SD Jacobus Ambon
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya pengembangan informasi yang begitu pesat sangat bepengaruh terhadap
perubahan dalam kehidupan sosial ekonomi, politik, budaya dan iptek. Perubahan-perubahan
Perubahan dalam kehidupan sosial ditandai dengan adanya tata nilai dan norma kehidupan
yang dianut oleh masyarakat. Pengaruh yang menonjol dalam kehidupan secara horizontal dapat
dilihat dalam sikap, perilaku, dan pengaruh dalam masyarakat, secara vertical dalam hubungan
dengan pengalaman norma agama. Pada umumnya, norma kehidupan sosial masyarakat yang
sudah melekat selama ini hampir mulai terkikis dengan perilaku hidup lebih bersifat individual,
materialis dan cenderung jauh dari sentuhan-sentuhan ajaran agama. Fenomena kehidupan seperti
ini bila dibiarkan akan sangat berbahaya, bukan saja bagi orang tua dan keluarga, tetapi juga bagi
bangsa dan Negara kita. Untuk itu, sekolah sebagai institusi pendidikan dituntut lebih banyak
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang dengan pesat. Hal
itu banyak memberikan manfaat dan kemudahan dalam kehidupan manusia, bahkan berbagai
1
persoalan kehidupan dapat pula dipecahkan dengan teknologi modern. Hanya dengan penguasaan
iptek, suatu bangsa dapat mengarungi dunia dengan bermacam-macam aktivitas yang serba
kompetitif. Bagi bangsa yang dapat bersaing dalam penguasaan iptek, bangsa tersebut akan mampu
Masalah lain yang berpengaruh sebagai dampak perkembangan ilmu dan kemajuan iptek
dalam masalah budaya. Masuknya budaya asing ke Negara Indonesia secara langsung, secara tidak
langsung telah mengancam budaya Indonesia yang agamis. Pengaruh ancaman budaya tersebut
pada umumnya diserap melalui media elektronik tanpa filter terlebih dahulu. Agar budaya
indonesia dapat bertahan dan tetap eksis, diperlukan sikap kehati-hatian di dalam menghadapi
budaya asing tersebut sehingga budaya indonesia dapat dilestarikan dengan baik.
mengemban misi membentuk anak didik yang berkarakter, produktif, inovatid, kreatif, kompetitif,
dan efektif melalui penguatan sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang teroganisir. Oleh sebab itu,
sekolah sebagai bagian dari system pendidikan harus mampu merencanakan, menyiapkan dan
melaksanakan pendidikan yang mampu membentuk anak didik yang berkarakter, inovatif, kreatif,
B. Landasan Hukum
2
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
5. Permendiknas RI No 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah
6. Permendiknas RI Nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan permen Diknas RI nomor 22,
23 tahun 2006
3
BAB II GAMBARAN UMUM SD JACOBUS AHURU
A. Kondisi Eksternal
1. Revolusi 4.0
sebagainya. Ditandai dengan kehadiran robot, arficial intelligence, interknit of things serta
driverless vehicle. Bidang pendidikan sangat berkaitan dengan revolusi 4.0 yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung pola belajar dan pola berpikir serta mengembangan inovasi
kreatif dan inovatif dari peserta didik, guna menghasilkan generasi bangsa yang unggul dan
mampu bersaing.
Akan tetapi hal ini tidak luput dari tantangan bagi para pengajar untuk
(1) ketampilan berpikir kritis, (2) Keterampilan komunikasi dan kolaborasi, (3) kemampuan
menyesuaikan dengan situasi ini, disadari sungguh bahwa tenaga pendidik masih belum mampu
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan ini. Maka dari itu perlu adanya kerja keras serta
kemauan yang tinggi agar dapat mengimbangi perkembangan yang sementara berlangsung.
4
2. Otonomi Pendidikan
pendidikan yaitu manajemen memberi ruang gerak lebih luas kepada pengelolaan pendidikan
untuk menemukan strategi berkompetensi dalam era kompetitif mencapai output pendidikan
yang berkualitas dan mandiri. Kebijakan desentralisasi akan berpengruh secara signifikan
SD Jacobus adalah lembaga pendidikan Yayasan Andreas Sol yang kini berusaha untuk
mengelolah sistem pendidikan yang sebaik mungkin sehingga mampu untuk bersaing. Sekolah
kini memiliki kebebasan secara kreatif dalam pantauan Yayasan untuk mengatur sekolah dalam
rangka pengembangan sekolah tanpa mengesampingkan arah dan tujuan pendidikan Nasional.
Sekolah kini dituntut untuk lebih mandiri dalam memanagemen sistem yang hendak dibangun.
Mutu pendidikan adalah kemampuan sistem pendidikan, baik berasal dari segi
pengelolaan juga dari segi proses pendidikan itu sendiri, diarahkan secara efektif agar menaikan
nilai tambah yang berasal dari factor-faktor input agar membentuk output yang berkualitas.
Kemampuan daya saing merupakan salah satu syarat mutlak yang diperlukan agar dapat
Mutu menjadi salah satu faktor penentu daya saing. Oleh karena itu lembaga
pendidikan perlu berjuang untuk meningkatkan mutu pendidikan. Seperti yang sementara
dijalankan oleh SD Jacobus di kota Ambon yang sementara berjuang meningkatkan kualitas
5
warga sekolah sehingga mampu menghasilkan peserta didik yang bermutu. Tentu ini bukanlah
suatu hal yang mudah, tetapi agar dapat bersaing secara baik dengan sekolah lain, maka sekolah
berupaya agar dapat menyentuh semua aspek pendidikan yang maksimal, sehingga tidak
mengalami ketertinggalan.
4. Rapuhnya Nasionalisme
Nasionalisme Adalah sikap mental dan tingkah laku individu atau masyarakat yang
menunjukan loyalitas atau pengapdian yang tertinggi terhadap bangsa dan Negara. Rasa ini
sangat berhubungan dengan rasa patriotisme atau biasa disebut dengan rela berkorban. Rasa
nasionalisme yang tidak diimbangi dengan rasa patriotisme berarti dalam diri seorang tidak
lembaga pendidik yang mulai kehilangan atau luntur rasa nasionalismenya. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor misalnya arus globalisasi yang mulai merambat luas dikalangan
masyarakat. Peristiwa ini harus dicegah dengan sungguh-sungguh salah satu solusi yang dapat
Lembaga pendidikan sebagai tempat mendidik anak bangsa, memiliki tugas yang
penting dalam mencegah menurunnya rasa nasionalisme. Sekolah melalui tenaga pendidik
harus mampu melakukan pencegahan terhadap hal ini, sehingga generasi-generasi yang akan
6
5. Covid-19
Covid 19 merupakan virus yang mematikan yang melanda dunia, termasuk Indonesia,
penularan yang begitu cepat sehingga membuat dunia kesulitan menghadapainya. Covin 19
menjadi salah satu faktor terjadinya perubahan pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Sekolah-
sekolahpun meliburkan peserta didik dan menghimbau agar belajar dari rumah. Berbagai
kebijakan dilakukan pemerintah untuk berusaha agar proses pendidikan disekolah tetap
berlangsung meskipun berada dalam situasi diserang covid. Oleh sebab itu perubahan proses
belajar mulai berubah, menjadi belajar dari rumah dengan memanfaatkan media yang ada.
Proses ini sangat membantu peserta didik agar tetap mendapat hak mereka dalam menerima
pelajaran.
Situasi inipun dialami oleh SD Jacobus, peserta didik dikembalikan dan melakukan
pembelajaran menggunakan media yang berbasis jaringan, seperti menggunakan zoom, google
mid dll. Kondisi ini memang tidak mudah dilalui karena dihadapkan dengan berbagai kendala
seperti jaringan atau bahkan perangkat yang ada. Orang tua berusaha untuk memfasilitasi
peserta didik agar dapat mengikuti proses yang berlangsung. Dari pihak sekolah juga selain
6. Merdeka Belajar
meresmikan kurikulum merdeka belajar. Pada prinsipinya tujuan mereka belajar diterapkan
7
Kurikulum merdeka belajar adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam. Dengan kurikulum ini maka pembelajaran akan lebih maksimal agar peserta didik
memiliki cukup waktu mendalami konsep dan memperkuat kompetesninya. Merdeka belajar
menyeluruh. Merdeka belajar dianggap sebagai kurikulum yang paling aplikatif. Hal Ini
revolusi 4.0. DIsadari sungguh bahwa hingga saat ini belum semua sekolah menerapkan
kurikulum merdeka belajar, ada yang masih menggabungkannya dengan kurikulum 13.
Seperti SD Jacobus yang menggunakan kurikulum 13, sambil berusaha mendalami kurikulum
Kekuatan Kelemahan
Peluang Ancaman
8
2. Lahirnya kurikullumm baru dari kementrian
Tabel Kerja 3
Strategi, Program, Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS)
9
Strategi Program SS IKSS
2. Proses Pembelajaran
Tabel 1
Kekuatan Kelemahan
1. Guru menyiapkan modul ajar 1. Diawal semester modul ajar belum selesai
2. Setiap guru menjalanakan tugas mengajar 2. Modul aja masih di copy dari internet
3. Guru menggunakan IT dalam kegiatan 3. Tidak semua guru mekasanakan
pembelajaran pembelajaran dengan menyenangkan
4. Guru melakukan penilaian pengetahuan, 4. Tidak semua guru menggunakan IT dalam
sikap dan ketrampilan pembelajaran
5. Guru menyiapkan rubrik penilaian 5. Tidak semua guru memahami berbagai
6. Guru melaporkan hasil penilaian platform mengajar
7. Kepala sekola melakukan supervise 6. Penilaian yang diberikan belum objektif
mengajar berdasarkan kriteria penilaian
8. Yayasan melakukan control terhadap 7. Pengawasan oleh kepalah sekolah dan
kegiatan pembelajaran yayasan belum merata terhadap setiap
guru
Peluang Ancaman
Tabel 2
10
Tabel Kompilasi Hasil Analisi SWOT
Tabel Kerja 3
Strategi, Program, Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS)
11
dalama modul ajar pembuatan modul modul ajar di tahun
merencanakan, yang ajar yang 2027
melaksanakan dilaksankan dilaksanakan 2. 90% guru mengikuti
sekolah sekolah pelatihan
dan
2. Pelatihan 2. 90% guru mengikuti pengelolaan kelas
mengevaluasi pengelolaan pelatihan yang menyenangkan
pembelajaran kelas pengelolaan kelas di tahun 2027
3. Mengikuti yang 3. 60% guru mengikuti
pelatihan menyenangkan pelatihan
platform 3. 60% guru mengikuti penggunaan
medeka pelatihan platform medeka
belajar penggunaan belajar di tahun 2027
4. Pengimbasan platform merdeka 4. 100% guru mengikuti
hasil pelatihan belajar pengembasan hasil
4. 100% guru pelatihan di tahun
mengikuti 2027
pengimbasan hasil
pelatihan
3. Kompetensi lulusan
Tabel 1
Kekuatan Kelemahan
12
Tabel Kompilasi Hasil Analisi SWOT
Tabel Kerja 3
Strategi, Program, Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS)
13
lulusan lainnya 2. Kegiatan pembinaan terlibat dalam 2. Meningkatnya 100%
keagamaan kegiatan keagamaan peserta didik terlibat
dalam kegiatan
keagamaan.
