TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Fuller dan Jacobs (1973) dalam Sunarto (2004), agen adalah media
dan norma-norma sosial. Peran tersebut adalah merupakan lembaga sosial seperti
dan lingkungan sosial. Agen ini bisa di dapat seorang anak di dalam rumah dan bisa
juga didapatkan setelah seorang anak berpergian ke luar rumah. Disinilah mereka
Secara sederhana, sosialisasi adalah sebagai proses belajar bagi seseorang atau
sekelompok orang selama hidupnya untuk mengenali pola-pola hidup, nilai-nilai dan
norma sosial agar ia dapat berkembang menjadi pribadi yang bisa diterima oleh
individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berpikir
2004).
10
(peer group) seperti teman sepermainan, kerabat, tetangga dan teman sekolah. Bila
tidak sederajat (seperti paman, kakek, ibu, tante, kakak dan lain-lain), sedangkan
dalam kelompok bermain mereka bisa melakukan interaksi dengan orang-orang yang
sebaya.
Dengan kelompok bermain, seorang anak bisa mendapat peranan yang positif,
misalnya :
juga dampak negatif, misalnya teman sebaya tersebut mengajari melakukan hal-hal
yang tidak baik. Dan dari dampak negatif tersebut muncul penyimpangan misalnya :
1. Penyalahgunaan Narkoba
Hal ini dapat terjadi apabila teman si anak bukan teman yang baik sehingga dia
Yaitu tindakan yang melanggar norma, misalkan mencuri, membunuh dan lain-
lain.
4. Gaya hidup
Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau
sebagainya.
6. Kenakalan remaja
Selain itu, perkelahian antar pelajar termasuk jenis kenakalan remaja yang
disana. Demikian juga tawuran yang terjadi antar kelompok/etnis/warga yang akhir-
akhir ini sering muncul. Tetapi, sebelum si anak terlanjur terjerumus, orangtua dapat
melakukan berbagai upaya untuk melindungi si anak. Dan pastinya apa yang
diajarkan oleh keluarga akan dibawa oleh anak dari rumah keluar rumahnya ketika ia
1. Sosialisasi primer merupakan proses sosialisasi yang terjadi pada saat usia
seseorang masih usia balita. Pada fase ini, seorang anak dibekali pengetahuan
interaksi, seperti dengan ayah, ibu, kakak, dan anggota keluarga lainnya. Di masa
bimbingan tata kelakuan kepada anak, agar nantinya anak tersebut memiliki
kepribadian dan peran yang benar hingga mampu menempatkan antara hak dan
hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan
kepatuhan anak pada orang tua, penekanan pada komunikasi yang bersifat satu
arah, non-verbal dan berisih perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang
tua dan pada keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai significant others.
anak diberi imbalan ketika berperilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan
Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi yang bersifat lisan. Yang
Agen sosialisasi ini merupakan significant others (orang yang paling dekat)
dengan individu, seperti orangtua, kakak-adik, saudara, teman sebaya, guru atau
Individu dari yang tadinya hanya sebagai makhluk biologi melalui proses
Sosialisasi merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu sebagai
individu yang diharapakan oleh masyarakat dari pria dan wanita. Kebudayaan
secara biologis berbeda, karena itu peran-peran yang diharapkan masyarakat pun
bentuk atau pola dalam sosialisasi keluarga. Sosialisasi dengan cara represif
sedang pada sosialisasi yang partisipatori berpusat pada anak, karena orangtua
Menurut Fuller dan Jacobs (1973) dalam Sunarto (2004), yang termasuk ke
a. Keluarga
proses sosialisasi. Hal ini dimungkinkan sebab berbagai kondisi keluarga. Pertama,
Kedua, orang tua memiliki kondisi yang tinggi untuk mendidik anak-anaknya,
proses sosialisasi. Ketiga, adanya hubungan sosial yang tetap, maka dengan
sendirinya orang tua memiliki peranan yang penting terhadap proses sosialisasi
adalah keluarga. Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang terdiri atas orang
tua, saudara-saudara, serta mungkin kerabat dekat yang tinggal serumah. Keluarga
dengan istilah media sosialisasi primer. Melalui keluarga maka anak mengenal
dunianya dan pola pergaulan sehari-hari. Arti pentingnya keluarga sebagai media
sosialisasi primer bagi anak terletak pada pentingnya kemampuan yang diajarkan
pada tahap ini. Orang tua umumnya mencurahkan perhatian untuk mendidik anak
agar memperoleh dasar-dasar pergaulan hidup yang benar dan baik melalui
Salah satu pendekatan yang kini sering digunakan dalam kajian keluarga
adalah pendekatan teori sistem. Teori sistem pertama kali dicetuskan oleh Minuchin
(1974), yang mengajukan skema konsep yang memandang keluarga sebagai sebuah
sistem yang bekerja dalam konteks sosial dan memiliki tiga komponen. Pertama,
dua batasan. Pertama, aturan umum yang mengatur organisasi keluarga. Misalnya,
dalam keluarga terdapat hierarki kekuasaan dalam pola hubungan orang tua dengan
anak, dan fungsi komplementer antara suami dan istri dalam bekerja sebagai tim.
