Anda di halaman 1dari 19

Pedoman Penyelenggaraan Sekolah Darurat ini disusun

untuk memberikan arahan bagi semua pihak dalam


pelaksanakan tanggap darurat bencana khusus sektor
Pendidikan. Dasar utama penyusunan pedoman
penyelenggaraan sekolah darurat ini mengacu pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor
72 Tahun 2013 tentang Pendidikan Layanan Khusus yang
didalamnya menyebutkan bentuk layanan sekolah darurat
bagi peserta didik terdampak bencana.

Secara garis besar ada 5 (lima) standar penyelenggaraan


sekolah darurat yang dijelaskan dalam pedoman ini yaitu 1).
Akses terhadap layanan Pendidikan, 2). Standar Proses
Pembelajaran, 3). Standar pendidik dan tenaga kependidikan,
4). Standar fasilitas pendukung Pendidikan dan 5). Standar
partisipasi masyarakat dalam Pendidikan. Pedoman
penyelenggaraan sekolah darurat ini disusun dengan
melibatkan berbagai pihak dan melalui serangkaian konsultasi
untuk mendapatkan masukan. Namun demikian pedoman ini
hendaknya ditempatkan sebagai dokumen hidup (living
document) yang bisa disempurnakan dari waktu ke waktu.
Dengan adanya pedoman ini diharapkan penyelenggaraan
sekolah darurat tetap bisa dilakukan dengan baik meskipun
menghadapi banyak keterbatasan baik sarana prasarana
maupun guru. Sebaliknya keterbatasan sarana dan prasarana
tersebut diharapkan bisa mendorong kreatifitas semua pihak
dalam menyelenggarakan sekolah darurat.
KATA PENGANTAR........................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................ ii Bencana dapat terjadi kapanpun dan di manapun serta dapat
PENDAHULUAN menimbulkan dampak buruk terhadap kehidupan manusia dan
Latar Belakang ........................................................ 1 lingkungannya. Bencana dapat mengakibatkan berbagai
Sasaran .................................................................... 3 kerugian dan kerusakan sarana dan prasarana serta berdampak
Ruang Lingkup ........................................................ 3 pada sumber daya manusia termasuk peserta didik, pendidik
KONSEP PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT dan tenaga pendidikan.
Konsep Satuan Pendidikan Darurat ..................... 4
Tujuan Penyelenggaraan Sekolah Darurat ......... 6
Prinsip....................................................................... 6
Stamdar Minimum .................................................. 8
Permasalahan dan Kebutuhan Satuan Pendidikan Letak geografis Indonesia yang terdiri
Darurat...................................................................... 18 dari kepulauan dan terbentuk dari titik-
MEKANISME PENYELENGGARAAN SATUAN titik pertemuan lempeng bumi,
PENDIDIKAN DARURAT menjadikan negeri ini ‘sarat’ dengan
Organisasi Pelaksana ............................................. 20 kejadian-kejadian bencana, seperti
Tahapan Penyelenggaraan Satuan Pendidikan gempa bumi, tsunami, tanah longsor,
Darurat...................................................................... 21 serta gunung berapi.
PENUTUP ........................................................................... 34

Selain itu, kerentanan Indonesia pun diyakini semakin


meningkat dengan perubahan iklim global dan laju jumlah
penduduk beserta pluralitas yang ada, yang dapat
menyebabkan timbulnya bencana kabut asap akibat kebakaran
lahan dan dipengaruhi gejala badai panas. Betapa tingginya
tingkat risiko yang dihadapi dengan karakter geografis,
demografis, serta berbagai aspek lainnya.

@
Dalam keadaan darurat, seringkali anak-anak berhenti
bersekolah, mengalami gangguan psikososial, merasa takut 1. Sasaran pedoman ini adalah semua pihak yang
bahkan sampai trauma, kehilangan anggota keluarga atau berkepentingan dengan penyelenggaraan Satuan
menjadi korban dari bencana alam yang tidak terduga Pendidikan Darurat, yaitu:
sebelumnya. Di dalam situasi bencana, sering kali pelayanan 2. Pemerintah Pusat (Kemdikbud dan K/L lain yang tergabung
pendidikan tidaklah menjadi perhatian utama. Padahal sangat dalam Sekretariat Penanggulangan Bencana);
jelas, pendidikan adalah sektor sosial yang paling banyak 3. Pemerintah Daerah (Propinsi, Kabupaten/Kota) yang
terdampak bencana. Oleh karena itu, upaya untuk memberi kategori rawan bencana di seluruh wilayah Negara Kesatuan
perhatian lebih pada dunia pendidikan harus dimulai. Hal ini Republik Indonesia berdasarkan Indeks Risiko Bencana
dapat diwujudkan dengan memastikan terdapatnya akses dan Indonesia yang diterbitkan BNPB;
lingkungan belajar, keberlanjutan kegiatan pembelajaran, 4. Satuan Pendidikan penyelenggara satuan pendidikan
ketersediaan guru dan tenaga kependidikan, adanya kebijakan darurat;
pendidikan yang memadai disertai dengan koordinasi antar 5. Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi kemasyarakatan,
lembaga yang kuat, peran serta masyarakat dan pengkajian media dan lembaga usaha yang akan membantu
kebutuhan pendidikan, strategi respon serta monitoring dan penyelenggaran satuan pendidikan darurat;
evaluasi. 6. Lembaga PBB dan Mitra Pembangunan Internasional yang
akan membantu penyelenggaran satuan pendidikan darurat.

Pemerintah melalui Peraturan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan No 72 Tahun
2013 menetapkan adanya salah satu
bentuk penyelenggaraan Pendidikan
Layanan Khusus (PLK) berupa pendirian
satuan pendidikan darurat yang
diselenggarakan untuk memenuhi Ruang lingkup pedoman penyelenggaraan pendidikan dalam
kebutuhan pendidikan anak–anak yang situasi darurat mencakup:
mengalami situasi darurat akibat bencana 1. Konsep penyelenggaraan pendidikan dalam situasi darurat
alam dan/atau bencana sosial. 2. Mekanisme penyelenggaraan pendidikan dalam situasi
darurat

Penyelenggaraan satuan pendidikan darurat merupakan bagian


dari kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana di
bidang pendidikan, yang meliputi: penetapan kebijakan
pendidikan yang tanggap terhadap bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, serta pemulihan pasca
bencana. Saat ini Mendikbud sudah mengeluarkan SK
Mendikbud nomor 234/P/2018 tentang Sekretariat
Penanggulangan Bencana kementerian Pendidikan dimana
salah satu tugas dan fungsinya adalah mengkoordinasikan
penyelenggaraan satuan pendidikan darurat.

@
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 72 Tahun 2013 tentang

Alur Penyelenggaraan Satuan Pendidikan Darurat


Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus, disebutkan
bahwa layanan pendidikan dalam situasi darurat
diselenggarakan dalam bentuk sekolah darurat. Dalam
pengembangan sekolah darurat bisa juga disebut satuan
pendidikan darurat supaya mencakup satuan pendidikan
nonformal, satuan pendidikan darurat didirikan untuk peserta
didik yang terdampak bencana alam atau bencana sosial
dilaksanakan karena adanya keterbatasan fasilitas perlindungan
keamanan, baik fisik maupun non fisik. Keputusan untuk
mendirikan satuan pendidikan darurat didasarkan pada
penetapan status keadaan darurat bencana oleh pimpinan
pemerintah dan/atau pemerintah daerah yang berwenang.

Karakteristik penyelenggaraan satuan pendidikan darurat adalah


bersifat sementara. Jangka waktu penyelenggaraan satuan
pendidikan darurat diputuskan berdasarkan evaluasi terhadap
pemulihan layanan pendidikan pada aspek pengelolaan, sarana
prasarana, proses pembelajaran, kondisi peserta didik, pendidik
dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan terdampak.

Model penyelenggaraan satuan pendidikan darurat disesuaikan


dengan kondisi kedaruratan yang terjadi. Pemilihan model
satuan pendidikan darurat diputuskan berdasarkan penetapan
kebijakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

@
2. Prinsip Khusus
a) Pemberdayaan masyarakat
a. Memberikan kesempatan kepada anak-anak yang Menumbuhkan kesadaran masyarakat satuan
mengalami bencana alam dan/atau bencana sosial untuk pendidikan sejak dini akan pentingnya pemahaman
mendapatkan hak pendidikan. tentang bencana, mulai dari sejarah bencana, bentuk
b. Memperluas layanan akses pendidikan yang sesegera ancaman, kerentanannya, kapasitas pencegahan dan
mungkin setelah bencana terjadi, bagi anak usia sekolah kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan
yang merupakan anak–anak yang mengalami bencana alam pasca bencana.
dan/atau bencana sosial b) Sinergi Pemangku Kepentingan (stakeholders)
c. Memberikan pemenuhan kebutuhan lingkungan belajar yang Para pemangku kepentingan bersinergi dengan
aman, ada jaminan perlindungan dari segala bentuk menyediakan program yang saling menunjang
kekerasan, penelantaran, dan eksploitasi, dan sehingga penyelenggaraan satuan pendidikan
pendampingan psikososial anak-anak yang terkena dampak darurat dapat dilakukan secara optimal.
situasi bencana alam dan/atau c) Berorientasi nilai
d. bencana sosial. Nilai-nilai luhur kemanusiaan dan karakter bangsa
e. Meringankan dampak psikologis akibat bencana alam/atau menjadi dasar pendidikan pengurangan resiko
konflik sosial dengan memberikan perasaan normal, bencana.
kestabilan dan membangun harapan bagi masa depan anak. d) Berorientasi Tindakan
f. Menyampaikan pesan-pesan penting yang berhubungan Rencana penyelenggaraan satuan pendidikan
dengan risiko-risiko yang timbul dari sebuah kondisi darurat darurat dari bencana yang aplikatif terintegrasi
akibat bencana alam dan/atau bencana sosial. kedalam manajemen berbasis satuan pendidikan
yang peduli anak.
e) Pembelajaran dan perbaikan

1. Prinsip Umum
a) Tata pemerintahan yang baik, yaitu transparansi,
akuntabilitas, partisipasi, keterbukaan informasi, dan
supremasi hukum.
b) Non diskriminasi.
c) Kepentingan terbaik bagi anak, yaitu menjadikan hal
yang paling baik bagi anak sebagai pertimbangan
utama dalam setiap kebijakan, program dan kegiatan.
d) Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan
perkembangan anak, yaitu menjami hak anak untuk
hidup dan tumbuh kembang semaksimal mungkin
dalam semua aspek.
e) Penghargaan terhadap pendapat anak.

@
No Standar Minimum Indikator Kunci

Tersedia informasi kondisi hambatan


Penyelenggaraan Satuan Pendidikan Darurat yang fungsi peserta didik untuk
diselenggarakan pada semua jenjang satuan pendidikan menyesuaikan metode pembelajaran
sehingga tidak menghambat anak
terdampak merupakan pemenuhan pelayanan pendidikan pada
untuk menikmati hak atas pendidikan
masa tanggap darurat dan transisi tanggap darurat ke pemulihan
yang inklusif, aman dan ramah anak.
akibat bencana alam dan/atau bencana sosial. Berikut
penjabaran setiap standar minimun dan indikator kunci dari Tersedia kesempatan bagi peserta
setiap standar: didik untuk memasuki atau kembali ke
satuan pendidikan sesegera mungkin
setelah situasi darurat.
No Standar Minimum Indikator Kunci
1 Penyediaan Informasi Tersedia data dan informasi jumlah Adanya pengakuan dari dinas
Umum dan kondisi satuan pendidikan pendidikan setempat terhadap satuan
terdampak dan tidak terdampak; pendidikan darurat
Tersedia data dan informasi Jumlah
dan kondisi peserta didik Tersedianya layanan penanganan
terdampak (mengungsi, korban psikososial yang tidak mengganggu
luka/jiwa, rumahnya rusak, orang keamanan, keselamatan dan
tua meninggal) terpilah kenyamanan belajar di tempat
berdasarkan jenis kelamin, usia kegiatan satuan pendidikan darurat
dan yang memiliki hambatan fungsi dilaksanakan.
/jenis disabilitas
Tersedia data dan informasi jumlah Strategi respon dirancang dan
dan kondisi pendidik dan tenaga dilaksanakan dengan cara yang tidak
kependidikan satuan pendidikan merugikan masyarakat atau penyedia
terdampak bencana (mengungsi, dan tidak memperburuk dampak
korban luka/jiwa, rumahnya rusak) situasi darurat.
– terpilah berdasarkan jenis
kelamin dan hambatan fungsi/ jenis Dekat dengan sumber air, memiliki
disabilitas fasilitas air bersih dan toilet yang
2 Akses terhadap fasilitas Tersedia kesempatan belajar yang memadai.
dan lingkungan belajar sama tanpa diskriminasi bagi
semua anak 3 Proses Pembelajaran
Tersedia rute aman dan mudah
diakses oleh semua anak ke Standar Proses Otoritas pendidikan memimpin
lingkungan belajar Pembelajaran peninjauan, pengembangan atau
adaptasi terhadap kurikulum dengan
melibatkan semua pemangku
kepentingan.

@
No Standar Minimum Indikator Kunci No Standar Minimum Indikator Kunci

Kurikulum, buku pelajaran dan bahan Dekat dengan sumber air, memiliki
ajar lainnya sesuai jenjang dan jalur fasilitas air bersih dan toilet yang
pendidikan, bahasa, budaya, kapasitas memadai.
dan kebutuhan peserta didik, serta:
Pelatihan, Dukungan Peluang pelatihan tersedia untuk guru
Mengandung kompetensi inti dari dan Pengembangan dan tenaga kependidikan lainnya, laki-
pendidikan dasar termasuk melek Profesional laki maupun perempuan, sesuai
huruf, berhitung, belajar awal, dengan kebutuhan.
keterampilan hidup, kesehatan dan
Pelatihan sesuai dengan konteks dan
kebersihan
mencerminkan tujuan pembelajaran
Memberikan informasi tentang
dan konten.
pengurangan risiko bencana,
pendidikan lingkungan dan atau Pelatihan diakui dan disetujui oleh
pencegahan konflik otoritas pendidikan yang relevan.
sensitif gender, mengenali
keragaman, mencegah diskriminasi Pelatih yang berkualitas dapat
dan mempromosikan rasa hormat melakukan kursus pelatihan untuk
terhadap semua pelajar melengkapi pelatihan in-service,
mencantumkan masalah dukungan, bimbingan, pemantauan
kesejahteraan dan perlindungan dan supervisi kelas.
kebutuhan psikososial peserta didik
Melalui pelatihan dan dukungan yang
Kurikulum formal dan ujian yang terusmenerus, guru dapat menjadi
digunakan dalam pendidikan pengungsi fasilitator yang efektif dalam
dan penyintas diakui oleh pemerintahan lingkungan belajar, menggunakan
asal dan pemerintahan tempat metode pengajaran partisipatif dan
mengungsi atau melaksanakan sekolah menggunakan alat bantu pengajaran.
darurat.
Pelatihan meliputi pengetahuan dan
Bahan ajar diambil dari daerah keterampilan untuk kurikulum formal
setempat dan cukup serta disediakan dan non-formal, termasuk kesadaran
secara tepat waktu dan disampaikan bahaya, pengurangan risiko bencana
dalam bahasa dari peserta didik dan pencegahan konflik.

Strategi respon dirancang dan Instruksi dan Proses Metode pembelajaran sesuai dengan
dilaksanakan dengan cara yang tidak Pembelajaran usia, tingkat perkembangan, bahasa,
merugikan masyarakat atau penyedia budaya, kapasitas dan kebutuhan
dan tidak memperburuk dampak situasi peserta didik.
darurat.

@
No Standar Minimum Indikator Kunci No Standar Minimum Indikator Kunci

Guru menunjukkan pemahaman 4 Pendidik dan tenaga Tersedia jumlah guru dan tenaga
tentang isi pelajaran dan keterampilan kependidikan kependidikan lainnya yang memadai
mengajar dalam interaksi mereka
Tersedianya pedoman rekruitmen
dengan pelajar
pendidik dan tenaga kependidikan
Instruksi dan proses belajar menangani secara jelas, tepat, non-diskriminatif
kebutuhan semua peserta didik,
Tersedia kriteria seleksi pemilihan
termasuk mereka yang berkebutuhan
pendidik dan tenaga kependidikan
khusus, dengan mempromosikan
lainnya berdasarkan kriteria yang
inklusivitas dan mengurangi hambatan
transparan dan penilaian kompetensi
belajar
pendidik dan tenaga kependidikan
Orang tua dan tokoh masyarakat lainnya dipilih dengan
memahami dan menerima isi bahan ajar mempertimbangkan penerimaan
dan metode pengajaran yang komunitas, gender dan
digunakan keanekaragaman

Prestasi pelajar diakui dan kredit atau Tersedia kontrak Sistem Kompensasi
dokumen penyelesaian kursus dan kondisi kerja yang diberikan
disediakan secara berkala

secara sesuai Tersedia panduan bagi guru dan


tenaga kependidikan lainnya yang
Lulusan program teknis dan kejuruan berisi tentang diizinkannya untuk
dikaji untuk mengukur kualitas dan melakukan negosiasi dengan syarat
relevansi program terhadap perubahan dan kondisi tertentu
lingkungan
Tersedia kode etik, yang mencakup
Penilaian dan metode evaluasi petunjuk pelaksanaan yang jelas, ada
dianggap wajar, dapat diandalkan dan dan dihormati
tidak mengancam pelajar
Tersedia wadah bagi guru dan tenaga
Penilaian relevan dengan kebutuhan kependidikan lainnya dalam
masa depan pendidikan dan ekonomi pengembangan yang professional,
peserta didik memberikan kontribusi terhadap
dukungan dan motivasi mereka.

@
No Standar Minimum Indikator Kunci No Standar Minimum Indikator Kunci

Tersedia mekanisme pengawasan yang 5 Fasilitas pendukung Tersedia sarana dan prasarana
Transparan dan akuntabel disiapkan pendidikan pendidikan dasar dan menengah
demi dukungan, penilaian, dan untuk KPB di daerah terkena bencana
pemantauan secara regular bagi para seperti; bangunan/ruang kelas darurat
guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk proses pembelajaran, papan
tulis, meja tulis/kursi, tikar/terpal; baju
Terdapat pendokumentasian penilaian seragam, sepatu, buku tulis dan alat
kinerja untuk guru dan tenaga tulis dan lain-lain
kependidikan lainnya yang dibuat
secara teratur Struktur dan tempat belajar aman dan
dapat diakses oleh semua pelajar,
Tersedia kesempatan bagi siswa untuk guru dan tenaga kependidikan lainnya
memberikan umpan balik tentang
kinerja guru dan tenaga kependidikan Lingkungan belajar baik yang
lainnya permanen maupun sementara
diperbaiki, dilengkapi atau diganti
Tersedia dukungan psikososial praktis sesuai kebutuhan dengan konstruksi
yang tepat dan dapat diakses oleh guru dan desain yang tahan bencana
dan tenaga kependidikan lainnya
Struktur fisik untuk tempat
Menyediakan pelatihan untuk guru dan pembelajaran tepat untuk situasi,
tenaga kependidikan lainnya yang termasuk ruang yang cukup untuk
sesuai dengan kebutuhan, diakui dan fasilitas kelas, administrasi, rekreasi,
disetujui oleh otoritas pendidikan yang dan sanitasi
relevan serta berkualitas
Ruang kelas dan pengaturan tempat
Tersedianya kesempatan bagi guru dan duduk memenuhi kesepakatan rasio
tenaga kependidikan lainnya untuk antara luas ruang dengan jumlah
menjadi fasilitator yang efektif dalam pelajar dan guru sesuai dengan SPM
lingkungan belajar, menggunakan (Standar Pelayanan Minimum
metode pengajaran partisipatif dan Pendidikan)
menggunakan alat bantu pengajaran
Pasokan air bersih yang cukup dan
Pelatihan bagi guru dan tenaga fasilitas sanitasi yang layak tersedia
kependidikan Tersedianya pelatihan untuk kebersihan pribadi dan
bagi guru dan tenaga kependidikan perlindungan, dengan memperhatikan
lainnya meliputi pengetahuan dan umur, jenis kelamin, dan orang
keterampilan untuk kurikulum formal berkebutuhan khusus sesuai dengan
dan non-formal, termasuk kesadaran SPM Pendidikan
bahaya, pengurangan risiko bencana
dan pencegahan konflik

@
No Standar Minimum Indikator Kunci No Standar Minimum Indikator Kunci

6 Partisipasi Otoritas nasional, masyarakat lokal


dan pemangku kepentingan
Partisipasi Berbagai anggota masyarakat kemanusiaan menggunakan sumber
berpartisipasi aktif dalam daya masyarakat untuk
memprioritaskan dan merencanakan mengembangkan, mengadopsi dan
kegiatan pendidikan untuk menjamin memberikan pendidikan yang
pendidikan yang aman, efektif dan adil menggabungkan pengurangan risiko
Komite pendidikan masyarakat bencana dan mitigasi konflik
mencakup perwakilan dari semua
kelompok yang rentan 7 Kebijakan dan
Pemuda berpartisipasi secara aktif Koordinasi
dalam pengembangan, pemantauan
Kebijakan Undang-Undang, peraturan dan
dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
kebijakan pendidikan nasional
pendidikan
menghormati, melindungi dan
Berbagai anggota masyarakat
memenuhi hak atas pendidikan dan
berpartisipasi dalam pengkajian,
menjamin kelangsungan pendidikan.
analisis konteks, audit sosial dari
Peraturan dan kebijakan memastikan
kegiatan pendidikan, review anggaran
bahwa setiap fasilitas pendidikan yang
bersama, serta kegiatan-kegiatan
dibangun kembali atau diganti adalah
pengurangan risiko bencana dan
aman.
mitigasi konflik
Kebijakan pendidikan didukung
Anggota masyarakat diberi kesempatan
dengan rencana tindakan, peraturan,
untuk pelatihan dan pengembangan
dan anggaran yang memungkinkan
kapasitas
respon yang cepat untuk situasi
Sumber Daya Masyarakat, tenaga pendidikan dan darurat.
pelajar mengidentifikasi dan
Kebijakan menjamin keberlanjutan
memobilisasi sumber daya lokal untuk
pendidikan untuk semua
memperkuat akses terhadap
pendidikan berkualitas Perencanaan dan program pendidikan
Otoritas pendidikan, masyarakat lokal dapat memenuhi kebutuhan dan hak
dan pemangku kepentingan peserta didik dan masyarakat yang
kemanusiaan mengenali keterampilan lebih luas, dan menghindari
yang ada dan pengetahuan dan disain perpecahan sosial atau konflik.
program-program pendidikan untuk
memaksimalkan penggunaan kapasitas
tersebut

@
No Standar Minimum Indikator Kunci

akibat
usaha
atau menurunnya
dan

sebagai akibat dari

satuan
dan

yang
kapasitas individu,
Peningkatan Resiko
Koordinasi Pos pendidikan mengkoordinasikan

suatu bencana
Meningkatnya
pengkajian, perencanaa, pengelolaan

masyarakat,
pemerintah,
kerentanan

pendidikan
tidak aman
informasi, mobilitas sumber daya,

keluarga,
pengembangan kapasitas, dan

tempat
Resiko
badan
advokasi
Dalam mendukung kegiatan
pendidikan, otoritas pendidikan, donor,

atau

suatu
Gangguan Fungsi

penyelenggaraan
kemasyarakatan
badan-badan PBB, LSM, masyarakat

terganggunya

pemerintahan
dan pemangku kepentingan lainnya

pendidikan
Gangguan
menggunakan struktur pembiayaan

bencana
yang transparan, adil, terkoordinasi,

satuan
Hilang

fungsi

akibat
dan tepat waktu

dan
Tersedianya database pelaku respon
pendidikan dan update harian dengan

Gangguan akses
individu,
atau

satuan
pendidikan (harga,
dan

akibat
Gangguan Akses
penanggung jawab yang jelas

suatu bencana

jarak, budaya)
terganggunya

pemenuhan
masyarakat

kebutuhan
keluarga,

dasarnya
terhadap

layanan
Hilang

akses
Dampak bencana terhadap satuan pendidikan adalah

kerusakan aset milik


karena
biaya
atau

usaha
memperoleh

masyarakat, keluarga

penyediaan
langsung dari suatu

pendidikan
hilangnya kesempatan

sebagai akibat tidak


terganggunya layanan pendidikan oleh satuan pendidikan

dalam situasi darurat


dikarenakan kerusakan, kerugian, gangguan akses, gangguan

Kerugian
fungsi, dan peningkatan risiko berupa:

Meningkatnya

badan
1. Rusaknya sarana prasarana di satuan pendidikan

kesempatan

pemerintah,
pendidikan
2. Terputusnya akses ke satuan pendidikan

bencana

layanan
3. Siswa dan guru mengalami korban luka bahkan jiwa

untuk

Biaya
dan
4. Siswa dan guru rumahnya rusak dan mengungsi
5. Psikososial siswa dan guru terganggu
6. Tidak boleh ada kegiatan di sekitar satuan pendidikan

dan

milik

usaha
satuan

terganggu

fasilitas
keluarga

fungsinya secara parsial


atau total sebagai akibat
langsung daru suatu

pendidikan
Perubahan bentuk pada

dalam kategori (berat,


karena ancaman bahaya di daerah tersebut, misalnya
Sektor : Pendidikan

dalam bencana letusan gunung api, longsor, banjir


Kerusakan

sedang, ringan)
bandang, dst
fisik

badan
Secara khusus, beberapa jenis bencana memberikan dampak
infrastruktur

masyarakat,
pemerintah,
pendidikan

Rusaknya
yang berbeda-beda terhadap sector pendidikan, sehingga

sehingga

bencana

satuan
strategi respon bidang pendidikan harus memperhatikan
asset

kebutuhan penyelenggaraan satuan pendidikan darurat dengan dan


tepat. Dampak :

@
Penanggung jawab penanggulangan bencana di bidang
pendidikan mengacu pada Kepmendikbud 234/P/2018 tentang
Sekretariat Penanggulangan Bencana Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Dalam melaksanakan respon keadaan darurat
baik pada masa siaga darurat, tanggap darurat maupun transisi
darurat ke pemulihan dan setelah keadaan darurat ditetapkan
oleh Pejabat Berwenang, Sekretariat PB Kemendikbud akan
1. Penetapan Kebijakan
mengaktifkan POS Pendidikan dan menginduk pada Pos
Setelah pemerintah Daerah menetapkan keadaan darurat,
Komando Penanganan Darurat Bencana (POSKO UTAMA).
Dinas Pendidikan dapat mengeluarkan kebijakan untuk
penyelenggaraan sekolah darurat yang mencakup:
Pendataan dampak
POS Pendidikan terdiri dari unsur anggota Pengelolaan dan pembiayaan satuan pendidikan darurat
Sekretariat kemendikbud, Tim SIGAP, Penyesuaian kurikulum, proses pembelajaran dan
Dinas Pendidikan Provinsi/Kab/Kota, dan penilaian
organisasi Nonpemerintah. Pemenuhan guru dan tenaga kependidikan
Penetapan status peserta didik
Penugasan guru
Aktivasi pos pendidikan
Struktur POS Pendidikan yang diaktifkan dapat disesuaikan 2. Koordinasi Pelaksanaan Satuan Pendidikan Darurat
dengan kebutuhan, namun beberapa bidang inti yang harus Pelaksanaan Pendidikan darurat dikoordinasikan oleh POS
ada adalah: Pendidikan. POS Pendidikan bertugas untuk melakukan:
1. Koordinator Bidang Data dan Informasi Koordinasi antar pemerintah dan pemerintah daerah dan
2. Koordinator Bidang Pengelolaan Bantuan Pendidikan dengan pemangku kepentingan lain:
3. Koordinator Bidang Penyelenggaraan Sekolah Darurat Pendataan kerusakan dan kebutuhan pendidikan dalam
4. Koordinator Bidang Pengawasan dan Penilaian (Ditjen situasi darurat
Dikdasmen) Pengelolaan bantuan
5. LPMP terkait di wilayah penanganan tanggap darurat Penyiapan Sekolah Darurat
Penyelenggaraan Sekolah Darurat
Pengelolaan informasi

@
Dalam mendukung Pos Pendidikan, koordinasi dilaksanakan Koordinasi Pada Level Provinsi/Kabupaten
di pemerintah pusat (nasional), pemerintah daerah dan berupa:
tingkat satuan pendidikan sebagaimana dijabarkan sebagai 1. Pengumpulan informasi umum dampak dan kebutuhan
berikut: 2. Bantuan penyelenggaraan pendidikan yang mengacu
pada standar-standar minimum pemenuhan hak
Koordinasi Pada Tingkat Nasional Berupa: pendidikan anak di daerah bencana dalam hal:
1. Pengumpulan informasi umum dampak dan kebutuhan Ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas
(kaji cepat/rapid assesment). pendidikan dan fasilitas pendukungnya
2. Bantuan penyelenggaraan pendidikan yang mengacu Proses pendidikan ramah anak dan inklusif
pada standar-standar minimum pemenuhan hak Kebutuhan peserta didik, pendidik dan tenaga
pendidikan anak di daerah bencana dalam hal: kependidikan
Ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas pendidikan Partisipasi masyarakat untuk pendidikan
dan fasilitas pendukungnya 3. Mengkoordinasikan bantuan di sektor pendidikan dari
Proses pembelajaran yang aman, inklusif, dan ramah lembaga pemerintah dan nonpemerintah.
anak 4. Penyusunan kebijakan layanan pendidikan tanggap
Kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan darurat
diutamakan dari wilayah terdekat yang tidak terkena 5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
dampak bencana 6. Memberikan bantuan keperluan satuan pendidikan
Partisipasi masyarakat untuk pendidikan darurat sesuai dengan pedoman pelaksanaan,
3. Mengkoordinasikan bantuan di sektor pendidikan dari sosialisasi, advokasi dan monev tanggap darurat.
lembaga pemerintah dan nonpemerintah melalui seknas 7. Berkoordinasi dengan BPBD dan lembaga pemerintah
satuan pendidikan aman bencana. terkait dalam penyelenggaraan satuan pendidikan
4. Penyusunan kebijakan layanan satuan pendidikan darurat dengan dukungan Sekber PHPA di provinsi atau
darurat. forum SRA di Kabupaten/Kota jika sudah terbentuk.
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi. 8. Berkoordinasi dengan lembaga pemerintah terkait
6. Memberikan bantuan kebutuhan satuan pendidikan dalam penilaian dampak kerusakan dan kerugian.
darurat sesuai dengan pedoman pelaksanaan, sosialisasi, 9. Melakukan kaji cepat kebutuhan pendidikan dalam
advokasi dan monev tanggap darurat. situasi darurat dan pemilihan lokasi, termasuk perijinan
7. Berkoordinasi dengan BNPB dan lembaga pemerintah tanah/lahan.
terkait dalam pelaksanaan rencana tanggap darurat
termasuk menetapkan batas waktu penggunaan satuan
pendidikan sebagai tempat pengungsian.
8. Berkoordinasi dengan dinas pendidikan di daerah dan
lembaga pemerintah terkait dalam penilaian dampak
kerusakan dan kerugian.
9. Memberikan bantuan pemulihan kehidupan warga satuan
pendidikan yang terkena bencana agar dapat kembali ke
dalam kehidupan normal.
10. Melakukan kaji cepat kebutuhan pendidikan.

@
Koordinasi Pada Tingkat Satuan Pendidikan
Merencanakan distribusi dan penyiapan bantuan
Berupa: prasarana/sarana darurat serta menentukan tempat
1. Menyelenggarakan kegiatan satuan pendidikan darurat penyelenggaraan pembelajaran darurat.
sesuai pendidikan minimum sesuai dengan kesiapan Menetapkan lama penyelenggaraan satuan
peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dengan pendidikan darurat.
melibatkan partisipasi masyarakat setempat. Menyepakati dengan pihak penyelenggara satuan
2. Memberikan informasi umum dampak dan kebutuhan pendidikan darurat
kepada tim satgas daerah atau tim satgas pusat, sesuai Dalam hal dibutuhkan bantuan sarana dan prasarana
dengan skala dan kapasitas bencana. di luar masa kedaruratan, memberikan rekomendasi
3. Mengaktifkan rencana aksi satuan pendidikan aman, penanganan selanjutnya kepada Ditjen Dikdasmen
inklusif, dan ramah anak di masa tanggap darurat. dan pihak terkait.
4. Melakukan kaji cepat kebutuhan pendidikan dalam situasi c. Penilaian Pasca Bencana/Post Disaster Assessmet
darurat dan pemilihan lokasi, termasuk perijinan Sesudah menyelesaikan penilaian cepat, POS
tanah/lahan Pendidikan mengkoordinasikan penilaian kebutuhan
rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana (formulir
3. Penyediaan Informasi Umum terlampir) sebagai masukan dan bahan dalam dokumen
Kegiatan pendataan dilaksanakan oleh tim data dan informasi rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi.
sesuai koordinasi di pos pendidikan. adapun proses
pendataan, diantaranya: 4. Sarana Prasarana Satuan Pendidikan Darurat
a. Kaji cepat Penerapan satuan pendidikan aman dari bencana
Tiba di lokasi: mengkaji mekanisme koordinasi yang memerlukan dukungan sarana prasarana yang sesuai
ada; mendata satuan pendidikan terdampak sesuai dengan kebutuhan pada saat pra bencana, tanggap darurat,
klasifikasi tingkat kerusakan; mendata kondisi siswa dan pasca bencana. Penyediaan dukungan logistik dilakukan
terdampak; mendata kebutuhan prasarana/sarana melalui Sekretariat Satuan Pendidikan Aman Bencana secara
darurat untuk kelangsungan kegiatan pembelajaran; berjenjang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
melakukan pendataan kebutuhan tenaga yang berlaku di Indonesia.
pendamping kepada sekolah-sekolah yang
membutuhkan. Proses penyelenggaraan pendidikannya dapat dilakukan di
Menyampaikan hasil pendataan kepada Ketua POS tenda tenda darurat, di tempat umum, di pengungsian,
Pendidikan, serta pihak-pihak yang relevan. bahkan di tempat terbuka prinsip tempat aman dan nyaman
Kompilasi dan pengolahan data pada sistem informasi bagi peserta didik. Satuan pendidikan Darurat dapat
di pos pendidikan. berbentuk satuan pendidikan bambu, tenda, kelas bongkar
b. Analisis hasil kaji cepat pasang, bangunan terbuat dari triplek, atau bahan lainnya
Menginventarisasi data sarana prasarana yang disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku lokal.
dibutuhkan.
Penetapan sekolah penerima bantuan dan berbagai Selain penyediaan ruang belajar sementara, diperlukan
sumber dana (Pemerintah dan Nonpemerintah) sarana penunjang pembelajaran darurat seperti
perlengkapan belajar siswa, peralatan dan perlengkapan
proses pembelajaran dan kegiatan dukungan psikososial.

@
5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan Satuan Pendidikan 6. Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan Darurat
Darurat (Standar Kelulusan, Standar Isi, Proses Pembelajaran, dan
a. Guru dan tenaga kependidikan yang terlibat dalam Penilaian)
pelaksanaan satuan pendidikan darurat berasal dari Kurikulum yang dijalankan dalam situasi darurat akan
satuan pendidikan yang terdampak dan relawan yang mengikuti kurikulum yang sedang diterapkan oleh tiap satuan
terdiri dari unsur psikolog dan pendidikan. pendidikan namun perlu mengakomodasi kebutuhan peserta
b. Pemenuhan kebutuhan guru dan tenaga kependidikan didik yang timbul dari bencana yang berlangsung. Beberapa
bagi penyelenggaraan satuan pendidikan darurat, konten yang penting diajarkan (tergantung dari konteks
langkah-langkah yang perlu dilakukan: bencana dan dampaknya) antara lain:
1) Melakukan pendataan guru terdampak, termasuk a. Kurikulum harus sesuai dengan usia dan tingkat
jumlah dan satuan pendidikan asal guru yang perkembangan peserta didik, relevan dengan budaya,
mengungsi. sosial dan bahasa, sesuai dengan konteks tertentu dan
2) Dalam hal guru dan tenaga kependidikan mengungsi kebutuhan peserta didik.
ke luar kabupaten domisilinya, Dinas Pendidikan b. Mengandung kompetensi inti dari pendidikan dasar
dapat mengeluarkan kebijakan tentang penempatan termasuk melek huruf, berhitung, belajar awal,
guru pengungsi untuk bertugas di wilayah tempat keterampilan hidup, kesehatan dan kebersihan.
guru tersebut mengungsi. c. Memberikan informasi tentang pengurangan risiko
3) Dalam hal terjadi kekurangan guru di suatu wilayah bencana, pendidikan lingkungan dan atau pencegahan
maka dapat dilakukan pemenuhan kebutuhan konflik.
guru/perekrutan guru, dengan memperhatikan hal-hal d. Sensitif gender, mengenali keragaman, mencegah
berikut: diskriminasi dan mempromosikan rasa hormat terhadap
Sedapat mungkin direkrut dari wilayah terdampak semua pelajar.
Mobilisasi guru dari wilayah sekitar e. Mencantumkan masalah kesejahteraan dan perlindungan
Perlu disusun kualifikasi guru yang ditetapkan kebutuhan psikososial peserta didik.
oleh Dinas Pendidikan f. Pelatihan keterampilan mata pencaharian dan kejuruan,
Guru dibekali pelatihan dan ditindaklanjuti dengan pelatihan keterampilan teknis
supervisi dan mentoring dari pengawas sekolah g. Budaya, rekreasi, olah raga dan seni
dan kepala sekolah h. Pendidikan dalam situasi darurat dapat disusun
c. Pemenuhan kebutuhan pendampingan psikososial bagi berdasarkan kategori sebagai berikut:
guru. Pemetaan kondisi psikososial
Diperlukan adanya suatu program pelatihan agar guru Pengenalan lingkungan
mampu melakukan pendampingan psikososial bagi Kegiatan rekreasional
siswa. Akan tetapi, guru sebagai pihak yang juga Baca, tulis dan hitung
terdampak oleh bencana perlu mendapatkan Kegiatan seni
pendampingan agar dapat menjalankan tugasnya. Kegiatan religius

@
7. Pengelolaan Satuan Pendidikan Darurat Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan satuan
Pengelolaan satuan pendidikan darurat mempromosikan pendidikan darurat:
ruang belajar sahabat anak. Pembelajaran direncanakan agar
anak-anak belajar dengan nyaman. Waktu belajar Boleh Tidak Boleh
disesuaikan dengan kondisi psikososial anak dan guru.
Penentuan lokasi pembelajaran mempertimbangkan Berkoordinasi dengan Mendirikan Ruang Belajar
kemananan dan keselamatan peserta didik. Berikut garis pemerintah dan lembaga lain Sementara (RBS) tanpa
besar tahapan dalam pendidikan di situasi darurat. yang mengimplementasikan berkoordinasi dengan
RBS, khususnya perlindungan, lembaga lain dan
psikososial, pendidikan dan pemerintah.
kelompok koordinasi lain yang
Penilaian: relevan.
a. Kondisi Bangunan sekolah dan Menggunakan pendekatan Membuat RBS hanya
fasilitas sekolah yang terpadu yang mencakup sebagai tempat rekreasi dan
b. Jumlah siswa, guru dan tenaga pendidikan nonformal, dukungan psikososial
kependidikan lainnya yang perlindungan dan dukungan karena kebutuhan
terdampak psikososial perlindungan dan
pendidikan juga menarik
perhatian.
Perencanaan kegiatan belajar dan Melibatkan masyarakat, orang Mendirikan RBS sebagai
mengajar tua, dan anak perempuan dan tempat layanan,
laki-laki di semua pengambilan memperlakukan masyarakat
keputusan terkait RBS, sebagai penerima bantuan.
mendorong rasa kepemilikan
Pelatihan bagi penduduk/ Guru/ mereka terhadap RBS di
Relawan: semua fase kerja
a. Perlindungan anak Membangun sumber daya Memilih dan merekrut
b. Pendidikan dalam situasi yang sudah ada seperti animator dan staf RBS
darurat kelompok masyarakat, hanya dari luar kelompok
orangtua, lagu budaya, dan yang terkena dampak atau
figur-figur khusus seperti ketua hanya menggunakan bahan
Mendirikan kelas/ruang belajar pemuda dan para perempuan dan kegiatan yang
sementara yang biasa dimintai tolong oleh didatangkan dari luar.
anak. Pada awalnya, tim bisa
dimobilisasi untuk
Memulai kegiatan pembelajaran mengunjungi masyarakat dan
menggerakkan kelompok
anak-anak selama beberapa
jam setiap hari.

@
Boleh Tidak Boleh Boleh Tidak Boleh
Membuat RBS bisa diakses dan Berasumsi bahwa karena Menyediakan perlengkapan Fokus berlebihan pada
inklusif untuk anak-anak RBS terbuka bagi semua yang sesuai di RBS, termasuk mainan buatan pabrik atau
perempuan dan anak-anak anak, maka RBS bisa alat permainan, P3K, bahan lupa menjaga perlengkapan.
yang terkucilkan seperti diakses semua orang dan pembersih, dll. Sebisa mungkin
mereka yang berkebutuhan inklusif. gunakan bahan yang tersedia
khusus dan menyesuaikan di lokasi dan ramah lingkungan.
kegiatan untuk memenuhi Jaga jumlah anak yang ikut Mendorong atau
kebutuhan dan kapasitas serta di setiap waktu tertentu memperbolehkan terlalu
khusus mereka agar tetap terkontrol. banyak anak ikut serta
Memastikan bahwa semua staf Meminta para pekerja RBS sehingga RBS tidak
dan animator memahami dan menandatangani tata aturan mendukung dan
mematuhi tata aturan yang yang tidak mereka pahami menumbuhkan semangat.
sesuai. atau peduli. Memberikan pelatihan terus Memberikan pelatihan
Membuat RBS cocok secara Merancang RBS agar menerus, lanjutan dan sekali saja dan berasumsi
fisik, budaya, dan terlihat seperti tempat pembangunan kapasitas bagi bahwa animator dan staf
perkembangan anak, yang ibadah atau memakai warna animator dan staf. sudah siap.
memberikan ruang yang cukup yang digunakan oleh pihak- Menggunakan data assesmen Berasumsi bahwa RBS
untuk kelompok-kelompok pihak yang sedang konflik yang sudah ada, termasuk adalah intervensi yang
kecil untuk melakukan bersenjata. pertanyaan-pertanyaan cocok di semua konteks.
beragam kegiatan dalam waktu tentang RBS dalam assesmen
yang sama. kebutuhan terkoordinasi, dan
Mendengarkan dan Memaksa anak jika diperlukan, melakukan
mendukung anak-anak yang menggambar atau asesmen tersendiri sebelum
memiliki masalah, membuat menceritakan pengalaman mendirikan RBS untuk
rujukan bagi anak-anak yang pahit mereka menentukan apakah RBS
membutuhkan layanan khusus dibutuhkan, aman, dan sesuai
Memastikan bahwa waktu dan Menentukan sejak awal jenis konteks
bentuk kegiatan cocok dengan dan waktu kegiatan tanpa Mengorganisasi dukungan Berasumsi bahwa semua
rutinitas harian anak dan berkonsultasi dengan anak psikososial bagi para pekerja pekerja lokal dan nasional
anggota keluarga laki-laki dan perempuan dan RBS lokal dan nasional yang atau anak -anak
anggota masyarakat. terkena dampak situasi darurat membutuhkan konseling.
Mengorganisasi sesi atau Mengorganisasi RBS hanya Hanya orang-orang yang
kegiatan RBS terpisah bagi untuk anak usia 4-10 tahun terkena dampak besar, yang
anak perempuan dan laki-laki atau hanya anak laki-laki merupakan jumlah minoritas
dari berbagai kelompok umur di masyarakat,
membutuhkan layanan
kesehatan semacam itu.

@
10. Peninjauan, Evaluasi dan Pelaporan
Boleh Tidak Boleh
Pelaksanaan peninjauan dan evaluasi di daerah dilaksanakan
Memonitor dan mengevaluasi Mengabaikan evaluasi atau oleh tim yang dikoordinasikan oleh Pos Pendidikan yang
RBS, dan menggunakan melakukan evaluasi hanya melibatkan POSKO Utama dan melibatkan dinas/instansi
informasi untuk belajar dari untuk menyenangkan donor terkait dan masyarakat. Peninjauan dilakukan terhadap
pengalaman dan meningkatkan indikator kunci standar minimum pendidikan dalam situasi
kualitas program. darurat, format monitoring. Peninjauan dilaksanakan berkala
Membuat strategi keluar atau
Meneruskan RBS tanpa sesuai jangka waktu keadaan darurat pada saat pertemuan
strategi transisi sejak awal
batas waktu atau membuat koordinasi di POS Pendidikan. Peninjauan juga dilakukan
dengan masyarakat RBS bersaing dengan untuk melihat penjaminan mutu pelaksanaan pembelajaran.
sekolah Penjaminan mutu dilakukan bersama oleh pemerintah,
Sumber: Pedoman Tempat Ramah Anak Dalam Keadaan pemerintah daerah dan penyelenggara sesuai peraturan
Darurat, Unicef, 2011 perundangan yang berlaku.

Evaluasi dilaksanakan multi pihak dengan melibatkan satgas


8. Penilaian Hasil Belajar PB baik ditingkat pusat maupun daerah dan dikoordinasikan
Penilaian hasil belajar dilaksanakan sesuai peraturan oleh POS Pendidikan. Pelaksanaan evaluasi dilakukan
perundang-undangan. Khusus mengenai penentuan sebelum masa keadaan darurat berakhir. hasil evaluasi
kelulusan peserta didik berdasarkan hasil Ujian Satuan menjadi rekomendasi perbaikan penyelenggaraan
pendidikan dan Ujian Nasional yang merujuk pada Prosedur pendidikan darurat ke depan dan digunakan sebagai dasar
Operasi Standar untuk Satuan pendidikan Darurat yang penetapan berakhirnya satuan pendidikan darurat dan
dikeluarkan oleh BSNP. Waktu dan lokasi pelaksanaan beralih ke layanan pendidikan normal.
penilaian hasil belajar disesuaikan dengan kondisi psikososial
siswa. 11. Pelaporan dan Penjaminan Mutu
Penyelenggara satuan pendidikan darurat membuat
pelaporan minimal sekali selama masa darurat dan selambat-
9. Pembiayaan lambatnya 1 (satu) bulan setelah penutupan dan/atau
Pembiayaan dalam penyelenggaraan darurat bersumber dari pengalihan satuan pendidikan darurat kepada Dinas
anggaran pemerintah, pemerintah daerah dan/atau Pendidikan Kabupaten/Kota setempat. Penjaminan mutu
masyarakat serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat. satuan pendidikan darurat dikawal oleh Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan (LPMP) Kemendikbud.

12. Penutupan Satuan Pendidikan Darurat


Satuan pendidikan darurat ditutup setelah kebutuhan satuan
pendidikan darurat dipandang cukup, baik ketika kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi sudah selesai sehingga kembali
ke satuan pendidikan reguler atau adanya pengalihan status
satuan pendidikan darurat menjadi satuan pendidikan kecil
atau satuan pendidikan terbuka atau satuan pendidikan
terintegrasi sesuai dengan kebutuhan pasca bencana.

@
Satuan pendidikan darurat sebagai salah satu bentuk
penyelenggaraan satuan pendidikan formal yang didirikan pada
saat situasi bencana alam dan/atau bencana sosial yang bersifat
sementara, yang dapat diikuti oleh seluruh anak usia satuan
pendidikan atau peserta didik yang menjadi korban bencana baik
bencana alam ataupun sosial di pengungsian atau satuan
pendidikannya rusak. Demikianlah pedoman model
penyelenggaraan satuan pendidikan darurat disusun, semoga
dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Anda mungkin juga menyukai