Anda di halaman 1dari 22

Makalah

“ Bentuk-bentuk interaksi Sosial “

Dosen Pengampu:
M Idham Khaliq F.Saranani.,SKM.,MMRS

Disusun oleh:
SARBIA NITA
PBD 22053
AJENG C

S1 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU
KENDARI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya izin, rahmat, dan

kuasaNya kami masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah

ini yang berjudul bentuk bentuk Interaksi Sosial Pada kesempatan ini tak lupa pula

penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada Dosen pengajar

Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang telah memberikan tugas ini kepada kami

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta

pengetahuan kita, khususnya mengenai interaksi sosial yang terjadi di dalam masyarakat.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-

kekurangan dan masih jauh dari apa yang diharapkan

Untuk itu, kami berharap kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah ini di masa yang

akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa kritik dan saran yang

membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang

membacanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang ..................................................................................1

2.1 Rumusan Masalah ............................................................................ 2

2.2 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Interaksi Sosial ............................................................... 3

2.2 Faktor-faktor yang Mendasari Terjadinya Proses Interaksi ............. 3

2.3 Syarat-syarat Interaksi Sosial ........................................................... 5

2.4 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial ........................................................ 8

2.5 Interaksi Sosial sebagai Wujud Status dan Peranan Sosial .............. 14

BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 15


3.2 Saran .................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi

dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu, antara individu dengan individu, individu

dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok. Guru mengajar merupakan

contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan

syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial dapat berupa kontak

primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung

maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui

perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara

langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke

A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.

Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti,

identifikasi, simpati dan empati. Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh

faktor meniru orang lain. Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari oleh
adanya pengaruh. Biasa terjadi dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke

murid atau bisa juga dipengaruhi karena iklan. Indentifikasi adalah interaksi sosial

yang didasari oleh faktor adanya individu yang mengindentikkan (menjadi sama)

dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan kebiasaan pemain sepak bola idolanya.

Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor rasa tertarik atau kagum pada

orang lain. Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan

apa yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu

korban bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan

komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat

bersifat asosiatif dan disasosiatif. Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi,

akulturasi, kooperasi atau kerjasama (Intinya interaksi sosial yang baik-baik,

kerjasama, rukun harmonis, serasa, dan lain-lain). Disasosiatif meliputi konflik,

kontravensi, dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak baik, penuh

persaingan, perang dingin, bertengkar, dan lain-lain)

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial?

2.Apa faktor-faktor yang mendasari terjadinya proses interaksi?

3.Apa syarat-syarat interaksi sosial?

4.Apa saja bentuk-bentuk interaksi sosial?

5.Bagaimana interaksi sosial sebagai wujud status dan peranan sosial?

1.3 Tujuan Penulisan

Setiap penulisan sesuatu pasti mempunyai tujuan tertentu, dengan demikian juga

penulisan makalah ini penulis mempunyai tujuan :


1.Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan interaksi sosial.

2.Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendasari terjadinya proses interaksi.

3.Untuk mengetahai syarat-syarat interaksi sosial.

4.Untuk mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial.

5.Untuk mengetahui interaksi sosial sebagai wujud status dan peranan sosial

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih dan

masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif.

Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak

yang terlibat, melainkan terjadi saling mempengaruhi. Stimulasi dan tanggapan

antara manusia.

2.2 Ciri-Ciri Interaksi Sosial

Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain

a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang

b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial

c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas d. Dilaksanakan melalui suatu pola

sistem sosial tertentu


2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Interaksi Sosial

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada beberapa faktor berikut

ini.

a.Sugesti

Sugesti adalah pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain

dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/ pengaruh

tersebut tanpa berpikir panjang. Sugesti biasanya dilakukan oleh orang yang

berwibawa, mempunyai pengaruh besar, atau terkenal dalam masyarakat.

Contoh sugesti salah satunya adalah obat yang harganya mahal yang merupakan

produk impor dianggap pasti manjur menyembuhkan penyakit. Anggapan

tersebut merupakan sugesti yang muncul akibat harga obat yang mahal dan

embel-embel produk luar negeri.

b. Imitasi Imitasi adalah tindakan atau usaha untuk meniru tindakan orang lain

sebagai tokoh idealnya. Imitasi cenderung secara tidak disadari dilakukan oleh

seseorang. Imitasi pertama kali akan terjadi dalam sosialisasi keluarga.