Kekuatan Kelemahan
1. Terdapat guru pada setiap kelas 1. Terdapat guru yang belum mencapai
2. Sebagian guru telah menguasai jenjang S1
teknologi 2. Terdapat guru yang mengajar tidak sesuai
3. Sebagian guru telah menggunkan dengan disiplin ilmu
IT dalam kegiatan pembelajaran 3. Tidak ada guru yang tersertifikasi
4. Tidak ada guru penggerak
5. TIdak ada guru dalam mata pelajaran
tertentu
6. Terdapat guru yang belum menguasai IT
Peluang Ancaman
Tabel 2
14
1. Terdapat guru pada setiap 1. Terdapat guru yang belum
kelas mencapai jenjang S1
2. Sebagian guru telah 2. Terdapat guru yang
menguasai teknologi mengajar tidak sesuai
3. Sebagian guru telah dengan disiplin ilmu
menggunkan IT dalam 3. Tidak ada guru yang
kegiatan pembelajaran tersertifikasi
4. Perkembangan teknologi, 4. Tidak ada guru penggerak
berpeluang bagu guru 5. TIdak ada guru dalam mata
untuk mengembangkan pelajaran tertentu
kemampuan 6. Terdapat guru yang belum
5. Terdapat banyak kegiatan menguasai IT
pelatihan dan 7. Tingginya persaingan guru
pengembangan tenaga antar sekolah
pendidik 8. Semakin tinggi tuntutan
6. Semua guru berpotensi profesionalisme, pendidikan
untuk mengikuti program- dan tenaga kependidikan
program yang 9. Menurunya kepercayaan
dilaksanakan kemendikbud masyarakat kepada
seperti Fasilitator, lembaga pendidikan
instruktur dll.
Tabel Kerja 3
Strategi, Program, Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS)
15
pelatihan dan pelatihan guru kelas 4. Meningkatnya 50% guru
pembinaan yang 4. 50% guru mengikuti untuk mengikuti pelatihan
dilaksanakan pelatihan dan dan pembinaan di tahun
kemendikbud pembinaan 2027
5. Wajib 5. 100% guru 5. Meningkatnya 100% guru
menggunakan IT menggunakan dalam menggunakan
dalam kegiatan teknologi dalam teknologi pada kegiatan
belajar mengajar pembelajaran pembelajaran di tahun
2027
5. Sarana Prasarana
Tabel 1
Kekuatan Kelemahan
16
yang ada 6. Peserta didik dapat
7. Mendapat bantuan memilih untuk mutasi ke
berupa DAK dari dinas sekolah lain
pendidikan 7. Menurunnya nilai
akreditasi
Meningnkatnya ruangan kelas, kursi, meja, lemari yang memadai serta jumlah LCD
proyektor dan Lapto
Tabel Kerja 3
Strategi, Program, Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS)
6. Pengelolaan
17
Tabel 1
Kekuatan Kelemahan
1. Visi, misi dan tujuan sekolah mengikuti 1. Sekolah tidak memiliki visi, misi dan
yang dimiliki yayasan tujuan sekolan sendiri
2. 90% Kepala sekolah melakukan 2. Tidak semua warga sekolah terlibat
pengawasan terhadap semua kegiatan dalam perumusan visi, misi dan
sekolah tujuan sekolah
3. 70% Kepala sekolah melakukan tugas 1. Rencana kerja sekolah belum
manajerial dibuat secara baik
4. Terdapat buku induk terkait andminstrasi 2. Tidak ada keterlibatan semua guru
sekolah dalam pembuatan rencana sekolah
3. Tidak tampak pengawasan dan
evaluasi bertahp terkait
pelaksanaan rencana kerja sekolah
4. 5% kepala sekolah belum
melakukan pengawasan trhadap
semua kegiatan sekolah
5. 30% kepala sekolah belum
melakukan tugas manajerial
6. Belum efektif system yang
mengelolah data administrasi
sekolah
Peluang Ancaman
Tabel 2
18
1. Visi, misi dan tujuan sekolah 1. Sekolah tidak memiliki visi, misi dan
mengikuti yang dimiliki tujuan sekolan sendiri
yayasan 2. Tidak semua warga sekolah terlibat dalam
2. 90% Kepala sekolah melakukan perumusan visi, misi dan tujuan sekolah
pengawasan terhadap semua 3. Rencana kerja sekolah belum dibuat
kegiatan sekolah secara baik
3. 70% Kepala sekolah melakukan 4. Tidak ada keterlibatan semua guru dalam
tugas manajerial pembuatan rencana sekolah
4. Terdapat buku induk terkait 5. Tidak tampak pengawasan dan evaluasi
andminstrasi sekolah bertahp terkait pelaksanaan rencana
5. Pelatihan penyususnan kerja sekolah
rencana kerja sekolah 6. 5% kepala sekolah belum melakukan
6. Yayasan melakukan pengawasan trhadap semua kegiatan
pengawasan terhadap kinerja sekolah
sekolah 7. 30% kepala sekolah belum melakukan
tugas manajerial
8. Belum efektif system yang mengelolah
data administrasi sekolah
Tabel Kerja 3
Strategi, Program, Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS)
19
n rencana
kerja
3. Meningkatn
nya 100%
system
informasi
dan
administras
i sekolah
7. Pembiayaan
Tabel 1
Kekuatan Kelemahan
Tabel 2
20
1. Partisipasi peserta didik 1. Kondidsi ekonomi
dalam pembiayaan keluarga menengah
sekolah kebawah
2. Terdapat dana rutin dari 2. Pembiayaan pengadaan
pemerintah sarana pra sarana
3. Dana sukarela dari orang skeolah
tua 3. Keterlambatan orang
4. Kontribusi alumni tua dalam membayar
uang sekolah
4. Tidak memiliki kantin
sekolah
5. Keterlambatan
pemerintah dalam
mencairkan dana
6. Waktu pendapatan
upah yang tidak tetap
7. Tenaga pendidik
mengikuti tes PNS
