TANAH LONGSOR
Mata kuliah:
Dosen Pengampu:
1. Prof. Dr. Murbangun Nuswowati, M. Si.
2. Dr. Ali Sunarso, M. Pd.
Disusun oleh:
PENDIDIKAN DASAR
2022
KURIKULUM DARURAT PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PASCA BENCANA
TANAH LONGSOR
A. Latar Belakang
Bencana dapat terjadi kapanpun dan di manapun serta dapat menimbulkan
dampak buruk terhadap kehidupan manusia dan lingkungannya. Bencana dapat
mengakibatkan berbagai kerugian dan kerusakan sarana dan prasarana serta berdampak
pada sumber daya manusia termasuk peserta didik, pendidik dan tenaga pendidikan.
Letak geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan dan terbentuk dari titiktitik
pertemuan lempeng bumi, menjadikan negeri ini ‘sarat’ dengan kejadian-kejadian
bencana, seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, serta gunung berapi. Selain itu,
kerentanan Indonesia pun diyakini semakin meningkat dengan perubahan iklim global
dan laju jumlah penduduk beserta pluralitas yang ada, yang dapat menyebabkan
timbulnya bencana kabut asap akibat kebakaran lahan dan dipengaruhi gejala badai
panas. Betapa tingginya tingkat risiko yang dihadapi dengan karakter geografis,
demografis, serta berbagai aspek lainnya.
Hal ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas bagi Satuan Pendidikan untuk
menentukan Kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran Peserta Didik.
Pelaksanaan Kurikulum harus memperhatikan usia dan tahap perkembangan Peserta
Didik pada PAUD dan capaian kompetensi pada Kurikulum, kebermaknaan, dan
kebermanfaatan pembelajaran untuk Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
termasuk pada pendidikan khusus dan program pendidikan kesetaraan.
Selain itu Satuan Pendidikan dalam kondisi khusus tidak diwajibkan untuk
menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan. Dalam
pelaksanaan pembelajaran, Satuan Pendidikan tetap dapat menggunakan perangkat ajar
berupa buku teks pelajaran yang sudah digunakan pada Kurikulum 2013 dengan cara
memilih materi yang sesuai dengan kompetensi yang digunakan pada Kurikulum 2013
yang disederhanakan.
Pada tingkat sekolah dasar, pemerintah menyediakan modul belajar literasi dan
numerasi yang dapat digunakan oleh siswa, orang tua dan guru di jenjang SD dalam
memfasilitasi pembelajaran Peserta Didik dalam bencana tanah longsor atau kondisi
khusus lainnya. Modul ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru untuk
mengembangkan perangkat ajar lain dalam upaya memfasilitasi Peserta Didik untuk
belajar dalam kondisi khusus. Modul ini dikembangkan dengan merujuk pada
Kompetensi dasar dalam Penyederhanaan kurikulum namun aktivitas pembelajaran di
optimalisasi untuk mencapai kompetensi literasi dan numerasi pada semua mata
pelajaran. Pemenuhan beban kerja dan penataan linieritas guru bersertifikat pendidik
dalam implementasi pembelajaran pada kurikulum darurat mengacu pada ketentuan
perundang-undangan
Guru tidak dibebani target kerja tatap muka, pemerintah juga melakukan relaksasi
peraturan bagi para tenaga pendidik atau guru guna mendukung kesuksesan pembelajaran
di masa pasca bencana tanah longsor. Di sini, guru tidak harus memenuhi beban kerja 24
jam tatap muka dalam satu minggu. Harapannya, guru dapat semakin fokus dalam
memberikan pelajaran interaktif kepada siswa tanpa perlu mengejar pemenuhan jam.
F. Kesimpulan
Memberikan kesempatan kepada anak-anak yang mengalami bencana alam
dan/atau bencana sosial untuk mendapatkan hak pendidikan guna memperluas layanan
akses pendidikan yang sesegera mungkin setelah bencana terjadi, bagi anak usia sekolah
yang merupakan anak–anak yang mengalami bencana alam dan/atau bencana social.
Memberikan pemenuhan kebutuhan lingkungan belajar yang aman, ada jaminan
perlindungan dari segala bentuk kekerasan, penelantaran, dan eksploitasi, dan
pendampingan psikososial anak-anak yang terkena dampak situasi bencana alam dan/atau
Bencana sosial
G. Daftar Pustaka
➢ Said, Nur. "Menejemen Kurikulum Pendidikan Islam Sensitif Bencana (Tuntutan
Inovasi dan Kontekstualisasi)." QUALITY 1.1 (2017).
➢ Qurniawan, Meril. "Pengembangan Model Integrasi Pendidikan Siaga Bencana
dalam Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah." Jurnal An-Nuha 1.2 (2014): 1-22.
➢ Rahman, Amni Zarkasyi. "Kapasitas Daerah Banjarnegara dalam
Penanggulangan Bencana Alam Tanah Longsor." Jurnal Ilmu Sosial 16.1 (2017):
1-8.