Misalnya, seorang anak sering meniru kebiasaan-kebiasaan orang tuanya seperti

cara berbicara dan berpakaian. Namun, imitasi sangat dipengaruhi oleh

lingkungannya terutama lingkungan di sekolah. Karena seseorang (terutama saat

seseorang sudah menginjak usia remaja) cenderung lebih sering di sekolah dan

bersosialisasi dengan temannya dengan berbagai macam kebiasaan.

c. Identifikasi Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk

menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh yang

lebih dalam dari sugesti dan imitasi karena identifikasi dilakukan oleh seseorang secara

sadar. Contoh identifikasi, seorang pengagum berat artis terkenal, ia sering


mengidentifikasi dirinya menjadi artis idolanya dengan meniru model rambut,

model pakaian, atau gaya perilakunya dan menganggap dirinya sama dengan artis

tersebut.

d. Simpati Simpati adalah suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada orang lain.

Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang atau sekelompok orang

atau suatu lembaga formal pada saat-saat khusus. Contoh simpati adalah pada

peringatan ulang tahun, pada saat lulus ujian, atau pada saat mencapai suatu prestasi.

e. Empati Empati adalah kemampuan mengambil atau memainkan peranan secara efektif

dan seseorang atau orang lain dalam konsidi yang sebenar-benarnya, seolah-olah ikut

merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain tersebut seperti rasa senang, sakit, susah,

dan bahagia. Empati hampir mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati

lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional. Contoh empati adalah saat kita turut

merasakan empati terhadap masyarakat Yogyakarta yang menjadi korban letusan Gunung

Merapi.

f. Motivasi Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan

seorang individu kepada individu yang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi

motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis,

rasional, dan penuh tanggung jawab. Contoh motivasi adalah guru yang memberikan

motivasi kepada siswanya supaya siswanya semakin giat belajar

3.3 Syarat-syarat Interaksi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya

dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.


1.Kontak Sosial

Kontak sosial adalah hubungan masing-masing pihak dalam berinteraksi orang

dengan perorangan, perorangan dengan kelompok, kelompok dengan

kelompok. Kontak sosial bukan semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi

juga tergantung terhadap sikap yang ditunjukan individu untuk berkomunikasi

dengan orang lain.Kata “kontak” (contact ) berasal dari bahasa latin con atau

Cuma yang artinya bersama-sama dan tangereyang artinya menyentuh. Jadi,

kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak

sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang

bisa melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya

bicara melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan

fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki

sifat-sifat berikut.

Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif.

Kontak sosial positif mengarah pada suatu kerja sama.

Kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan atau konflik

B .Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder

Kontak sosial primer terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka

secara langsung. Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam

kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak

di meja makan.
Kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui suatu

perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder dapat

dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung

misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke rumahnya

melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya

menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi

adalah kontak sekunder tidak langsung.

2.Kominikasi

Komunikasi adalah perilaku orang (pergerakan fisik, sikap, perasaan-perasaan)

yang ingin disampaikan oleh orang lain yang bersangkutan kemudian memberi

reaksi terhadap reaksi orang lain tersebut. Suatu kontak tidak akan terjadi tanpa

adanya komunikasi. Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal

terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku

dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam

komunikasi yaitu sebagai berikut.

1) Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran

kepada pihak lain.

2) Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran,

atau perasaan.

3) Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa

informasi, instruksi, dan perasaan.


4) Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa

lisan, tulisan, gambar, dan film.

5) Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah

mendapatkan pesan dari komunikator. Ada tiga tahap penting dalam proses

komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut.

a) Encoding

Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan dan

diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus

memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh

komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang

membingungkan komunikan.

b)Penyampaian

Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk

kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan

gabungan dari keduanya.

c) Decoding

Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar

yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.

2,4 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Hubungan yang terjadi antar warga masyarakat berlangsung sepanjang waktu.

