Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

KASUS : INTERAKSI, SOSIALISASI DAN


PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

DISUSUN OLEH :
NAMA

: DEVI PUTRI APRILIYANI

NIM

: F1D315029

PROGRAM STUDI

: TEKNIK GEOFISIKA

JURUSAN

: TEKNIK KEBUMIAN

DOSEN PENGAMPU : AGUS TOPO SUBEKTI, S.Pd, M.M

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang INTERAKSI, SOSIALISASI DAN
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal untuk memenuhi nilai Ilmu
Sosial dan Budaya Dasa dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan. Baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun agar kami dapat memperaiki makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat dan mendapatkan nilai yang
baik untuk kami maupun dari pembaca. Untuk itu kami mengucapkan
terimakasih.
Jambi, 14 April 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Interaksi Sosial.............................................................................6
2.2 Ciri-ciri Interaksi Sosial.................................................................................6
2.3 Faktor-faktor Pendorong Interaksi Sosial.......................................................7
2.4 Bentuk Interaksi Sosial...................................................................................8
2.5 Pengertian Sosialiasi.......................................................................................9
2.6 Media atau Agen Sosialisasi.........................................................................10
2.7 Bentuk-bentuk Sosialisasi............................................................................10
2.8 Pengertian Kepribadian................................................................................11
2.9 Faktor-faktor dalam Perkembangan Kepribadian.........................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk social yang tiak dapat hidup tanpa bantan
orang lain. Oleh karena itu, manusia perlu berinteraksi dengan manusi lainnya.
Interaksi social yang menjadi syarat utama terjadinya, aktivitas-aktivitas sosial ini
merupakan hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial menyangkut hubungan
antarperorangan, antarkelompok atau antara individu dengan kelompok. Interkasi
sosial terjadi jika masing-masing pihak sadar akan kehadiran pihak lain. Jadi,
walaupun orang-orang saling bertatap muka tetapi tidak saling bicara, tetap telah
terjadi suatu interaksi sosial.
Setiap manusia dilahirkan dengan kepribadian yang berbeda. Kepribadian
seseorang terkait dengan proses sosialisasi yang berlangsung di masyarakat.
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang ada dalam sebuah masyarakat.
Dalam keluarga proses sosialisasi pertama kali dilakukan. Apa yang dianggap baik
dan benar dalam sebuah masyarakat

akan diajarkan oleh orang tua kepada

anaknya sehingga akan mempengaruhi kepribadiannya dimasa yang akan datang.


Sosialisasi berlangsung terus menerus pada tiap-tiap masyarakat. Dengan
proses sosialisasi seseorang menjadi tahu bagaimana ia harus bertingkah laku
ditengah-tengah masyarakat. Dalam hal ini norma-norma dan nilai-nilai yang
dianut sebuah masyarakat menjadi faktor yang paling menentukan bagaimana
seseorang harus berperilaku agar ia tidak dikucilkan dan menjadi orang yang
disukai dalam kelompoknya. Proses pembentukan kepribadian seseorang akan
berbeda satu sama lain tergantung dari pola sosialisasi yang dianut oleh
masyarakatnya. Walaupun demikian, setiap masyarakat mempunyai pola-pola
perilaku umum yang membatasi perilaku individu berdasarkan kepribadiannya.

1.2 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa itu interaksi sosial?


Apa saja faktor pendorong dan bentuk interaksi sosial?
Apa pengertian sosialisasi?
Bagaimana bentuk-bentuk sosialisasi?
Apa itu kepribadian?
Apa saja faktor-faktor dalam perkembangan kepribadian?

1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengetahui pengertian interaksi sosial


Mengetahui faktor pendorong dan bentuk interaksi sosial
Mengetahui pengertian sosialisasi
Mengetahui bentuk-bentuk sosialisasi
Mengetahui pengertian kepribadian
Mengetahui faktor-faktor dalam perkembangan kepribaadian

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Interaksi Sosial


Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok dalam
masyarakat. Interaksi ini sifatnya dinamis. Dalam kenyataan sehari-hari terdapat
tiga macam cakupan dalam definisi interaksi sosial, yaitu sebagai berikut :
1. Interaksi antara individu dengan individu
Individu yang memberikan pengaruh, rangsangan atau stimulus kepada
individu lainnya. Sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan
memberikan reaksi, tanggapan atau respon. Wujud interaksi ini dapat
dalam bentuk berjabat tangan, saling menegur, bercakap-cakap atau
mungkin bertengkar.
2. Interaksi antara individu dengan kelompok
Secara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok
bisa dilihat pada contoh : seorang guru sedang mengajari siswa-siswanya
di dalam kelas, atau seorang orator yang sedang berpidato didepan orang
banyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa
kepentingan seorang individu berhadapan dengan kepentingan kelompok.
3. Interaksi antara kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi seperti ini menunjukkan bahwa kepentingan individu
dalam

kelompok

merupakan

stu

kesatuan,

berhubungan

dengan

kepentingan individu dalam kelompok lain. Contohnya, satu kesebelasan


sepak bola bertanding melawan kesebelasan lainnya.

2.2 Ciri-ciri Interaksi Sosial


Apabila ingin memahami lebih mendalam tentang interaksi sosial, maka
perlu mengetahui cirri-ciri interaksi sosial. Beberapa cirri yang dapat dikenali
adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Jumlah pelakunya lebih dari satu orang


Terjadinya komunikasi diantara pelaku melalui kontrak sosial
Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

Secara ideal pola yang melandasi interaksi sosial memiliki beberapa syarat antara
lain :
1. Tujuan yang jelas

2. Kebutuhan yang jelas dan bermanfaat


3. Adanya kesesuaian dan berhasil guna
4. Adanya kesesuaian dengan kaidah-kaidah sosial yang berlaku.

2.3 Faktor-faktor Pendorong Interaksi Sosial


Secara psikologis, seseorang melakukan interaksi sosial dengan orang lain
didasari oleh adanya dorongan-dorongan yang bersifat psikologis-sosiologis,
antara lain sebagai berikut :
1. Imitasi
Adalah suatu tindakan seseorang untuk meniru segala sesuatu yang ada
pada orang lain. Hal ini disebabkan oleh adanya minat dan perhatian
terhadap objek atau subjek yang akan ditiru serta adanya sikap menghargai
dan mengagumi pihak lain yang dianggap cocok.
2. Identifikasi
Merupakan upaya yang dilakukanseseorang untuk menjadi sama (identik)
dengan orang yang ditirunya, baik dari segi gaya hidup maupun
pelakunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi pada peniruan pola
perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiwaan yang sangat dalam.
3. Sugesti
Adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang
kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi sugesti
tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang disugestikannya itu tanpa
berpikir lagi secara kritis dan rasional.
4. Motivasi
Adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan
seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi
sugesti tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang disugestikannya itu
tanpa berpikir lagi secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggng jawab.
5. Simpati
Merupakan sikap ketertarikan seseorang terhadap orang lain. Sikap ini
timbul karena adanya kesesuaian nilai yang dianut oleh kedua belah pihak,
seperti pola pikir, kebijakan atau penampilan.
6. Empati
Hampir mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih
menjiwai atau lebih terlihat secara emosional.

2.4 Bentuk Interaksi Sosial


Setiap interaksi (proses sosial) akan selalu menghasilakn dua bentuk
interaksi sosial, yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif,
1. Interaksi Sosial Asosiatif
Merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Ada
beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif, antara lain sebagai berikut :
a. Kerja Sama (Cooperation)
Merupakan bentuk utama dari proses interaksi sosial karena pada
dasarnya interaksi sosial yang dilakukan oleh seorang atau
sekelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau
kebutuhan bersama. Kerja sama dapat dibedakan menjadi kerja
sama spontan, kerja sama langsung, kerja sama kontrak dan kerja
sama tradisional.
b. Akomodasi (Accomodation)
Merupakan suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi
antarindividu dan antarkelompok untuk meredakan pertentangan.
Akomodasi mempunyai dua aspek pengertian yaitu upaya untuk
mencapai penyelesaian suatu konflik atau pertikaian dan keadaan
atau kondisi selesainya suatu konflik atau pertikaian tersebut.
c. Asimilasi (Assimilation)
Merupakan proses kea rah peleburan kebudayaan sehingga masingmasing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal sebagai milik
bersama. Asimilasi akan terjadi apabila ada perbedaan kebudayaan
antara kedua belah pihak, ada interaksi intensif antara kedua pihak
dan ada proses saling menyesuaikan.
d. Akulturasi (Acculturation)
Merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan
menerima unsure-unsur dari suatu kebudayaan asing tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
2. Interaksi Sosial Disosiatif
Merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan sebuah perpecahan.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif, antara lain sebagai berikut:
a. Persaingan
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau
kelompok sosial tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil

secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan


fisik.
b. Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan
pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap
tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terangterangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok.
c. Pertentangan atau Konflik Sosial
Adalah proses sosial antarperorangan atau kelompok masyarakat
tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang
sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau
jurang pemisah diantara mereka.

2.5 Pengertian Sosialiasi


Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal
dan

menghayati

norma-norma

serta

nilai-nilai

sosial

sehingga

terjadi

pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku


masyarakatnya. Berdasarkan pengertian sosialisasi yang dikemukakan diatas,
dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut.
1. Sosialisasi ditempuh seorang individu melalui proses belajar untuk
memahami, menghayati, menyesuaikan dan melaksanakan suatu tindakan
yang sesuai dengan pola perilaku masyarakat.
2. Sosialisasi ditempuh seorang individu

secara

bertahap

dan

berkesinambungan, sejak ia dilahirkan hingga akhir hayatnya.


3. Sosialisasi erat sekali kaitannya dengan enkulturasi atau proses
pembudayaan, yaitu suatu proses belajar seorang individu untuk belajar
mengenal, meghayati dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya
terhadap sistem adat dan norma, serta semua peraturan dan pendirian yang
hidup dalam lingkungan kebudayaan masyarakat.

2.6 Media atau Agen Sosialisasi

Keluarga
Kelompok bermain
Lingkungan sekolah
Lingkungan kerja
Media massa

2.7 Bentuk-bentuk Sosialisasi


Peter L. Berger dan Luckmann (1993) membedakan sosialisasi menjadi
dua jenis, yaitu sebagai berikut :
-

Sosialisasi Primer
Merupakan sosialisasi pertama yang dialami individu sewaktu kecil. Pada
tahap ini, anak mulai mengenal keluarganya, dan berlangsung sebelum si

anak memasuki lingkungan yang lebih luas, seperti lingkungan sekolah.


Sosialisasi Sekunder
Merupakan tahapan lanjutan setelah sosialisasi primer. Dalam tahap ini
dikenal adanya proses desosialisasi, yaitu proses pencabutan identitas diri
yang lama dan dilanjutkan dengan resosialisasi, yaitu emberian identitas
baru yang didapat melalui instuti sosial.

Adapun tahap-tahap sosialisasi menurut George Herbert Mead (1993) proses


sosialisasi berlangsung melalui beberapa tahapan yaitu : masa anak-anak, masa
remaja dan masa dewasa.

2.8 Pengertian Kepribadian


-

Theodore M. Newcomb (1990)


Kepribadian merupakan organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai

latar belakang dari pelakunya.


Roucek dan Warren
Kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis, psikologi dan

sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu.


Koentjeraningrat (1996)
Kepribadian merupakan sebagai susunan dari unsure-unsur akal dan jiwa
yang menentukan tingkah laku atau tindakan secara individu.

