Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 2

Tiara Putri Dhayni


042062978
Mata Kuliah Psikologi Sosial

1. Sikap merupakan kajian yang sangat krusial karena sikap berperan sangat penting dalam
setiap aspek dalam kehidupan sosial.

Pertama, sikap pada dasarnya mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam hubungan kita
dengan orang lain. Sebagai contoh sikap yang positif terhadap seseorang membuat kita
senang bertemu dengan orang itu, bahkan melakukan sesuatu untuk dia, mengimitasi
perilakunya, dan sebagainya. Sementara sikap yang negatif sebaliknya.

Kedua, sikap mempengaruhi banyak keputusan-keputusan penting kita. Pilihan kita pada
masa pemilihan presiden, gaya hidup, jurusan kuliah, semua dipengaruhi sikap terhadap orang
dan objek-objek tersebut.

Ketiga, sikap menentukan posisi kita ketika kita dihadapkan dengan isu-isu sosial yang
krusial.

Ellis mengemukakan tentang sikap sebagai berikut: "Attitude involve some knowledge of
situation. However, the essential aspect of the attitude is found in the fact that some
characteristic feeling or emotion is experienced. And as we would accordingly expect, some
definite tendency to action is associated." Jadi menurtu Ellis, yang sangat memegang peranan
penting di dalam sikap ialah faktor perasaan atau emosi, dan faktor kedua adalah reaksi atau
respon, atau kecenderungan untuk bereaksi. Dalam beberapa hal, sikap merupakan penentu
yang penting dalam tingkah laku manusia. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan
dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike), menurut dan
melaksanakannya atau menjauhi atau menghindari sesuatu.

2. A. Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu
membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya.
Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:

1. Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman


pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam
situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam
dan lebih lama berbekas.

2. Kebudayaan. B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan


(termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak
lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah
reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari
masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang
lain.
3. Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu bersikap konformis
atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini
antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

4. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi,
radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi
tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan
menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

5. Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan
agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan
baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan,
diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

6. Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi
lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap
merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam
penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap
demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi
dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya
bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.

B. Ada beberapa bentuk pengaruh media massa terhadap masyarakat, pengaruh-pengaruh


tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, media massa dapat membentuk keragaman di tengah masyarakat. Hal
tersebut terjadi akibat pemberitaan secara kontinu dapat menyebabkan seseorang mengalami
perubahan dalam hal sistem nilai, pikiran, tindakan manusia dan keseharian masyarakat.
Keragaman ini bukan hal yang buruk selama masyarakat memiliki kedewasaan untuk
menghadapi perbedaan pemikiran dengan arif, dan tentunya media massa juga harus
menyampaikan nilai-nilai tersebut.
Kedua, media massa mempengaruhi kehidupan masyarakat dalam bentuk
menyediakan informasi-informasi penting untuk kehidupan keseharian masyarakat. Saat ini
media massa telah mencakup hampir ke segala penjuru kehidupan masyarakat. Kebutuhan
masyarakat akan informasi juga semakin tinggi, sehingga membuat media massa dengan
teknologi yang maju menjadi suatu hal yang sangat diperlukan oleh masyarakat modern.

Ketiga, media massa mempengaruhi kebudayaan masyarakat. Media massa dapat


menjadi salah satu alat untuk melakukan perubahan budaya di tengah masyarakat. Misalnya
budaya rasionalitas, perilaku buang air dengan toilet duduk yang berasal dari Eropa atau
bentuk-bentuk kebudayaan lain yang mungkin sebelumnya tidak pernah ditemui atau tidak
pernah terbesit sekalipun di tengah masyarakat tertentu. Pembentukan kebudayaan tentu dapat
bernilai negatif ataupun positif, sehingga daripada menolak atau menghentikan media massa
karena khawatir kebudayaan lama hilang, lebih baik menanamkan pada masyarakat akan arti
penting budaya lokal yang penuh kearifan.
Keempat, media massa dapat mempengaruhi keinginan atau kebutuhan yang muncul
pada diri personal tertentu. Hal itu terjadi lantaran media massa dapat secara kontinu
menampilkan produk atau hal-hal tertentu dengan upaya untuk membuat pembaca, pendengar,
atau pemirsa yang menyaksikannya terpengaruh untuk ikut meyakini bahwa mereka
membutuhkan hal tersebut untuk kehidupan mereka.
Hal ini misalnya bisa terlihat dari penggunaan iklan yang intens pada media. Selain
itu, gambaran tentang keluarga ideal, masa muda yang ideal, dan lain sebagainya, juga bisa
datang dari artikel atau berita-berita tentang hal tersebut yang ditampilkan oleh media massa
tertentu. Tentunya hal ini dapat bermakna positif dan juga negatif. Oleh karena itu regulasi
terhadap media juga harus disusun sebaik mungkin untuk mengantisipasi masalah pengaruh
media massa yang buruk terhadap rakyat.

Anda mungkin juga menyukai