Anda di halaman 1dari 52

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang
dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 merupakan
sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter,
peserta didik dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta
memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran
wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau
jenjang pendidikan.
Di dalam Penjelasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Bagian Umum dijelaskan bahwa pembaruan pendidikan memerlukan strategi
tertentu, dan salah satu strategi pem-bangunan pendidikan nasional ini adalah pengembangan
dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.”
Pasal 35 Undang-undang Nomor Nomor 20 Tahun 2003 juga mengatur bahwa Standar
nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.” Selanjutnya di dalam
penjelasan Pasal 35 dinyatakan bahwa “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
standar nasional yanga telah disepakati.”
Pada hakikatnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran tersebut
diperlukan suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman bagi para pendidik dalam
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam
Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
2

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan


tertentu.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Dunia Pendidikan kini dihadapkan pada suatu persoalan baru yaitu hadirnya wabah
Corona Virus Disease (Covid-19) yang pertama kali terdeteksi muncul di cina tepatnya di
kota Wuhan Tiongkok pada akhir tahun 2019, mendadak menjadi teror mengerikan bagi
masyarakat dunia, terutama setelah merenggut nyawa ratusan orang dalam waktu yang relatif
singkat. Hampir kurang lebih 200 negara di dunia terjangkit virus korona termasuk
Indonesia.
Berbagai upayapun telah dikerahkan yang menguras energi bangsa dalam rangka
pencegahan, pengobatan dan sebagainyapun telah dilakukan dalam memotong mata rantai
penyebaran virus corona, dari pembuatan regulasi kebijakan oleh pemerintah muali dari
Penerapan Sosial Berskala Besar (PSBB), penggunaan masker, membiasakan cuci tangan
dengan sabun di air mengalir/Hansanitizer, menjaga imunnnitas tubuh, jaga jarak (Psychal
distancing), menghindari kerumunan banyak oarang dalam satu tempat (social distancing),
Isolasi mandiri hingga lockdown di beberapa wilayah termasuk kota-kota besar di negera kita
sudah dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus korona.
Kehadiran pandemi Corona Virus Disease (Covid-2019), menyingkapkan sejumlah
persoalan genting yang menghantui bangsa ini, meluluhlantakkan sendi-sendi kehidupan
bangsa hingga melahirkan problem socio-cultural multi dimensi baik politik, sosial, budaya,
ekonomi hingga ketahan mental baik fisik maupun sprirtual yang harus segera diatasi
karena menyangkut keberlangsungan hidup dan kemandirian jati diri bangsa termasuk
didalamnya layanan pendidikan pada sekolah secara khusus.
Bahwa saat ini seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terdampak
penyebaran Covid-19. Selain itu di beberapa daerah di wilayah Indonesia terdapat juga yang
terdampak musibah atau bencana lain walaupun bersifat lokal. Dalam kondisi apapun, negara
berkewajiban melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu negara
berkewajiban mencarikan jalan keluar keberlangsungan pendidikan di sekolah. Menyadari
letak geografis wilayah Indonesia sebagai daerah kepulauan dengan keadaan yang berbeda-
beda, perlu dirumuskan regulasi yang dapat menjadi solusi agar kegiatan pembelajaran tetap
dapat dilaksanakan dengan baik di tengah kondisi darurat apapun. Sebab Belajar tidak pernah
3

mengenal kata berhenti, dalam kondisi apapaun tanpa menganal ruang dan waktu. Namun
dalam kondisi darurat, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara normal seperti
biasanya, namun demikian peserta didik harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan
pembelajaran.
Pada masa darurat Covid-19, sekolah telah menyiapkan sejumlah strategi dan program
guna mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran di tengah kondisi darurat sesuai dengan
kondisi dan kreatifitas serta kemampuan sekolah. Mulai menugaskan peserta didik belajar
dari rumah dengan bimbingan dari guru dan orang tua hingga bentuk-bentuk lain yang
membuat keberadaan peserta didik tetap terlayanan pada kebutuhan belajaranya sesuai
dengan batas kemampuan yang ada. Kegiatan pembelajaran tidak hanya dilaksanakan
sepenuhnya di sekolah, tetapi peserta didik dapat belajar dari rumah. Kegiatan pembelajaran
yang semula lebih banyak dilaksanakan secara tatap muka antara guru dengan peserta didik
di kelas, kini berubah menjadi pembelajaran jarak jauh secara daring (dalam jaringan) dan
luring (luar jaringan). Upaya-upaya tersebut dalam rangka mengoptimalkan layanan
pendidikan di sekolah di masa darurat
Dari hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, diketahui bahwa belum semua
sekolah dapat menjalankan kegiatan pembelajaran jarak jauh secara online/daring (dalam
jaringan) secara penuh, dan sebagian besar menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh
secara luring (luar jaringan). Beberapa kendala ditemukan antara lain; keterbatasan SDM,
keterbatasan sarana berupa laptop atau HP yang dimiliki peserta didik, kesulitan akses
internet dan keterbatasan kuota internet peserta didik yang disediakan orang tuanya, dan
sebagainya. Selain itu pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama masa darurat Covid-19
antara satu sekolah dengan sekolah yang lainnya sangat bervariasi, sesuai dengan persepsi
dan kesiapan masing-masing sekolah.
Implementasi Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 pada Sekolah, terutama
jenjang Sekolah Dasar menuntut adanya perubahan paradigma pada perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Kegiatan pembelajaran
tidak hanya dilaksanakan sepenuhnya di sekolah, tetapi peserta didik dapat belajar dari
rumah. Kegiatan pembelajaran yang semula lebih banyak dilaksanakan secara tatap muka
antara guru dengan peserta didik di kelas, kini berubah menjadi pembelajaran jarak jauh
secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Kegiatan belajar dari rumah
menuntut adanya kolaborasi, partisipasi dan komunikasi aktif antara guru, orang tua dan
peserta didik menjadi satu kesatuan yang saling mendukung, dengan prinsip bahwa semua
4

kita adalah guru, semua kita adalah murid dan semua tempat adalah kelas, nampaknya
menjadi oase ditengah dahaga akan prestasi anak bangsa.
Belajar dari rumah tidak sekedar memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada
kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia, ubudiyah dan
kemandirian peserta didik. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi
pelajaran dan memberi tugas kepada peserta didik, agar terwujud pembelajaran yang
bermakna, inspiratif dan menyenangkan agar peserta didik tidak mengalami kebosanan
belajar dari rumah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, agar kegiatan pembelajaran pada masa darurat
berjalan dengan baik dan optimal, maka SD Negeri 1 Sidorejo telah menyusun Kurikulum
Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19, sebagai acuan sekolah dalam menyelenggarakan
pembelajaran di masa darurat pada Tahun Pelajaran 2021/2022.
Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 pada SD Negeri 1 Sidorejo ini
disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah dengan melibatkan unsur; guru,
konselor, komite sekolah, Kepala Sekolah, praktisi pendidikan, pengawas pembina dan unsur
stakeholder lainnya.

B. Landasan Penyusunan Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19


1. Landasan Filosofis
Secara filosfis Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 yang dikembangkan
pada SD Negeri 1 Sidorejo dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kurikulum sekolah merupakan kerangka pembudayaan keberagamaan nasional dan
daerah sebagai ciri khas pendidikan sekolah;
b. Kurikulum sebagai komponen pendidikan yang dapat mewariskan budaya melalui
penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam bentuk mata pelajaran.
Karenya kurikulum memberikan rambu-rambu perencanaan dan pengaturan
pendidikan di sekolah dalam penguasaan disiplin ilmu, baik ilmu umum maupun ilmu
agama secara integratif;
c. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi,
sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism);
d. Negara menjamin seluruh lapisan masyarakat untuk mendapat layanan pendidikan
dan pembelajaran yang berkualitas, termasuk pada Masa Darurat Covid-19;
5

Dalam rangka menjamin terselenggaranya pendidikan dan pembelajaran di sekolah pada


Masa Darurat Covid-19 perlu disusun Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19
agar proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien. 
2. Landasan Yuridis Kurikulum 2013
Secara Yuridis pengembangan Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 pada
SD Negeri 1 Sidorejo antara lain:
1. Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. PP No 23 tahun 2014 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan
4. PP No 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua Standar Nasional Pendidikan
5. Perpres 87 Tahun 2017 tentang penguatan Pendidikan Berkarakter
6. Permendikbud RI No 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
7. Permendikbud No 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
8. Permendikbud No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
9. Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
10. Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
12. Permendikbud No 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pada Dikdasmen
13. Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Dikdasmen
14. Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
15. Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
16. Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Dikdasmen
Permendikbud N0 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar Pada Dikdasmen
17. Permendikbud No 195 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum 2013
18. Peraturan Mendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun
2006 dan Kurikulum 2013
19. Permendikbud N0 37 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No 24 Tahun 2016 Tentang KI dan KD Pelajaran Pada
Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
6

20. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Pencegahan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Pada Satuan Pendidikan.
21. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19).
22. Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran
pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
C. Tujuan Penyusunan Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19
Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 disusun sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran pada masa darurat pandemi untuk mencapai tujuan
pendidikan di dengan mempertimbangkan antara lain:
1. Pada masa darurat pandemi, seluruh peserta didik harus tetap mendapatkan layanan
pendidikan dan pembelajaran dari sekolah. Kegiatan pembelajaran tidak hanya
mengandalkan tatap muka antara guru dengan peserta didik, tetapi peserta didik dapat
melakukan belajar dari rumah dengan bimbingan/pemantauan oleh guru dan orang tua;
2. Kegiatan pembelajaran wajib mempertimbangkan terjaganya kesehatan, keamanan,dan
keselamatan civitas akademika baik pada aspek fisik maupun psikologi;
3. Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 hanya diterapkan pada masa darurat.
Bila kondisi sudah normal, maka kegiatan pembelajaran harus kembali dilaksanakan
secara normal seperti biasanya.

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013


Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang
berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang
diharapkan, maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru terapkan.
Ada pun 14 prinsip itu adalah:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
Pembelajaran mendorong peserta didik menjadi pembelajar aktif, pada awal
pembelajaran guru tidak berusaha untuk meberitahu peserta didik karena itu materi
pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final. Pada awal pembelajaran guru
membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap suatu fenomena atau fakta lalu
mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan. Jika biasanya kegiatan
pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar,
7

maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan peserta didik
mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu guru selalu memulai dengan
menyajikan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik
dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik dengan
bertanya.
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber;
Pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran membuka
peluang kepada peserta didik sumber belajar seperti informasi dari buku peserta
didik, internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada
metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri peserta didik dapat memanfaatkan
sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu peserta didik
memanfaatkan sumber belajar di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu dengan
pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
Pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis sebagai
satu-satunya sumber belajar peserta didik dan hasil belajar peserta didik hanya dalam
bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program, mind
maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi, kemampuan
mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau
karyanya.
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses
belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya.
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
Mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang
terpadu.
Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan
kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama,
menentukan karya peserta didik bersama-sama, serta menentukan karya utama pada tiap
mata pelajaran bersama-sama, agar beban belajar peserta didik dapat diatur sehingga
tugas yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak
8

menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan peserta


didik.
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
Di sini peserta didik belajar menerima kebenaran tidak tunggul. Peserta didik melihat
awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak.
Jika ada sejumlah peserta didik yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat
yangberjauhan, mereka akan melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan
itu, benar menjadi beragam.
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
Pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam
bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang peserta didik
harus lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat peserta
didik melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Peserta didik belajar tidak hanya
dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra lainnya.
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
Hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya,
tetapi menyajikan informasi menyangku perkembangan sikapnya dan keterampilannya.
Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membacan, menulis, berbicara,
mendengar yang mencerminkan keterampilan berpikirnya. Keterampilan bisa juga dalam
bentuk aktivitas dalam menghasilkan karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi
yang santun, keterampilan menghargai pendapat dan yang lainnya.
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan  dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat;
Ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan
norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang
lebih luas peserta didik perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi
sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesusaikan dengan dengan
kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis,
menggunakan teknologi, bicara yang santun  merupakan aktivitas yang tidak hanya
diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang
lingkup global.
9

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing


ngarso sung tulodo),  membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
Di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan,
meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh menjalankan agama dan
prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah peserta didik menjadi teman
belajar, di belakang selalu mendorong semangat peserta didik tumbuh mengembangkan
pontensi dirinya secara optimal.
11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
Karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak
dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya
memanfaatkan waktu dalam kelas.
12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
Prinsip ini menadakan bahwa ruang belajar peserta didik tidak hanya dibatasi dengan
dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk peserta
didik belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk
mengembangkan kompetensi peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya
dapat mengembangkan sistem yang terbuka.
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
Di sini sekolah perlu meningkatkan daya guru dan peserta didik untuk memanfaatkan
TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni peserta didik dapat belajar dari
siapa pun. Yang paling penting mereka harus dapat menguasai TIK sebabab
mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak peserta didik tetap akan
menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah tidak
memfasilitasi pasti daya kompetisi peserta didik akan jomplang daripada  peserta didik
yang memeroleh pelajaran menggunakannya.
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik;
Cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang,
cara belajar, cara berpikir, keyakinan peserta didik berbeda-beda. Oleh karena itu
pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah
jika dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua
10

peserta didik, kembangkan kolaborasi, dan biarkan peserta didik tumbuh menurut
potensinya masing-masing dalam kolobarasi kelompoknya.
Demikian materi tentang prinsip pembelajaran yang disarikan dari materi pelatihan
implementasi Kurikulum 2013.

E. Konsep Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19


Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 adalah kurikulum yang disusun dan
dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada masa darurat pandemi. Oleh karena itu semua
aspek yang berkenaan dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
penilaian hasil belajar disesuaikan dengan kondisi darurat yang terdapat dan dirasakan oleh
setiap satuan pendidikan sekolah. Mempertimbangkan kondisi darurat pandemi setiap daerah
dan sekolah berbeda, maka implementasi Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19
setiap satuan pendidikan bisa berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-
masing.
Dalam menyusun Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19, satuan pendidikan
dapat melakukan modifikasi dan inovasi, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
sekolahnya. Sekolah dapat melakukan modifikasi dan inovasi dalam bentuk struktur
kurikulum, beban belajar, strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar dan lain sebagainya.
Misalnya dalam satu hari dibatasi hanya ada dua atau tiga mata pelajaran yang diajarkan,
terutama pada mata pelajaran utama, peminatan dan sebagainya.
Pada masa darurat pandemi Covid-19, seluruh peserta didik harus tetap mendapatkan
layanan pendidikan dan pembelajaran dari sekolah. Kegiatan pembelajaran tidak hanya
mengandalkan tatap muka antara guru dengan peserta didik, tetapi peserta didik dapat
melakukan belajar dari rumah dengan bimbingan ataupemantauan oleh guru dan orang tua.
Belajar dari rumah tidak harus memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada kurikulum,
tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia, kedisiplinan,
kemandirian dan aspek sosial lainnya.
Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 hanya diterapkan pada masa darurat
pandemi Covid-19. Bila kondisi sudah normal kembali, maka kegiatan pembelajaran harus
kembali dilaksanakan secara normal seperti biasanya.
11

BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN VISI MISI


DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,


akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

B. Visi Sekolah
" Berdasarkan Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur “TERCIPTANYA
KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG MAMPU MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR ( BASIS
NEEDS ) BAGI SLURUH LAPISAN MASYARAKAT KABUATEN LAMPUNG TIMUR, SERTA
MEMILIKI DAYA SAING YANG TINGGI DIBIDANG EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, ILMU
PNGETAHUAN AN TEKNOLOGI” serta mengacu pada Visi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Lampung Timur “MEWUJUKAN APARATUR PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH YANG PROFESIONAL, PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR LUAR BIASA YANG
BERKUALITAS UNTUK MENCIPTAKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG KOMPETITIP,
BERIPTEK DAN BERIMTAK, MENUJU MASYARAKAT MADANI DI BUMEI TUAH BEBADAN ”,
serta seiring dengan Visi Koordinator Wilayah Kecamatan SEKAMPUNG UDIK
“TERSELENGGARANYA LAYANAN PRIMA PENDIDIKAN UNTUK MEMBENTUK INSAN
KECAMATAN SEKAMPUNG UDIK CERDAS, TRAMPIL, DAN AKHLAK MULIA SERTA
BERWAWASAN IMTAQ DAN IMTEK, maka Visi Sekolah Dasar Negeri 1 Sidorejo adalah
” CERDAS ,INOVATIF BERAHKLAK MULIA,BERBUDAYA DAN BERKARAKTER
BANGSA”

C. Misi Sekolah
Mengacu pada visi sekolah di atas, maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut
:
 Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara inovatif efektif,mendorong dan
membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan
secara optimal.
 Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga sekolah dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
12

 Menumbuhkan penghayatan dan keyakinan terhadap ajaran agama yang dianut dan
budaya bangsa,sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
 Menerapkan management partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan
Komite Sekolah.
 Peningkatan mutu pendidikan yang berbasis sekolah dan berkarakter bangsa.

D. Tujuan Sekolah
Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Dasar dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak, serta ketrampilan
untuk hidup mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka tujuan yang ingin
dicapai oleh SD Negeri 1 Sidorejo adalah sebagai berikut :
1. Terbanyak dalam penyaluran siswa untuk memasuki SMP yang berkualitas
2. Terbaik dalam tenaga kependidikan yang profesional
3. Terbaik dalam penguasan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal
untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi
4. Terbaik dalam mengembangkan inovasi pembelajaran yang berkualitas dengan
melaksanakan ICT
5. Terpenuhinya fasilitas pembelajaran sehingga memudahkan penyerapan materi
pembelajaran.
6. Terbaik dalam peningkatan mutu kelembagaan dan manajemen melalui implementasi
MBS
7. Terbaik dalam disiplin, budi pekerti dan kepedulian sosial
13

BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi dalam bentuk mata pelajaran, posisi
konten atau mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten atau mata pelajaran dalam
semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu.
Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten
dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang
akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem
pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum
mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran, apakah mereka
harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum
terdiri atas sejumlah mata pelajaran dan beban belajar.
Tabel 1
Struktur Kurikulum
Alokasi Waktu Belajar
No Mata Pelajaran Perminggu
I II III IV V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 5 6 5 5 5
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya 2 2 2 2 2 2
2 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
3 Bahasa Lampung 2 2 2 2 2 2
4 Bahasa Inggris - - - 2 2 2
5 Pendidikan Anti Korupsi 1 1 1 1 1 1
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 31 33 35 39 39 39

Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat diterapkan dalam
pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni,
budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta
14

permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan dilakukan juga
terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan dilakukan dengan
menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan
antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia
perkembangan psikologis peserta didik.
Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki
Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA dan
IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai
tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata
pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain kegiatan
intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula
kegiatan ekstrakurikuler SD Negeri 1 Sidorejo antara lain Pramuka (Wajib), Usaha
Kesehatan Sekolah, Seni Tari, dan Drumband.
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Bahas Inggris dan
pendidikan anti korupsi adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan
oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan
peserta didik pada satuan pendidikan tersebut

B. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum 2013 SD Negeri SD Negeri 1 Sidorejo meliputi sejumlah mata
pelajaran yang kedalamanya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan
pendidikan. Muatan Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal serta
kegiatan pengembangan diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan diberikan
diluar tatap muka. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri
termasuk ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional Pendidikan
menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan
diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester sesuai dengan Satandar
15

Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas kompetensi dasar dam
kompensi inti.
1. Mata Pelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta
didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada
mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pada masing-masing tingkat
satuan pendidikan. Metode dan pendekatan pada mata pelajaran tergantung pada ciri
khas dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi
yang tersedia di sekolah. Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran
wajib dan pilihan pada setiap satuan pendidikan.
1. Pendidikan Agama Islam
Tujuan:
a. Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta
didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT;
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil,
etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial
serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
2. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
16

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
3. Bahasa Indonesia
Tujuan:
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulis.
b. Menghargai dn bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan.
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial.
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun
2018.
4. Matematika
Tujuan:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika.
c. Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
17

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu


memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat dilihat
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
5. Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, kehidupan dan keteraturan alam ciptanya-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi
dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memacahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memlihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
18

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
7. Seni Budaya dan Prakarya
Tujuan:
a. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.
b. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan prakarya.
c. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.
d. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam tingkat
lokal, regional, maupun global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan
prakarya dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan
Nomor 37 Tahun 2018.
8. Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan
Tujuan:
a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik.
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
d. Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
e. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
f. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.
g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna,
pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahrga, dan Kesehatan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
9. Bahasa lampung
Tujuan :
19

a. Agar siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar berkomunikasi


dengan menggunakan Bahasa lampung yang baik dan benar
b. Agar siswa mampu mengenal aksara lampung dengan baik dan benar
10. Pendidikan Anti Korupsi
Tujuan Pendidikan Antikorupsi sebagai berikut:
a. Peserta didik dikondisikan untuk mengetahui, sadar, dan paham
tentang perilaku antikorupsi. Untuk mengetahui, sadar, dan paham dapat
dilakukan melalui mendengar, melihat, membaca, dan merasa. Agar proses
pengkondisian peserta didik untuk mengetahui, sadar, dan paham lebih
efektif, maka sekolah dapat melakukan melalui mata pelajaran sebagai alat.
Dalam hal ini mata pelajaran yang dimaksudkan adalah Pendidikan Antikorupsi
b. Peserta didik dikondisikan untuk bisa mempraktekkan perilaku antikorupsi, baik
di sekolah maupun di luar sekolah. Agar proses pengkondisian dapat berjalan
efektif, perlu dilakukan melalui berbagai alat yang bernama mata pelajaran,
dan melalui berbagai aktivitas di sekolah dan di luar sekolah.
c. Peserta didik dikondisikan untuk terbiasa menunjukkan perilaku
antikorupsi dalam hidupnya, di manapun, kapanpun dan dalam suasana
bagaimanapun. Agar proses pembiasaan berjalan efektif, perlu dilakukan
pembiasaan oleh peserta didik di mana sekolah bertindak sebagai lokomotif.
11. Bahasa Inggris
Tujuan :
a. Mengembangkan Kompetensi berkomunikasi dalam bentuk
lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan dalam konteks sekolah.
b. Memiliki kesadaran dan hakikat dari pentingnya Bahasa
inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.

2. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bertujuan memeberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
20

Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang


berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar, dan pengembangan
karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif tidak kuantitatif seperti pada
mata pelajaran. Tahapan kegiatan Pengembangan Diri dilakukan dengan cara:
1. Identifikasi
a. Daya dukung dan potensi.
b. Bakat dan minat peserta didik.
2. Pemetaan
a. Jenis layanan pengembangan diri.
b. Petugas yang melayani.
c. Peserta didik yang dilayani
3. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan Program
(Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan, Materi Pokok,
Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumber Belajar).
a.Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
b. Monitoring Pelaksanan
c.Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )
d. Analisis hasil penilaian (berbasis data, profesional, realitis, valid, transparan dan
akuntable)
Pelaporan Umum dalam format raport rincian dalam buku laporan pengembangan diri.
Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti:
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
Pengembangan diri yang dipilih berupa kegiatan ekstrakurikuler meliputi beragam
kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik, terdiri atas:
a. Pramuka
b. Unit Kesehatan Sekolah
c. Seni Tari
d. Sepak bola
2. Kegiatan Pembiasaan
Guna mengembangkan nilai religi, nilai-nilai sportifitas kehidupan berbangsa dan
bernegara pembentukan karakter peserta didik dilakukan melalui:

a. Pembiasaan Rutin
21

Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun di sekolah.
Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan rutin di SD Negeri 1
Sidorejo adalah sebagai berikut:
1) Sholat berjamaah
2) Upacara bendera setiap hari senin
3) Berdoa sebelum dan sesudah belajar
4) Pengajian setiap hari Jum’at dan menyimak bacaan surat pendek dalam Al
Qur’an
5) Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas.
6) Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar
7) Membaca buku di perpustakaan.
b. Terprogram
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat kelas
maupun tingkat sekolah.
8 (delapan) Kegiatan Keagamaan Pesantren kilat
1) Pekan Kreatifitas dan olahraga
2) Peringatan Hari Besar Nasional
3) Karyawisata, darmawisata, study tour
4) Pekan Olahraga antar kelas
5) Bina Olimpiade MIPA
c. Spontan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh ruang.
1) Membiasakan memberi salam.
2) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
3) Membiasakan antri.
4) Membiasakan membantu teman yang kena musibah.
5) Berdiskusi dengan baik dan benar.
6) Kerja bakti.
3. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang lebih
mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang lain
kepada peserta didiknya.
a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
b. Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah
22

c. Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih


d. Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
e. Memberi contoh penampilan sederhana
f. Menanamkan budaya membaca
g. Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah
h. Memuji hasil kerja peserta didik yang baik.
4. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme
a. Peringatan Hari Kemerdekaan RI
b. Peringatan Hari Pahlawan
c. Peringatan Hari Pendidikan Nasional
d. Upacara
e. Seminar Pendidikan
5. Pengembangan Potensi dan Ekpresi Diri
Pengembangan dan Potensi dan Ekspresi Diri yang dikembangkan di SD Negeri 1
Sidorejo adalah keterampilan dalam melaksanakan kegiatan ulangan dengan
computer atau handphone atau kegiatan pembelajaran interaktif.

3. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama
satu semester. Beban belajar di SD Negeri 1 sidorejo kelas I, II, dan III masing-masing
31, 33, 35 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 39 jam setiap minggu.
Jam belajar SD Negeri 1 Sidorejoadalah 35 menit. Dengan adanya tambahan jam belajar
dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk
mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi peserta didik aktif. Proses
pembelajaran peserta didik aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses
pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk
mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi.
Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik
peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan
apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya.
Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses
dan hasil belajar.
23

Tabel 2 :
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan SD Negeri .1 Sidorejo

Minggu
Satu jam Jumlah jam
Efektif
Kela pembelajaran pembelajara Waktu pembelajaran Per
persemester
s tatap n Per Tahun
Tahun
muka/menit Minggu
Ajaran
1116 jam pembelajaran
1 35 31 36
(39060 menit)
1188 jam pembelajaran
2 35 33 36
(41580 menit)
1260 jam pembelajaran
3 35 35 36
(44100 menit)
1404 jam pembelajaran
4 35 39 36
(49140 menit)
1404 jam pembelajaran
5 35 39 36
(49140 menit)
1287 jam pembelajaran
6 35 39 33
(42471 menit)

Beban belajar penugasan tersetruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur maksimum
40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 3 jam pelajaran Untuk tatap muka 60 %.
Contoh perhitungan pemberian tugas.
3 x 35 menit = 140 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 140 menit = 56 menit jadi
untuk pemberian tugas hanya 56 menit per minggu.
Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah stara dengan satu jam
tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah stara dengan dua jam tatap muka.
Alokasi untuk pengembangan ekspresi dan potensi disesuaikan dengan jenis
pengembangan yang di pilih.

4. Penilaian
Sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Penilaian pendidikan sebagai proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
24

peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio,
ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/sekolah.

5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil
belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d 100%. Kriteria ideal
ketuntasan belajar untuk masing-masing indikator adalah 65%.
Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber
daya pendukung dalam menyelenggarakan pembelajaran.
Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusakan peningkatan kriteria
ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal.
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas, esensial
intake peserta didik, dan saran prasarana.
Adapun Standar Hasil Belajar/SKBM SD Negeri 1 Sidorejo Tahun Pelajaran 2021/2022
adalah sebagai berikut:
Tabel 3 :
Standar Hasil Belajar/SKBM Per Kelas

No Mata Pelajaran
Angka
Kelompok A Kelas
I II III IV V VI
1 Pendidikan Agama 76 76 76 77 77 77
Pendidikan Kewarga 72 71 72 71
2 75 72
negaraan
3 Bahasa Indonesia 72 70 70 71 70 74
4. Matematika 68 68 68 68 69 68
5. Ilmu Pengetahuan Alam 70 70 71
Ilmu Pengetahuan 70 68
6. 70
Sosial
Kelompok B
Seni Budaya dan 70 72 72 72
1. 75 75
Keterampilan
Pendidikan Jasmani, 72 73 73 73
2. 70 75
Olahraga
25

No Mata Pelajaran
Angka
3. Bahasa lampung 65 65 65 70 70 67
4. Bahasa Inggris 70 70 70
5. Pendidikan anti Korupsi 70 70 70 70 70 70

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


1) Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan
kelas SD Negeri 1 Sidorejo sebagai berikut:
1. Peserta didik sudah menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria
ketuntasan belajar minimal pada semua StandarKompetensi Dasar dan indikator.
2. Kehadiran peserta didik minimal 75%
3. Prilaku, sikap dan budi Pekerti kriteria baik.

2) Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP. 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan dasar setelah:
1. Peserta didik menyelesaikan seluruh program pembelajaran
dengan kriteria ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Inti (KI) dan Indikator semua mata pelajaran.
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk
seluruh mata pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok kewarga negaraan dan kepribaduian, kelompok mata pelajaran
estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.
3. Persentasi kehadiran minimal 75%
4. Lulus Ujian Sekolah.

7. Pendidikan Kecakapan Hidup


1) Kurikulum untuk SD Negeri Sidorejo, memasukkan pendidikan kecakapan hidup,
yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau
kecakapan vokasional.
26

2) Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan


semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara
khusus.
3) Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal.

8. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global


1) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek
ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-
lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
2) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global.
3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari
semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
4) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal.
27

BAB IV
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi
Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,
gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatujenjang
sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait
yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti
2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan
dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara
tidak langsung(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan
(Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).

Tabel 4 :
Kompetensi Inti Kelas I, II, dan III
KOMPETENSI INTI KELAS I DAN
KOMPETENSI INTI KELAS III
KELAS II
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama 1. Menerima
yang dianutnya. dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya

2. Memiliki 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,


perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, tanggung jawab, santun, peduli, dan
santun, peduli, dan percaya diri dalam percaya diri dalam berinteraksi dengan
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan keluarga, teman, tetangga, dan guru.
guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan 3. Memahami
cara mengamati [mendengar, melihat, pengetahuan faktual dengan cara
membaca] dan menanya berdasarkan rasa mengamati [mendengar, melihat,
ingin tahu tentang dirinya, makhluk membaca] dan menanya berdasarkan
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
benda-benda yang dijumpainya di rumah ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
dan di sekolah benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
28

KOMPETENSI INTI KELAS I DAN


KOMPETENSI INTI KELAS III
KELAS II
4. Menyajikan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam
pengetahuan faktual dalam bahasa yang bahasa yang jelas, logis, dan sistematis,
jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam karya yang estetis dalam gerakan
dalam gerakan yang mencerminkan anak yang mencerminkan anak sehat, dan
sehat, dan dalam tindakan yang dalam tindakan yang mencerminkan
mencerminkan perilaku anak beriman dan perilaku anak beriman dan berakhlak
berakhlak mulia. mulia.

Tabel 5 :
Kompetensi Inti Kelas IV, V, dan VI
KOMPETENSI INTI KELAS IV KOMPETENSI INTI KELAS V DAN VI
1. Menerima, menghargai, dan menjalankan 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan
ajaran agama yang dianutnya. ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
jawab, santun, peduli, dan percaya diri tanggung jawab, santun, peduli, percaya
dalam berinteraksi dengan keluarga, diri, dan cinta tanah air dalam
teman, tetangga, dan guru. berinteraksi dengan keluarga, teman,
tetangga, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan 3. Memahami pengetahuan faktual dan
cara mengamati [mendengar, melihat, konseptual dengan cara mengamati dan
membaca] dan menanya berdasarkan rasa mencoba [mendengar, melihat,
ingin tahu tentang dirinya, makhluk membaca] serta menanya berdasarkan
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan rasa ingin tahu secara kritis tentang
benda-benda yang dijumpainya di rumah, dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
sekolah, dan tempat bermain. kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan
bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, konseptual dalam bahasa yang jelas,
dalam karya yang estetis dalam gerakan logis, dan sistematis, dalam karya yang
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam estetis dalam gerakan yang
tindakan yang mencerminkan perilaku mencerminkan anak sehat, dan dalam
anak beriman dan berakhlak mulia. tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi
yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti
yang harus dikuasai peserta didik.
Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari
konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan
29

berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan
perenialisme.
Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai
disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial,
progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik
seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata
pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi
esensialisme dan perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran
tercantum pada Lampiran Permendikbud Nomor 37 tahun 2018 yang mencakup: Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan
Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi
Waktunya.
30

BAB V
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU,
PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK

A. PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATED (TERPADU)


Kurikulum SD Negeri 1 Sidorejo menggunakan pendekatan pembelajaran
tematik integratif dari kelas 1 sampai kelas 6. Pembelajaran tematik integratif
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi
berbagai mata pelajaran ke dalam tema.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,
keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai
konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga
peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian
pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti
tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan
alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan
pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke
mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang
Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya.
Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak
untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI
sudah mulai mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan
Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang
diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang
transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak
memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.
Di bawah ini adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk peserta didik
Sekolah Dasar kelas I, II, IV, V, dan VI pada Kurikulum 2013.
31

Tabel 6.
Tema-Tema di Sekolah Dasar
KELAS I KELAS IV
1. Diriku 1. Indahnya Kebersamaan
2. Kegemaranku 2. Selalu Berhemat Energi
3. Kegiatanku 3. Peduli Terhadap Makhluk Hidup
4. Keluargaku 4. Berbagai Pekerjaan.
5. Pengalamanku 5. Pahlawanku
6. Lingkungan Bersih dan Sehat 6. Indahnya Negeriku
7. Benda, Binatang dan Tanaman di Sekitar 7. Cita-citaku
8. Peristiwa alam 8. Tempat Tinggalku
9. Makanan Sehat dan Bergizi
KELAS II KELAS V
1. Benda-benda di Lingkungan Sekitarku
1. Hidup Rukun
2. Peristiwa dalam Kehidupan
2. Bermain di Lingkunganku
3. Kerukunan dalam bermasyarakat
3. Tugasku Sehari-hari
4. Sehat itu Penting
4. Aku dan Sekolahku
5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia
5. Hidup Bersih dan Sehat
6. Organ Tubuh Manusia dan Hewan
6. Air, Bumi, dan Matahari
7. Sejarah Peradaban Indonesia
7. Merawat Hewan dan Tumbuhan
8. Ekosistem
8. Keselamatan di Rumah dan Perjalanan
9. Lingkungan Sahabat Kita
KELAS III KELAS VI
1. Perkembangbiakan Hewan Dan 1. Selamatkan Mahluk Hidup
Tumbuhan 2. Persatuan Dalam Perbedaan
2. Perkembangan Teknologi 3. Tokoh dan Penemuan
3. Perubahan Di Alam 4. Globalisasi
4. Peduli Lingkungan Sosial 5. Wirausaha
5. Permainan Tradisional 6. Menuju Masyarakat Sehat
6. Indahnya Persahabatan 7. Kepemimpinan
7. Energi Dan Perubahanya 8. Bumiku
8. Bumi dan Alam Semesta 9. Menjelajah Angkasa Luar

B. PENDEKATAN SAINTIFIK (ILMIAH)


Menurut Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018, proses pembelajaran terdiri atas
lima pengalaman belajar pokok yaitu:
1. Mengamati;
2. Menanya;
3. Mengumpulkan informasi/eksperimen;
4. Mengasosiasikan/mengolah informasi; dan
5. Mengkomunikasikan.
32

Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 7:
Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
Langkah Kompetensi yang
Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, Melatih kesungguhan,
melihat (tanpa atau dengan alat) ketelitian, mencari informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang Mengembangkan kreativitas,
informasi yang tidak dipahami dari apa rasa ingin tahu, kemampuan
yang diamati atau pertanyaan untuk merumuskan pertanyaan
mendapatkan informasi tambahan untuk membentuk pikiran
tentang apa yang diamati (dimulai dari kritis yang perlu untuk hidup
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan cerdas dan belajar sepanjang
yang bersifat hipotetik) hayat
Mengumpulkan  Melakukan eksperimen Mengembangkan sikap
informasi/  Membaca sumber lain selain buku teliti, jujur, sopan,
eksperimen teks menghargai pendapat orang
 Mengamati objek/ kejadian/aktivitas lain, kemampuan
wawancara dengan narasumber berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai
cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/  Mengolah informasi yang sudah Mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat
dikumpulkan baik terbatas dari hasil
mengolah
kegiatan mengumpulkan/eksperimen aturan, kerja keras,
informasi
mau pun hasil dari kegiatan kemampuan menerapkan
mengamati dan kegiatanprosedur dan kemampuan
mengumpulkan informasi. berpikir induktif serta
deduktif dalam
 Pengolahan informasi yang
menyimpulkan.
dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan.
Mengkomunikasik Menyampaikan hasil pengamatan, Mengembangkan sikap
an kesimpulan berdasarkan hasil analisis jujur, teliti, toleransi,
secara lisan, tertulis, atau media lainnya kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan
33

Langkah Kompetensi yang


Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
pendapat dengan
singkat dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa yang
baik dan benar.

C. PENILAIAN AUTENTIK (RESPONSIF)


Dalam melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus memahami secara
jelas tujuan yang ingin dicapai. Guru harus bertanya pada diri sendiri, khususnya
berkaitan dengan: (1) sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang akan dinilai;
(2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, pengetahuan
dan keterampilan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti
penalaran, memori, atau proses. Bentuk-bentuk Penilaian Autentik yang di
kembangkan:

1. Penilaian Sikap
a. Observasi
b. Penilaian Diri
c. Penilaian Antarteman
d. Jurnal Catatan Guru
2. Penilaian Pengetahuan
a. Tes Tulis
b. Tes Lisan
c. Penugasan
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Kinerja
b. Penilaian Proyek
c. Penilaian Portofolio
34

BAB VI
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun
kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di
sekolah/sekolah mengacu kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah/sekolah, kebutuhan perserta didik dan masyarakat, serta ketentuan
dari pemerintah daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender
pendidikan sebagai berikut:
a. permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
b. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran. Sekolah/sekolah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif
belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
c. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
d. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari lbur sekolah/sekolah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang
terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota,
dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
e. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
35

f. Libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran
digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
g. Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih
panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
h. Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara
khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif.
i. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan
jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota

Kalender Pendidikan SD Negeri 1 Sidorejo disusun dengan berpedoman kepada


Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Nomor: 800/
/V.01/DP.1C/2021 tentang Hari Efektif, Hari Efektif Fakultatif, dan Hari Libur Bagi
Satuan Pendidikan di Provinsi Lampung Tahun 2021/2022 maupun Kalender
Pendidikan Lingkup Wilayah Dinas Pendidikan Kabupaten yang disesuaikan dengan
program sekolah.
Tabel 8:
Perhitungan Hari Efektif Belajar Semester I dan Semester II
Hari
Semester Bulan Tidak
Minggu Libur Efektif Jumlah
Efektif
Juli 2021 4 1 12 14 31
Agustus 2021 5 2 0 24 31
September 2021 4 0 0 26 30
I 6
Oktober 2021 5 0 20 31
November 2021 4 0 0 26 30
Desember 2021 4 11 12 4 31
Jumlah 26 14 30 114 184
36

Hari
Semester Bulan Tidak
Minggu Libur Efektif Jumlah
Efektif
Januari 2022 5 1 0 25 31
Februari 2022 4 1 0 23 28
Maret 2022 4 1 6 20 31
II April 2022 4 1 5 20 30
Mei 2022 5 9 6 11 31
Juni 2022 4 11 3 12 30

Jumlah 26 24 29 102 181


37

BAB VII
PEMBELAJARAN PADA MASA DARURAT COVID-19

A. PENGATURAN PEMBELAJARAN MASA DARURAT COVID-19 ( PTM)


1. Beban belajar di SD Negeri 1
Sidorejo dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu
minggu kelas 1..sampai dengan 6 adalah 30 jam pembelajaran minimal. Durasi
setiap satu jam pembelajaran adalah 20 menit.
2. Beban belajar di kelas 1 sampai
dengan 6 adalah dalam satu semester paling sedikit 15 minggu dan paling
banyak 19 minggu.
3. Beban belajar di kelas 1 sampai
dengan 6 pada semester ganjil paling sedikit 15 minggu dan paling banyak 19
minggu.
4. Beban belajar di kelas 1 sampai
dengan 6 pada semester genap paling sedikit 15 minggu dan paling banyak
17minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun
pelajaran paling sedikit 30 minggu dan paling banyak 36 minggu.
6. Alokasi Waktu Jam
Pembelajaran disesuaikan dengan proses pelaksanaan masa pandemi Corona
Virus Disease (Covid-19) sesuai kesepakatan bersama antara guru, peserta
didik, dan orang tua atau wali dari jumlah peserta didik satu rombongan
belajar.
7. 1 jam pembelajaran mengunakan
durasi 20 menit.
8. Pelaksanaan kegiatan Belajar
Dari Rumah (BDR) atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menggunakan sistem
daring sesuai dengan Surat Keputusan Bersama 4 Manteri.
9. Pelaksanaan kegiatan Belajar
Dari Rumah (BDR) atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk SD Negeri 1
Sidorejo akan melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk dan arahan teknis dari
Dinas Pendidikan setempat.
38

10. Kegiatan pembelajaran tidak


hanya mengandalkan tatap muka antara guru dengan peserta didik, tetapi
peserta didik dapat melakukan belajar dari rumah dengan
bimbingan/pemantauan oleh guru dan orang tua;
11. Tidak harus memenuhi tuntutan
kompetensi (KI-KD) pada kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada
pengembangan karakter, akhlak mulia, kemandirian dan kedisiplinan ataupun
yang lainnya.

Tabel 9 :
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka
Masa Darurat Pandemi covid -19
Keseluruhan SD Negeri .1 Sidorejo

Minggu
Satu jam Jumlah jam
Efektif
Kela pembelajaran pembelajara Waktu pembelajaran
persemester
s tatap n Per Per Tahun
Tahun
muka/menit Minggu
Ajaran
1116 jam
1 20 31 36 pembelajaran
(22.320menit)
1188 jam
2 20 33 36 pembelajaran
(23760 menit)
1260 jam
3 20 35 36 pembelajaran
(25200menit)
1404 jam
4 20 39 36 pembelajaran
(28080 menit)
1404 jam
5 20 39 36 pembelajaran
(28080 menit)
1287 jam
6 20 39 33 pembelajaran
(25740 menit)
5.
1.

B. PEMBELAJARAN MASA DARURAT COVID-19


39

1. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran SD Negeri 1 Sidorejo pada masa darurat tetap
berpedoman pada Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2021/2022 berjalan
yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Lampung .
Bila kondisi darurat sedang berlangsung dan ditetapkan sebagai masa
darurat oleh pemerintah maka proses pembelajaran di sekolah mengikuti
mekanisme kurikulum darurat yang ditetapkan pada Dinas Pendidikan
setempat. Kegiatan pembelajaran bukan untuk mencapai ketuntasan
kompetensi dasar (KD) kurikulum semata, namum lebih menititikberatkan
pada penguatan karakter, praktek ibadah, peduli pada lingkungan dan
kesalehan sosial lainnya.
Kegiatan pembelajaran masa darurat melibatkan guru, orang tua, peserta
didik dan lingkungan sekitar. Kegiatan pembelajaran harus dapat
mengembangkan kompetensi peserta didik pada aspek sikap, aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan.
Kegiatan pembelajaran di SD Negeri 1 Sidorejo selama masa
kedaruratan diarahkan pada budaya menumbuhkembangkan kompetensi
literasi bahasa, literasi matematik, literasi sains, literasi media, literasi
teknologi dan literasi visual. Kegiatan pembelajaran yang dirancang guru
harus dapat merangsang tumbuhnya 4C (Critical thinking, Collaborative,
Creativity dan Communicative) pada diri peserta didik.
Kegiatan pembelajaran pada masa kedaruratan wajib
mempertimbangkan terjaganya kesehatan, keamanan, dan keselamatan civitas
akademika baik pada aspek fisik maupun psikologi warga sekolah.
2. Prinsip Pembelajaran Pada Masa Darurat
a. Pembelajaran dilakukan Tatap Muka terbatas dan dengan Daring (dalam
jaringan) secara online.
b. Pembelajaran berlangsung di rumah dan di lingkungan sekitar sesuai
dengan kondisi masing-masing peserta didik.
c. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah, berbasis
kompetensi, keterampilan aplikatif, dan terpadu.
40

d. Pembelajaran dikembangkan secara kreatif dan inovatif dalam


mengoptimalkan tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif peserta didik;
e. Pembelajaran menekankan nilai guna aktivitas belajarnya untuk
kehidupan riil peserta didik, orang lain atau masyarakat sekitar, serta alam
lingkungan tempat peserta didik hidup.
f. Pembelajaran yang berlangsung agar mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.
g. Pembelajaran yang berlangsung agar menerapkan nilai-nilai, yaitu
memberi keteladanan yang perilaku belajar positif, beretika, dan
berakhlakul karimah (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan dan
motivasi dalam belajar dan bekerja (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran
(tutwuri handayani).
h. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
i. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
j. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik menjadi acuan penting dalam pelaksanaan pembelajaran.
k. Proses pembelajaran diarahkan untuk menggerakan pada tiga ranah aspek,
yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang tersaji pada tabel
sebagai berikut:
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Menerima Mengingat Mengamati
Menjalankan Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan Mencoba
Menghayati, Menganalisis Menalar
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
- - Mencipta

Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga


ranah tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu
41

tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian walau pada
masa darurat Covid-19 proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas
pribadi meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Adapun pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Sidorejo.
berdasarkan informasi dari gugus tugas Covid-19 Koordinator Wilayah
Dinas Pendidikan Kecamatan Sekampung udik dan Dinas Pendidikan dan
Kebudyaan Kabupaten Lampung Timur. yang menyatakan bahwa letak
wilayah berada pada zona merah sehingga proses pembelajaran dilakukan
secara daring.
Apabila dalam pelaksanaan yang secara kondisi mengarah ke masa
transisi untuk menuju New Normal, maka proses Pendidikan pada jenjang
satuan akan mengikuti arahan dan petunjuk dari gugus tugas Covid-19 sesuai
kewenangannya.

C. MODEL PEMBELAJARAN PADA MASA DARURAT COVID-19


1. Pengembangan Materi Ajar.
Guru dapat memilih materi pelajaran esensi untuk menjadi prioritas dalam
pembelajaran. Sedangkan materi lain dapat dipelajari peserta didik secara
mandiri. Materi pembelajaran ditemukan dan dikumpulkan serta
dikembangkan dari:
a. Buku-buku sumber seperti buku peserta didik, buku pedoman guru,
maupun buku atau literatur lain yang berkaitan dengan ruang lingkup yang
sesuai dan benar;
b. Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan dan/atau berkaitan dengan
fenomena sosial yang bersifat kontekstual, misalnya berkaitan dengan
pandemi Covid-19 atau hal lain yang sedang terjadi di sekitar peserta
didik.
2. Model dan Metode
Pembelajaran.
a. Model pembelajaran dapat berbentuk model-model pembelajaran, seperti
model Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery learning) model
Pembelajaran Berbasis Penelitian (Inquiry learning), Model Pembelajaran
42

Berbasis Proyek (Project Based Learning), Model Pembelajaran Berbasis


Masalah (Problem Based Learning), dan model pembelajaran lainnya
yang memungkinkan peserta didik belajar secara aktif dan kreatif.
b. Guru memilih metode yang memungkinkan pencapaian tujuan
pembelajaran pada kondisi darurat;
c. Guru secara kreatif mengembangkan metode pembelajaran aktif yang
disesuaikan dengan karakteristik materi/tema.
3. Media dan Sumber Belajar.
Pada prinsipnya segala benda yang sesuai dapat dijadikan media pembelajaran
di sekitar lingkungan (rumah, tempat ibadah, dll), terdapat banyak benda yang
dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sederhana. Guru diharapkan
kreatif dan inovatif untuk memanfaatkan benda tersebut menjadi media agar
dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran dapat berupa antara lain: Gambar, Peta dan Globe,
Grafik, Papan Tulis, Papan Flanel, Display, Poster, Bagan (Chart), dan
sebagainya. Pemilihan media disesuaikan dengan materi/tema yang diajarkan
dan tagihan sesuai indikator dan tetap mempertimbangkan kondisi
kedaruratan.
43

BAB VIII
LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
PADA MASA DARURAT COVID-19

A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN PADA MASA DARURAT COVID-19


1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang tersusun secara
simple/sederhana, mudah dilaksanakan, serta memuat hal-hal pokok saja;
2. Penyusunan RPP, merujuk pada SKL, KI-KD dan Indikator Pencapaian yang
diturunkan dari KD;
3. Membuat pemetaan KD dan memilih materi esensi yang akan di ajarkan
kepada peserta didik pada masa darurat;
4. RPP, terdapat 3 (tiga) ranah yang perlu dicapai dan perlu diperhatikan pada
setiap akhir pembelajaran, yaitu dimensi sikap, aspek pengetahuan dan aspek
keterampilan.

B. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PADA MASA DARURAT COVID-19


1. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring, semi daring, dan non-digital.
2. Aktivitas belajar memperhatikan kondisi peserta didik untuk menjalankan
pembelajaran secara daring, semi daring, maupun non-digital;
3. Aktifitas pembelajaran mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Pendahuluan.
1) Guru menyiapkan kondisi pisik dan psikhis peserta didik.
2) Mengucapkan salam dan doa bersama sebelum mulai pembelajaran.
3) Guru menyapa dengan menanyakan kondisi peserta didik dan
keluarganya.
4) Guru melakukan Pretest secara lisan.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
6) Guru menyampaikan lingkup materi pelajaran.
b. Kegiatan Inti.
1) Guru mengorganisir peserta didik dalam pembelajaran.
2) Guru menyampaikan materi pelajaran dan mendiskusikan bersama
peserta didik.
44

3) Peserta didik melakukan kegiatan saintifik yang meliputi:


mengamati, menanya, mencari informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan/ menyajikan/mempresentasikan.
4) Guru menggunakan media atau alat peraga yang sesuai dengan
karakteristik materi di masa darurat.
5) Hasil pekerjaan peserta didik dapat berupa video, animasi, portofolio,
proyek, produk, gambar, keterampilan, puisi, cerpen dan lain
sebagainya yang memungkinkan dilaksanakan peserta didik di masa
darurat.
6) Guru memberi apresiasi terhadap hasil karya peserta didik.
7) Guru melaksanakan penilaian sikap selama aktivitas peserta didik
belajar melalui pengamatan dan/atau menanyakan kepada orang tua
peserta didik.
c. Kegiatan Penutup.
1) Post test, dapat dilakukan dengan tes dan non tes.
2) Guru dan peserta didik melakukan refleksi dengan mengevaluasi
seluruh aktivitas pembelajaran serta menyimpulkan manfaat hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan penutup diakhiri
dengan guru memberikan informasi kepada peserta didik tentang
materi/kompetensi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
3) Penugasan atau pekerjaan rumah jika diperlukan dapat secara
individu maupun kelompok. Dalam memberi tugas pekerjaan rumah,
sedapat mungkin tidak menyita banyak waktu, tenaga dan biaya.
4) Doa penutup dan salam.
45

BAB IX
PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENILAIAN
MASA DARURAT COVID-19

A. PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MASA DARURAT


Sistem penilaian pembelajaran pada masa darurat, yaitu guru dapat merancang
penilaian hasil belajar dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
a. Penilaian hasil belajar mengacu pada regulasi/juknis penilaian hasil belajar
susuai masa darurat;
b. Penilaian hasil belajar dapat mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan;
c. Penilaian hasil belajar dapat berbentuk portofolio, penugasan, proyek, praktek,
tulis dan bentuk lainnya, yang diperoleh melalui tes daring, dan/atau bentuk
asesmen lainnya yang memungkinkan ditempuh secara jarak jauh dan tetap
memperhatikan protokol kesehatan dan atau keamanan;
d. Penilaian meliputi penilaian harian (PH), Penilaian Tengah Semester
(PTS),penilaian akhir semester (PAS) dan penilaian akhir tahun (PAT);
e. Penilaian dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna dan
tidak perlu dipaksakan mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara
menyeluruh;
f. Pemberian tugas kepada peserta didik dan penilaian hasil belajar pada masa
Belajar dari Rumah dapat bervariasi antar peserta didik, sesuai minat dan
kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan
akses/ketersediaan fasilitas belajar di rumah. Pemberian tugas perlu
proporsional atau tidak berlebihan, agar perlindungan kesehatan, keamanan,
dan motivasi peserta didik selama masa darurat tetap terjaga;
g. Hasil belajar anak dikirim ke guru bisa berupa foto, gambar, video, animasi,
karya seni dan bentuk lain tergantung jenis kegiatannya dan yang
memungkinkan diwujudkan di masa darurat;
h. Dari hasil belajar tersebut, guru dapat melakukan penilaian baik dengan teknik
skala capaian perkembangan maupun hasil karya.
i. Hasil penilaian dianalisis untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar yang
muncul lalu dilakukan skoring.
46

B. EVALUASI DAN SUPERVISI


1. Evaluasi Keterlaksanaan Kurikulum Masa Darurat
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Pengawasan
proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas.

a. Prinsip Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna
peningkatan mutu secara berkelanjutan.
b. Sistem dan Entitas Pengawasan
Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dan
dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.
c. Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.
d. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk
supervisi akademik dan supervise manajerial.

2. Proses Pengawasan
a. Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan
melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan,
perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
b. Supervisi
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui
antara lain, pemberian contoh pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi,
atau pelatihan.
c. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut
pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan.
47

d. Tindak Lanjut
Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
1. Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja
yang memenuhi atau melampaui standar; dan
2. Pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program
pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
48

BAB VII
PENUTUP

Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 ini disusun sebagai acuan bagi
Kepala Sekolah, Guru, Peserta didik, Orang Tua dan seluruh stekholders dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran pada masa darurat Covid-19.
Pimpinan Ssekolah, Pengawas, serta Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan
Kecamatan wajib memfasilitasi, memotivasi, dan mendampingi guru untuk optimal
mewujudkan kreativitas dan inovasinya dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang
bermakna pada kehidupan peserta didik.
Komitmen seluruh stekholders sekolah menjadi prasyarat yang wajib diwujudkan
dalam mengimplementasikan kurikulum masa darurat Covid-19 di masing-masing
sekolah agar menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik
Dalam implementasinya, menyadari akan banyak hal kekurangan, oleh karenanya
efektifitas keterlaksanaan kurikulum ini sangat membutuhkan dukungan berbagai pihak
yang terlibat, diharapkan semua pihak yang terlibat di dalam implementasinya dapat
bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Akhirnya semoga segala usaha baik kita mendapat bimbingan dan Ridho Allah
SWT. Amiin

Ditetapkan di : Sidorejo
Pada Tanggal : 12 Juli 2021
Kepala Sekolah

WAYAN
ARTAWAN,SPd.M.Pd.
NIP.197611091998031005
49

LAMPIRAN
50

A. SEMESTER I
JULI 2021 Agustus 2021 September 2021
Minggu 4 11 18 25 Mingg 1 8 15 22 29 Mingg 5 12 19 26
Senin 5 12 19 26 u u
Senin 2 9 16 23 30 Senin 6 13 20 27
Selasa 6 13 20 27
Selasa 3 10 17 24 31 Selasa 7 14 21 28
Rabu 7 14 21 28
Rabu 4 11 18 25 Rabu 1 8 15 22 29
Kamis 1 8 15 22 29
Jum’at Kamis 5 12 19 26 Kamis 2 9 16 23 30
2 9 16 23 30
Sabtu Jum’at 6 13 20 27 Jum’at 3 10 17 24
3 10 17 24 31
12 Juli Awal Tahun Ajaran Sabtu 7 14 21 28 Sabtu 4 11 18 25
12-14 Juli Kegiatan awal masuk Sekolah 17 Agustus HUT RI Ke 75
20 juli Hari Raya IdulAdha 10 Agustus Tahun Baru Islam 1442 Hijriyah 27-30 September Perkiraan PTS 1

Oktober 2021 November 2021 Desember 2021


Mingg 3 1 1 25/3 Mingg 7 14 21 28 Mingg 5 12 19 26
u 0 7 1 u u
Senin Senin 1 8 15 22 29 Senin 6 13 20 27
5 1 1 25
1 8 Selasa 2 9 16 23 30 Selasa 7 14 21 28
Selasa 5 1 1 26 Rabu 3 10 17 24 Rabu 1 8 15 22 29
2 9 Kamis 4 11 18 25 Kamis 2 9 16 23 30
Rabu 6 1 2 27 Jum’at 5 12 19 26 Jum’at 3 10 17 24 31
3 0 Sabtu 6 13 20 27 Sabtu 4 11 18 25
Kamis 7 1 2 28 6-10 Des Perkiraan PAS
10 Nov Hari Pahlawan 18 Des Pembagian Raport
4 1
25 Nov Hari Guru Nasional 20-31 Des Libur SMT 1
Jum’at 1 8 1 2 29 25 Libur Hari Natal
B. SEMESTER II
Januari 2022 Februari 2022 Maret 2022
Minggu 2 9 16 23/30 Mingg 6 13 20 27 Mingg 6 13 20 27
Senin 3 10 17 24/31 u u
Selasa 4 11 18 25 Senin 7 14 21 28 Senin 7 14 21 28
Rabu 5 12 19 26 Selasa 1 8 15 22 Selasa 1 8 15 22 29
Kamis 6 13 20 27 Rabu 2 9 16 23 Rabu 2 9 16 23 30
Jum’at 7 14 21 28 Kamis 3 10 17 24 Kamis 3 10 17 24 31
Sabtu 1 8 15 22 29 Jum’at 4 11 18 25 Jum’at 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26 Sabtu 5 12 19 26
1 januari libur tahun baru 1 Maret Israj Mira,j
1 februari libur imlek 14 Maret Hari Nyepi Tahun Baru 1943 saka

April 2022 Mei 2022 Juni 2022


Minggu 3 10 17 25 Minggu 1 8 15 22 29 Mingg 5 12 19 26
Senin 4 11 18 25 Senin 2 9 16 23 30 u
Selasa 5 12 19 26 Selasa 3 10 17 24 31 Senin 6 13 20 27
Rabu 6 13 20 27 Rabu 4 11 18 25 Selasa 7 14 21 28
Kamis 7 14 21 28 Kamis 5 12 19 26 Rabu 1 8 15 22 29
Jum’at 1 8 15 22 29 Jum’at 6 13 20 27 Kamis 2 9 16 23 30
Sabtu 2 9 16 23 30 Sabtu 7 14 21 28 Jum’at 3 10 17 24
1 Mei Haru Buruh Internasional Sabtu 4 11 18 25
15 April Wafat Isa Almasih 28 april -11 libur idul fitri 1 Juni Hari Lahirnya Pancasila
3-5- April libur awal puasa 16-20 Mei perkiraan ujian sekolah 6-10 Juni Perkiraan PAT
17 April libur paskah 18 Juni Pembagian Raport
21-30 Juni Libur Akhir Tahun Pelajaran

Juli 2022 KET : 11 JULI T.P 2022/2023


Minggu 3 10 17 25
Senin 4 11 18 25
Selasa 5 12 19 26
Rabu 6 13 20 27
Kamis 7 14 21 28
Jum’at 1 8 15 22 29
Sabtu 2 9 16 23 30
51

SKENARIO KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


MASA PANDEMI CIVID-19 SD NEGERI 1 SIDOREJO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Pelaksanaan kegiata pembelajran di SD Negeri 1 Sidorejo dengan Jumlah


siswa 710 di laksanakan dengan Luring dan daring dengan membagi shif
setiap kelas dengan jadwal Untuk Kelas tinggi ( atas) sebagai berikut:

SENIN SELASA RABU KAMIS


07.30 – 07.50 Tema Jadwal 07.30 – 07.50 Pjok Jadwal
07.50 – 08.10 Tema Sama 07.50 – 08.10 Pjok Sama
08.10 – 08.30 Tema Dengan 08.10 – 08.30 Bhs. Ing Dengan
08.30 – 08.50 Tema Siswa 08.30 – 08.50 Bhs. Ing Siswa
08.50 – 09.10 Agama berbeda 08.50 – 09.10 Tema berbeda
09.10 – 09.30 Agama 09.10 – 09.30 Tema
09.30 – 09.50 P. A K 09.30 – 09.50 Tema

Kegiatan pembelajaran boleh dilaksanakan dengan shif dihari sama dengan


jadwal yang sama disesuaikan dengan jumlah siswa Untuk hari berikutnya
jadwal dibuat dengan model seperti table diatas.
52

Anda mungkin juga menyukai