Tabel Kerja 3
Strategi, Program, Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS)
Peningkatan
kualitas
pembiayaan
pendidikan
8. Penilaian
Tabel 1
Kekuatan Kelemahan
21
penilaian berdasarkan KD serta penilaian berdasarkan KD
menentukan KKM 2. 10% guru belum dapat menyusus perencanaan
2. 90% guru menyususn penilaian pada Modul pembelajaran
perencanaan penilaian pada 3. 20% guru kesulitan dalam merancang jadwal
Modul Pembelajaran penilaian pembelajaran
3. 80% guru merancang jadwal 4. 10% guru beelum melakukan penilaian sikap,
penilaian pada program semester pengetahuan dan ketrampilaln secara tepat
4. 90% guru melakukan penilaian 5. 50% guru belum melakukan penilaian secara
sikap, pengetahuan dan objektif berdasarkan kriteria penilaiain
ketrampilan
5. 50% guru melakukan penilaian
secara objektif berdasarkan
kriteria penilaian
6. Melaporkan penilaian hasil belajar
peserta didik kepada kepala
sekolah dan orang tua
Peluang Ancaman
Tabel 2
22
3. 80% guru merancang 3. 20% guru kesulitan dalam
jadwak penilaian pada merancang jadwal
program semester penilaian pembelajaran
4. 90% guru melakukan 4. 10% guru beelum
penilaian sikap, melakukan penilaian sikap,
pengetahuan dan pengetahuan dan
ketrampilan ketrampilaln secara tepat
5. 50% guru melakukan 5. 50% guru belum
penilaian secara objektif melakukan penilaian
berdasarkan kriteria secara objektif
penilaian berdasarkan kriteria
6. Melaporkan penilaian hasil penilaiain
belajar peserta didik 6. Perangkat penilaian jauh
kepada kepala sekolah dan dari yang diharapakan
orang tua pemerintah
7. Sekolah mengadkan 7. Rendahnya kepercayaan
pelatihan penyusunan orang tua terhadap
perangkat pembelajaran kualitas penilaian sekolah
dengan mengundang
narasumber yang
berkompeten.
8. Dinas pendidikan Prov.
Mengadakan kegiatan
perencaan pembelajaran
Tabel Kerja 3
Strategi, Program, Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS)
23
kualitas penilaian pembelajaran dan dan proses penilaian di
penilaian penilaian. tahun 2027
pembelajaran yang 2. Pelatihan 2. Meningkatny
dilaksanakan 80% guru a 80% dalam
lembaga dengna dalam pelatiah
mengundang meningkatka kualitas
narasumber yang n kualitas penilaian
berkompeten penilaian pembelajara
pembelajara n di tahun
n 2027
Berdasarkan analisisi 8 standar di atas, posisi SD Jacobus pada kuadran adalah pada kuadran 1, yani
positif-positif. Hal ini menuntukan bahwa sekolah perlu mempertahankan situasi sekolah, dan perlu
mengembangkan berbagai kegiatan dan rencana yang telah ditentukan.
Peluang
5
4
Kuadran Kuadran
III 3 I
2
1
Kekuatan
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Kelemahan
-1
-2
Kuadran Kuadran
IV -3 II
-4
-5
Ancaman
BAB III
24
VISI DAN MISI
SD Jacobus
PERIODE 2023 – 2026
A.Visi SD
B. Misi Sekolah ……
Untuk mencapai Visi sekolah ….., ditetapkan misi sebagai berikut:
KODE MISI
M1
M2
M3
M4
M5 Dst
C. Tujuan Strategis
Rumusan tujuan dan sasaran strategis adalah untuk menggambarkan ukuran terlaksananya misi
dan tercapainya visi. Tujuan Strategis SEKOLAH ….. periode 2023-2026 adalah sebagai berikut:
Penjelasan masing-masing tujuan yang akan dicapai dalam periode 2020-2025 sebagai berikut:
CONTOH
25
Sehubungan dengan tujuan di atas, Sekolah …. akan meningkatkan mutu dan daya saing lulusan
melalui strategi sebagai berikut:
Strategi 1.Meningkatkan kualitas input.
Strategi 1 dicapai melalui program:
1) Seleksi siswa Baru,
2) Tes entri behavior
3) Matrikulasi.
Strategi 2
Untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan strategis sekolah periode 2024-2027, sejumlah
sasaran strategis (SS) yang menggambarkan kondisi yang akan dicapai pada akhir tahun 2027.
Selanjutnya, ditetapkan indikator kinerja sasaran Strategis (IKSS) untuk mengukur apakah sasaran
strategis dapat mengkonfirmasi tujuan strategis pada masa depan (2027). Sasaran strategis untuk tingkat
ketercapaian masing-masing tujuan adalah sebagai berikut:
26
2. Ter2wujudnya IKU 2: Meningkatnya pelatihan kurikulum dan jumlah guru di tahun 2027, ditandai
dengan tercapainya sasaran strategis berikut:
27
Sasaran Strategis (IKSS)
5. Terwujudnya IKU 5: Meningnkatnya ruangan kelas, kursi, meja, lemari yang memadai serta
jumlah LCD proyektor dan Laptop, ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut.
Kode Strategi Indikator Kinerja
28
Sasaran Strategis (IKSS)
6. Terwujudnya IKU 6: Meningkatnya 100% guru dalam merencanakan rencana kerja sekolah,
ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut.
Kode Strategi Indikator Kinerja
Sasaran Strategis (IKSS)
29
sekolah administrasi sekolah
7. Terwujudnya IKU 7: Meningkatnya kualitas guru dam merencanakan dan melaksanakan penilaian
pembelajaran, ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut.
