Kenapa Abstrak? Karena kata pak Dewa, teori itu selalu abstrak, karena teori itu suatu
peristiwa yang memiliki sebab-akibat.
Emile Durkheim : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial
merupakan cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu, serta
mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan.
Fakta sosial adalah suatu struktur yang berada di luar individu (eksternal), dan bersifat
memaksa. Selain fakta sosial, konsep Durkheim yang terkenal adalah pembagian kerja
(division of labor) yang merupakan bagian dari perubahan sosial masyarakat mekanik
(belom ada pembagian kerja/pembagian kerjanya belum kompleks) ketergantungan di desa
lebih rendah dibanding yg di kota. Melakukan pekerjaan untuk dirinya sendiri, bukan buat
orang lain. Masyarakat tradisional solidaritasnya lbh tinggi, punya kesadaran akan suatu
pekerjaan (masy. mekanik). ke masyarakat organik (sudah ada pembagian kerja) kesadaran
masyarakatnya lebih rendah, sifat masyarakatnya individualis.
Max Weber (wb pilarnya 4, tindakannya 4): Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
tindakan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan dengan
mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang lain.
4 Tindakan Sosial :
1. Tindakan tradisional, yaitu tindakan yang dilakukan karena kebiasaan
2. Tindakan afektif, yaitu tindakan yang dilandasi oleh perasaan atau emosional
3. Tindakan berorientasi pada nilai, yaitu tindakan yang dilakukan berdasarkan
pada suatu keyakinan
4. Tindakan rasional instrumental, yaitu menggunakan alat atau cara tertentu dalam
mencapai suatu tujuan.
Karl Marx : Kajian sosiologi yang terkenal dari Marx adalah konflik sosial antara majikan
dengan buruh.
*Pemikirannya tentang Golongan majikan atau pemilik modal dikenal dengan istilah borjuis,
sedangkan buruh dikenal dengan istilah proletar.
*Terjadi Konflik karena kaum buruh ingin seperti majikan.
Hakikat Sosiologi
Fungsi Sosiologi
Dalam pembangunan
● Tahap perencanaan : untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat,
sehingga memerlukan data-data yang relatif lengkap,
● Tahap pelaksanaan : pengawasan terhadap kekuatan sosial dan
perubahan sosial di masyarakat.
● Tahap Evaluasi : analisis dampak sosial pembangunan.
Hubungan sosial
Hubungan sosial adalah hubungan antara perseorangan dengan perorangan atau
antara perseorangan dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok, yang saling
mempengaruhi dan juga didasarkan oleh kesadaran untuk saling membantu.
1. Tindakan Sosial
tipe - tipe :
1. Tindakan Rasional Instrumental : didasari oleh tujuan yang telah matang
2. Tindakan Rasional Berorientasi Nilai : berdasarkan suatu keyakinan.
3. Tindakan Tradisional : mengikuti tradisi atau kebiasaan yang sudah baku.
4. Tindakan Afektif : dikuasai oleh perasaan ataupun emosi, tanpa
pertimbangan yang matang.
Apa yg membedakan instrumental dan berorientasi nilai?
=> yg instrumen itu punya tujuan yang menggunakan alat dan intinya mereka tahu
betul segala caranya untuk mencapai tujuannya. Sedangkan berorientasi nilai,
mereka tidak terlalu memikirkan tujuan tetapi mereka lebih melihat nilai sosialnya.
Contohnya bantuan sosial yg diberikan misalnya cuman dikasih duit doank.
sedangkan yg instrumental, mereka ingin bantu cuman mereka harus tahu barang apa
yg akan dibutuhkan sehingga dapat diberikan dengan tepat sesuai kebutuhan.
2. Interaksi Sosial
Hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,
maupun kelompok satu dengan kelompok lainnya.
Jenis - jenis :
1. Individu dengan Individu : individu akan membuat aksi kepada orang lain dengan
tujuan orang lain memberikan reaksi atas aksi yang dilakukannya.
2. Individu dengan Kelompok : seorang individu berinteraksi dengan kelompok.
3. Kelompok dengan Kelompok : kepentingan kelompok, sehingga kepentingan
individu- individu tidak muncul.
Ciri - ciri :
1. Pelakunya lebih dari satu orang.
2. Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
3. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas,
4. Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung
Faktor - faktor yang mempengaruhi
1. Imitasi : meniru orang lain sebagai tokoh idealnya. (tidak disadari). Meski
identik dengan tidak sadar, tapi sebenarnya bisa juga dilakukan dgn sadar. Contoh
ketika dewasa, seseorang meniru komedian melalui cara bicaranya. (impersonate)
2. Identifikasi : keinginan untuk menjadi sama dengan orang lain. (disadari). Mereka
lebih ke secara perfect, misal wajahnya atau bentuknya atau lebih detail intinya.
