TRANSISI DEMOGRAFI A. Pengertian Transisi Demografi
Transisi Demografi adalah teori yang menjelaskan
tentang perubahan yang terjadi pada struktur penduduk. Perubahan yang terjadi dari struktur penduduk dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi menjadi struktur penduduk yang tingkat pertumbuhan yang rendah. B. Teori Transisi Demografi
Warren Thompson dan Frank W. Noteisten (1929)
teori transisi demografi adalah model yang menggambarkan perubahan penduduk dari tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi ketingkat pertumbuhan yang stabil rendah yang terjadi dari waktu ke waktu, perubahan yang diamati adalah tingkat fertilitas dan mortalitas dalam masyarakat. Teori tersebut dikembangakan sendiri oleh Warren Thompson berdasarkan data periode 1908-1927 di Eropa, terdapat tiga pola perkembangan penduduk, yaitu : Kelompok A (Incipient Decline) : negara-negara Eropa Barat, Eropa Utara dan Amerika Serikat yang mengalami perubahan pertumbuhan alami yang sangat tinggi ke pertumbuhan yang sangat rendah.
Kelompok B (Transitional Growth) : negara-negara Italia, Spanyol dan “Slavia” di Eropa
Tengah mengalami penurunan kelahiran maupun kematian, tetapi penurunan kematian adalah sama atau lebih cepat dibandingkan kelahiran. Kondisi ini berbeda dengan kelompok A karna kondisi tersebut dialami pada 30 sampai 40 tahun sebelumnya.
Kelompok C (High Growth) : adalah negara yang lainnya yang tingkat kelahiran dan kematian masih sangat tinggi dan belum mengalami perubahan. C. Konsep Tahapan Transisi Demografi
Transisi demografi pada dasarnya menunjukkan
urutan tahap-tahap perubahan pada tingkat kematian yang tinggi, berangsur angsur beralih pada tingkat yang lebih rendah. Transisi demografi pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga tahap : Tahap pertama angka kelahiran tinggi dan berada antara 40-50 per seribu setahun dan relatif stabil. Bersamaan dengan itu angka kematian juga tinggi dan berfluktuasi antara 30-50 per seribu setahun.
Tahap kedua transisi demografi adalah tahap pertumbuhan
penduduk yang cepat, karena angka kematian turun dengan relatif cepat, sedang angka kelahiran turun dengan lambat.
Tahap ketiga transisi demografi ditandai dengan angka kematian
yang rendah di bawah 15 per seribu setahun dengan angka kelahiran yang rendah pula bawah 20 dan berfluktuasi dengan angka kelahiran yang rendah dan apabila angka kematian rendah, pertumbuhan penduduk juga rendah. D. Transisi Demografi di Indonesia
Transisi demografi yang terjadi di Indonesia terjadi sama
seperti pada teori yang disepakati. Penurunan angka kelahiran Indonesia dilakukan dengan cara menjalankan program KB atau keluarga berencana. kebudayaan atau gaya hidup sebagai masyarakat modern, kebiasaan memiliki anak banyak juga sudah mulai ditinggalkan. Walaupun berjalan dengan baik, proses transisi demografi di Indonesia sendiri masih terhalang oleh beberapa faktor, diantaranya ialah : 1. Tidak meratanya pembangunan di Indonesia sehingga jurang pemisah semakin jelas.
2. Pendidikan Indonesia masih perlu ditingkatkan dan
belum merata.
3. Indonesia adalah negara agraris. Mungkin ini salah
satu penyebab sulitnya Indonesia berubah menjadi negara industri karena sebagian masyarakat Indonesia adalah petani. Gambaran Transisi Demografi Indonesia Tahun 1950-2050
Garis yang berwarna biru
menunjukkan angka kelahiran. Garis yang berwarna merah menunjukkan angka kematian. E. Hubungan Transisi Demografi dan Pembangunan
Transisi demografi berkaitan erat dengan proses
pembangunan secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruhnya dapat di lihat dari 5 aspek berikut ini :
Untuk negara yang sedang berkembang, sarana pelayanan
kebutuhan penduduk per kapita yang ada masih terbatas, tetapi akan lebih buruk apabila jumlah penduduk semakin meningkat. Penduduk yang kurang berpendidikan dan lebih miskin akan cenderung memiliki anak lebih banyak dibandingkan dengan yang terpenuhi kebutuhannya. Seorang ibu yang lebih sering melahirkan anak akan mempunyai permasalahan kesehatan yang lebih besar, terutama jika akses pelayanan kesehatan masih belum merata. Kesempatan partisipasi wanita dalam pasar kerja dan kegiatan sosial bagi mereka yang lebih sering memiliki anak akan berkurang karena banyak anak berarti memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memelihara anaknya. Penduduk yang besar jumlahnya akan berkaitan dengan pengrusak pengrusakan lingkungan karena ketidak selarasan antara produksi dan konsumsi penduduk yang meningkat dengan cepat. Meskipun kelima hal tersebut tidak selalu menjadi masalah untuk setiap negara, bagi negara-negara yang sedang berkembang dijadikan alasan pokok untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. TERIMA KASIH