Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah “Tindakan Sosial” ini guna memenuhi salah satu tugas.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada guru mata pelajaran yang telah
membimbing dalam penyusunan makalah ini, juga kepada rekan-rekan yang telah memberi
dukungan untuk penyusunan makalah ini.
Besar harapan saya mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan,
khususnya bagi penulis. Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kalimat atau bahasa
yang kurang berkenan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Untuk itu kami
mengharapkan ritik dan saran yang membangun dari guna mencapai penyempuraan laporan
penyusun kedepan.

Penyusun,

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada
reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok vs
kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu
dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi
Sosial.

Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial
dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa
melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara
langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini
termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.

Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi,
indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor
meniru orang lain. Contoh anak gadis yang meniru menggunakan jilbab sebagaimana ibunya
memakai. Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari oleh adanya pengaruh. Biasa terjadi
dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau yang kuat ke yang lemah.

Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak
baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar dll). Contoh Bapak memukul anaknya
karena tidak mendengarkan nasihatnya. Menyuruh pergi seorang pengemis dengan cara
membentak.

1.2 Rumusan Masalah


Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan
makalah ini adalah :
1. Seperti apakah tindakan sosial di masyarakat?
2. Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial?
3. Bagaimana bentuk-bentuk interksi sosial?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Tempat
Ruang Dan Sistem Sosial serta untuk wawasan dan ilmu kami tentang pengaruh interaksi
sosial bagi masyarakat

1.4 Metode dan Prosedur


Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan
informasi dari berbagai buku dan browsing di internet.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Tindakan Sosial
a. Pengertian Tindakan Sosial

Tindakan atau aksi berarti perbuatan atau sesuatu yang dilakukan. Secara sosiologis, tindakan
artinya seluruh perbuatan manusia yang dilakukan secara sadar atau tidak disadari, sengaja
atau tidak disengaja yang mempunyai makna subyektif bagi pelakunya.
Didalam sosiologi, tindakan sosoial banyak dikemukakan oleh Max Weber (1864-1920)
seorang ahli sosiologi Jerman, dimana tindakan sosial dimulai dari tindakan individu atau
perilaku individu dengan perilaku oang lain, yang diorientasikan pada hasil tindakan tersebut,
sehingga dapat dipahami secara subjektif, maksudnya setiap tindakan sosial yang dilakukan
seseorang akan memiliki maksud atau makna tertentu.

Jadi tindakan sosial pada diri orang baru terjadi apabila tindakan tersebut dihubungkan
dengan orang lain. Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan indiidu-individu memiliki
keunikan atau ciri tersendiri.

B. Ciri – ciri Tindakan Sosial


Bentuk tolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial dan antar hubungan sosial, maka
terdapat lima ciri pokok yang menjadi sasaran sosiologi, yaitu:
1. Tindakan manusia yang menurut si aktor mengandung makna subyektif, hal ini meliputi
tindakan nyata.
2. Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif.
3. Tindakan yang berpengaruh positif dari suatu situasi, maka tindakan tersebut akan diulang.
4. Tindakan itu diarahkan pada seseorang atau pada individu.
5. Tindakan itu memperhatikan tindakan individu lain dan terarah pada orang atau individu
yang dituju.

C. Faktor Pendorong Melakukan Tindakan Sosial


Manusia merupakan makhluk yang tidak akan bisa hidup tanpa manusia lain, sbab secara
biologis manusia adalah makhluk yang palin lemah. Sejak dilahirkan ke dunia, manusia
mempunyai dua hasyat atau keinginan pokok, yaiyu keinginan pokok, yaitu keinginan untuk
menjadi satu dengan manusia lain di sekitarnya (masyaraakat) dan keinginan untuk menjadi
satu dengan lingkungan alam di skitarnya.

Untuk memperoleh kedua hasrat tersebut, manusia menggunakan akalnya (pikiran, perasaan,
dan kehendak). Menyadari kelemahan dan kekurangannya dalam menyesuaikan diri serta
menghadapi tantangan alam yang tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri atau

3
perorangan, manusia menghimpun diri dan mengelompokan dirinya dengan manusia lain
yang kemudian disebut masyarakat.

