@
Dalam keadaan darurat, seringkali anak-anak berhenti
bersekolah, mengalami gangguan psikososial, merasa takut 1. Sasaran pedoman ini adalah semua pihak yang
bahkan sampai trauma, kehilangan anggota keluarga atau berkepentingan dengan penyelenggaraan Satuan
menjadi korban dari bencana alam yang tidak terduga Pendidikan Darurat, yaitu:
sebelumnya. Di dalam situasi bencana, sering kali pelayanan 2. Pemerintah Pusat (Kemdikbud dan K/L lain yang tergabung
pendidikan tidaklah menjadi perhatian utama. Padahal sangat dalam Sekretariat Penanggulangan Bencana);
jelas, pendidikan adalah sektor sosial yang paling banyak 3. Pemerintah Daerah (Propinsi, Kabupaten/Kota) yang
terdampak bencana. Oleh karena itu, upaya untuk memberi kategori rawan bencana di seluruh wilayah Negara Kesatuan
perhatian lebih pada dunia pendidikan harus dimulai. Hal ini Republik Indonesia berdasarkan Indeks Risiko Bencana
dapat diwujudkan dengan memastikan terdapatnya akses dan Indonesia yang diterbitkan BNPB;
lingkungan belajar, keberlanjutan kegiatan pembelajaran, 4. Satuan Pendidikan penyelenggara satuan pendidikan
ketersediaan guru dan tenaga kependidikan, adanya kebijakan darurat;
pendidikan yang memadai disertai dengan koordinasi antar 5. Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi kemasyarakatan,
lembaga yang kuat, peran serta masyarakat dan pengkajian media dan lembaga usaha yang akan membantu
kebutuhan pendidikan, strategi respon serta monitoring dan penyelenggaran satuan pendidikan darurat;
evaluasi. 6. Lembaga PBB dan Mitra Pembangunan Internasional yang
akan membantu penyelenggaran satuan pendidikan darurat.
@
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 72 Tahun 2013 tentang
@
2. Prinsip Khusus
a) Pemberdayaan masyarakat
a. Memberikan kesempatan kepada anak-anak yang Menumbuhkan kesadaran masyarakat satuan
mengalami bencana alam dan/atau bencana sosial untuk pendidikan sejak dini akan pentingnya pemahaman
mendapatkan hak pendidikan. tentang bencana, mulai dari sejarah bencana, bentuk
b. Memperluas layanan akses pendidikan yang sesegera ancaman, kerentanannya, kapasitas pencegahan dan
mungkin setelah bencana terjadi, bagi anak usia sekolah kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan
yang merupakan anak–anak yang mengalami bencana alam pasca bencana.
dan/atau bencana sosial b) Sinergi Pemangku Kepentingan (stakeholders)
c. Memberikan pemenuhan kebutuhan lingkungan belajar yang Para pemangku kepentingan bersinergi dengan
aman, ada jaminan perlindungan dari segala bentuk menyediakan program yang saling menunjang
kekerasan, penelantaran, dan eksploitasi, dan sehingga penyelenggaraan satuan pendidikan
pendampingan psikososial anak-anak yang terkena dampak darurat dapat dilakukan secara optimal.
situasi bencana alam dan/atau c) Berorientasi nilai
d. bencana sosial. Nilai-nilai luhur kemanusiaan dan karakter bangsa
e. Meringankan dampak psikologis akibat bencana alam/atau menjadi dasar pendidikan pengurangan resiko
konflik sosial dengan memberikan perasaan normal, bencana.
kestabilan dan membangun harapan bagi masa depan anak. d) Berorientasi Tindakan
f. Menyampaikan pesan-pesan penting yang berhubungan Rencana penyelenggaraan satuan pendidikan
dengan risiko-risiko yang timbul dari sebuah kondisi darurat darurat dari bencana yang aplikatif terintegrasi
akibat bencana alam dan/atau bencana sosial. kedalam manajemen berbasis satuan pendidikan
yang peduli anak.
e) Pembelajaran dan perbaikan
1. Prinsip Umum
a) Tata pemerintahan yang baik, yaitu transparansi,
akuntabilitas, partisipasi, keterbukaan informasi, dan
supremasi hukum.
b) Non diskriminasi.
c) Kepentingan terbaik bagi anak, yaitu menjadikan hal
yang paling baik bagi anak sebagai pertimbangan
utama dalam setiap kebijakan, program dan kegiatan.
d) Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan
perkembangan anak, yaitu menjami hak anak untuk
hidup dan tumbuh kembang semaksimal mungkin
dalam semua aspek.
e) Penghargaan terhadap pendapat anak.
@
No Standar Minimum Indikator Kunci
@
No Standar Minimum Indikator Kunci No Standar Minimum Indikator Kunci
Kurikulum, buku pelajaran dan bahan Dekat dengan sumber air, memiliki
ajar lainnya sesuai jenjang dan jalur fasilitas air bersih dan toilet yang
pendidikan, bahasa, budaya, kapasitas memadai.
dan kebutuhan peserta didik, serta:
Pelatihan, Dukungan Peluang pelatihan tersedia untuk guru
Mengandung kompetensi inti dari dan Pengembangan dan tenaga kependidikan lainnya, laki-
pendidikan dasar termasuk melek Profesional laki maupun perempuan, sesuai
huruf, berhitung, belajar awal, dengan kebutuhan.
keterampilan hidup, kesehatan dan
Pelatihan sesuai dengan konteks dan
kebersihan
mencerminkan tujuan pembelajaran
Memberikan informasi tentang
dan konten.
pengurangan risiko bencana,
pendidikan lingkungan dan atau Pelatihan diakui dan disetujui oleh
pencegahan konflik otoritas pendidikan yang relevan.
sensitif gender, mengenali
keragaman, mencegah diskriminasi Pelatih yang berkualitas dapat
dan mempromosikan rasa hormat melakukan kursus pelatihan untuk
terhadap semua pelajar melengkapi pelatihan in-service,
mencantumkan masalah dukungan, bimbingan, pemantauan
kesejahteraan dan perlindungan dan supervisi kelas.
kebutuhan psikososial peserta didik
Melalui pelatihan dan dukungan yang
Kurikulum formal dan ujian yang terusmenerus, guru dapat menjadi
digunakan dalam pendidikan pengungsi fasilitator yang efektif dalam
dan penyintas diakui oleh pemerintahan lingkungan belajar, menggunakan
asal dan pemerintahan tempat metode pengajaran partisipatif dan
mengungsi atau melaksanakan sekolah menggunakan alat bantu pengajaran.
darurat.
Pelatihan meliputi pengetahuan dan
Bahan ajar diambil dari daerah keterampilan untuk kurikulum formal
setempat dan cukup serta disediakan dan non-formal, termasuk kesadaran
secara tepat waktu dan disampaikan bahaya, pengurangan risiko bencana
dalam bahasa dari peserta didik dan pencegahan konflik.
Strategi respon dirancang dan Instruksi dan Proses Metode pembelajaran sesuai dengan
dilaksanakan dengan cara yang tidak Pembelajaran usia, tingkat perkembangan, bahasa,
merugikan masyarakat atau penyedia budaya, kapasitas dan kebutuhan
dan tidak memperburuk dampak situasi peserta didik.
darurat.
@
No Standar Minimum Indikator Kunci No Standar Minimum Indikator Kunci
Guru menunjukkan pemahaman 4 Pendidik dan tenaga Tersedia jumlah guru dan tenaga
tentang isi pelajaran dan keterampilan kependidikan kependidikan lainnya yang memadai
mengajar dalam interaksi mereka
Tersedianya pedoman rekruitmen
dengan pelajar
pendidik dan tenaga kependidikan
Instruksi dan proses belajar menangani secara jelas, tepat, non-diskriminatif
kebutuhan semua peserta didik,
Tersedia kriteria seleksi pemilihan
termasuk mereka yang berkebutuhan
pendidik dan tenaga kependidikan
khusus, dengan mempromosikan
lainnya berdasarkan kriteria yang
inklusivitas dan mengurangi hambatan
transparan dan penilaian kompetensi
belajar
pendidik dan tenaga kependidikan
Orang tua dan tokoh masyarakat lainnya dipilih dengan
memahami dan menerima isi bahan ajar mempertimbangkan penerimaan
dan metode pengajaran yang komunitas, gender dan
digunakan keanekaragaman
Prestasi pelajar diakui dan kredit atau Tersedia kontrak Sistem Kompensasi
dokumen penyelesaian kursus dan kondisi kerja yang diberikan
disediakan secara berkala
@
No Standar Minimum Indikator Kunci No Standar Minimum Indikator Kunci
Tersedia mekanisme pengawasan yang 5 Fasilitas pendukung Tersedia sarana dan prasarana
Transparan dan akuntabel disiapkan pendidikan pendidikan dasar dan menengah