2.9 Faktor-faktor dalam Perkembangan Kepribadian


Harus disadari bahwa setiap orang memiliki corak kepribadian yang tidak
selalu sama, walaupun memiliki asal-usul atau keturunan yang sama. Demikian
juga orang yang bergaul dilingkungan masyarakat yang berbeda-beda akan
menghasilkan suatu proses pembentukan kepribadian yang berbeda-beda pula.
Faktor-faktor dalam perkembangan kepribadian seseorang adalah sebagai berikut :
1. Warisan Biologis

Semua manusia yang normal dan sehat mempunyai persamaan biologis


tertentu, seperti mempunyai dua tangan, pancaindra, kelenjar seks dan otak
yang rumit. Persamaan biologis ini membantu menjelaskan beberpa
persamaan dalam kepribadian dan perilaku semua orang.
Setiap warisan biologis seseorang juga bersifat unik, yang berarti bahwa
tidak seorang pun yang mempunyai karakter fisik yang sama. Beberapa
orang mengklaim perbedaan individual dalam kemampuan, prestasi dan
perilaku hampir semuanya berhubungan dengan lingkungan, dan bahwa
perbedaan individu dalam warisan biologis tidak begitu penting.
2. Faktor Lingkungan Fisik
Faktor lingkungan fisik akan mempengaruhi kepribadian seseorang
individu. Misalnya, masyarakat yang tinggal didaerah subur seperti daerah
pedesaan cenderung memiliki kepribadian yang ramah, tenang dan sabar.
Sebaliknya, masyarakat yang tinggal di daerah tandus cenderung rakus,
dan egois karena lingkungan fisik yang keras.
3. Faktor Kelompok
Sebuah kelompok dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian
anggotanya, baik kepribadian yang sifatnya positif maupun yang negative.
Misalnya, sekelompok sepermainan.
4. Faktor Kebudayaan Khusus
Setiap daerah memiliki karakteristik yang khas karena pengaruh
kebudayaan yang dianut. Misalnya, kepribadian masyarakat kota berbeda
dengan masyarakat desa atau masyarakat industry berbeda kepribadiannya
dengan masyarakat tradisional. Begitu juga jika menyangkut kepribadian
suku bangsa, ras dan kelas sosial tertentu akan berbeda satu sama lain.
5. Faktor Pengalaman yang Unik
Kepribadian seseorang akan dipengaruhi oleh sejumlah pengalaman yang
dilalui dalam hidupnya. Pengalaman yang dilalui individu tidak sama
dengan individu lainnya. Oleh karena itu, pengalaman yang unik akan
membentuk kepribadian seseorang yang berbeda dengan individu lainnya.
Kepribadian seorang individu terbentuk melalui beberapa tahap yaitu fase pertama
(usia 1-2 tahun), fase kedua (menjelang masa dewasa) dan fase ketiga (usia antara
25-28 tahun).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Interaksi sosial adalah hubungan timbale balik antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok
dalam masyarakat.
2. Faktor pendorong interaksi sosial adalah : imitasi, identifikasi, sugesti,
motivasi, simpati dan empati.
3. Sosialisasi adalah proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati
norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap
untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.
4. Bentuk sosialisasi yaitu ada sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder.
5. Kepribadian adalah abstraksi dari pola perilaku manusia, cirri-ciri watak
yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang individu dan mencakup
kebiasaan-kebiasaan, sikap dan berbagai sifat yang khas apabila seseorang
berhubungan dengan orang lain.
6. Faktor-faktor dalam perkembangan kepribadian adalah warisan biologis,
faktor lingkungan fisik, faktor kelompok, faktor kebudayaan khusus dan
faktor pengalaman yang unik.

3.2 Saran
Diharapkan bagi pembaca untuk membaca dengan baik makalah yang
telah dibuat ini, karea didalamnya banyak terdapat ilmu yang bermanfaat yang
bisa diterapkan dalamkehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Taufiq Rohman Dhohiri, M. D. (2007). SOSIOLOGI 1. Jakarta: Yudhistira.


Wiraatmadja, D. H. (2007). SOSIOLOGI KAJIAN KEHIDUPAN MASYARAKAT.
Jakarta: Yudhistira.
Zuhro, D. A. (2007). SOSIOLOGI. Jakarta: Yudhistira.

Anda mungkin juga menyukai