
Cooley menyebutkan bahwa looking- glass self (pembentukan cermin diri) terbentuk melalui
tiga tahap, yaitu :

1. Seseorang membayangkan bagaimana perilaku atau tindakannya tampak bagi orang


lain.
2. Seseorang membayangkan bagaimana orang lain menilai perilaku atau tindakan itu.
3. Seseorang membangun konsepsi diri berdasarkan asumsi penilaian orang lain
terhadap dirinya itu.

Faktor pembentuk kepribadian :


1. Warisan Biologis (pembentukan kepribadian)
2. Lingkungan Fisik (disebabkan oleh perbedaan iklim, topografi, sumber daya alam)
3. Kebudayaan (
4. Pengalaman Kelompok
5. Pengalaman Unik

Agen, Bentuk, Tipe, dan Pola Sosialisasi :


1. Keluarga
2. Kelompok Sebaya
3. Sekolah
4. Media Massa,

Bentuk Sosialisasi :
1. Sosialisasi Primer (dari keluarga)
2. Sosialisasi Sekunder (dari lingkungan sekitar)

Tipe Sosialisasi :
1. Formal (lembaga : sekolah)
2. Informal ( (pergaulan : teman, anggota klub)
3. Pola Sosialisasi
a. Represif (memberikan hukum kepada yang salah)
b. Partisipatoris (memberikan apresiasi kepada yang benar)

Penyimpangan sosial
1. Konformitas (penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara menaati norma dan
nilai yang dianut masyarakat)
2. Perilaku Menyimpang (tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku)

Teori penyimpangan :
*Edwin H. Sutherland (penyimpangan bersumber pada pergaulan dengan orang
yang berperilaku menyimpang)
*Edwin M. Lemert (seseorang menjadi penyimpang karena proses labelisasi oleh
masyarakat terhadap orang tersebut.
3 gagasan tentang proses pelabelan :
1. Penyimpangan primer (pelakunya masih bisa diterima di masyarakat)
2. Penyimpangan sekunder (pelaku tidak dapat diterima kembali di masyarakat)

*Robert K. Merton (struktur sosial tidak hanya menghasilkan konformitas, tapi juga
perilaku menyimpang.)
*Emile Durkheim (kejahatan diperlukan oleh masyarakat, karena dengan adanya
kejahatan maka moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal. )
*Karl Marx (perilaku menyimpang merupakan perilaku yang didefinisikan atau
dibentuk oleh pihak yang berkuasa untuk melindungi kepentingan mereka sendiri.)’

Sifat-sifat Perilaku Menyimpang


1. Tindakan Kriminal atau Kejahatan
● Kejahatan tanpa korban (judi, mabuk mabukan, sex bebas)
● Kejahatan terorganisir (komplotan koruptor, pelacuran,
● Kejahatan kerah putih (malpraktek dokter)
● Kejahatan korporat (perusahaan yang membuang limbah sembarangan)
2. Penyimpangan Seksual
● perzinaan
● Lesbianism,
● homosex
● dll
3. Pemakaian dan Pengedar Obat terlarang
4. Penyimpangan dalam Bentuk Gaya Hidup

Pengendalian Sosial
=> untuk mencegah penyimpangan dan mengarahkan anggota masyarakat untuk bertindak
menurut norma dan nilai yang telah melembaga.
Sifatnya : preventif -> sebelum terjadinya pelanggaran.
represif -> memulihkan keadaan seperti sebelum terjadi pelanggaran.
caranya :
1. Melalui Institusi dan Non Institusi
2. Lisan, Simbolik, dan Kekerasan
3. Melalui Imbalan dan Hukuman
4. Formal dan Informal
5. Sosialisasi
6. Tekanan Sosial

Metode Penelitian Sosial

Jenis penalaran :
1. Deduksi : menarik kesimpulan dari yg umum -> khusus
2. Induksi : kebalikannya deduksi
3. gabungan : menggabungkan proses deduksi dan induksi
Penelitian : menarik kesimpulan yang dapat ditarik kebenarannya dengan sadar dan penuh
pertanggungjawaban

Tiga syarat penelitian :


1. Sistematis, (mengikuti pola dari yang sederhana hingga ke kompleks)
2. Terencana, (pelaksanaannya sudah disiapkan jauh jauh hari)
3. Mengikuti prosedur ilmiah, (mengikuti cara yang sudah ditentukan)

Cara berpikir seorang peneliti :


1. Skeptis, (menanyakan bukti dan fakta untuk menguatkan)
2. Analitis, (menganalisis setiap pernyataan)
3. Kritis, (berpikir secara logika dan objektif)
4. Jujur, (tidak memasukan keinginan sendiri)
5. Terbuka, (memberikan bukti penelitian dan menerima masukan)

Sikap seorang peneliti (Objektif, Kompeten, dan Faktual)

Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif

Karakteristik Penelitian Kuantitatif:


● Ada intervensi terhadap subjek.
● Data berupa angka
● Subjek banyak
● Terdapat jarak dalam interaksi antara peneliti dan subjek penelitian untuk
● menjaga objektivitas penelitian
● Analisis data setelah data terkumpul

Karakteristik Penelitian Kualitatif :


● Bersifat alamiah.
● Data penelitian bersifat deskriptif
● Subjek terbatas
● Kontak personal secara langsung
● Analisis data dilakukan secara induktif

Anda mungkin juga menyukai