demi dukungan, penilaian, dan untuk KPB di daerah terkena bencana
pemantauan secara regular bagi para seperti; bangunan/ruang kelas darurat
guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk proses pembelajaran, papan
tulis, meja tulis/kursi, tikar/terpal; baju
Terdapat pendokumentasian penilaian seragam, sepatu, buku tulis dan alat
kinerja untuk guru dan tenaga tulis dan lain-lain
kependidikan lainnya yang dibuat
secara teratur Struktur dan tempat belajar aman dan
dapat diakses oleh semua pelajar,
Tersedia kesempatan bagi siswa untuk guru dan tenaga kependidikan lainnya
memberikan umpan balik tentang
kinerja guru dan tenaga kependidikan Lingkungan belajar baik yang
lainnya permanen maupun sementara
diperbaiki, dilengkapi atau diganti
Tersedia dukungan psikososial praktis sesuai kebutuhan dengan konstruksi
yang tepat dan dapat diakses oleh guru dan desain yang tahan bencana
dan tenaga kependidikan lainnya
Struktur fisik untuk tempat
Menyediakan pelatihan untuk guru dan pembelajaran tepat untuk situasi,
tenaga kependidikan lainnya yang termasuk ruang yang cukup untuk
sesuai dengan kebutuhan, diakui dan fasilitas kelas, administrasi, rekreasi,
disetujui oleh otoritas pendidikan yang dan sanitasi
relevan serta berkualitas
Ruang kelas dan pengaturan tempat
Tersedianya kesempatan bagi guru dan duduk memenuhi kesepakatan rasio
tenaga kependidikan lainnya untuk antara luas ruang dengan jumlah
menjadi fasilitator yang efektif dalam pelajar dan guru sesuai dengan SPM
lingkungan belajar, menggunakan (Standar Pelayanan Minimum
metode pengajaran partisipatif dan Pendidikan)
menggunakan alat bantu pengajaran
Pasokan air bersih yang cukup dan
Pelatihan bagi guru dan tenaga fasilitas sanitasi yang layak tersedia
kependidikan Tersedianya pelatihan untuk kebersihan pribadi dan
bagi guru dan tenaga kependidikan perlindungan, dengan memperhatikan
lainnya meliputi pengetahuan dan umur, jenis kelamin, dan orang
keterampilan untuk kurikulum formal berkebutuhan khusus sesuai dengan
dan non-formal, termasuk kesadaran SPM Pendidikan
bahaya, pengurangan risiko bencana
dan pencegahan konflik
@
No Standar Minimum Indikator Kunci No Standar Minimum Indikator Kunci
@
No Standar Minimum Indikator Kunci
akibat
usaha
atau menurunnya
dan
satuan
dan
yang
kapasitas individu,
Peningkatan Resiko
Koordinasi Pos pendidikan mengkoordinasikan
suatu bencana
Meningkatnya
pengkajian, perencanaa, pengelolaan
masyarakat,
pemerintah,
kerentanan
pendidikan
tidak aman
informasi, mobilitas sumber daya,
keluarga,
pengembangan kapasitas, dan
tempat
Resiko
badan
advokasi
Dalam mendukung kegiatan
pendidikan, otoritas pendidikan, donor,
atau
suatu
Gangguan Fungsi
penyelenggaraan
kemasyarakatan
badan-badan PBB, LSM, masyarakat
terganggunya
pemerintahan
dan pemangku kepentingan lainnya
pendidikan
Gangguan
menggunakan struktur pembiayaan
bencana
yang transparan, adil, terkoordinasi,
satuan
Hilang
fungsi
akibat
dan tepat waktu
dan
Tersedianya database pelaku respon
pendidikan dan update harian dengan
Gangguan akses
individu,
atau
satuan
pendidikan (harga,
dan
akibat
Gangguan Akses
penanggung jawab yang jelas
suatu bencana
jarak, budaya)
terganggunya
pemenuhan
masyarakat
kebutuhan
keluarga,
dasarnya
terhadap
layanan
Hilang
akses
Dampak bencana terhadap satuan pendidikan adalah
usaha
memperoleh
masyarakat, keluarga
penyediaan
langsung dari suatu
pendidikan
hilangnya kesempatan
Kerugian
fungsi, dan peningkatan risiko berupa:
Meningkatnya
badan
1. Rusaknya sarana prasarana di satuan pendidikan
kesempatan
pemerintah,
pendidikan
2. Terputusnya akses ke satuan pendidikan
bencana
layanan
3. Siswa dan guru mengalami korban luka bahkan jiwa
