Anda di halaman 1dari 17

Pertemuan 8

SOSIALISASI DAN KEPRIBADIAN


(Lanjutan)

Sosiologi Kelas X IPS


SMAN 1 Gombong
Tipe Sosialisasi
1. Sosialisasi Formal
Terbentuk secara sengaja oleh suatu badan/institusi formal, seperti
lembaga pendidikan, lembaga politik, dll.
2. Sosialisasi Informal
Terbentuk secara alamiah, seperti keluarga, kekerabatan, pertemanan, dan
ketetanggaan.
TAHAPAN SOSIALISASI ( GEORGE HERBERT MEAD )
1. Preparatory Stage
Tahapan sosialisasi yang pertamakli dilakukan seseorang ada tahap
persiapan yang dilakukannya sejak seseorang dilahirkan dari ibunya
kemudian tumbuh menjadi seorang anak, ia mulai mempersiapkan diri
untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman
tentang diri.
Pada proses inilah, setiap anak-anak sudah mulai menirukan hal yang
diketahui dari sekelilingnya meskipun apa yang dilakukan dan
dikerjakannya belumlah dianggap sebagai suatu keempurnaan, lantaran
belum memahami hakaket dan maksud yang dilakukannya.

Contohnya mengenai tahap persiapan dalam sosialisasi ini misalnya ketika


seorang anak-anak menirukan istilah makan, ia hanya bisa menyebutnya
“ma’an”, ataupun “nyam-nyam”. Penyebutannya belum seperna, selain
itpula seorang anak juga belum memahami makna kata tersebut secara
baik.
2. Play Stage
Play stage adalah istilah terhadap peniruan yang dilakukan oleh seorang anak
mulai terhadap lingkungannya, pada proses ini menirukan yang dilakukan mulai
terbentuk pemahaman tentang sesuatu yang didapatkan dari sekelilingnya dengan
semakin sempurna.

Contoh yang bisa disebutkan dalam proses play stage ini misalnya saja prilaku
anak yang mengetahui nama orang tuanya, nama kakak, serta saudara yang paling
dekat dengan dirinya. Pengetahuan terhadap nama anggota keluarganya ini di
dapatkan ketika banyak orang menyebut-nyebut nama-nama tersebut secara
berulang-ulang.

3. Game Stage
Tahapan sosialisasi yang selanjutnya berhubungan erat dengan tahap siap bertindak
yang disebut dengan game stage. Pada tahapan sosialisasi  ini terjadi proses meniru
sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang langsung dimainkan sendiri
dengan penuh kesadaran.

Contoh pada tahapan sosialisasi siap bertindak ini misalnya saja ketika seorang
anak bermain layang-layang, karena ada aturan yang dijalankan oleh keluarga
bahwa bermaian hanya boleh dilakukan ketika selesai sekolah maka secara
otomatis anak akan bermain setelah selesai sekolah.
4. Generalized Stage
Tahap yang ke-empat setelah tahap siap bertindak adalah tahap
penerimaan norma kolektif atau generalized stage. Pada tahap ini
seseorang sudah mulai dianggap dewasa. Dia sudah benar-benar
mampu menempatkan dirinya pada posisi masyarakat yang lebih luas.
Artinya, ia juga dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang
yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas yang
mungkin belum dikenalnya.

Seorang manusia yang sudah dewasa akan menyadari pentingnya suatu


peraturan, ia sudah menerima norma kolektif. Ia juga sudah berusaha
taat pada peraturan atau norma yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap yang
ke-empat telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya..
POLA SOSIALISASI
1. Sosialisasi Partisipatoris 
Sosialisasi partisipatif atau sosialisasi partisipatoris adalah
proses sosialisasi yang memfokuskan sosialisasi dengan
cara menanamkan kebiasaan, nilai, dan norma tanpa
melakukan paksaan dan kekerasan fisik. Contoh sosialisasi
partisipatif yang dapat dirasakan secara langsung adalah
ketika kalian diberikan hadiah oleh orang tua setelah
mendapat nilai rapor yang memuaskan. Proses pola
sosialisasi ini lebih bersifat dua arah.
2. Sosialisasi Represif 
Sosialisasi represif adalah proses sosialisasi yang ditandai
dengan adanya penekanan berupa hukuman. Contoh sosialisasi
represif adalah ketika kalian diberi hukuman kepada orang tua
jika nilai rapor kalian tidak memuaskan. Proses pola sosialisasi
ini lebih bersifat satu arah atau bersifat otoriter.
CIRI-CIRI SOSIALISASI
1. Sosialisasi represif,
a. Menghukum perilaku yang keliru
b. Hukuman dan imbalan material
c. Kepatuhan anak
d. Komunikasi sebagai perintah
e. Sosialisasi berpusat pada orang tua
f. Anak memperhatikan keinginan orang tua
g. Keluarga merupakan significant order (dominasi
orang tua)
2. Sosialisasi partisipatif,
a. Memberi imbalan bagi perilaku yang baik
b. Hukuman dan imbalan simbolis
c. Komunikasi sebagai bagian dari interaksi dan bersifat verbal
d. Sosialisasi berpusat pada anak
e. Orang tua memperhatikan keinginan anak
f. Keluarga merupakan generalized order (kerjasama ke arah
tujuan)
AGEN SOSIALISASI

1. KELUARGA
2. KELOMPOK BERMAIN
3. SEKOLAH
4. MEDIA MASSA
5. AGEN LAIN : ORGANISASI SOSIAL, POLITIK,
KEAGAMAAN, LINGKUNGAN KERJA, DLL.
AGEN SOSIALISASI:

1. Keluarga
Merupakan media sosialisasi yang pertama dan
utama bagi seorang anak sebelum anak melakukan
sosialiasi di Lingkungan yang lain. Pada umumnya
orang tua akan mencurahkan perhatian dan kasih
sayangnya untuk mendidik anak terutama dengan
pendidikan religi dan budi pekerti agar anak
memperoleh dasar – dasar pola pergaulan hidup
yang benar dan baik, melalui pengalaman disiplin,
kebebasan serta penyesuaian.
Fungsi keluarga, di antaranya adalah : reproduksi,
afeksi, sosialisasi, ekonomi.
2. Kelompok Bermain
Di dalam kelompok sebaya, remaja berusaha
menemukan jati dirinya. Kelompok sebaya menyediakan
suatu lingkungan, yaitu dunia tempat remaja dapat
melakukan sosialisasi, dengan nilai yang berlaku, bukan
lagi nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan
oleh teman sebayanya.
3. Sekolah
Ada dua fungsi penting sekolah dalam proses
sosialisasi, yaitu:
1. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan
yang diperlukan untuk mengembangkan daya
intelektual agar siswa dapat hidup layak di
masyarakat.
2. Membentuk kepribadian siswa agar sesuai
dengan nilai dan norma yang ada dalam
masyarakat.
Di sekolah selain memperoleh kemampuan
menulis, membaca, dan berhitung anak juga
belajar tentang kemandirian, prestasi, kekhasan,
dan universalisme (Robert Dreeben dalam
(Kamanto Sunarto 1993;31) .
4. LINGKUNGAN KERJA
Di lingkungan tempat bekerja, seseorang akan sering
berinteraksi dengan teman sekerja, dengan atasan, maupun
dengan relasi bisnis sehingga akan terjadi proses saling
mempengaruhi.
5. MEDIA MASSA
PENINGKATAN TEKNOLOGI YANG MEMUNGKINKAN
PENINGKATAN KUALITAS PESAN SERTA PENINGKATAN
FREKUENSI PENGENAAN TERHADAP MASYARAKATPUN
MEMBERI PELUANG BAGI MEDIA MASSA UNTUK BERPERAN
SEBAGAI AGEN SOSIALISASI YANG SEMAKIN PENTING.
PROSES SOSIALISASI
Pembentukan kepribadian manusia melalui proses sosialisasi meliputi:
1. Internalisasi nilai-nilai Proses penanaman nilai dan norma sosial ke dalam
diri seseorang yang berlangsung sejak lahir hingga meninggal.
2. Enkulturasi Proses pengembangan dari nilai-nilai budaya yang sudah
tertanam dalam diri seseorang dan diimplementasikan dalam perilaku
sehari-hari.
3. Pendewasaan diri Proses berlangsungnya internalisasi dan enkulturasi
secara terus menerus hingga membentuk suatu kepribadian. Jika
kepribadian terwujud secara utuh, seseorang bisa dikatakan dewasa dan
telah siap memegang peran dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai