NIM : 190721637743
JURUSAN : GEOGRAFI
PRODI/OFFERING : PEND.GEOGRAFI/G13
Soal UTS
Bagaimana menurut analisis anda mengenai pendidikan Indonesia ditinjau dari kelima
faktor tersebut?
2. Menurut pendapat anda, bagaimana pendidikan di Indonesia saat ini dan prediksi
perkembanganya lima tahun kedepan sesuai kebijakan Menteri Pendidikan?
3. Berdasarkan analisis anda, bagaimanakah strategi dan langkah konkret untuk
mewujudkan pendidikan yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia?
4. Teori pendidikan memuat grand teori yaitu nativisme, empirisme dan konvergensi. Jika
ketiga teori tersebut dikaitkan dengan fenomena bulliying, tindak kekerasan pelajar dan
kasus yang baru- baru ini mengguncang dunia pendidikan Indonesia adalah pembunuhan
yang dilakukan oleh siswa SMP kepada siswa SD, bagaimana korelasi antara kasus
tersebut dengan teori diatas?
5. Langkah antisipatif apasaja yang dapat dilakukan untuk mencegah terulang kembali
kasus pada nomor 4, baik secara mandiri maupun melembaga?
JAWABAN
d. Dalam Pasal 1 UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa Sistem Pendidikan
Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional yang
dirumuskan dalam UU SISDIKNAS adalah untuk mengembangkan potensi anak didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab Perlu diketahui bahwa proses/ trasformasi dalam
kerjanya dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti fasilitas, waktu, lingkungan, sumber
daya, pendidik dan sebagainya, dimana faktor tersebut sangat menentukan output. Oleh
karena itu sebuah sistem pendidikan perlu melakukan penyesuaian dengan lingkungan,
karena lingkungan mengandung sejumlah kendala bagi bekerjanya sistem (misalnya:
keterbatasan sumber daya). Untuk itu sistem pendidikan dituntut oleh lingkungan untuk
mengolah sumber daya pendidikan secara efektif dan efisien.
e. Kebijakan pemerintah dalam pendidikan saat ini sangat dibutuhkan. Pemerintah pun
nampak serius membenahi sistem yang ada pada dunia pendidikan. Hal ini pun langsung
dirasakan warga pendidikan. Salah satu contohnya adalah dilaksanakannya kebijakan
pemerintah didunia pendidikan dalam bentuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
bantuan bagi siswa tak mampu, pembangunan fisik gedung sekolah, hingga tunjangan
sertifikasi bagi para guru, dan masih lagi kebijakan pemerintah lainnya dalam dunia
pendidikan. Namun ada yang jarang sekali terdengar terkait banyaknya anak-anak
Indonesia yang mempunyai kecerdasan istimewa yang secara alamiah tak bisa disamakan
dengan anak-anak biasanya. Tentunya ini membawa problem tersendiri dalam dunia
pendidikan.
Arah kebijakan pendidikan di Indonesia
Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang
bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia
berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti.
Meningkatkan kemampuan akademik dan professional serta meningkatkan jaminan
kesejahteraan tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal terutama dalam
peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa
lembaga dan tenaga kependidikan.
Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum, berupa
diversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik, penyusunan
kurikulum yang berlaku nasional dan lokal yang sesuai dengan kepentingan setempat,
serta diversifikasi jenis pendidikan secara professional.
Memperdayakan lembaga pendidikan baik dalam sekolah maupun luar sekolah sebagai
pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta meningkatkan partisipasi
keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana memadai.
Melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan
prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan manajemen.
Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh
masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif
dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah,
terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh
komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai
dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya.
Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi, termasuk teknologi bangsa sendiri dalam dunia usaha, terutama usaha kecil,
menengah, koperasi.
2. Jika kita melihat kondisi pada saat ini, kondisi pendidikan Indonesia masih saja
memprihatinkan atau kurang perhatian dari pihak pemerintah. Terutama mengenai
fasilitas pendidikan di daerah-daerah yang kurang terlihat, baik sarana ataupun prasarana
pendidikan. Selain itu, biaya pendidikan yang melambung tinggi membuat anak-anak
yang keadaan perekonomian nya kurang baik memiliki nasib yang kurang beruntung
dikarenakan mereka harus putus sekolah dan bekerja untuk membantu pekerjaan
orangtua. Hal ini adalah masalah besar yang dihadapi Indonesia, karena dengan adanya
krisis pendidikan yang semakin merajalela ini akan membuat Indonesia semakin di
remehkan oleh Negara-negara lain.