BAB IV
30
TUJUAN STRATEGIS, TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
SEKOLAH NEGERI 1 MALRA PERIODE 2024-2027
A. Target Kinerja
Rencana Strategis SD Jscobuds periode 2024-2027 merupakan persyaratan utama bagi upaya mewujudkan
akuntabilitas dan transparansi serta peningkatan mutu keluaran (output) dan hasil (outcome) dalam
pengukuran kinerja. Renstra akan menjadi acuan (guidance) pelaksanaan program dan kegiatan bagi setiap
pimpinan unit kerja agar dalam melaksanakan tugas dan fungsinya semakin akuntabel (accountable).
Renstra saat ini adalah bagian dari konsistensi penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja. Renstra
menggambarkan keterkaitan antara sasaran kementerian, sasaran program, dan sasaran kegiatan dengan
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), Indikator Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja Kegiatan
(IKK). Penetapan target kinerja ditentukan setelah IKSS, IKP, dan IKK disusun dan disepakati dalam Rapat
Senat Akademik sebagai program, dan kegiatan SD Jscobuds dalam periode 2024-2027. Oleh karena itu
Sekolah… dalam menyusun dan menetapkan target kinerja mengacu dan memperhatikan beberapa kriteria
sebagai berikut:
1. Target kinerja harus dapat menggambarkan angka kuantitatif dan satuan yang akan dicapai dari setiap
indikator kinerja sasaran (IKSS, IKP, dan IKK);
2. Penetapan target dipilih karena relevan dengan indikator kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline
data yang jelas.
Penyusunan Renstra SD Jscobuds memperhatikan kemampuan dana yang ada pada kas SMA…, sekaligus
memberi gambaran pembiayaan yang dibutuhkan selama empat tahun mendatang. Secara teknis, Renstra
disusun dengan menggunakan berbagai asumsi (misalnya pertumbuhan ekonomi), Covid-19, merdeka
belajar serta kombinasi pendekatan bottom up dan top down dengan keterlibatan Kepala Sekolah, Komite
dan guru serta karyawan bahkan stakeholder eksternal. Pendekastan top down mengandung makna
bahwa perencanaan ini memperhatikan ketersediaan anggaran sesuai dengan estimasi Angggaran
Pendapatan dan Belanja SD Jscobuds, sedangkan pendekatan bottom up dilakukan untuk memperoleh
gambaran kebutuhan termasuk pendanaan guna mewujudkan kondisi ideal. Pendekatan bottom up,
dilakukan melalui assessment dengan jurusan/bidang keahlian dan komite serta DUDI/IDUKA dengan
metode Focus Group Disscusion dan wawancara mendalam serta angket.
31
Target kinerja ditetapkan untuk setiap tahun selama kurun waktu empat tahun (2023-2028). Penjelasan
dari setiap target kinerja SD Jscobuds adalah sebagai berikut: Target Kinerja Sasaran Strategis (SS).
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis (SS) SMA… merupakan cerminan ketercapaian Tujuan (T), dapat
diukur dari ketercapaian target Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS). Penjabaran target kinerja dari
seluruh indikator sasaran strategis 2023-2026 disajikan dalam tabel 3.1.
1. Terwujudnya Tujuan Strategis 1 (T1): Meningkatkan mutu dan daya saing lulusan
Keberhasilan penerapan strategi ini, diukur dengan indikator sasaran strategis seperti tersaji pada
table 3.1
Tabel 3.1
Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Sasaran Strategis (IKSS) dari T1
Basseline Rencana Target Capaian
(Kondisi
Kode SS/IKSS Satuan
sekarang)
2024 2025 2026 2027
2023
32
kelas yang
menyenangkan
33
100% guru Orang 57% 43% _ _ _
menggunakan
teknologi dalam
pembelajaran
34
100% perbaikan Unit 100% 100% 100% 100% 100%
system informasi dan
administrasi sekolah
35
B. Target Angaran
Target kinerja keuangan SEKOLAH …. setiap tahun selama kurun waktu empat tahun (2023—2026)
sebagai berikut: 1. Target Kinerja Sasaran Strategis (SS) Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis (SS)
SEKOLAH …. merupakan cerminan ketercapaian Tujuan (T), dapat diukur dari ketercapaian target Indikator
Kinerja Sasaran Strategis (IKSS). Penjabaran target kinerja dari seluruh indikator sasaran strategis 2023—
2026 disajikan dalam tabel 3…… sampai dengan 4……..
Contoh
1. Terwujudnya Tujuan Strategis 1 (T1): Meningkatkan mutu dan daya saing lulusan
Keberhasilan penerapan strateg ini, diukur dengan indikator sasaran strategis seperti tersaji pada
table 3.,,,
Tabel 3…..
Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Sasaran Strategis (IKSS) dari T1
Basseline Rencana Target Capaian
36
Kode SS/IKSS Satuan (Kondisi
sekarang)
2024 2025 2026 2027
2023
60% guru mengikuti Orang _ 1,5 juta 2 juta 2,5 juta 3 juta
pelatihan penggunaan
platform merdeka
belajar
37
100% peserta didik Orang _ 5 ratus 5 ratus 5 ratus 5 ratus
telibat dalam kegiatan
ekstrakurikuler
Pelatihan 70% guru Orang _ 1,5 juta 2 juta 2,5 juta 3 juta
untuk mengunakan IT
dalam pembelajaran
50% guru mengikuti Orang 1 juta 2 juta 2,5 juta 3 juta 4 juta
pelatihan dan
pembinaan
38
Perbaikan 3 toilet Toilet _ 5 juta _ _ _
100% guru mengikuti Orang _ 2 juta 2,5 juta 2,5 juta 3 juta
kegiatan penyususnan
rencana kerja
39
Pelatihan 80% guru Orang _ 3 juta 3,5 juta 3,5 juta 3,5
dalam meningkatkan juta
kualitas penilaian
pembelajaran
Keberhasilan penerapan strategi ini, diukur dengan indikator sasaran strategisseperti tersaji pada
table 3.2
Arah kebijakan SMA… 4 tahun pertama, yakni periode, 2023—2026, diarahkan pada ….