Rentang waktu yang panjang serta banyaknya warga yang terlibat dalam
hubungan antarwarga melahirkan berbagai bentuk interaksi sosial. Dimana pun

dan kapan pun kehidupan sosial selalu diwarnai oleh dua kecenderungan yang

saling bertolak belakang. Di satu sisi manusia berinteraksi untuk saling bekerja

sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan bergotong royong. Di sisi

lain, manusia berinteraksi dalam bentuk pertikaian, peperangan, tidak adanya

rasa saling memiliki, dan lain-lain. Dengan demikian interaksi sosial

mempunyai dua bentuk, yakni interaksi sosial yangmengarah pada bentuk

penyatuan (proses asosiatif) dan mengarah pada bentuk pemisahan (proses

disosiatif).

1.Proses Asosiasi

Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja

sama. Ada beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif, antara lain sebagai berikut.

a.Kerjasama (Cooperation) Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang

perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan

bersama. Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai

kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai

cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi

kepentingan-kepentingan tersebut, kesadaran akan adanya kepentingan-

kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting

dalam kerja sama yang berguna. Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang berupa

kerja sama, yaitu :

1) Bargaining
adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang atau jasa

antara dua organisasi atau lebih.

2) Cooptation (kooptasi) adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam

kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk

menghindari kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.

3) Coalition

(koalisi) adalah kerja sama yang dilaksanakan oleh dua organisasi atau lebih yang

mempunyai tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak

stabil untuk sementara waktu, karena dua organisasi atau lebih tersebut mungkin

mempunyai struktur yang berbeda satu sama lain. )Join venture adalah kerja

sama dengan pengusaha proyek tertentu untuk menghasilkan keuntungan yang

akan dibagi menurut proporsi tertentu. Join venture jika diterjemahkan akan

menjadi ‘usaha patungan’.

b. Akomodasi (Accomodation)

Akomodasi adalah suatu proses dimana orang perorangan atau kelompok-

kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, saling

mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan.

Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut :

1) Tolerant participation (toleransi)

adalah suatu watak seseorang atau kelompok untuk sedapat mungkin

menghindari perselisihan. Individu semacam itu disebut tolerant .


2) Compromise

(kompromi) adalah suatu bentuk akomodasi dimana masing-masing pihak

mengerti pihak lain sehingga pihak-pihak yang bersangkutan mengurangi

tuntutannya agar tercapai penyelesaiannya terhadap perselisihan. Kompromi

dapat pula disebut perundingan.

3) Coercion

(koersi) adalah bentuk akomodasi yang proses pelaksanaannya menggunakan

paksaan. Pemaksaan terjadi bila satu pihak menduduki posisi kuat, sedangkan

pihak lain dalam posisi lemah.

4) Arbitration

adalah proses akomodasi yang proses pelaksanaannya menggunakan pihak

ketiga dengan kedudukan yang lebih tinggi dari kedua belah pihak

yang bertentangan. Penentuan pihak ketiga harus disepakati oleh dua pihak

yang berkonflik. Keputusan pihak ketiga ini bersifat mengikat.

5) Mediation

(mediasi) adalah menggunakan pihak ketiga yang netral untuk

menyelesaikan kedua belah pihak yang bertikai. Berbeda dengan arbitration,

keputusan pihak ketiga ini bersifat tidak mengikat

6)Concilation

adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan yang berselisih agar

tercapai persetujuan bersama. Biasanya dilakukan melalui perundingan


7) Ajudication adalah penyelesaian perkara melalui pengadilan. Pada

umumnya cara ini ditempuh sebagai alternatif terakhir dalam penyelesaian

konflik.

8) Stalemate adalah suatu akomodasi semacam balance of power (politik

keseimbangan) sehingga kedua belah pihak yang berselisih sampai pada

titik kekuatan yang seimbang. Posisi itu sama dengan zero option(titik nol)

yang sama-sama mengurangi kekuatan serendah mungkin. Dua belah pihak

yang bertentangan tidak dapat lagi maju atau mundur.

9) Segregasi adalah upaya saling memisahkan diri atau saling menghindar di

antara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi

ketegangan.