Dari masalah di atas dapat dinyatakan dalam perspektif tantangan, sebagai langkah-
langkah atau upaya yang akan atau seharusnya dilaksanakan.
a. Penguatan Insan atau Pelaku Pendidikan pada Semua Jenjang Pendidikan
mendorong peran aktif semua pelaku di masing-masing jenjang pendidikan;
meningkatkan kemampuan para pelaku pendidikan; membangun kesadaran akan
tanggung jawab bersama; serta mensinergikan peran mereka sebagai satu kesatuan
ekosistem pendidikan.
b. Menyediakan Pelayanan PAUD yang Berkualitas
meningkatkan akses PAUD terutama untuk masyarakat miskin; meningkatkan
kompetensi guru, guru pendamping, dan pengasuh PAUD melalui pendidikan dan
pelatihan; memperluas pemenuhan standar pelayanan PAUD; meningkatkan
koordinasi antarsektor dan pemberdayaan peran swasta dalam penyelenggaraan PAUD
holistik dan integratif.
c. Melaksanakan Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun yang Berkualitas
Pemenuhan hak terhadap pelayanan pendidikan dasar yang berkualitas, dilakukan
dengan cara, (i) menyediakan bantuan biaya pendidikan kepada seluruh kelompok
masyarakat melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) serta memberikan Kartu
Indonesia Pintar (KIP) kepada masyarakat tidak mampu; (ii) menyediakan
afirmasi khusus kepada anak di daerah 3T dan berkebutuhan khusus.
Peningkatan akses pendidikan menengah yang berkualitas, dilakukan dengan cara,
(i) menyediakan akses pendidikan menengah di seluruh kecamatan; (ii)
menyediakan bantuan biaya pendidikan kepada seluruh kelompok masyarakat
melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS), serta memberikan Kartu Indonesia
Pintar (KIP) kepada masyarakat tidak mampu; (iii) menyediakan afirmasi khusus
kepada anak di daerah 3T dan berkebutuhan khusus; (iv) menyadarkan
masyarakat mengenai pentingnya pendidikan menengah; (v) meningkatkan peran
masyarakat/ swasta dalam menyediakan layanan pendidikan menengah.
Peningkatan relevansi pendidikan kejuruan yang belum sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja dilakukan dengan cara, (i) menyelaraskan ketersediaan bidang studi
SMK dengan kebutuhan dunia kerja; (ii) mengembangkan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja/sesuai dengan KKNI.
d. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Penguatan jaminan kualitas pelayanan pendidikan, dilakukan dengan cara, (i)
mengembangkan dan menetapkan SPM pendidikan menengah; (ii) meningkatkan
kapasitas daerah dalam menerapkan SPM; (iii) memperkuat fungsi penjaminan
mutu pendidikan di tingkat pusat dan daerah.
Penguatan kurikulum dan pelaksanaannya, dilakukan dengan cara, (i) mengawasi
dan mengevaluasi penerapan kurikulum secara ketat, komprehensif, dan kontinyu;
(ii) mengembangkan kompetensi guru mengenai praktik-praktik yang baik
pembelajaran di sekolah; (iii) memperkuat kerja sama antara pemerintah, guru,
kepala sekolah, pengawas, dan masyarakat dalam mengawal penerapan
kurikulum.
Penguatan sistem penilaian pendidikan, dilakukan dengan cara, (i) meningkatkan
kompetensi guru dalam penilaian pendidikan di sekolah; (ii) memperkuat
kredibilitas sistem ujian nasional dan pemanfaatan hasil ujian untuk pemantauan
dan pengendalian mutu pendidikan; (iii) memperkuat lembaga penilaian
pendidikan yang independen dan kredibel.
e. Meningkatkan Manajemen Guru, Pendidikan Keguruan, dan Reformasi Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
Jumlah dan distribusi guru masih perlu ditata secara lebih baik, dilakukan dengan
cara, (i) meningkatkan kapasitas daerah dalam mengelola perekrutan, penempatan,
dan peningkatan mutu guru secara efektif dan efisien; (ii) mengawasi proses
proses pengangkatan guru di daerah berdasarkan kriteria mutu dan kebutuhan
wilayah; (iii) meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pendidikan oleh LPTK
dengan rencana penyediaan guru di daerah.