kebijakan, yakni 1) ….. dst
Diikuti dengan narasi
BAB V
KERANGKA IMPLEMENTASI
40
6.1.Strategi Pendanaan SD Jacobuds periode 2023—2026
41
Sebagai rencana strategis, Renstra SEKOLAH ….. merupakan acuan bagi setiap SEKOLAH NEGERI 1
MALRA dan semua unit yag ada di Lingkungan SEKOLAH ….. Perkiraan anggaran SEKOLAH ….. untuk
melaksanakan fokus prioritas program SEKOLAH …. periode 2023--2026 adalah seperti dirangkum
dalam Tabel 6.1.
Tabel 6.1
Perkiraan Penerimaan dan Anggaran
SEKOLAH ….. Tahun 2024-2027
V Alokasi Usaha
Total General
42
kondisi masa depan; merespon terhadap perubahan lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, dsb)
secara terkendali; memuat alternatif pilihan dan prioritas, kriteria keberhasilan, dan sumber
daya (resources) terbaik; merupakan proses intelektual yang digunakan oleh pengambil
keputusan organisasi tentang masa depan secara terpadu, sinergik dalam satu kurun
waktu 4 tahun dan merupakan prosedur formal untuk menghasilkan keputusan yang sistemik
dan berkesimbungan, sebagai suatu proses analisis dan sintesis.Tujuan penyusunan Renstra
adalah: (a) memberikan arah kebijakan di masa yang akan datang; (b) menjadi pembimbing
penentuan prioritas dalam penggunaan sumberdaya SMA…; (c) menentukan standards of
excellence (sebagai indikator kinerja kunci-IKK); (d) mengatasi perubahan dan ketidakpastian
kondisi lingkungan; serta (e) memberikan basis yang objektif dalam pengendalian dan evaluasi
hasil program dan kegiatan SEKOLAH … akan sangat tergantung pada komitmen Unsur
Pimpinan SEKOLAH …, Pemerintah serta penerimaan dari pemangku kepentingan (stakehold
SEKOLAH .. perlu dilakukan koordinasi, penataan sistem tata kelola, dan pengawasan dalam
perencanan dan implementasi Renstra pada level Kementrian dan institusi terkait.
Kegiatan koordinasi penyusunan Renstra SEKOLAH …. dilakukan oleh Tim khusus, dan
dibahas secara bertahap melali forum diskusi – seminar yang melibatkan stakeholder internal
dan eksternal serta disahkan melalui forum Lokakarya sekolah sebagai forum tertinggi
pengambilan keputusan yang dihadiri oleh semua anggota senat. Forum tersebut juga
bertugas mengevaluasi program kerja yang dilakukan oleh SEKOLAH …. secara berkala dan
memberikan masukan tentang kebijakan, program, kegiatan, dan anggaran SEKOLAH ….
setiap tahun (Renop) dan 4 tahun berikutnya (evaluasi Rentra secara menyeluruh).
43
kelola Renstra di masa 4 tahun mendatang diwujudkan dalam bentuk lokakarya penyusunan
SOP, pelatihan dalam bidang perencanaan dan penganggaran untuk para perencana
SEKOLAH …. serta pengembangan data pendukung perencanaan. Tujuan dari pengembangan
sistem tata kelola adalah agar terjadi kesamaan mekanisme serta sinergi dalam perencanaan
SEKOLAH …. dan seluruh unit yang ada di bawahnya.
44
program, dan kegiatan yang dituangkan dalam Renstra. Pemaknaan yang sama atas
visi, misi, nilai-nilai, strategi, gaya, infrastruktur, dan hasil yang akan dicapai dalam Renstra
menjadi pemersatu dan pemberi semangat bagi semua yang terlibat. Evaluasi hasil
menunjukkan perlunya dilakukan salah satu dari tiga jenis tindakan yaitu transformasi
(retooling), revitalisasi, dan redirection. Retooling dilakukan ketika penelaahan terhadap hasil
yang dicapai organisasi menemukan bahwa infrastruktur dan gaya kepemimpinan menjadi
kunci utama. Revitalisasi dilakukan apabila strategi dan tata nilai organisasi perlu untuk ditinjau
ulang agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Redirection hanya dilakukan apabila
dianggap keberadaan organisasi perlu dikaji lebih lanjut. Melalui pemantauan dan evaluasi
dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan tingkat pencapaian tujuan
(keberhasilan), ketidakberhasilan, hambatan, tantangan, dan ancaman tertentu dalam
mengelola program SEKOLAH …... Apabila dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
ditemukan masalah atau penyimpangan, maka secara langsung dapat dilakukan bimbingan,
saran-saran dan cara mengatasinya serta melaporkannya secara berkala kepada stakeholders.
45
dikembangkan berdasarkan kebijakan SEKOLAH … dan (11) efektif dan efisien, artinya target
pemantauan dan evaluasi dicapai dengan menggunakan sumber daya yang ketersediaannya
terbatas dan hsesuai dengan yang direncanakan.
BAB VI
PENUTUP
46
Rencana strategis (Rencana Kerja Jangka Menengah) SD Jacobus oleh kepala sekolah dengan
persetujuan komite sekolah, merupakan suatu dokumen strategis. Dari uraian di mana rencana
strategi pelaksanaan arah kebijakan untuk dipergunakan sebagai pedoman penyusunan program
kegiatan dan perencanaan pembiayaan di sekolah . untk perkembangan di masa yang akan datang
maka penjabaran secara strategis secara operasional dituangkan dalam bentuk rencana kerja tahunan
dan RKAS yang selanjutnya dijabarkan ke dalam bentuk program-program pengembangan dan
pelaksanaan kegiatan sekolah secara konkrit dan transparan. Perencanaan strategis harus
disosialisasikan pada unit kerja di sekolah untuk dipahami dan dijadikan pedoman penyusunan
program kerja di sekolah.