10)Gencatan senjata adalah penangguhan permusuhan atau peperangan dalam

jangka waktu tertentu. Masa penangguhan digunakan untuk mencari upaya

penyelesaian konflik di antara pihak-pihak yang bertikai.

c.Akulturasi

Akulturasi adalah suatu proses yang timbul apabila suatu kelompok manusia dan

kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing

dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun

diterima tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Biasanya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur

kebudayaan kebendaan dam peralatan yang sangat mudah dipakai dan dirasakan

sangat bermanfaat seperti komputer ,handphone, mobil, dan lain-lain.


Sedangkan kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsur kebudayaan asing

yang sulit diterima adalah unsur kebudayaan yang menyangkut ideologi,

keyakinan, atau nilai tertentu yang menyangkut prinsip hidup seperti paham

komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan lain-lain.

d.Asimilasi (assimilation)

Asimilasi adalah usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara beberapa

orang atau kelompok serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi

tercapainya tujuan bersama. Contoh asimilasi antar dua kelompok masyarakat

adalah upaya untuk membaurkan etnis Tionghoa dengan masyarakat pribumi

2.Proses Disosiasi

Proses Interaksi sosial disosiatif

merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan sebuah perpecahan. Ada

beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif, antara lain sebagai berikut .

a. Persaingan (competitio)

Persaingan adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya saling berlomba

atau bersaing antarindividu atau antarkelompok tanpa menggunakan ancaman

atau kekerasan untuk mengejar suatu nilai tertentu supaya lebih maju, lebih

baik, atau lebih kuat. Contoh persaingan adalah saat siswa bersaing untuk

mendapatkan peringkat pertama atau pada saat berlangsungnya suatu

pertandingan.
b. Kontravensi (contravention)

Kontravensi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan

dan konflik. Bentuk kontravensi ada 5 yaitu :

1. Kontravensi yang bersifat umum. Seperti penolakan, keengganan, gangguan

terhadap pihak lain, pengacauan rencana pihak lain, dan perbuatan

kekerasan.

2. Kontravensi yang bersifat sederhana. Seperti memaki-maki, menyangkal

pihak lain, mencerca, memfitnah, dan menyebarkan surat selebaran.

3. Kontravensi yang bersifat intensif. Seperti penghasutan, penyebaran desas-

desus, dan mengecewakan pihak lain.

4 .Kontravensi yang bersifat rahasia. Seperti mengumumkan rahasia pihak lain

dan berkhianat.

5. Kontravensi yang bersifat taktis. Seperti intimidasi, provokasi, mengejutkan

pihak lawan, dan mengganggu atau membingungkan pihak lawan.

c. Konflik Konflik adalah suatu proses sosial dimana orang perorangan atau

kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang

pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Faktor-faktor

penyebab terjadinya konflik adalah

1.Adanya perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan

2.Berprasangka buruk kepada pihak lain

3.Individu kurang bisa mengendalikan emosi

4.Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok


5.Persaingan yang sangat tajam sehingga kontrol sosial kurang berfungsi

2.5 Interaksi Sosial sebagai Wujud Status dan Peranan Sosial

1) Kedudukan (Status) adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana

seseorang menjalankan kewajiban-kewajiban dan berbagai aktivitas lain

sekaligus merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapan-

harapan.

2) Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Peranan adalah

perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hal dan

kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya


BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan dapat dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1.Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih dan

masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif.

Terdapat stimulus dan tanggapan manusia.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial antara lain,

sugesti, imitasi, identifikasi, simpati, empati, motivasi.

3.Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial adalah kontak sosial dan komunikasi.

4.Bentuk-bentuk interaksi sosial, antara lain proses asosiasi dan proses disosiasi.

5.Interaksi sosial sebagai wujud status dan peranan sosial

4.2 Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan

masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus

menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian. Untuk itu marilah kita

menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan

individu lain, antarindividu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan

kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyaraka


DAFTAR PUSTAKA

Syarifudi., Mariam N. 2010. Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa

Kebidanan.Jakarta:Trans Info Media.

https://krizi.wordpress.com/2009/07/25/makalah-interaksi-sosial/, Online,diaskes

28 November 2015 pukul 11.03 WIB

Anda mungkin juga menyukai