untuk
Biaya
dan
4. Siswa dan guru rumahnya rusak dan mengungsi
5. Psikososial siswa dan guru terganggu
6. Tidak boleh ada kegiatan di sekitar satuan pendidikan
dan
milik
usaha
satuan
terganggu
fasilitas
keluarga
pendidikan
Perubahan bentuk pada
sedang, ringan)
bandang, dst
fisik
badan
Secara khusus, beberapa jenis bencana memberikan dampak
infrastruktur
masyarakat,
pemerintah,
pendidikan
Rusaknya
yang berbeda-beda terhadap sector pendidikan, sehingga
sehingga
bencana
satuan
strategi respon bidang pendidikan harus memperhatikan
asset
@
Penanggung jawab penanggulangan bencana di bidang
pendidikan mengacu pada Kepmendikbud 234/P/2018 tentang
Sekretariat Penanggulangan Bencana Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Dalam melaksanakan respon keadaan darurat
baik pada masa siaga darurat, tanggap darurat maupun transisi
darurat ke pemulihan dan setelah keadaan darurat ditetapkan
oleh Pejabat Berwenang, Sekretariat PB Kemendikbud akan
1. Penetapan Kebijakan
mengaktifkan POS Pendidikan dan menginduk pada Pos
Setelah pemerintah Daerah menetapkan keadaan darurat,
Komando Penanganan Darurat Bencana (POSKO UTAMA).
Dinas Pendidikan dapat mengeluarkan kebijakan untuk
penyelenggaraan sekolah darurat yang mencakup:
Pendataan dampak
POS Pendidikan terdiri dari unsur anggota Pengelolaan dan pembiayaan satuan pendidikan darurat
Sekretariat kemendikbud, Tim SIGAP, Penyesuaian kurikulum, proses pembelajaran dan
Dinas Pendidikan Provinsi/Kab/Kota, dan penilaian
organisasi Nonpemerintah. Pemenuhan guru dan tenaga kependidikan
Penetapan status peserta didik
Penugasan guru
Aktivasi pos pendidikan
Struktur POS Pendidikan yang diaktifkan dapat disesuaikan 2. Koordinasi Pelaksanaan Satuan Pendidikan Darurat
dengan kebutuhan, namun beberapa bidang inti yang harus Pelaksanaan Pendidikan darurat dikoordinasikan oleh POS
ada adalah: Pendidikan. POS Pendidikan bertugas untuk melakukan:
1. Koordinator Bidang Data dan Informasi Koordinasi antar pemerintah dan pemerintah daerah dan
2. Koordinator Bidang Pengelolaan Bantuan Pendidikan dengan pemangku kepentingan lain:
3. Koordinator Bidang Penyelenggaraan Sekolah Darurat Pendataan kerusakan dan kebutuhan pendidikan dalam
4. Koordinator Bidang Pengawasan dan Penilaian (Ditjen situasi darurat
Dikdasmen) Pengelolaan bantuan
5. LPMP terkait di wilayah penanganan tanggap darurat Penyiapan Sekolah Darurat
Penyelenggaraan Sekolah Darurat
Pengelolaan informasi
@
Dalam mendukung Pos Pendidikan, koordinasi dilaksanakan Koordinasi Pada Level Provinsi/Kabupaten
di pemerintah pusat (nasional), pemerintah daerah dan berupa:
tingkat satuan pendidikan sebagaimana dijabarkan sebagai 1. Pengumpulan informasi umum dampak dan kebutuhan
berikut: 2. Bantuan penyelenggaraan pendidikan yang mengacu
pada standar-standar minimum pemenuhan hak
Koordinasi Pada Tingkat Nasional Berupa: pendidikan anak di daerah bencana dalam hal:
1. Pengumpulan informasi umum dampak dan kebutuhan Ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas
(kaji cepat/rapid assesment). pendidikan dan fasilitas pendukungnya
2. Bantuan penyelenggaraan pendidikan yang mengacu Proses pendidikan ramah anak dan inklusif
pada standar-standar minimum pemenuhan hak Kebutuhan peserta didik, pendidik dan tenaga
pendidikan anak di daerah bencana dalam hal: kependidikan
Ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas pendidikan Partisipasi masyarakat untuk pendidikan
dan fasilitas pendukungnya 3. Mengkoordinasikan bantuan di sektor pendidikan dari
Proses pembelajaran yang aman, inklusif, dan ramah lembaga pemerintah dan nonpemerintah.
anak 4. Penyusunan kebijakan layanan pendidikan tanggap
Kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan darurat
diutamakan dari wilayah terdekat yang tidak terkena 5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
dampak bencana 6. Memberikan bantuan keperluan satuan pendidikan
Partisipasi masyarakat untuk pendidikan darurat sesuai dengan pedoman pelaksanaan,
3. Mengkoordinasikan bantuan di sektor pendidikan dari sosialisasi, advokasi dan monev tanggap darurat.
lembaga pemerintah dan nonpemerintah melalui seknas 7. Berkoordinasi dengan BPBD dan lembaga pemerintah
satuan pendidikan aman bencana. terkait dalam penyelenggaraan satuan pendidikan
4. Penyusunan kebijakan layanan satuan pendidikan darurat dengan dukungan Sekber PHPA di provinsi atau
darurat. forum SRA di Kabupaten/Kota jika sudah terbentuk.
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi. 8. Berkoordinasi dengan lembaga pemerintah terkait
6. Memberikan bantuan kebutuhan satuan pendidikan dalam penilaian dampak kerusakan dan kerugian.
darurat sesuai dengan pedoman pelaksanaan, sosialisasi, 9. Melakukan kaji cepat kebutuhan pendidikan dalam
advokasi dan monev tanggap darurat. situasi darurat dan pemilihan lokasi, termasuk perijinan
7. Berkoordinasi dengan BNPB dan lembaga pemerintah tanah/lahan.
terkait dalam pelaksanaan rencana tanggap darurat
termasuk menetapkan batas waktu penggunaan satuan
pendidikan sebagai tempat pengungsian.
8. Berkoordinasi dengan dinas pendidikan di daerah dan
lembaga pemerintah terkait dalam penilaian dampak
kerusakan dan kerugian.
9. Memberikan bantuan pemulihan kehidupan warga satuan
pendidikan yang terkena bencana agar dapat kembali ke
dalam kehidupan normal.
10. Melakukan kaji cepat kebutuhan pendidikan.
@
Koordinasi Pada Tingkat Satuan Pendidikan
Merencanakan distribusi dan penyiapan bantuan
Berupa: prasarana/sarana darurat serta menentukan tempat
1. Menyelenggarakan kegiatan satuan pendidikan darurat penyelenggaraan pembelajaran darurat.
sesuai pendidikan minimum sesuai dengan kesiapan Menetapkan lama penyelenggaraan satuan
peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dengan pendidikan darurat.
melibatkan partisipasi masyarakat setempat. Menyepakati dengan pihak penyelenggara satuan
2. Memberikan informasi umum dampak dan kebutuhan pendidikan darurat
kepada tim satgas daerah atau tim satgas pusat, sesuai Dalam hal dibutuhkan bantuan sarana dan prasarana
dengan skala dan kapasitas bencana. di luar masa kedaruratan, memberikan rekomendasi
3. Mengaktifkan rencana aksi satuan pendidikan aman, penanganan selanjutnya kepada Ditjen Dikdasmen
inklusif, dan ramah anak di masa tanggap darurat. dan pihak terkait.
4. Melakukan kaji cepat kebutuhan pendidikan dalam situasi c. Penilaian Pasca Bencana/Post Disaster Assessmet
darurat dan pemilihan lokasi, termasuk perijinan Sesudah menyelesaikan penilaian cepat, POS
tanah/lahan Pendidikan mengkoordinasikan penilaian kebutuhan
rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana (formulir
3. Penyediaan Informasi Umum terlampir) sebagai masukan dan bahan dalam dokumen
Kegiatan pendataan dilaksanakan oleh tim data dan informasi rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi.
sesuai koordinasi di pos pendidikan. adapun proses
pendataan, diantaranya: 4. Sarana Prasarana Satuan Pendidikan Darurat
a. Kaji cepat Penerapan satuan pendidikan aman dari bencana
Tiba di lokasi: mengkaji mekanisme koordinasi yang memerlukan dukungan sarana prasarana yang sesuai
ada; mendata satuan pendidikan terdampak sesuai dengan kebutuhan pada saat pra bencana, tanggap darurat,
klasifikasi tingkat kerusakan; mendata kondisi siswa dan pasca bencana. Penyediaan dukungan logistik dilakukan
terdampak; mendata kebutuhan prasarana/sarana melalui Sekretariat Satuan Pendidikan Aman Bencana secara
darurat untuk kelangsungan kegiatan pembelajaran; berjenjang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
melakukan pendataan kebutuhan tenaga yang berlaku di Indonesia.
pendamping kepada sekolah-sekolah yang
membutuhkan. Proses penyelenggaraan pendidikannya dapat dilakukan di
Menyampaikan hasil pendataan kepada Ketua POS tenda tenda darurat, di tempat umum, di pengungsian,
Pendidikan, serta pihak-pihak yang relevan. bahkan di tempat terbuka prinsip tempat aman dan nyaman
Kompilasi dan pengolahan data pada sistem informasi bagi peserta didik. Satuan pendidikan Darurat dapat
di pos pendidikan. berbentuk satuan pendidikan bambu, tenda, kelas bongkar
b. Analisis hasil kaji cepat pasang, bangunan terbuat dari triplek, atau bahan lainnya
Menginventarisasi data sarana prasarana yang disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku lokal.
dibutuhkan.
Penetapan sekolah penerima bantuan dan berbagai Selain penyediaan ruang belajar sementara, diperlukan
sumber dana (Pemerintah dan Nonpemerintah) sarana penunjang pembelajaran darurat seperti
perlengkapan belajar siswa, peralatan dan perlengkapan
proses pembelajaran dan kegiatan dukungan psikososial.
@
5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan Satuan Pendidikan 6. Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan Darurat
Darurat (Standar Kelulusan, Standar Isi, Proses Pembelajaran, dan
a. Guru dan tenaga kependidikan yang terlibat dalam Penilaian)
pelaksanaan satuan pendidikan darurat berasal dari Kurikulum yang dijalankan dalam situasi darurat akan
satuan pendidikan yang terdampak dan relawan yang mengikuti kurikulum yang sedang diterapkan oleh tiap satuan
terdiri dari unsur psikolog dan pendidikan. pendidikan namun perlu mengakomodasi kebutuhan peserta
b. Pemenuhan kebutuhan guru dan tenaga kependidikan didik yang timbul dari bencana yang berlangsung. Beberapa
bagi penyelenggaraan satuan pendidikan darurat, konten yang penting diajarkan (tergantung dari konteks
langkah-langkah yang perlu dilakukan: bencana dan dampaknya) antara lain:
1) Melakukan pendataan guru terdampak, termasuk a. Kurikulum harus sesuai dengan usia dan tingkat
jumlah dan satuan pendidikan asal guru yang perkembangan peserta didik, relevan dengan budaya,
mengungsi. sosial dan bahasa, sesuai dengan konteks tertentu dan
2) Dalam hal guru dan tenaga kependidikan mengungsi kebutuhan peserta didik.
ke luar kabupaten domisilinya, Dinas Pendidikan b. Mengandung kompetensi inti dari pendidikan dasar
dapat mengeluarkan kebijakan tentang penempatan termasuk melek huruf, berhitung, belajar awal,
guru pengungsi untuk bertugas di wilayah tempat keterampilan hidup, kesehatan dan kebersihan.
guru tersebut mengungsi. c. Memberikan informasi tentang pengurangan risiko
3) Dalam hal terjadi kekurangan guru di suatu wilayah bencana, pendidikan lingkungan dan atau pencegahan
maka dapat dilakukan pemenuhan kebutuhan konflik.
guru/perekrutan guru, dengan memperhatikan hal-hal d. Sensitif gender, mengenali keragaman, mencegah
berikut: diskriminasi dan mempromosikan rasa hormat terhadap
Sedapat mungkin direkrut dari wilayah terdampak semua pelajar.
Mobilisasi guru dari wilayah sekitar e. Mencantumkan masalah kesejahteraan dan perlindungan
Perlu disusun kualifikasi guru yang ditetapkan kebutuhan psikososial peserta didik.
oleh Dinas Pendidikan f. Pelatihan keterampilan mata pencaharian dan kejuruan,
Guru dibekali pelatihan dan ditindaklanjuti dengan pelatihan keterampilan teknis
supervisi dan mentoring dari pengawas sekolah g. Budaya, rekreasi, olah raga dan seni
dan kepala sekolah h. Pendidikan dalam situasi darurat dapat disusun
c. Pemenuhan kebutuhan pendampingan psikososial bagi berdasarkan kategori sebagai berikut:
guru. Pemetaan kondisi psikososial
Diperlukan adanya suatu program pelatihan agar guru Pengenalan lingkungan
mampu melakukan pendampingan psikososial bagi Kegiatan rekreasional
siswa. Akan tetapi, guru sebagai pihak yang juga Baca, tulis dan hitung
terdampak oleh bencana perlu mendapatkan Kegiatan seni
pendampingan agar dapat menjalankan tugasnya. Kegiatan religius
@
7. Pengelolaan Satuan Pendidikan Darurat Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan satuan
Pengelolaan satuan pendidikan darurat mempromosikan pendidikan darurat:
ruang belajar sahabat anak. Pembelajaran direncanakan agar
anak-anak belajar dengan nyaman. Waktu belajar Boleh Tidak Boleh
disesuaikan dengan kondisi psikososial anak dan guru.
Penentuan lokasi pembelajaran mempertimbangkan Berkoordinasi dengan Mendirikan Ruang Belajar
kemananan dan keselamatan peserta didik. Berikut garis pemerintah dan lembaga lain Sementara (RBS) tanpa
besar tahapan dalam pendidikan di situasi darurat. yang mengimplementasikan berkoordinasi dengan
RBS, khususnya perlindungan, lembaga lain dan
psikososial, pendidikan dan pemerintah.
kelompok koordinasi lain yang
Penilaian: relevan.
a. Kondisi Bangunan sekolah dan Menggunakan pendekatan Membuat RBS hanya
fasilitas sekolah yang terpadu yang mencakup sebagai tempat rekreasi dan
b. Jumlah siswa, guru dan tenaga pendidikan nonformal, dukungan psikososial
kependidikan lainnya yang perlindungan dan dukungan karena kebutuhan
terdampak psikososial perlindungan dan
pendidikan juga menarik
perhatian.
Perencanaan kegiatan belajar dan Melibatkan masyarakat, orang Mendirikan RBS sebagai
mengajar tua, dan anak perempuan dan tempat layanan,
laki-laki di semua pengambilan memperlakukan masyarakat
keputusan terkait RBS, sebagai penerima bantuan.
mendorong rasa kepemilikan
Pelatihan bagi penduduk/ Guru/ mereka terhadap RBS di
Relawan: semua fase kerja
a. Perlindungan anak Membangun sumber daya Memilih dan merekrut
b. Pendidikan dalam situasi yang sudah ada seperti animator dan staf RBS
darurat kelompok masyarakat, hanya dari luar kelompok
orangtua, lagu budaya, dan yang terkena dampak atau
figur-figur khusus seperti ketua hanya menggunakan bahan
Mendirikan kelas/ruang belajar pemuda dan para perempuan dan kegiatan yang
sementara yang biasa dimintai tolong oleh didatangkan dari luar.
anak. Pada awalnya, tim bisa
dimobilisasi untuk
Memulai kegiatan pembelajaran mengunjungi masyarakat dan
menggerakkan kelompok
anak-anak selama beberapa
jam setiap hari.
@
Boleh Tidak Boleh Boleh Tidak Boleh
Membuat RBS bisa diakses dan Berasumsi bahwa karena Menyediakan perlengkapan Fokus berlebihan pada
inklusif untuk anak-anak RBS terbuka bagi semua yang sesuai di RBS, termasuk mainan buatan pabrik atau
perempuan dan anak-anak anak, maka RBS bisa alat permainan, P3K, bahan lupa menjaga perlengkapan.
yang terkucilkan seperti diakses semua orang dan pembersih, dll. Sebisa mungkin
mereka yang berkebutuhan inklusif. gunakan bahan yang tersedia
khusus dan menyesuaikan di lokasi dan ramah lingkungan.
kegiatan untuk memenuhi Jaga jumlah anak yang ikut Mendorong atau
kebutuhan dan kapasitas serta di setiap waktu tertentu memperbolehkan terlalu
khusus mereka agar tetap terkontrol. banyak anak ikut serta
Memastikan bahwa semua staf Meminta para pekerja RBS sehingga RBS tidak
dan animator memahami dan menandatangani tata aturan mendukung dan
mematuhi tata aturan yang yang tidak mereka pahami menumbuhkan semangat.
sesuai. atau peduli. Memberikan pelatihan terus Memberikan pelatihan
Membuat RBS cocok secara Merancang RBS agar menerus, lanjutan dan sekali saja dan berasumsi
fisik, budaya, dan terlihat seperti tempat pembangunan kapasitas bagi bahwa animator dan staf
perkembangan anak, yang ibadah atau memakai warna animator dan staf. sudah siap.
memberikan ruang yang cukup yang digunakan oleh pihak- Menggunakan data assesmen Berasumsi bahwa RBS
untuk kelompok-kelompok pihak yang sedang konflik yang sudah ada, termasuk adalah intervensi yang
kecil untuk melakukan bersenjata. pertanyaan-pertanyaan cocok di semua konteks.
beragam kegiatan dalam waktu tentang RBS dalam assesmen
yang sama. kebutuhan terkoordinasi, dan
Mendengarkan dan Memaksa anak jika diperlukan, melakukan
mendukung anak-anak yang menggambar atau asesmen tersendiri sebelum
memiliki masalah, membuat menceritakan pengalaman mendirikan RBS untuk
rujukan bagi anak-anak yang pahit mereka menentukan apakah RBS
membutuhkan layanan khusus dibutuhkan, aman, dan sesuai
Memastikan bahwa waktu dan Menentukan sejak awal jenis konteks
bentuk kegiatan cocok dengan dan waktu kegiatan tanpa Mengorganisasi dukungan Berasumsi bahwa semua
rutinitas harian anak dan berkonsultasi dengan anak psikososial bagi para pekerja pekerja lokal dan nasional
anggota keluarga laki-laki dan perempuan dan RBS lokal dan nasional yang atau anak -anak
anggota masyarakat. terkena dampak situasi darurat membutuhkan konseling.
Mengorganisasi sesi atau Mengorganisasi RBS hanya Hanya orang-orang yang
kegiatan RBS terpisah bagi untuk anak usia 4-10 tahun terkena dampak besar, yang
anak perempuan dan laki-laki atau hanya anak laki-laki merupakan jumlah minoritas
dari berbagai kelompok umur di masyarakat,
membutuhkan layanan
kesehatan semacam itu.
@
10. Peninjauan, Evaluasi dan Pelaporan
Boleh Tidak Boleh
Pelaksanaan peninjauan dan evaluasi di daerah dilaksanakan
Memonitor dan mengevaluasi Mengabaikan evaluasi atau oleh tim yang dikoordinasikan oleh Pos Pendidikan yang
RBS, dan menggunakan melakukan evaluasi hanya melibatkan POSKO Utama dan melibatkan dinas/instansi
informasi untuk belajar dari untuk menyenangkan donor terkait dan masyarakat. Peninjauan dilakukan terhadap
pengalaman dan meningkatkan indikator kunci standar minimum pendidikan dalam situasi
kualitas program. darurat, format monitoring. Peninjauan dilaksanakan berkala
Membuat strategi keluar atau
Meneruskan RBS tanpa sesuai jangka waktu keadaan darurat pada saat pertemuan
strategi transisi sejak awal
batas waktu atau membuat koordinasi di POS Pendidikan. Peninjauan juga dilakukan
dengan masyarakat RBS bersaing dengan untuk melihat penjaminan mutu pelaksanaan pembelajaran.
sekolah Penjaminan mutu dilakukan bersama oleh pemerintah,
Sumber: Pedoman Tempat Ramah Anak Dalam Keadaan pemerintah daerah dan penyelenggara sesuai peraturan
Darurat, Unicef, 2011 perundangan yang berlaku.
@
Satuan pendidikan darurat sebagai salah satu bentuk
penyelenggaraan satuan pendidikan formal yang didirikan pada
saat situasi bencana alam dan/atau bencana sosial yang bersifat
sementara, yang dapat diikuti oleh seluruh anak usia satuan
pendidikan atau peserta didik yang menjadi korban bencana baik
bencana alam ataupun sosial di pengungsian atau satuan
pendidikannya rusak. Demikianlah pedoman model
penyelenggaraan satuan pendidikan darurat disusun, semoga
dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.