Selain itu sikap mental tekad , semangat dan disiplin serta ketaatan terhadap peraturan
perundangan yang berlaku dari semua pihak baik peraturan pemerintah dan masyarakat, dunia usaha
serta dunia industri ,berdasarkan hal tersebut di atas rencana strategi sekolah periode 2021-2025
diharapkan dapat menjadi acuan dan pedoman bagi seluruh pendidik dan tenaga kependidikan dalam
pengembangan dan pelaksanaan pendidikan sehingga hasilnya dapat dinikmati secara merata dan
lebih adil bagi stakeholder serta seluruh masyarakat sehingga peningkatan proses pendidikan yang
dicita-citakan dapat terwujud. Dalam keadaan terjadi perubahan di masa covid 19 ini, lingkungan
strategis di luar prediksi sehingga rencana strategis menghadapi kendala besar untuk di
implementasinya, maka dapat dilakukan perubahan atas insentif kepala sekolah dengan stakeholder
yang dapat ditindaklanjuti oleh tim perencanaan strategis untuk dilaksanakan revisi rencana strategis
sekolah.
Lampiran
47
TABEL KERJA ANALISIS SWOT
A. Standar isi
Kekuatan Kelemahan
1. Sekolah sudah menyusun kurikulum 1. 20% pemahaman dan pelatihan kurikulum
menggunakan panduan penyusun merdeka
kurikulum BNSP 2. 30% penenpatan guru tidak sesuai dengan
2. Kurikulum di sekolah kami memilik 10 kualifikasi
mata pelajaran , muatan local dan
pengembangan diri
3. Kurikulum di sekolah kami
disosialisasikan kepada guru dan
tenaga kependidikan (warga sekolah)
Peluang Ancaman
1. Dukungan dinas pendidikan baik 1. Globalisasi yang menuntut lembaga pendidikan
berupa kebijakan maupun finanasial untuk meningkatkan mutu lulusan
yang semakin baik 2. Lahirnya kurikullumm baru dari kementrian
Kekuatan Kelemahan
1. Guru menyiapkan modul ajar 1. Diawal semester modul ajar
2. Setiap guru menjalanakan tugas mengajar belum selesai
3. Guru menggunakan IT dalam kegiatan pembelajaran 2. Modul aja masih di copy dari
4. Guru melakukan penilaian pengetahuan, sikap dan ketrampilan internet
5. Guru menyiapkan rubrik penilaian 3. Tidak semua guru
6. Guru melaporkan hasil penilaian mekasanakan pembelajaran
7. Kepala sekola melakukan supervise mengajar dengan menyenangkan
8. Yayasan melakukan control terhadap kegiatan pembelajaran 4. Tidak semua guru
menggunakan IT dalam
pembelajaran
5. Tidak semua guru memahami
berbagai platform mengajar
6. Penilaian yang diberikan
belum objektif berdasarkan
kriteria penilaian
7. Pengawasan oleh kepalah
48
sekolah dan yayasan belum
merata terhadap setiap guru
Peluang Ancaman
1. Terdapat berbagai pelatihan yang dapat dibuat terkait 1. Kualitas pembelajaran jauh
perencanaan, pelaksaanaan dan evaluasi pembelajaran menyenangkan dari
2. Terdapat berbagai sumber dan referensi yang dapat diakses oleh lembaga pendidikan lain
para guru terkait modul pembelajaran 2. Ketertinggalan penggunaan
3. Tersedia berbagai platform mengajar platform medeka belajar
Tabel 2
Kekuatan Kelemahan
1. Meningkatnya lulusan yang berakhlak 1. Sebagian besar lulusan belum mampu berpikir
mulia dan religius kritisd, kreatif dan inovatif
2. Lulusan yang kompetitif dalam 2. Prestasi non akademik masih rendah
akademik dan non akademik 3. Belum memiliki program khusus dalam
3. Prestasi kelulusan mencapai 100% pengembangan ketrampilan
4. Menjadi salah satu sekolah berbasis
49
agama di wilayak kota Ambon
Peluang Ancaman
1. Dukungan/dorongan dari yayasan 1. Minimnya animo masyarakat dalam
cukup tinggai untuk kemajuan menyekolahkan anaknya di SD Jakobus
sekolah 2. Lulusan masuk sekolah unggulan masih rendah
2. SMP dia yayasan Andreas sol dapat
membantu meningkatkna nilai yang
ditanamkan di sekolah dasar
Tabel 2
Kekuatan Kelemahan
1. Terdapat guru pada setiap kelas 1. Terdapat guru yang belum mencapai jenjang S1
2. Sebagian guru telah menguasai 2. Terdapat guru yang mengajar tidak sesuai
teknologi dengan disiplin ilmu
3. Sebagian guru telah menggunkan IT 3. Tidak ada guru yang tersertifikasi
dalam kegiatan pembelajaran 4. Tidak ada guru penggerak
5. TIdak ada guru dalam mata pelajaran tertentu
6. Terdapat guru yang belum menguasai IT
50
Peluang Ancaman
1. Perkembangan teknologi, berpeluang 1. Tingginya persaingan guru antar sekolah
bagu guru untuk mengembangkan 2. Semakin tinggi tuntutan profesionalisme,
kemampuan pendidikan dan tenaga kependidikan
2. Terdapat banyak kegiatan pelatihan 3. Menurunya kepercayaan masyarakat kepada
dan pengembangan tenaga pendidik lembaga pendidikan
3. Semua guru berpotensi untuk
mengikuti program-program yang
dilaksanakan kemendikbud seperti
Fasilitator, instruktur dll.