Kedua, adanya harapan bersama terhadap anggota keluarga tetentu. Harapan tersebut
ekonomi rumah tangga, serta tingkat kemampuan orang tua merawat juga sangat
b. Kelompok Bermain
didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman
bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula
teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan
tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman dan peranan), sosialisasi dalam kelompok
bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang
sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat
Kelompok media massa terbagi menjadi 3 bagian yaitu media cetak (surat
kabar, majalah, tabloid), media audio visual (radio, televisi, video, film, iklan), dan
media internet. Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan
1. Media cetak
a. Poster
Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar dengan tujuan untuk
seseorang bertindak akan sesuatu hal. Poster tidak dapat memberi pelajaran
diperuntukkan sebagai tindak lanjut dari suatu pesan yang sudah disampaikan
b. Leaflet
Leaflet adalah suatu bentuk media publikasi yang berupa kertas selebaran
dengan ukuran tertentu, disajikan dalam bentuk lembaran kertas berlipat dan
pameran. Leaflet dapat dibuat dengan teknik secara langsung serta melalui
tempat strategis seperti jalan raya. Pada umumnya berisi informasi mengenai
gambar.
d. Spanduk
Spanduk adalah media informasi yang berupa kain berukuran panjang 5 meter
dibentangkan.
e. Umbul-umbul
pedestrian.
f. X-Banner
X-banner ini adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi
gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar, biasanya ukuran dalam X
g. Gimmick
i. Koran/majalah/tabloid
dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi
a. Televisi
Televisi selain sebagai media hiburan dan informasi juga dapat digunakan
karakteristik tersendiri yang tidak bisa dimiliki oleh media massa lainnya.
b. Radio
penerimanya. Ini berarti terdapat ruang untuk lebih banyak stasiun penyiaran
Dibandingkan dengan media lain, biaya yang rendah sama artinya dengan
akses kepada pendengar yang lebih besar dan jangkauuan lebih luas dari
radio.
Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie. Film secara kolektif
sering disebut sinema. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda
(termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera dan/atau oleh animasi.
d. Iklan
atau jasa kepada publik, khususnya pelanggannya melalui suatu media massa.
3. Media internet
Dewasa ini sudah banyak situs jejaring sosial yang bermunculan. Memang
saat ini di Indonesia, Facebook dan Twitter masih tetap menduduki peringkat
dengan biaya yang sangat murah, hal ini dapat digunakan sebagai media
Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
kompuatasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video
(Kholid, 2012).
Perilaku dari aspek biologis diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas
organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Aktivitas tersebut ada yang dapat
diamati secara langsung dan tidak langsung. Menurut Ensiklopedia Amerika, perilaku
diartikan sebagai suatu aksi atau reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku
merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respons (Skinner (1949)
dalam Notoatmojo 2005). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam tiga domain yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap
sikap, dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku juga merupakan respons/reaksi
seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.
Respons ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan yaitu berfikir, berpendapat, bersikap)
Banyak dikalangan remaja saat ini sudah terbiasa melakukan seks pranikah
tanpa harus diawali dari pernikahan yang sah. Sehingga tanpa disadari kebahagian
yang diberikan pun tidak menghasilkan apa yang didapatkan. Sehingga saat
keputusan menunda seks sebelum menikah diambil, maka kebahagiaan akan menjadi
milik berdua. Pasangan yang melakukan seks terlalu dini cenderung menemukan
dipercaya atau diandalkan. Untuk itu, pasangan yang sudah terlanjur melakukan
hubungan seks pranikah seringkali digambarkan sebagai suatu tindakan egois tanpa
kenikmatan, bukan adanya suatu komitmen akan persatuan hidup dan cinta kasih
(Prasetya, 2013).
terhadap pasangannya.
kissing) yang biasa dilakukan remaja di pipi dan di kening, sampai dengan
french kiss yaitu perilaku seks dengan melakukan gerakan lidah di mulut
fisik secara seksual antara laki-laki dan perempuan, yang lebih dari sekedar
seks itu melakukan perilaku mencium, menyentuh atau meraba bagian yang
hubungan di luar nikah di kalangan para pelajar, bahkan banyak di antara anak baru
itu, kebanyakan di antara ABG tersebut memperoleh pengetahuan seks dari media
yang salah dalam menyampaikan materi seks, misalnya tabloid yang secara vulgar
(Setiadi, 2011).
Menurut Prasetya (2013), dampak perilaku seks itu antara lain adalah :
1. Efek Relasional
dan kekosongan. Seks menciptakan ikatan antara dua orang yang dapat dengan
Pernikahan membuat komitmen seumur hidup dan dapat mendukung ikatan yang
banyak pasangan seksual. Meskipun seks pranikah tidak selalu berarti pasangan
3. Kehamilan
kontrasepsi. Pasangan yang tinggal bersama sebagai suami istri sebelum menikah
akan berada pada risiko perceraian, yang akan meningkatkan orang tua tunggal
4. Efek Perkawinan
Sepasang suami-istri juga bisa lebih mungkin mengalami masalah jika satu atau
keduanya aktif secara seksual sebelum menikah. Pasangan dengan beberapa mitra
seks perkawinan mereka dengan kehidupan seks pranikah mereka, yang sering
menimbulkan ketidakpuasan.
1. Keluarga
Dalam hal ini terdapat fungsi keluarga diantaranya yaitu pertama adalah
fungsi kebutuhan seks dan reproduksi yaitu suami istri tidak kerasan tinggal di
rumah serta timbul sikap dingin dan masa bodoh dari pihak istri dalam memenuhi
kebutuhan seksual, sehingga kedua pasangan suami istri tidak bisa menikmati
pemeliharaan yaitu dimana orang tua kehilangan atau kurang menjadi kebutuhan
pelampiasan lain seperti salah satunya terlibat dalam pergaulan bebas. Hal itu
orang tua. Akhirnya peran keluarga sebagai agen sosialisasi digantikan oleh pihak
2. Kelompok Bermain
Dalam hal ini teman sepermainan mempunyai peranan juga sebagai agen
Demikian juga seorang anak yang menjadi anggota kelompok geng tertentu,
Dalam hal ini juga mereka selalu ingin menemukan sosok pribadi yang utuh,
sehingga tidak jarang menjadi manusia yang tidak ada gunanya. Walaupun tidak
adanya seseorang yang mengetahui hubungan yang sudah dilakukan, sudah pasti
akan membenci dirinya sendiri dan tidak sanggup menolak tekanan untuk
Di dunia pendidikan dan para orang tua semakin resah akibat maraknya
media massa terutama televisi yang sering menampilkan berbagai informasi yang
seperti seks bebas, homoseksualitas, dan sebagainya. Selain itu, dapat dilihat
banyaknya budaya asing melalui tayangan film yang sarat dengan budaya dari
Adapun faktor lain penyebab gejala perilaku seks di antaranya makin maraknya
kaset film porno yang dengan mudah diperoleh, situs porno di internet yang dengan
mudah diakses oleh setiap orang mulai dari usia dewasa hingga anak-anak di bawah
umur. Aksi ini menimbulkan rasa penasaran di kalangan anak-anak muda belia
kecenderungan untuk menyimpang dari nilai dan norma sosial yang ada (Setiadi,
2011).
sesudahnya. Menurut Hurlock (2002), ciri-ciri dari masa remaja itu adalah :
kepentingannya berbeda-beda. Ada beberapa periode yang lebih penting dari pada
beberapa periode lainnya, karena akibatnya yang langsung terhadap sikap dan
perilaku, dan ada lagi yang penting karena akibat jangka panjangnya. Ada periode
yang penting karena akibat fisik dan ada lagi karena akibat psikologis.
perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja. Semua
Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah
sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan
yang akan datang. Namun, perlu disadari bahwa apa yang telah terjadi akan
meninggalkan bekasnya dan akan memengaruhi pola perilaku dan sikap yang
baru.
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar
dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik
terjadi dengan pesat, maka perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat.
Jika perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan perilaku menurun juga.
Ada beberapa perubahan yang sama dan hampir bersifat universal yaitu
meningginya emosi, adanya perubahan pada tubuh, berubahnya minat dan pola
perubahan.
remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun
anak perempuan. Ada 2 alasan bagi kesulitan itu yaitu yang pertama adalah
mengatasi masalah. Kedua adalah karena para remaja merasa dirinya bisa mandiri
sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendri dan menolak bantuan orang
Sepanjang usia geng pada akhir masa kanak-kanak, penyesuaian diri dengan
standar kelompok adalah jauh lebih penting bagi anak yang lebih besar dari pada
perilaku anak yang lebih besar dan ingin lebih cepat seperti teman-teman geng
nya. Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok
masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat laun mereka
mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama
Salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu
adalah dengan menggunakan simbol status dalam bentuk mobil, pakaian, dan
pemilikan barang-barang lain yang mudah terlihat. Dengan cara seperti itu maka
remaja menarik perhatian pada diri sendiri dan agar dipandang sebagai individu,
kelompok sebaya.
Banyak anggapan populer tentang remaja yang mempunyai arti yang bernilai
dan banyak juga diantaranya yang bersifat negatif. Anggapan stereotip budaya
jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.
Remaja cenderung melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia
inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita
yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga
awal masa remaja. Semakin tidak realistik cita-citanya semakin ia menjadi marah.
secara lebih realistik. Menjelang berakhirnya masa remaja, pada umumnya baik
berlebihan bahwa mereka segera harus melepaskan kehidupan mereka yang bebas
bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja
dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan
Perilaku seks remaja dapat dipengaruhi oleh faktor agen sosialisasi yaitu
keluarga, kelompok bermain, dan media massa, dimana agen sosialisasi ini sangat
berpengaruh dalam pembentukan sikap remaja baik ke sikap yang positif maupun
negatif dan dapat membantu remaja untuk mempunyai perilaku yang tidak
menyimpang, begitu juga dapat menambah pengetahuan remaja putera dan puteri itu
sendiri.
diantaranya adalah keluarga, kelompok bermain/peer group, dan media massa. Hal
tersebut juga berkaitan dengan jenis sosialisasi yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi
sekunder, dimana yang termasuk ke dalam sosialisasi primer adalah keluarga dan
yang termasuk ke dalam sosialisasi sekunder adalah kelompok bermain dan media
massa.
Berdasarkan dari kedua jenis sosialisasi tersebut, dimana sosialisasi primer itu
merupakan proses sosialisasi yang terjadi pada saat seseorang masih berusia balita.
Pada saat itulah si anak memperoleh pengetahuan dari orang-orang yang terdekatnya
seperti kedua orang tua nya dan anggota keluarga lainnya. Di masa itu juga maka si
anak dapat membentuk karakter nya sendiri, baik membentuk perilaku yang baik
itu merupakan sosialisasi yang berlangsung setelah sosialisasi primer yaitu semenjak
usia 4 tahun sampai seumur hidupnya. Jika proses sosialisasi primer lebih
mendominasi peran keluarga, tetapi di dalam sosialisasi sekunder ini lebih mengarah
pada tata kelakuan yaitu dari lingkungan sosialnya seperti teman sepermainan, teman
sekolah, ataupun orang lain yang lebih dewasa. Dalam proses ini, seorang individu
akan memperoleh berbagai pengalaman dari lingkungan sosial yang bisa saja terdapat
perbedaan bentuk atau pola-pola kelakuan yang ada di antara lingkungan sosial dan
keluarganya. Pada sosialisasi sekunder ini juga termasuk di dalam nya media massa
dan perilaku yang lebih baik atau ke arah yang tidak baik untuk dirinya.
Dilihat dari teori tersebut maka landasan teori ini lebih menspesifikasikan
bahwa perilaku seks remaja dapat dipengaruhi berdasarkan dari kedua jenis
sosialisasi yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder, dimana di dalam nya
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah, alur penelitian ini
sosialisasi akan memengaruhi perilaku seks siswa SMA Negeri I Pangkalan Brandan.