Contoh yang bisa disebutkan dalam proses play stage ini misalnya saja prilaku
anak yang mengetahui nama orang tuanya, nama kakak, serta saudara yang paling
dekat dengan dirinya. Pengetahuan terhadap nama anggota keluarganya ini di
dapatkan ketika banyak orang menyebut-nyebut nama-nama tersebut secara
berulang-ulang.
3. Game Stage
Tahapan sosialisasi yang selanjutnya berhubungan erat dengan tahap siap bertindak
yang disebut dengan game stage. Pada tahapan sosialisasi ini terjadi proses meniru
sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang langsung dimainkan sendiri
dengan penuh kesadaran.
Contoh pada tahapan sosialisasi siap bertindak ini misalnya saja ketika seorang
anak bermain layang-layang, karena ada aturan yang dijalankan oleh keluarga
bahwa bermaian hanya boleh dilakukan ketika selesai sekolah maka secara
otomatis anak akan bermain setelah selesai sekolah.
4. Generalized Stage
Tahap yang ke-empat setelah tahap siap bertindak adalah tahap
penerimaan norma kolektif atau generalized stage. Pada tahap ini
seseorang sudah mulai dianggap dewasa. Dia sudah benar-benar
mampu menempatkan dirinya pada posisi masyarakat yang lebih luas.
Artinya, ia juga dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang
yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas yang
mungkin belum dikenalnya.
1. KELUARGA
2. KELOMPOK BERMAIN
3. SEKOLAH
4. MEDIA MASSA
5. AGEN LAIN : ORGANISASI SOSIAL, POLITIK,
KEAGAMAAN, LINGKUNGAN KERJA, DLL.
AGEN SOSIALISASI:
1. Keluarga
Merupakan media sosialisasi yang pertama dan
utama bagi seorang anak sebelum anak melakukan
sosialiasi di Lingkungan yang lain. Pada umumnya
orang tua akan mencurahkan perhatian dan kasih
sayangnya untuk mendidik anak terutama dengan
pendidikan religi dan budi pekerti agar anak
memperoleh dasar – dasar pola pergaulan hidup
yang benar dan baik, melalui pengalaman disiplin,
kebebasan serta penyesuaian.
Fungsi keluarga, di antaranya adalah : reproduksi,
afeksi, sosialisasi, ekonomi.
2. Kelompok Bermain
Di dalam kelompok sebaya, remaja berusaha
menemukan jati dirinya. Kelompok sebaya menyediakan
suatu lingkungan, yaitu dunia tempat remaja dapat
melakukan sosialisasi, dengan nilai yang berlaku, bukan
lagi nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan
oleh teman sebayanya.
3. Sekolah
Ada dua fungsi penting sekolah dalam proses
sosialisasi, yaitu:
1. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan
yang diperlukan untuk mengembangkan daya
intelektual agar siswa dapat hidup layak di
masyarakat.
2. Membentuk kepribadian siswa agar sesuai
dengan nilai dan norma yang ada dalam
masyarakat.
Di sekolah selain memperoleh kemampuan
menulis, membaca, dan berhitung anak juga
belajar tentang kemandirian, prestasi, kekhasan,
dan universalisme (Robert Dreeben dalam
(Kamanto Sunarto 1993;31) .
4. LINGKUNGAN KERJA
Di lingkungan tempat bekerja, seseorang akan sering
berinteraksi dengan teman sekerja, dengan atasan, maupun
dengan relasi bisnis sehingga akan terjadi proses saling
mempengaruhi.
5. MEDIA MASSA
PENINGKATAN TEKNOLOGI YANG MEMUNGKINKAN
PENINGKATAN KUALITAS PESAN SERTA PENINGKATAN
FREKUENSI PENGENAAN TERHADAP MASYARAKATPUN
MEMBERI PELUANG BAGI MEDIA MASSA UNTUK BERPERAN
SEBAGAI AGEN SOSIALISASI YANG SEMAKIN PENTING.
PROSES SOSIALISASI
Pembentukan kepribadian manusia melalui proses sosialisasi meliputi:
1. Internalisasi nilai-nilai Proses penanaman nilai dan norma sosial ke dalam
diri seseorang yang berlangsung sejak lahir hingga meninggal.
2. Enkulturasi Proses pengembangan dari nilai-nilai budaya yang sudah
tertanam dalam diri seseorang dan diimplementasikan dalam perilaku
sehari-hari.
3. Pendewasaan diri Proses berlangsungnya internalisasi dan enkulturasi
secara terus menerus hingga membentuk suatu kepribadian. Jika
kepribadian terwujud secara utuh, seseorang bisa dikatakan dewasa dan
telah siap memegang peran dalam masyarakat.