Kualitas, kompetensi, dan profesionalisme guru masih harus ditingkatkan, yang
dapat dilakukan dengan cara, (i) meningkatkan kualifikasi guru; (ii) memperkuat
sistem uji kompetensi guru dan mengitegrasikan dengan sistem sertifikasi guru;
(iii) menerapkan sistem penilaian kinerja guru yang sahih, andal, transparan dan
berkesinambungan; (iv) meningkatkan kompetensi guru secaran berkelanjutan.
Kurangnya kapasitas LPTK dalam menyediakan guru berkualitas yang dapat
diatasi dengan cara, (i) meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya LPTK;
(ii) memperkuat sistem rekrutmen calon guru.
f. Meningkatkan Keterampilan Kerja dan Penguatan Pendidikan Masyarakat
menyelenggarakan pendidikan keaksaraan; menyelenggarakan proses akreditasi
terhadap lembaga pelatihan dan kursus; menyelaraskan pengembangan lembaga
pelatihan dan kursus dengan kebutuhan dunia kerja.
g. Mengoptimalkan Pemanfaatan Anggaran Pendidikan yang Belum Efektif dan Efisien
Tantangan ke depan yang dihadapi Kemendikbud adalah meninjau kembali berbagai
aturan penggunaan dana transfer APBN untuk mendorong peningkatan mutu
pendidikan; mengawasi dan mengevaluasi penggunaan anggaran pendidikan oleh
daerah.
h. Memperbaiki Tata Kelola Organisasi Kemendikbud
Tantangan ke depan yang dihadapi Kemendikbud adalah meningkatkan kualitas
pelayanan publik; menjamin akuntabilitas pengelolaan keuangan dan anggaran;
memperkuat manajemen kinerja pembangunan; memperkuat manajemen aparatur sipil
negara.
3. Pendidikan akan berjalan dengan lancar apabila adanya minat dan keinginan untuk
sekolah dari anak itu sendiri dan didukung oleh orang tua yang faham tentang pendidikan
pendidikan ditambah lagi dengan keadaan ekonomi yang mendukung. Pada masalah
pertama, ada anak yang semangat untuk sekolah, keinginan mewujudkan cita-cita dengan
sekolah setinggi-tingginya selalu menggebu-gebu namun kondisi ekonominya pas-pasan,
keadaan keuangannya tidak mendukung maksimal, tetapi kondisi ini masih dapat diatasi
dan dikalahkan oleh keinginannya untuk sekolah. Pada kondisi ini, banyak kisah-kisah
inspiratif yang dapat dijadikan panutan, contohnya seorang anak desa yang karena
semangat belajarnya tinggi akhirnya ia sukses. Hal ini menunjukkan bahwa terbatasnya
ekonomi kadang bagi sebagian orang tidak menjadi penghalang tapi sebagai pemacu
untuk sukses.
Untuk masalah kedua, anak-anak usia sekolah yang tidak berminat sekolah tapi
ekonominya kuat. Ini adalah kategori anak yang tidak diberikan arahan tentang
pentingnya proses pendidikan dan belajar salah satunya karena mereka terbiasa serba ada
dengan pola hidup yang manja. Sebabnya bisa kemauan dan keinginan mereka yang
diturutkan, hasrat dan niatnya yang selalu dipenuhi sehingga merasa bahwa sekolah akan
mengungkung kebebasan mereka. Kondisi ini meskipun tidak baik untuk masa depan
mereka tetapi pada beberapa tempat dapat ditemukan. Hal yang perlu disampaikan dan
difahamkan kepada mereka adalah perjalanan hidup yang masih panjang, usia yang masih
muda sementara harta kekayaan jika tidak ditangani dengan baik akan habis begitu saja
tanpa punya nilai manfaat sedangkan ilmu akan dapat membuat hidup lebih terarah dan
jalan yang lebih mudah.
