Pembentukan Kepribadian
Nathan Aurelius Artha X Mipa 3/21 -
Hakikat Sosialisasi
• Orientasi
1. Warisan Biologis
Faktor keturunan sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian.Menurut
Paul Horton & Chester Hunt,karakteristik fisik tertentu menjadi factor dalam perkembangan
kepribadian sesuai dengan bagaimana itu didefinisikan dalam masyarakat & kelompok acuan
seseorang
2. Lingkungan fisik
Ellsworth Huntington menekankan bahwa perbedaan perilaku
kelompok disebabkan oleh berbedanya iklim,topografi,atau sumber alam.
3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk social, baik berupa gagasan, aktivitas, maupun hasil aktivitas manusia yang
digunakan untuk memahami lingkungan dan pengalamannya, serta dijadikan pedoman hidup.
Faktor Pembentuk Kepribadian
Faktor pembentukan kepribadian terbagi menjadi 5,berikut adalah;
4. Pengalaman Kelompok
Masyarakat majemuk memiliki kelompok-kelompok dengan budaya dan standar atau
ukuran moral berbeda-beda (digunakan untuk menentukan mana kepribadian yang baik dan tidak
baik)
5. Pengalaman Unik
Menurut Paul B. Horton, pengalaman unik mengandung pengertianbahwa tidak seorang pun
mengalami pengalaman yang sama persis satusama lainnva. Pengalaman unik dapat membentuk
kepribadian seseorang.
Dari kelima factor pembentuk diatas,sosiologi tidak memusatkan perhatian kepada factor
warisan (keturunan biologis) & lingkungan fisik.Fokus sosiologi dalam mengkaji pembentukan diri
adalah interaksi seseorang dengan orang lain
Agen-agen Sosiologi
Dalam sosiologi,pihak pihak yg
melaksanakan sosialisasi disebut
sebagai agen/media sosialisasi. Fullier &
Jacobs mengidentifikasikan 4 agen
sosialisasi utama yg melaksanakan
proses sosialiasi utama.Keempat agen
atau media socialisasi tersebut adalah
keluarga,kelompok sebaya atau seper-
mainan, sekolah,dan media massa
Agen-agen Sosiologi
1.Keluarga
keluarga merupakan kelompok
primer yang selalu bertatap muka dengan kita, sehingga dapat selalu mengikuti perkembangan anggota-
anggota keluarganya. orang tua juga mempunyai kondisi yang tinggi untuk mendidik anak-anaknya,
sehingga menimbulkan hubungan emosional, dimana hubungan ini sangat diperlukan dalam proses
sosialisasi.Proses sosialisasi yang dilakukan dalam keluarga bisa dengan cara memberikan dorongan atau
motivasi kepada anak² nya tentang perilaku & tindakan yang baik dalam aturan atau norma di
masyarakat tersebut.
2.Teman Sebaya (peer group)
Kelompok bermain yg terdiri dari berbagai macam individu dengan karakter & sifat yang berbeda
membuat kita banyak mendapatkan sebuah nilai,yg mana dapat mempengaruhi kita dalam berinteraksi
Pada tahap inilah seseorang masuk dalam tahap game stage, dimana hubungan interaksi yg dilakukan
dengan teman sebaya & derajat yg sama antara teman² disana.Melalui teman bermainlah kita dapat
belajar tentang nilai²keadilan/persamaan derajat.Tidak hanya itu, dalam kelompok bermain kita dapat
belajar perihal perilaku seseorang, mulai dari sifat & kepribadiannya
Agen-agen Sosiologi
3.Sekolah/Pendidikan
Pembentukan perilaku, sikap, seorang anak akan lebih luas dalam lingkungan sekolah. Seorang anak akan
mendapatkan sebuah peranan² baru dalam lingkungan tersebut, yg mana anak akan menjadi sosok yg
mandiri & berjiwa sosial kepada orang lain & masyarakat Salah satu contoh yang mungkin bisa kita lihat,
yaitu pemberian reward/ hadiah atas prestasi yang didapat seorang anak.Disinilah letak bagaimana media
sosialisasi sekolah lebih luas cakupannya, karena seorang anak akan mendapatkan peranan baru.
4.Media massa
Media massa merupakan bentuk komunikasi dan rekreasi yang menjangkau banyak orang. Light,
Keller,Calhoun mengemukakan bahwa media massa yang terdiri dari media cetak & elektronik, yg mana
bentuk² komunikasi yg menjangkau sejumlah besar orang.Proses sosialisasi melalui media massa ruang
lingkupnya lebih luas, seperti pada iklan² yg ada pada media massa,seperti iklan gaya hidup, fashion, pola-
pola konsumsi, dan perilaku-perilaku lainnya yang didapat dari iklan tersebut.
Bentuk Sosialisasi
Dibagi menjadi 2,berikut adalah;
1. Sosialisasi Primer
Sosialiasi pada tahap awal kehidupan seseorang sebagai
manusia.Berger dan Luckman menjelaskan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama
yang dijalani individu semasa kecil Ketika ia belajar menjadi anggota masyarakat.Sosialiasi
primer dipelajari dalam lingkungan keluarga,dalam proses ini seorang anak akan
diperkenalkan nilai nilai yang berlaku dalam masyarakat.
2. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder adalah proses selanjutnya yg
memperkenalkan individu kedalam lingkungan di luar keluarganya,seperti
sekolah,lingkungan bermain,dan lingkungan kerja.Dalam proses sosialiasi sekunder sering
dijumpai proses resosialisasi atau proses sosialisasi ulang dalam masyarakat.
Tipe Sosialiasi
Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari kedua tipe sosialisasi yg ada. Terdapat
2 tipe sosialisasi,yaitu sebagai berikut;
1. Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui Lembaga-Lembaga yang berwenang menurut
ketentuan yg berlaku dalam negara,seperti Pendidikan disekolah dan Pendidikan militer.
2. Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat didalam lingkungan masyarakat atau dalam
pergaulan yang bersifat kekeluargaan,seperti pergaulan dengan sesame
teman,sahabat,anggota klub,ataupun kelompok-kelompok social yg terdapat didalam
masyarakat.
Pola Sosialiasi
Getrude Jaeger membagi sosialisasi dalam 2 pola,yaitu pola sosialisasi represif dan pola
sosialisasi partisipatoris
1. Sosialisasi Represif
Menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan.Ciri lain dari sosialisasi
represif adalah penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan,penekanan
pada kepatuhan anak pada orang tua,penekanan komunikasi yg bersifat satu arah.
2. Sosialisasi Partisipatoris
Merupakan pola dengan ciri pemberian imbalan Ketika anak berperilaku baik.Selain
itu,hukuman dan imbalan simbolik.Penekanan terletak pada interaksi dan komunikasi yang
bersifat lisan.Pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak,sedangkan keluarga menjadi
generalized others.