D. Bentuk – bentuk Tindakan Sosial


Pada dasarnya tindakan manusia, baik sebagai individu maupun makhluk sosial terdiri dari
dua tindakan pokok yaitu tindakan lahiriah dan tindakan batiniah, sbagai berikut:
Tindakan lahiriah adalah tata cara bertindak yang tampak atau dapat dilihat dan cendeung
ditiru secara berulang-ulang oleh banyak orang.
2. Tindaka batiniah adalah cara berfikir, berperasaa, dan berkehendak yang dingkapkan
dalam sikap dan bertindak, dilakukan berulang kali dan di ikuti oleh banyak orang.
Di dalam kehidupan masyarakat, kita dapat mengenali beberapa pola tindakan bathiniah yang
terdiri dari bantuk-bentuk sebagai berikut:
1. prasangka (prejudice), adalah anggapan atau penilaian terhadap suatu penomana tanpa di
tunjang dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. sikap sosial (social attitude), adalah suatu bentuk pola perilaku lahiriah dan bathiniah
terhadap fenomena atua gejala yang mempunyai arti sosial.
3. pendapat umum (publik opinion), adalah suatu komposisi pikiran masyarakat yang berpola
dan dibentuk dari beberapa golongan atau kelompok.
4. propagan, adalah suatu makanisme kegiatan yang dilakukan denga cara mempengaruhu
massa atau publik agar mau untuk menerima pola fikiran tertentu.
Pada dasarnya tindakan sosial dapat dibedakan menjadi empat tipetindakan berdasarkan
tingkat kemudahan untuk dipahami sebagai berikut:
1. Rasionalitas instrumental.
Merupakan tindakan sosial murni, dimana tindakan tersebut dilakukan dengan
memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuan yang akan dicapai
(bersifat rasional).
1. Rasionalitas berorientasi nilai.
Tindakan itu dilakukan dengan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang dicapai
tidak terlalu dipetimbangkan yang penting tindakan terbut baik dan benar menuut penilaian
masyarakat.
1. Tindakan afektif.
Tindakan ini dilakukan dengan dibuat-buat yang didasari oleh perasaan atau emosi dan
kepura-puraan seseorang.
4.Tindakan tradisional
Tindakan ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu dimasa lalunya
atau yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu, tanpa pehitungan secara matang, dan sama
sekali tidak rasional.

4
E. Bentuk Tindakan Sosial
Tidak semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang
pemuda yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam – diam . Menurut MAX
WEBER , tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi
individu – individu lainnya dalam masyarakat . Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4
macam yaitu :
1. Tindakan Rasional Instrumental : Tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan
kesesuaian antara cara dan tujuan.
Contoh : Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup
2. Tindakan Rasional Berorientasi nilai : Tindakan – Tindakan yang berkaitan dengan nilai –
nilai dasar dalam masyarakat.
Contoh : Tindakan –Tindakan yang bersifat Religio – magis .
3. Tindakan Tradisional ; Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional.
Contoh : Berbagai macam upacara tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan
leluhur .
4. Tindakan Ofektif : Tindakan – Tindakan yang dilakukan oleh seorang kelompok orang
berdasarkan perasaan emosi

2.2 Interaksi sosial


Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan
sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu
lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok
dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai
sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap
sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang
dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir
adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat
terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses
tersebut disebut juga dengan interpretative process.

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial
dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial
Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi
terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat
menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber
Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah
segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia,
dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan
berbusana, dan wacana.

5
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan
dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi
ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak
sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan
mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat
mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang
dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum
memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.
Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbale balik yang dilakukan oleh individu
dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara
kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social.
Dalam kamus Bahasa Indonesia Innteraksi didifinisikan sebagai hal saling melalkukan akasi ,
berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi adalah hubungan timbale
balik (social) berupa aksi salaing mempengaruhi antara indeividu dengan individu, antara
individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan kelompok.
Gillin mengartikan bahwa interaksi social sebagai hubungan-hubungan social dimana yang
menyangkut hubungan antarandividu , individu dan kelompok antau antar kelompok.
Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :

1. jumlah pelakunya dua orang atau lebih


2. adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbul atau lambing-lambang
3. adanya suatu demensi waktu yang meliputi ,asa lalu, masa kini, dan masa yang akan dating

4. adanya tujuan yang hendak dicapai.

Syarat terjadinya interaksi adalah :


1. Adanya kontak sosial
Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contack”, dari bahasa lain “con” atau “cum” yang
artinya bersama-sama dan “tangere” yang artinya menyentuh . Jadi kontak berarti sama-sama
menyentuh.Kontak social ini tidak selalu melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang
dapat melakuan kontak social tidak dengan menyentuh, misalnya menggunakan HP, telepon
dsb.

Kontak social memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut :


1. Kontak social bisa bersifat positif dan bisa negative. Kalau kontak social mengarah pada
kerjasama berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik berarti
negative.
2. Kontak social dapat bersifat primer dan bersifat skunder. Kontak social primer terjadi apa
bila peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misanya kontak antara guru dengan
murid dsb. Kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui perantara.

