KELOMPOK 2
LUSMARPI PAULINA
NASRIANI
NURHALIZAH
I. Latar Belakang
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada
aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs
kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh
interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan
syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.
Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan
komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial
secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-
cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip
salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh
interaksi sosial tidak langsung.
Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu
yang mengindentikkan (menyadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh
menyamakan kebiasaan pemain sepakbola idolanya. Simpati adalah interaksi
sosial yang didasari oleh foktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain.
Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa
yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu
korban bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan
komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial
dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif. Asosiatif meliputi akomodasi, difusi,
asimilasi, akulturasi, kooperasi (kerjasama) (Intinya interaksi social yang baik-
baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa dll). Contoh kerja sama antara
depertemen pendidikan nasional dengan PT Telkom dalam program Jardiknas.
a. ASTRID. S. SUSANTO
Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan
hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur
sosial. Hasil interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi
yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini.
b. BONNER
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih
yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan
individu yang lain atau sebaliknya
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga
macam, yaitu (p. 23) :
1. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif.
Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan.
Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau
keduanya (bermusuhan).
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif.
Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai
situasi dan kondisinya.
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan
bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk
membicarakan suatu proyek.
2. Komunikasi
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting
dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku
(pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang
disampaikan. Misalnya, seorang gadis dikirimi sekotak cokelat tanpa nama
pengirim. Gadis itu menerimanya dengan suka cita. Tapi ia bertanya-tanya,
siapa yang mengirimkannya, apa maksudnya, apakah sekotak cokelat itu
simbol cinta kasih atau hanya sekadar simbol persahabatan? Pertanyaan-
pertanyaan itu merupakan reaksi dan tafsiran si gadis terhadap si pemberi
cokelat.
Ada lima unsur pokok dalam komunikasi. Kelima unsur tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau
pikiran kepada pihak lain.
b. Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan,
pikiran, atau perasaan.
c. Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat
berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
d. Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat
berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
e. Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah
mendapatkan pesan dari komunikator.
Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah
sebagai berikut.
1). Encoding. Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan
dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini,
komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah
dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-
kode yang membingungkan komunikan.
2). Penyampaian. Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan
dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa
lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.
3). Decoding. Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami
kalimat serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.
e. Empati
Empati merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi
kejiwaan dan fisik seseorang. Contohnya, seorang ibu akan merasa
kesepian ketika anaknya yang bersekolah di luar kota. Faktor-faktor yang
diuraikan di atas (imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, empati) merupakan
faktor minimal yang menjadi dasar proses interaksi sosial. Simpati, empati,
dan identifikasi lebih dalam pengaruhnya, namun prosesnya agak lambat
jika dibandingkan dengan sugesti dan imitasi. Sugesti dan imitasi
pengaruhnya kurang mendalam, namun prosesnya berlangsung cepat.
Kelima faktor tersebut, cenderung berasal dari satu pihak individu atau
bersifat psikologis
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Arti Interaksi Sosial artinya melibatkan kedua belah pihak..
Faktor-faktor interaksi sosial antara lain
Kontak sosial langsung dan tidak langsung anatar lain kontak primer yaitu
hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna. kedepannya
penulisakan lebih fokus dan detail untuk saran dapat berisi kritik
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan
Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek
Hermawan, Ruswandi dan Kanda Rukandi. (2007). Perspektif Sosial Budaya. Bandung:
UPI PRESS