Lain lagi jika kita melihat kondisi belajar di tanah air ini dengan gedungnya yang jauh
dari kata layak dan representatif sebagai sebuah gedung belajar. Demikian juga karena
sangat terbatasnya transportasi dan komunikasi sehingga anak-anak harus menyeberangi
sungai atau menempuh perjalanan darat yang jauh untuk dapat tiba di sekolah yang
pastinya memerlukan waktu yang lama dan ekstra hati-hati. Dengan jarak tempuh antara
rumah mereka dengan sekolah hingga berkilometer dengan kondisi jalan yang masih
bebatuan.
Untuk mengatasi masalah-masalah diatas, ada strategi dan langkah konkret, yakni
penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan, kemudian langkah dalam hal akses dan
kualitas pendidikan, selanjutnya langkah ketiga adalah meningkatkan akses dan kualitas
pendidik dan tenaga kependidikan, berikutnya meningkatkan dan penguatan pelestarian
dan diplomasi budaya, langkah kelima adalah peningkatan dan penguatan
pengembangan, pembinaan dan perlindungan bahasa melalui pengembangan kosakata,
penyebarluasan Bahasa Indonesia di luar negeri dan langkah terakhir adalah penguatan
tata kelola dan pelibatan publik.
Hal ini makin diperjelas dengan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun
2015 – 2019 yakni mewujudkan akses pendidikan yang meluas, merata, dan berkeadilan.
Pendidikan yang meluas bermakna bahwa akses pendidikan harus dapat dinikmati seluas-
luasnya, baik luas secara geografis maupun luas dalam arti siapapun dan dimanapun
dapat menikmati pendidikan dengan seharusnya dan sewajarnya.
Luasnya wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini meskipun sangat berpengaruh
terhadap sebaran komponen pendidikan baik itu pendidik, tenaga pendidik hingga
fasilitas pendidikan lainnya namun tetap menjadi bagian yang terpenting untuk
ditindaklanjuti oleh pemerintah. Permasalahan mendasar pendidikan di Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan dasar dan
menengah. Rendahnya mutu ini salah satunya karena penyelenggaraan pendidikan
nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai
penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokratis yang mempunyai
jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai
dengan kondisi sekolah setempat.
Adanya pembagian wewenang antara pusat dan daerah namun tetap dalam bingkai
mencapai tujuan pendidikan nasional adalah alasan utama untuk adanya pendidikan yang
merata dan berkeadilan.
Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang dapat
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga untuk dapat
memperoleh pendidikan. Pendidikan yang merata dimaksudkan bahwa akses pendidikan
dapat diterima oleh semua anak di negeri ini, anak usia sekolah harus tetap bersekolah,
anak yang berkebutuhan khusus juga harus mendapatkan akses pendidikan yang mudah.
Intinya pendidikan harus dapat dinikmati semua anak. Tidak ada perbedaan antara satu
sekolah dengan sekolah lainnya dalam hal penerimaan dan penyerapan pengetahuan
(transfer of knowledge) termasuk di dalamnya tidak ada perbedaan penyikapan terhadap
satu anak dengan anak lainnya. Tidak boleh ada persepsi pada sekolah yang dipandang
hanya untuk orang-orang borjuis. Kesempatan memperoleh pendidikan tidak dapat
dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial, agama dan batasan geografis. Tidak boleh
ada perbedaan sikap dalam melayani anak-anak bangsa.
Pendidikan yang pilih kasih, pendidikan yang tidak merata sesungguhnya hanya akan
menyisakan berkumpulnya anak-anak bangsa yang tidak Indonesianis, adanya anggapan
anak tiri karena tersedianya komponen pendidikan (fasilitas, kebijakan pemerintah,
kualitas tenaga pendidik, kesejahteraan tenaga pendidik, dan kualitas prestasi siswa)
secara maksimal hanya pada daerah tertentu, akibat inilah sesungguhnya yang
dikhawatirkan. Pendidikan yang merata adalah persamaan kesempatan untuk
memperoleh pendidikan yang tidak menumpuk pada satu wilayah, adalah pendidikan
yang bisa diakses siapapun, Indonesia dari Sabang sampai Merauke.