3. Sugesti : pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain
4. Simpati : proses merasa tertarik pada orang lain.
5. Empati : kemampuan untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang
lain
6. Motivasi : dorongan yang diberikan seorang individu kepada individu yang lain
1. Nilai Sosial
Konsepsi (pemikiran) abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik
dan buruk.
Ciri-ciri Nilai
1. Nilai dominan, nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan nilai lainnya. Diukur
berdasarkan banyaknya penganut nilai tersebut, lamanya nilai tersebut dianut, tinggi
rendahnya usaha pemberlakuan nilai tersebut, kebanggan penganut nilai tersebut.
2. Nilai yang mendarah daging, nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan.
(dilakukan secara tidak sadar)
2. Nilai Sosial
Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat. Norma
dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dengan
harapan masyarakat. Norma berfungsi mengatur dan mengendalikan perilaku masyarakat
demi terciptanya keteraturan sosial.
Tingkatan Norma
Masing-masing tingkatan norma memiliki kekuatan memaksa yang berbeda.
a. Cara (usage) : yg paling lemah, sanksi berupa ejekan atau cemoohan
b. Kebiasaan (folkways) : perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi
bukti bahwa orang yang melakukannya menyukai dan menyadari perbuatannya.
(tradisi)
c. Tata kelakuan (mores): Sanksinya berat, aturan yang sudah diterima masyarakat
secara sadar atau tidak sadar dan dijadikan alat pengawas atau Kontrol terhadap
anggota-anggota masyarakat.
d. Adat istiadat (custom) : Tidak tertulis, memiliki sanksi penolakan dari masyarakat,
bahkan pengusiran.
1. Hakikat Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan
aturan atau norma dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau
masyarakat. Hal yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah peran, yaitu bagaimana
seseorang berperan sesuai dengan nilai, kebiasaan, dan norma yang berlaku dalam
masyarakat atau kelompoknya.
Diri manusia berkembang tahap demi tahap melalui interaksi dengan anggota
masyarakat lain, hal tersebut dikenal dengan proses pengambilan peran (role taking), yaitu:
1. Tahap Play Stage (memainkan peran org dewasa di sekelilingnya)
2. Tahap Game Stage (menempatkan pada posisi orang lain dan kemampuannya
dalam berpartisipasi dalam organisasi)
3. Tahap Generalized Other (penerimaan norma kolektif)
Bentuk Sosialisasi :
1. Sosialisasi Primer (dari keluarga)
2. Sosialisasi Sekunder (dari lingkungan sekitar)
Tipe Sosialisasi :
1. Formal (lembaga : sekolah)
2. Informal ( (pergaulan : teman, anggota klub)
3. Pola Sosialisasi
a. Represif (memberikan hukum kepada yang salah)
b. Partisipatoris (memberikan apresiasi kepada yang benar)
Penyimpangan sosial
1. Konformitas (penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara menaati norma dan
nilai yang dianut masyarakat)
2. Perilaku Menyimpang (tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku)
Teori penyimpangan :
*Edwin H. Sutherland (penyimpangan bersumber pada pergaulan dengan orang
yang berperilaku menyimpang)
*Edwin M. Lemert (seseorang menjadi penyimpang karena proses labelisasi oleh
masyarakat terhadap orang tersebut.
3 gagasan tentang proses pelabelan :
1. Penyimpangan primer (pelakunya masih bisa diterima di masyarakat)
2. Penyimpangan sekunder (pelaku tidak dapat diterima kembali di masyarakat)
*Robert K. Merton (struktur sosial tidak hanya menghasilkan konformitas, tapi juga
perilaku menyimpang.)
*Emile Durkheim (kejahatan diperlukan oleh masyarakat, karena dengan adanya
kejahatan maka moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal. )
*Karl Marx (perilaku menyimpang merupakan perilaku yang didefinisikan atau
dibentuk oleh pihak yang berkuasa untuk melindungi kepentingan mereka sendiri.)’
Pengendalian Sosial
=> untuk mencegah penyimpangan dan mengarahkan anggota masyarakat untuk bertindak
menurut norma dan nilai yang telah melembaga.
Sifatnya : preventif -> sebelum terjadinya pelanggaran.
represif -> memulihkan keadaan seperti sebelum terjadi pelanggaran.
caranya :
1. Melalui Institusi dan Non Institusi
2. Lisan, Simbolik, dan Kekerasan
3. Melalui Imbalan dan Hukuman
4. Formal dan Informal
5. Sosialisasi
6. Tekanan Sosial
Jenis penalaran :
1. Deduksi : menarik kesimpulan dari yg umum -> khusus
2. Induksi : kebalikannya deduksi
3. gabungan : menggabungkan proses deduksi dan induksi
Penelitian : menarik kesimpulan yang dapat ditarik kebenarannya dengan sadar dan penuh
pertanggungjawaban