6
Missal percakapan melalui telepon, HP dsb.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain
dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Ada lima unsure pokok dalam komunikasi yaitu
1. Komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau perasaan atau
pemikiran pada pihak lain.
2. Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, informasi.
3.Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
4.Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan
5.Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan
setelah mendapat pesan dari komunikator.

Ada tiga tahapan penting dalam komunikasi:


1. Encoding . Pada tahap ini gagssaan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan
dalam kalimat atau gambar . dalam tahap ini komunikator harus memilih kata atau
istilah ,kalimat dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus
menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.
2. Penyampaian. Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam bentuk
kalimat dan gambar disampaiakan . Penyampaian dapat berupa lisan dan dapat berupa tulisan
atau gabungan dari duanya.
3. Decoding Pada tahap ini dilakukan proses mencerna fdan memahami kalimat serta gambar
yang diterima menuruy pengalaman yang dimiliki.

Ada beberapa factor yang mendorong terjadinya interaksi social ;


Interaksi sosial terbentuk oleh factor – factor berikut ini :
1. Tindakan Sosial
2. Kontak SosiaL
3. Komunikasi Sosial
Tidak semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang
pemuda yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam-diam . Menurut MAX
WEBER, tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi
individu-individu lainnya dalam masyarakat .

Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :


1. Tindakan Rasional Instrumental merupakan tindakan yang dilakukan dengan
memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan . Contoh : Bekerja Keras untuk
mendapatkan nafkah yang cukup.
2. Tindakan Rasional Berorientasi nilai merupakan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan
nilai-nilai dasar dalam masyarakat . Contoh :tindakan-tindakan yang bersifat Religi-magis
3. Tindakan Tradisional ; Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional .
Contoh : Berbagai macam upacara \ tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan
kebudayaan leluhur .

7
4. Tindakan Ofektif : Tindakan – Tindakan yang dilakukan oleh seorang \ kelompok orang
berdasarkan perasaan \ emosi.

Dalam kehidupan sehari-hari kontak sosial dapat dilakukan dengan cara :


Kontak Sosial yang dilakukan menurut cara pihak – pihak yang berkomunikasi . Cara kontak
sosial itu ada 2 macam yaitu :
1. Kontak Langsung
Pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak komunikan .
2. Kontak Tidak Langsung
Pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak komunikan melalui perantara
pihak ketiga.

Kontak Sosial yang dilakukan menurut terjadinya proses komunikasi .


Ada 2 macam kontak sosial .
1. Kontak Primer
2. Kontak Sekunder
3. Komunikasi Sosial
Komunikasi artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Orang yang menyampaikan
komunikasi disebut komunikator , orang yang menerima komunikasi disebut komunikan .
Tidak selamanya kontak sosial akan menghasilkan interaksi sosial yang baik apabila proses
komunikasinya tidak berlangsungnya secara komunikatif .

Contoh : Pesan yang disampaikan tidak jelas , berbelit – belit , bahkan mungkin sama sekali
tidak dapat dipahami .
3. Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain
1. Sugesti
Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap yang dianutnya,
lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika sipenerima sedang dalam
kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat bewrfikir rasional.

Biasanya sugesti berasal dari orang-orang sebagai berikut:


1. orang yang berwibawa, karismatik dan punya pengaruh terhadap yang disugesti, misalnya
orang tua ulama dsb.
2. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada yang disugesti.
3. Kelompok mayoritas terhadap minoritas.
4. Reklame atau iklan media masa.
2. Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama
dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).

1. Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada pihak lain.
Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan orang
lain.
8
2. Empati yaitu merupakan simpati yang menfdalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan
fisik seseorang.
Sumber informasi yang mendasari interaksi
1. warna kulit
2. usia
3. jenis kelamin
4. penampilan fisik
5. bentuk tubuh
6. pakaian
7. wacana

2.3 Bentuk – bentuk Interaksi Sosial


Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas
bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama
individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi keseimbangan
dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok manusia berkaitan dengan
norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha itu
dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di
mana pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-
kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok.

Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk
persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di
mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui
bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang
sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan merupakan
suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya
dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tindakan atau aksi berarti perbuatan atau sesuatu yang dilakukan. Secara sosiologis, tindakan
artinya seluruh perbuatan manusia yang dilakukan secara sadar atau tidak disadari, sengaja
atau tidak disengaja yang mempunyai makna subyektif bagi pelakunya.
Tindakan sosial pada diri orang baru terjadi apabila tindakan tersebut dihubungkan dengan
orang lain. Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan indiidu-individu memiliki keunikan
atau ciri tersendiri.

3.2 Saran

Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita
sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak
mungkin sendirian.

Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antara
individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan
kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat

10

Anda mungkin juga menyukai