Empiris, artinya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan didasarkan pada observasi terhadap
kenyataan menggunakan akal sehat dan indra, sehingga hasilnya tidak bersifat spekulatif.
Teoritis, artinya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan selalu berusaha untuk menyusun
abstraksi dari hasil pengamatan empiris. Abstraksi merupakan penarikan kesimpulan yang
menjelaskan hubungan sebab-akibat dari gejala-gejala sosial yang diteliti.
Kumulatif, artinya sosiologi membangun argumen yang tidak turun begitu saja di ruang
hampa, melainkan disusun atas teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Teori-teori tersebut
merupakan hasil dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
Non etis, artinya sosiologi membahas suatu permasalahan sosial tanpa mempersoalkan
nilainya, yaitu baik atau buruknya suatu persoalan yang dibahas. Sosiologi lebih
berkepentingan untuk menjelaskan mengapa suatu fenomena terjadi. Penjelasan tersebut
juga harus logis, mendalam, dan mudah dipahami.
Kajian sosiologi
Objek kajian sosiologi adalah manusia. Ilmu pengetahuan yang objek kajiannya adalah
manusia bukan hanya sosiologi semata, namun letak perbedaan sosiologi dengan ilmu lain
yang mempelajari manusia juga adalah sosiologi mempelajari aspek sosial dari manusia,
atau lebih sering disebut dengan masyarakat.
Emile Durkheim: Sosiolog yang mengkaji mengenai fakta sosial yang ada di masyarakat.
Fakta sosial adalah struktur yang bersifat eksternal dan memaksa bagi individu. Contoh
fakta sosial adalah kemiskinan, pengangguran,
Karl Marx: Sosiolog yang mengkaji mengenai konflik sosial, terutama di masa industri di
mana banyak konflik antara kaum borjuis atau pemilik modal dengan proletar atau buruh.
Max Weber: Sosiolog yang mengkaji mengenai rasionalitas dan tindakan sosial.
Wright Mill: Sosiolog yang menemukan konsep khayalan sosiologi
Peter Berger: Sosiolog yang mengkaji realitas sosial.
Metode sosiologi
◊ Metode kualitatif, merupakan metode sosiologi yang menekankan pada pengumpulan dan
penggunaan data deskriptif atau naratif. Data tersebut merupakan rangkaian kata-kata. Terdapat
setidaknya tiga jenis metode kualitatif, yaitu:
1. Metode historis, yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan,
mengolah dan menganalisis data berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau.
Data sejarah tersebut diolah untuk memperoleh gambaran umum tentang kehidupan sosial
di masa silam. Sebagai contoh, penelitian tentang ”Kehidupan Masyarakat Minangkabau
pada Era Kolonial Belanda”.
2. Metode komparatif, yaitu metode riset yang dilakukan dengan cara membandingkan
fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Perbandingan fenomena tersebut dapat berupa
pembahasan mengenai kondisi sosial di beberapa kelompok masyarakat yang berbeda atau
di zaman yang berbeda. Sebagai contoh, penelitian tentang ”Industri Budaya di Indonesia di
Era Awal Perkembangan Televisi dan Internet: Sebuah Perbandingan”.
3. Metode studi kasus, yaitu metode penelitian yang dilakukan dalam rangka
mengleksplorasi isu sosial secara terbatas namun mendalam. Metode ini fokus pada satu
atau dua isu yang digali terus-menerus hingga data menjadi jenuh. Contoh penelitian studi
kasus: ”Jejak Trauma Peristiwa Malari di Tanjung Priok”.
◊ Metode kuantitatif, merupakan metode sosiologi yang menekankan pada pengumpulan dan
penggunaan data numerik atau angka-angka. Penggunaan angka dimaksudkan untuk mengukur
secara numerik gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat. Terdapat setidaknya dua metode
kuantitatif, yaitu:
1. Metode statistik, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk melakukan pengolahan
dan analisis fenomena sosial melalui data statistik. Penggunaan data statistik menjadi kunci
penelitian jenis ini. Peneliti dapat menggunakan data set yang sudah tersedia atau
mengumpulkan sendiri melalui survey.
2. Metode sosiometri, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis pola
hubungan, relasi atau jaringan sosial antar individu atau kelompok. Metode sosiometri
sering disebut juga analisis jejaring sosial atau dalam bahasa Inggris social network analysis.
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jejaring sosial antarmanusia sebagai bagian
dari atau pembentuk fenomena sosial.
◊ Metode induktif, merupakan metode sosiologi yang penerapannya dimulai dengan pencarian
data lapangan, kemudian diolah, dianalisis, sampai disimpulkan menjadi teori-teori yang umum.
Proses penelitiannya bersifat induktif, artinya gejala-gejala sosial yang khusus dan muncul
dilapangan dirangkai sedemikian rupa hingga mencapai kesimpulan umum dan menghasilkan
teori.
◊ Metode deduktif, merupakan metode sosiologi yang penerapannya dimulai dari teori yang
berada di kepala peneliti, kemudian teori tersebut digunakan untuk memandu proses analisis data
yang diperoleh di lapangan. Metode ini boleh dibilang kebalikan dari metode induktif. Peneliti
memiliki teori yang berasal dari hasil penelitian sebelumnya. Teori tersebut kemudian diuji dengan
kenyataan (data) di lapangan.
◊ Metode empiris, merupakan metode sosiologi yang digunakan untuk mencari data objektif di
lapangan. Data objektif tersebut bersifat empiris artinya berasal dari realitas di lapangan tanpa
intervensi kepentingan peneliti. Peneliti adalah manusia yang dalam ilmu sosial memiliki
kemampuan menginterpretasi realitas sesuai kepentingannya. Metode empiris berupaya menjaga
data agar steril dari kepentingan subjektif peneliti.
Ia berpendapat bahwa fakta sosial mempunyai keberadaan yang independen yang lebih besar dan
lebih objektif daripada tindakan-tindakan individu yang membentuk masyarakat dan hanya dapat
dijelaskan melalui fakta-fakta sosial lainnya daripada, misalnya, melalui adaptasi masyarakat
terhadap iklim atau situasi ekologis tertentu.
SOSIOLOGI MAKRO
segala sesuatu yang membahas tentang masalah atau sistem sosial secara total yang mencakup
aspek masyarakat secara luas atau difokuskan pada analisis proses sosial berskala besar dan jangka
panjang, meliputi teori tentang: evolusionisme, sistem, konflik, perubahan sosial, dan stratifikasi
sosial.
Pengertian Sosiologi Menurut Mayor Polak “Ilmu pengetahuan yang mana mempelajari terkait
masyarakat secara keseluruhan, yaitu hubungan antara manusia dengan kelompok, kelompok
dengan kelompok, baik itu kelompok formal maupun material ataupun kelompok statis maupun
dinamis.”
Metode fungsional, yaitu metode yang digunakan untuk menilai kegunaan lembaga-lembaga
sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat.
Manfaat sosiologi
Pitirim Sorokin: sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik
antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral),
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial
dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum
semua jenis gejala-gejala sosial lain.
Pitirim Sorokin: sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka
macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial