Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peranan yang amat penting dalam pembentukan karakter


dan peradaban suatu bangsa, dengan pendidikanlah nilai-nilai peradaban suatu bangsa
akan tetap terjaga dan terpelihara secara konsisten ditengah perubahan sosial yang
dinamis. Karenanya pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mendorong how to
know dan how to do, tetapi yang amat penting adalah bagaimana how to be harus
terwujud, dalam realitas sosial.

Pendidikan tidak berada dalam ruang hampa, karenanya pendidikan selalu


dinamis berusaha berada dalam konteks yang menyinari dan menjawab fenomena
kekenian. Pendidikan merupakan wahana, sarana, dan proses serta media untuk
mentransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya, memberikan kontribusi dalam
menjawab berbagai problematika sosial.

Pendidikan juga kunci pembangunan sumber daya manusia, sumber daya


manusia yang berkualitas merupakan kunci terwujudnya Indonesia Emas 2045 yang
adil dan sejahtera, aman dan damai, serta maju dan mendunia. Pendidikan pulalah
diyakini yang akan menentukan kemana bangsa ini akan menyongsong masa
depannya, memperbaiki tatanan kehidupan yang relevan dalam perubahan kekinian
tanpa harus kehilangan kepribadian jatidiri bangasanya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


pada Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Lebih lanjut
Pasal 3 dalam undang-undang tersebut menyatakan bahwa Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

1
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Guna mewujudkan upaya tersebut diperlukan adanya sebuah kurikulum yang


dijadikan sebagai pedoman bagi para pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran dan seluruh proses layanan pendidikan pada masing-masing satuan
pendidikan. Kurikulum sebagaimana ditegaskan undang-undang nomor 20 Tahun
2003 menyebutkan “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Sedangkan Pasal 36 Ayat (2) menyebutkan, bahwa kurikulum pada semua jenjang
dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Tata kelola kurikulum yang baik pada
satuan pendidikan akan melahirkan (output) pendidikan yang mampu menjawab
kebutuhan zaman.
Kurikulum yang dirancang harus mampu menjawab tentang pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan masa depan, dan hal itu hanya akan dapat terwujud jika
adanya pergeseran atau perubahan pola pikir, pola asuh dan pola tata kelola
management serta pola paradigma pembelajaran yang ditandai dengan pembelajaran
pola 4 C (Critical Thinking, Creativity, Communacation and Collaboration). Melalui
pergeseran proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik diharapkan mampu
menghasilkan peserta didik yang berkarakter, cerdas dan terampil. Karenanya
kurikulum didesain untuk mendorong kebutuhan kecakapan abad 21 sekaligus
mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.
Kurikulum dikembangkan pada satuan pendidikan meliputi 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang menjadi lingkup layanan pendidikan secara komprehensif
pada semua jenjang, jenis, dan jalur pendidikan. Standar tersebut meliputi Standar Isi,
Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar
Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.

2
Oleh karenanya pengembangan kurikulum, merupakan bentuk responsibility
satuan pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun
generasi masa depan yang multikompleks. Secara pedagogis, kurikulum merupakan
rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan
potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan
kemampuan dirinya, untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan
bangsanya. Secara yuridis, kurikulum juga merupakan suatu kebijakan publik yang
didasarkan kepada filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan.
Bagian yang tidak terpisahkan dalam pengembangan kurikulum adalah aspek
Evaluasi, evaluasi merupakan hal yang urgen pada satuan pendidikan yang dilakukan
secara berkala, evaluasi dilakukan untuk mengukur kegiatan yang dilakukan selama
proses pengembangan dokumen, proses implementasi terhadap hasil kurikulum.
Evaluasi terhadap hasil kurikulum untuk menentukan ketercapaian tujuan kurikulum
dalam mengembangkan kualitas potensi peserta didik sebagaimana yang dinyatakan
dalam tujuan pendidikan pada satuan pendidikan.
Dunia Pendidikan kini dihadapkan pada suatu persoalan baru yaitu hadirnya
wabah Corona Virus Disease atau lebih dikenal dengan nama virus korona atau covid-
19 yang pertama kali terdeteksi muncul di cina tepatnya di kota Wuhan Tiongkok pada
akhir tahun 2019, mendadak menjadi teror mengerikan bagi masyarakat dunia, terutama
setelah merenggut nyawa ratusan orang dalam waktu yang relatif singkat. Hampir
kurang lebih 200 negara di dunia terjangkit virus korona termasuk Indonesia.
Berbagai upayapun telah dikerahkan yang menguras energi bangsa dalam
rangka pencegahan, pengobatan dan sebagainyapun telah dilakukan dalam memotong
mata rantai penyebaran virus corona, dari pembuatan regulasi kebijakan oleh
pemerintah muali dari Penerapan Sosial Berskala Besar (PSBB), penggunaan masker,
membiasakan cuci tangan dengan sabun di air mengalir/Hansanitizer, menjaga
imunnnitas tubuh, jaga jarak (Psychal distancing), menghindari kerumunan banyak
oarang dalam satu tempat (social distancing), Isolasi mandiri hingga lockdown di
beberapa wilayah termasuk kota-kota besar di negera kita sudah dilakukan untuk
memutus rantai penyebaran virus korona.

3
Kehadiran pandemi Corona Virus Disease (covid-2019), menyingkapkan
sejumlah persoalan genting yang menghantui bangsa ini, meluluhlantakkan sendi-sendi
kehidupan bangsa hingga melahirkan problem socio-cultural multi dimensi baik politik,
sosial, budaya, ekonomi hingga ketahan mental baik fisik maupun sprirtual yang harus
segera  diatasi karena menyangkut keberlangsungan hidup dan kemandirian jati diri
bangsa termasuk didalamnya layanan pendidikan pada madrasah secara khusus.
Bahwa saat ini seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terdampak
penyebaran Covid-19. Selain itu di beberapa daerah di wilayah Indonesia terdapat juga
yang terdampak musibah atau bencana lain walaupun bersifat lokal. Dalam kondisi
apapun, negara berkewajiban melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Oleh karena itu negara berkewajiban mencarikan jalan keluar keberlangsungan
pendidikan di madrasah. Menyadari letak geografis wilayah Indonesia sebagai daerah
kepulauan dengan keadaan yang berbeda-beda, perlu dirumuskan regulasi yang dapat
menjadi solusi agar kegiatan pembelajaran tetap dapat dilaksanakan dengan baik di
tengah kondisi darurat apapun. Sebab Belajar tidak pernah mengenal kata berhenti,
dalam kondisi apapaun tanpa menganal ruang dan waktu. Namun dalam kondisi
darurat, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara normal seperti biasanya,
namun demikian siswa harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran.
Pada masa darurat Covid-19, madrasah telah menyiapkan sejumlah strategi dan
program guna mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran di tengah kondisi darurat
sesuai dengan kondisi dan kreatifitas serta kemampuan madrasah. Mulai menugaskan
siswa belajar dari rumah dengan bimbingan dari guru dan orang tua hingga bentuk-
bentuk lain yang membuat keberadaan siswa tetap terlayanan pada kebutuhan
belajaranya sesuai dengan batas kemampuan yang ada. Kegiatan pembelajaran tidak
hanya dilaksanakan sepenuhnya di madrasah, tetapi siswa dapat belajar dari rumah.
Kegiatan pembelajaran yang semula lebih banyak dilaksanakan secara tatap muka
antara guru dengan siswa di kelas, kini berubah menjadi pembelajaran jarak jauh secara
daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Upaya-upaya tersebut dalam rangka
mengoptimalkan layanan pendidikan di madrasah di masa darurat

4
Dari hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, diketahui bahwa belum
semua madrasah dapat menjalankan kegiatan pembelajaran jarak jauh secara
online/daring (dalam jaringan) secara penuh, dan sebagian besar menyelenggarakan
pembelajaran jarak jauh secara luring (luar jaringan). Beberapa kendala ditemukan
antara lain; keterbatasan SDM, keterbatasan sarana berupa laptop atau HP yang
dimiliki siswa, kesulitan akses internet dan keterbatasan kuota internet siswa yang
disediakan orang tuanya, dan sebagainya. Selain itu pelaksanaan pembelajaran jarak
jauh selama masa darurat Covid-19 antara satu madrasah dengan madrasah yang
lainnya sangat bervariasi, sesuai dengan persepsi dan kesiapan masing-masing
madrasah.
Implementasi Kurikulum Darurat pada Madrasah, terutama jenjang Tsanawiyah
(MTs) menuntut adanya perubahan paradigma pada perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Kegiatan pembelajaran tidak
hanya dilaksanakan sepenuhnya di madrasah, tetapi siswa dapat belajar dari rumah.
Kegiatan pembelajaran yang semula lebih banyak dilaksanakan secara tatap muka
antara guru dengan siswa di kelas, kini berubah menjadi pembelajaran jarak jauh secara
daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Kegiatan belajar dari rumah
menuntut adanya kolaborasi, partisipasi dan komunikasi aktif antara guru, orang tua
dan siswa menjadi satu kesatuan yang saling mendukung, dengan prinsip bahwa semua
kita adalah guru, semua kita adalah murid dan semua tempat adalah kelas, nampaknya
menjadi oase ditengah dahaga akan prestasi anak bangsa.
Belajar dari rumah tidak sekedar memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada
kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia,
ubudiyah dan kemandirian siswa. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam
menyajikan materi pelajaran dan memberi tugas kepada siswa, agar terwujud
pembelajaran yang bermakna, inspiratif dan menyenangkan agar siswa tidak
mengalami kebosanan belajar dari rumah.
Kegiatan pembelajaran dalam satu tahun pelajaran ini harus berjalan, sedangkan
terjadi kondisi darurat yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai masa darurat,
maka pembelajaran masih harus tetap berjalan dan dilaksanakan walaupun tidak bisa
dilaksanakan sebagaimana kondisi normal biasanya, pembelajaran tersebut perlu
dilaksanakan dengan mengacu program tatakelola tertentu yang disebut kurikulum
darurat pada madrasah.

5
Berdasarkan latar belakang tersebut, agar kegiatan pembelajaran pada masa
darurat berjalan dengan baik dan optimal, maka madrsah…………………………. telah
menyusun Kurikulum Darurat pada Madrasah, sebagai acuan madrasah dalam
menyelenggarakan pembelajaran di masa darurat pada Tahun Pelajaran 2020/2021.
Kurikulum darurat pada Madrasah …………………………ini disusun oleh Tim
Pengembang Kurikulum (TPK) madrasah dengan melibatkan unsur; guru, konselor,
komite madrasah, Kepala Madrasah, praktisi pendidikan, pengawas pembina dan unsur
stakeholder lainnya.
Dokumen kurikulum darurat ini meliputi ; Pendahuluan, konsep kurikulum
darurat, pembelajaran masa darurat, langkah-langkah pemeblajaran pada masa darurat,
penilaian hasil belajar pada masa darurat dan Penutup.

B. Landasan
1. Landasan Filosofis
Secara filosfis kurikulum darurat yang dikembangkan Madrasah……..
………………………….……….dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Pendidikan madrasah (RA, MI, MTs dan MA) di Kabupaten Tangerang memiliki
akar budaya keberagamaan dan kekhasan masyarakat Kabupaten Tangerang
dalam menentukan masa depan bangsa. Oleh karena itu Kurikulum Madrasah
merupakan kerangka pembudayaan keberagamaan nasional dan daerah sebagai
ciri khas pendidikan madrasah;
b. Kurikulum sebagai komponen pendidikan yang dapat mewariskan budaya melalui
penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam bentuk mata pelajaran.
Karenya Kurikulum memberikan rambu-rambu perencanaan dan pengaturan
pendidikan di madrasah dalam penguasaan disiplin ilmu, baik ilmu umum maupun
ilmu agama secara integratif;
c. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism);

6
d. Negara menjamin seluruh lapisan masyarakat untuk mendapat layanan
pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas, termasuk pada Masa Darurat
Covid-19;
e. Dalam rangka menjamin terselenggaranya pendidikan dan pembelajaran di
madrasah pada Masa Darurat Covid-19 perlu disusun Kurikulum Darurat pada
Madrasah, agar proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien.

2. Landasan Sosiologis

Kurikulum dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan


rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan
dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam
masyarakat, dunia kerja,dunia ilmu pengetahuan-teknologi dan fenomena alam yang
berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus. Hal itu
dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai
dengan zamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu memberikan
kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis
pengetahuan (knowledge-based society).
Kurikulum Darurat adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh
satuan pendidikan pada masa darurat. Oleh karena itu semua aspek yang berkenaan
dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil
belajar disesuaikan dengan kondisi darurat yang terdapat dan dirasakan oleh setiap
satuan pendidikan madrasah. Dengan mempertimbangkan kondisi darurat setiap
daerah dan madrasah berbeda, maka implementasi kurikulum darurat setiap satuan
pendidikan antara satu dengan yang lain memiliki tingkat perbedaan sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan masing-masing.

Dalam menyusun kurikulum darurat pada Madrasah………………telah


dilakukan modifikasi dan inovasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan madrasah.
baik dalam bentuk struktur kurikulum, beban belajar, strategi pembelajaran,
penilaian hasil belajar dan pola pembelajaran lainnya.

7
3. Landasan Psikopedagogis

Kurikulum dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi


pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
zamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum
untuk jenjang pendidikan dasar.

Oleh karena itu pendidikan pada jenjang dasar SD/MI yang selama ini
sangat menonjolkan kurikulum dan pembelajaran berbasis mata pelajaran, perlu
dikembangkan menjadi kurikulum yang bersifat tematik-terpadu. Konsep kurikulum
tematik-terpadu mencerminkan pertimbangan psikopedagogis anak usia sekolah
yang sangat memerlukan penanganan kurikuler yang sesuai dengan
perkembangannya.

4. Landasan Teoritis

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Pasal 36 mengamanatkan agar kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
disusun dan dikembangkan: (a) dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, (b) sesuai dengan jenjang pendidikan
dan (c) dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan prinsip
diversifikasi tersebut, pemerintah dapat cukup memberikan panduan yang bersifat
umum terkait gambaran pendidikan yang perlu dilakukan, sedangkan wujud
kurikulum yang dijalankan dapat disusun oleh setiap satuan pendidikan. Dengan
demikian pemerintah tidak lagi harus selalu menetapkan kurikulum yang bersifat
nasional. Kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan penyusunannya dapat
diserahkan di tingkat satuan pendidikan dalam bentuk Kurikulum Satuan Tingkat

8
Pendidikan (KTSP) sebagai wujud penerapan manajemen barbasis madrasah terutama
pada masa darurat.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum tingkat satuan


pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada masa darurat
dengan memperhatikan ramburambu ketentuan yang berlaku serta kondisi
keterbatasan masing-masing satuan pendidikan di masa darurat. Masa darurat yang
dimaksud bukan hanya pada masa darurat wabah Corona Virus Disease (Covid-19),
tetapi berlaku pula pada masa darurat karena terjadi bencana alam, huru-hara dan
sebagainya.
Kurikulum Darurat adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh
satuan pendidikan pada masa darurat. Oleh karena itu semua aspek yang berkenaan
dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar
disesuaikan dengan kondisi darurat yang terdapat dan dirasakan oleh setiap satuan
pendidikan madrasah. Mempertimbangkan kondisi darurat setiap daerah dan madrasah
berbeda, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.

Pada masa darurat, seluruh siswa harus tetap mendapatkan layanan


pendidikan dan pembelajaran bermutu. Kegiatan pembelajaran tidak hanya
mengandalkan tatap muka antara guru dengan siswa, tetapi siswa dapat melakukan
belajar dari rumah dengan bimbingan/pemantauan oleh guru dan orang tua
Secara implemetatif Kurikulum Darurat pada Madrasah
………………………… menuntut adanya perubahan paradigma pada perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Kegiatan
pembelajaran tidak hanya dilaksanakan sepenuhnya di madrasah, tetapi siswa dapat
belajar dari rumah. Belajar dari rumah tidak menekankan terpenuhinya tuntutan
kompetensi (KI-KD) pada kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan
karakter, akhlak mulia, ubudiyah, kemandirian dan kesalehan sosial lainnya.

Kurikulum Darurat adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh


satuan pendidikan pada masa darurat. Oleh karena itu semua aspek yang berkenaan
dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar
disesuaikan dengan kondisi darurat yang terdapat dan dirasakan oleh setiap satuan

9
pendidikan madrasah. Mempertimbangkan kondisi darurat setiap daerah dan madrasah
berbeda, sehingga implementasi kurikulum darurat setiap satuan pendidikan bisa
berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.

Dalam menyusun kurikulum darurat pada madrasah, madrasah dapat


melakukan modifikasi dan inovasi kurikulum sebelumnya, disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan madrasahnya. Madrasah dapat melakukan modifikasi dan inovasi
dalam bentuk struktur kurikulum, beban belajar, strategi pembelajaran, penilaian hasil
belajar dan lain sebagainya. Misalnya dalam satu hari dibatasi hanya ada dua atau tiga
mata pelajaran yang diajarkan, terutama pada mata pelajaran utama, peminatan dan
sebagainya.
Pada masa darurat, seluruh siswa harus tetap mendapatkan layanan
pendidikan dan pembelajaran dari madrasah. Kegiatan pembelajaran tidak hanya
mengandalkan tatap muka antara guru dengan siswa, tetapi siswa dapat melakukan
belajar dari rumah dengan bimbingan/pemantauan oleh guru dan orang tua. Belajar
dari rumah tidak harus memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada kurikulum,
tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia, ubudiyah,
kemandirian dan kesalehan sosial lainnya.
Kurikulum darurat hanya diterapkan pada masa darurat. Bila kondisi sudah
normal, maka kegiatan pembelajaran di madrasah harus kembali dilaksanakan secara
normal seperti biasanya

5. Landasan Yuridis

Secara Yuridis pengembangan kurikulum darutat pada


Madrasah............................ antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran

10
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5670);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
4. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Madrasah sebagaimana telah beberapa kali mengalami perubahan
terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 66 tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018 tentang
perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

11
11. Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun 2019 tentang Pedoman Kurikulum
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah;
12. Keputusan Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi
Kurikulum pada Madrasah;
13. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020 Tentang
Panduan Kurikulum Darurat Pada Madrasah;
14. Kepgub Banten. No………Tentang Perpanjangan tahap ……..Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB);
15. Perbup Tangerang No……Tentang Perubahan atas Perbup No……..tentang pedoman
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB);
16. Surat Keputusan Kepala Madrasah …………… Nomor …….. Tahun …….. tentang
Tim Pengembang Kurikulum di Madrasah …………………………………..

B. Tujuan Penyusunan Kurikulum Darurat

Kurikulum darurat disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan


pembelajaran pada masa darurat untuk mencapai tujuan pendidikan di
Madrasah………………………………..dengan mempertimbangkan antara lain :
1. Pada masa darurat, seluruh siswa harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan
pembelajaran dari madrasah. Kegiatan pembelajaran tidak hanya mengandalkan
tatap muka antara guru dengan siswa, tetapi siswa dapat melakukan belajar dari
rumah dengan bimbingan/pemantauan oleh guru dan orang tua;
2. Kegiatan pembelajaran wajib mempertimbangkan terjaganya kesehatan,
keamanan,dan keselamatan civitas akademika madrasah baik pada aspek fisik
maupun psikologi;
3. Kurikulum darurat hanya diterapkan pada masa darurat. Bila kondisi sudah normal,
maka kegiatan pembelajaran harus kembali dilaksanakan secara normal seperti
biasanya.

12
D. Acuan Konseptual pengembangan kurikulum

1. Konsep Pengembangan kurikulum


Kurikulum dikembangkan di madrasah ………………..dengan mengacu pada :

a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia


Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian
peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun agar semua mata pelajaran dapat
meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
b. toleransi dan Kerukunan Umat Beragama.
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan
kerukunan interumat dan antarumat beragama.
c. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional
untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
d. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri
(sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan
dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat,
serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual,
dan kinestetik peserta didik.
e. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan
warga negara memperoleh pendidikan bermutu.
f. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

13
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan
membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang
keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi,
menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan,
kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
g. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.
Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan
kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan studi
dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan
pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.
h. Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap
perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ipteks.
i. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu,
kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.
j. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan
nasional.

14
k. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan
bangsa lain.
l. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan
dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
m. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

2. Prinsip pengembangan Kurikulum


Prinsip pengembangan kurikulm :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki


posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi
sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta
didik.
b. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan


pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan

15
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
c. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antarjenjang pendidikan

E. Konsep Kurikulum Darurat.

Kurikulum Darurat adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh


satuan pendidikan pada masa darurat. Oleh karena itu semua aspek yang
berkenaan dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
penilaian hasil belajar disesuaikan dengan kondisi darurat yang terdapat dan
dirasakan oleh setiap satuan pendidikan madrasah. Mempertimbangkan kondisi
darurat setiap daerah dan madrasah berbeda, maka implementasi kurikulum
darurat setiap satuan pendidikan bisa berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan masing-masing.

Dalam menyusun kurikulum darurat, satuan pendidikan dapat


melakukan modifikasi dan inovasi KTSP, disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan madrasahnya. Madrasah dapat melakukan modifikasi dan inovasi
dalam bentuk struktur kurikulum, beban belajar, strategi pembelajaran,
penilaian hasil belajar dan lain sebagainya. Misalnya dalam satu hari dibatasi
hanya ada dua atau tiga mata pelajaran yang diajarkan, terutama pada mata
pelajaran utama, peminatan dan sebagainya.
Pada masa darurat, seluruh siswa harus tetap mendapatkan layanan
pendidikan dan pembelajaran dari madrasah. Kegiatan pembelajaran tidak
hanya mengandalkan tatap muka antara guru dengan siswa, tetapi siswa dapat
melakukan belajar dari rumah dengan bimbingan/pemantauan oleh guru dan
orang tua.

16
Belajar dari rumah tidak harus memenuhi tuntutan kompetensi (KI-
KD) pada kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter,
akhlak mulia, ubudiyah, kemandirian dan kesalehan sosial lainnya.

Kurikulum darurat hanya diterapkan pada masa darurat. Bila kondisi


sudah normal, maka kegiatan pembelajaran harus kembali dilaksanakan
secara normal seperti biasanya.

17

Anda mungkin juga menyukai