Tabel 2
Kekuatan Kelemahan
1. Memiliki perpustakaan 1. Dua ruangan kelas yang rusak ringan
2. Memiliki 6 ruang kelas 2. Kekurangan meja dan kursi
3. Ruang guru dan lapangan upacara 3. Tidak semua kelas tersedia lemari buku
4. Ruang kepala sekolah 4. Peralatan olahraga belum lengkap
5. Tersedia 4 toilet(WC) siswa dan 2 5. Terdapat dua toilet siswa yang rusak
51
toilet guru
Peluang Ancaman
1. Melaksanakan kerjasama dengan 1. Peserta didik dapat memilih untuk mutasi ke
mitra yang ada sekolah lain
2. Mendapat bantuan berupa DAK dari 2. Menurunnya nilai akreditasi
dinas pendidikan
Kekuatan Kelemahan
1. 70% guru menyusun perencanaan 1. 30% guru belum menyususn perencanaan
penilaian berdasarkan KD serta penilaian berdasarkan KD
menentukan KKM 2. 10% guru belum dapat menyusus perencanaan
2. 90% guru menyususn perencanaan penilaian pada Modul pembelajaran
penilaian pada Modul Pembelajaran 3. 20% guru kesulitan dalam merancang jadwal
3. 80% guru merancang jadwal penilaian penilaian pembelajaran
pada program semester 4. 10% guru beelum melakukan penilaian sikap,
4. 90% guru melakukan penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilaln secara tepat
pengetahuan dan ketrampilan 5. 50% guru belum melakukan penilaian secara
5. 50% guru melakukan penilaian secara objektif berdasarkan kriteria penilaiain
objektif berdasarkan kriteria
penilaian
6. Melaporkan penilaian hasil belajar
peserta didik kepada kepala sekolah
dan orang tua
Peluang Ancaman
1. Sekolah mengadkan pelatihan 1. Perangkat penilaian jauh dari yang diharapakan
52
penyusunan perangkat pembelajaran pemerintah
dengan mengundang narasumber 2. Rendahnya kepercayaan orang tua terhadap
yang berkompeten. kualitas penilaian sekolah
2. Dinas pendidikan Prov. Mengadakan
kegiatan perencaan pembelajaran
Tabel 2
53
G. Standar Pengelolaan
Tabel 1
Kekuatan Kelemahan
1. Visi, misi dan tujuan sekolah mengikuti yang 1. Sekolah tidak memiliki visi, misi
dimiliki yayasan dan tujuan sekolan sendiri
2. 90% Kepala sekolah melakukan pengawasan 2. Tidak semua warga sekolah
terhadap semua kegiatan sekolah terlibat dalam perumusan visi,
3. 70% Kepala sekolah melakukan tugas manajerial misi dan tujuan sekolah
4. Terdapat buku induk terkait andminstrasi sekolah 2. Rencana kerja sekolah belum
dibuat secara baik
3. Tidak ada keterlibatan semua
guru dalam pembuatan rencana
sekolah
4. Tidak tampak pengawasan dan
evaluasi bertahp terkait
pelaksanaan rencana kerja
sekolah
5. 5% kepala sekolah belum
melakukan pengawasan trhadap
semua kegiatan sekolah
6. 30% kepala sekolah belum
melakukan tugas manajerial
7. Belum efektif system yang
mengelolah data administrasi
sekolah
Peluang Ancaman
1. Pelatihan penyususnan rencana kerja sekolah 1. Menurunya kualitas sekolah
2. Yayasan melakukan pengawasan terhadap kinerja karena tidak ada rencana yang
sekolah jelas
2. Data sekolah dapat diretas
Tabel 2
54
4. Terdapat buku induk terkait guru dalam pembuatan
andminstrasi sekolah rencana sekolah
5. Pelatihan penyususnan 5. Tidak tampak pengawasan dan
rencana kerja sekolah evaluasi bertahp terkait
6. Yayasan melakukan pelaksanaan rencana kerja
pengawasan terhadap kinerja sekolah
sekolah 6. 5% kepala sekolah belum
melakukan pengawasan
trhadap semua kegiatan
sekolah
7. 30% kepala sekolah belum
melakukan tugas manajerial
8. Belum efektif system yang
mengelolah data administrasi
sekolah
H. Standar pembiayaan
Tabel 1
Kekuatan Kelemahan
1. Partisipasi peserta didik dalam 1. Kondidsi ekonomi
pembiayaan sekolah keluarga menengah
kebawah
2. Pembiayaan pengadaan sarana pra sarana sekolah
3. Keterlambatan orang tua dalam membayar uang
sekolah
4. Tidak memiliki kantin sekolah
Peluang Ancaman
1. Terdapat dana rutin dari pemerintah 1. Keterlambatan
2. Dana sukarela dari orang tua pemerintah dalam
3. Kontribusi alumni mencairkan dana
2. Waktu pendapatan upah yang tidak tetap
3. Tenaga pendidik mengikuti tes PNS
Tabel 2
55
1. Partisipasi peserta didik 1. Kondidsi ekonomi
dalam pembiayaan sekolah keluarga menengah
2. Terdapat dana rutin dari kebawah
pemerintah 2. Pembiayaan pengadaan
3. Dana sukarela dari orang tua sarana pra sarana skeolah
4. Kontribusi alumni 3. Keterlambatan orang tua
dalam membayar uang
sekolah
4. Tidak memiliki kantin
sekolah
5. Keterlambatan
pemerintah dalam
mencairkan dana
6. Waktu pendapatan upah
yang tidak tetap
7. Tenaga pendidik
mengikuti tes PNS
56