Anda di halaman 1dari 7

PROSES SOSIALISASI

Menurut Prof. Dr. MZ Lawang (1985), proses sosialisasi, adalah proses


mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lain yang diperlukan
seorang individu untuk berpartisipasi secara efektif dalam kehidupan sosial.
Melalui proses sosialisasi seorang individu memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dan menjadi lebih mandiri.

Sosialisasi bertujuan untuk memberikan keterampilan, mengembangkan


kemampuan berkomunikasi, berlatih untuk mawas diri, dan menanamkan nilai
dan kepercayaan pokok pada diri seseorang.

Faktor-faktor yang memengaruhi proses sosialisasi adalah sebagai


berikut:

1. Adanya sifat dasar manusia (berasal dari ayah)


2. Lingkungan pranatal (berasal dari ibu)
3. Perbedaan karakter perorangan (dasar dan lingkungan)
4. Lingkungan (rumah, tetangga, teman sekolah)
5. Motivasi.

Kebiasaan, aturan, norma, dan nilai yang dikenal dan dipelajari seseorang
dalam proses sosialisasi dapat dilaksanakan dengan dua cara berikut:

1. Memaksakan aturan-aturan tertentu (represif)


Memaksakan aturan-aturan tertentu terjadi pada saat orang tua
menanamkan norma-norma agama terhadap anaknya. Posisi orang tua
dalam hal ini berada di atas karena orang tua dapat memaksakan anak
untuk mematuhi aturan dan akan memberi hukuman jika aturan dilanggar.
2. Tidak memaksakan aturan-aturan tertentu (partisipasif)
Contoh dari proses ini adalah saat seorang anak menjalin poertemanan
dengan lingkungan di mana dia berinteraksi. Tidak ada bentuk pemaksaan
dalam proses sosialisasi ini. Anak sudah dapat membayangkan apa saja
yang harus dilakukannya agar diterima dalam pergaulan. Dalam
lingkungan keluarga sosialisasi partisipasif juga terjadi karena orang tua
seringkali berperan sebagai teman bagi anak-anaknya. Sosialisasi
partisipasif menyebabkan hubungan orangtua dan anak-anaknya menjadi
lebih dekat sehingga proses sosialisasi menjadi lebih efektif.

Proses sosialisasi juga berkaitan dengan proses belajar kebudayaan dalam


hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu, seorang individu dari masa
anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi
dengan segala macam individu sekelilingnya yang menduduki beraneka macam
peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.

Kita dapat mengerti cara menyelami dan mencoba mencapai pengertian


tentang suatu kebudayaan dengan belajar dari jalannya proses sosialisasi baku
yang lazim dialami oleh sebagian individu dalam kebudayaan bersangkutan.
Itulah sebabnya proses sosialisasi merupakan suatu proses yang sudah sejak
lama mendapat perhatian besar dari banyak ahli antropologi sosial.

Para individu dalam masyarakat yang berbeda akan mengalami proses


sosialisasi yang berbeda pula karena proses sosialisasi banyak ditentukan oleh
susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan.

A. Proses Sosialisasi :
1. Enkulturasi : Secara istilah berarti pembudayaan, dan dalam bahasa
Inggris digunakan istilah institutionalization. Proses enkulturasi adalah
proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran
serta sikapnya dengan adat, sistem norma, dan peraturan yang hidup
dalam kebudayaannya.
2. Internalisasi : Proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia
hampir meninggal. Dalam proses ini individu belajar menanamkan dalam
kepribadiannya segala perasaan, hasrat, napsu, dan emosi yang
diperlukan sepanjang hidupnya.
3. Sosialisasi : Proses di mana seorang individu belajar pola-pola tindakan
dalam interaksi dengan segala macam individu sekelilingnya yang
menduduki beraneka ragam peranan sosial.

B. Tahapan Sosialisasi :

Proses sosialisasi berlangsung seumur hidup, mulai seseorang masih bayi


hingga dewasa. Sebagai contoh, ketika ia masih bayi, ia mempelajari apa yang
diajarkan orang tua dan keluarganya. Ketika ia memasuki dunia sekolah, ia
mempelajari nilai dan norma yang berlaku di sekolah. Ketika bekerja, ia akan
mempelajari nilai, norma, dan kebiasaan yang berlaku di tempat yang baru
tersebut. Ada dua tahap sosialisasi yaitu :

1. Sosialisasi Primer (Primary Socialization) : Sosialisasi primer adalah


sosialisasi yang pertama kali dijalani individu ketika ia baru lahir.
Sosialisasi ini menjadi pintu bagi seseorang memasuki keanggotaan
masyarakat. Manusia diarahkan menjadi probadi yang dapat beinteraksi
dengan pribadi yang lain sesuai dengan harapan masyarakat. Sosialisasi
primer terjadi di tengah-tengah keluarga pada masa anak-anak. Berger
dan Luckman menjelaskan bahwa sosialisasi primer sebagai sosialisasi
pertama yang dijalani individu semasa kecil, yaitu ketika ia belajar
menjadi anggota masyarakat. Hal itu dipelajarinya dalam keluarga.
2. Sosialisasi Sekunder (Secondary Socialization) : Terjadi pada akhir masa
kanak-kanak dan remaja. Pada saat ini, anak meninggalkan keluarganya
dan masuk ke dalam pengaruh teman sebaya dan orang dewasa di luar
rumahnya. Sosialisai sekunder merupakan proses sosialisasi yang
memperkenalkan individu ke dalam lingkungan di luar keluarganya,
seperti sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan kerja. Salah satu
bentuk sosialisasi sekunder adalah resosialisasi. Resosialisasi adalah
proses pemberian kepribadian baru kepada seseorang. Resosialisasi
sering pula disebut sebagai proses pemasyarakatan total. Sebagai contoh,
proses pemasyarakatan yang dialami para penghuni penjara, rumah sakit
jiwa, dan pendidikan militer. Seorang yang semula bebas, karena
melakukan pelanggaran hukum kemudian dipenjara. Di penjara inilah
terjadi proses pembentukan kepribadian baru. Segala gerak-geriknya,
cara berpakaian, waktu tidur, waktu makan, dan aktivitas lainnya tidak
lagi dapat dilakukan secara bebas. Semua diatur berdasarkan norma
penjara yang ketat dan tidak memberikan kebebasan. Demikian juga,
para peserta pendidikan dan pelatihan militer serta pasien rumah sakit
jiwa. Semuanya harus mengalami proses penyesuaian nilai dan norma
baru secara total.

C. Macam – macam Proses Sosialisasi :


1. Proses Sosialisasi yang Terjadi Tanpa Disengaja melalui Proses Interaksi
Sosial
Proses ini terjadi apabila individu yang disosialisasi maupun yang
terisolasi menyaksikan kegiatan yang dilakukan dan diperbuat oleh orang
- orang disekitarnya dalam berinteraksi. Misalnya sorang anak
memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh orang tuanya kemudian ia
meniru dan mencontohkan perbuatan tersebut dalam pergaulan sehari-
hari.
2. Proses Sosialisasi yang Terjadi secara Sengaja melalui Pendidikan dan
Pengajaran.

Proses ini terjadi apabila seorang individu mengikuti pengajaran


dan pendidikan yang sengaja dilakukan oleh pendidik - pendidik yang
mewakili masyarakat. Dalam pendidikan anak akan dikenalkan pada
norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.

D. Teori-teori Sosialisasi
1. Teori Charles H. Cooley
Teori ini menekankan peranan interaksi dalam proses sosialisasi.
Menurutnya, konsep diri (self concept) seseorang berkembang melalui
interaksinya dengan orang lain atau dikenal dengan istilah looking-glass
self . Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain
terbentuk melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut:
a. Tahap memahami diri kita dari pandangan orang lain. Contohnya
seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan
yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas
yang melebihi teman-temannya.
b. Tahap merasakan adanya penilaian dari orang lain. Dengan
pandangan bahwa si anak adalah yang paling hebat, ia merasa
orang lain selalu memuji dia dan selalu percaya pada tindakannya.
Dari pandangan dan penilaian bahwa ia adalah anak yang hebat,
timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri.
c. Tahap dampak dari penilaian tersebut terhadap dirinya. Dari
pandangan dan penilaian bahwa ia adalah anak yang hebat, timbul
perasaan bangga dan penuh percaya diri.
2. Teori George Herbert Mead
Sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui beberapa
tahapan :
a. Tahap persiapan atau Prepatory Stage : Sejak manusia dilahirkan
kemudian tumbuh mnjadi seorang anak, ia mulai mempersiapkan
diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh
pemahaman tentang diri. Pada tahap ini, anak-anak sudah mulai
menirukan hal yang diketahui dari sekelilingnya meskipun belum
sempurna. Contohnya, menirukan kata “minum” dengan
diucapkan “mimi”. Selain pengucapan yang belum sempurna, anak
juga belum memahami makna kata tersebut.
b. Tahap meniru atau Play Stage : Pada tahap ini, seorang anak mulai
menirukan dan mulai terbentuk pemahaman tentang sesuatu yang
didapatkan dari sekelilingnya dengan semakin sempurna.
Misalnya, ia mulai memahami nama diri dan siapa nama
orangtuanya, kakak, dan sebagainya. Pada tahap ini, seorang anak
sudah mulai dapat menempatkan diri pada posisi orang lain dan
munculnya kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan
orang-orang yang jumlahnya banyak.
c. Tahap siap bertindak atau Game Stage : Proses meniru sudah
mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang langsung
dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuan
menempatkan diri pada posisi orang lain semakin meningkat
sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara
bersama-sama dan bekerja sama dengan teman-temannya. Dengan
demikian, lawan berinteraksi semakin bertambah dasn kompleks.
Pada tahap ini, mulai dipahami dan disadari peraturan-peraturan
yang berlaku di luar keluarga.
d. Tahap penerimaan norma kolektif atau Generalized Stage : Pada
tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Penempatan dirinya
pada posisi masyarakat sudah semakin luas. Sikap toleransi, kerja
sama, dan kesadaran akan peraturan dengan masyarakat yang lebih
luas sudah semakin mantap. Dengan kata lain, pada tahap ini
seseorang telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

E. Peran Nilai dan Norma dalam Sosialisasi

Nilai yang dimiliki seseorang ikut memengaruhi perilakunya.


Adapun norma sebenarnya mengatur perilaku manusia yang behubungan
dengan nilai yang terdapat dalam suatu kelompok. Artinya,untuk menjaga
agar nilai kelompok tetap bertahan, lalu disusunlah norma-norma untuk
menjaganya. Oleh karena itu, pelanggaran terhadapat norma berarti juga
pelanggaran terhadap nilai yang dimiliki oleh suatu kelompok. Nilai dan
norma merupakan hal yang dapat mendorong atau bahkan menekan
anggota masyarakan untuk memenuhi dan mencapai tujuan atau hal-hal
yang diinginkan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai