Anda di halaman 1dari 14

Disusun oleh :

Erli Ananda Runikasari (190721637692)


Iqbal Nurdin (190721637634)

TRANSISI DEMOGRAFI
A. Pengertian Transisi Demografi

Transisi Demografi adalah teori yang menjelaskan


tentang perubahan yang terjadi pada struktur
penduduk. Perubahan yang terjadi dari struktur
penduduk dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
menjadi struktur penduduk yang tingkat pertumbuhan
yang rendah.
B. Teori Transisi Demografi

Warren Thompson dan Frank W. Noteisten (1929)


teori transisi demografi adalah model yang
menggambarkan perubahan penduduk dari tingkat
pertumbuhan yang stabil tinggi ketingkat pertumbuhan
yang stabil rendah yang terjadi dari waktu ke waktu,
perubahan yang diamati adalah tingkat fertilitas dan
mortalitas dalam masyarakat.
Teori tersebut dikembangakan sendiri oleh
Warren Thompson berdasarkan data periode
1908-1927 di Eropa, terdapat tiga pola
perkembangan penduduk, yaitu :
 Kelompok A (Incipient Decline) : negara-negara Eropa Barat, Eropa Utara dan Amerika
Serikat yang mengalami perubahan pertumbuhan alami yang sangat tinggi ke
pertumbuhan yang sangat rendah.

 Kelompok B (Transitional Growth) : negara-negara Italia, Spanyol dan “Slavia” di Eropa


Tengah mengalami penurunan kelahiran maupun kematian, tetapi penurunan kematian
adalah sama atau lebih cepat dibandingkan kelahiran. Kondisi ini berbeda dengan
kelompok A karna kondisi tersebut dialami pada 30 sampai 40 tahun sebelumnya.

 Kelompok C (High Growth) : adalah negara yang lainnya yang tingkat kelahiran dan
kematian masih sangat tinggi dan belum mengalami perubahan.
C. Konsep Tahapan Transisi Demografi

Transisi demografi pada dasarnya menunjukkan


urutan tahap-tahap perubahan pada tingkat kematian
yang tinggi, berangsur angsur beralih pada tingkat yang
lebih rendah. Transisi demografi pada dasarnya dapat
dibagi dalam tiga tahap :
 Tahap pertama angka kelahiran tinggi dan berada antara 40-50
per seribu setahun dan relatif stabil. Bersamaan dengan itu angka
kematian juga tinggi dan berfluktuasi antara 30-50 per seribu
setahun.

 Tahap kedua transisi demografi adalah tahap pertumbuhan


penduduk yang cepat, karena angka kematian turun dengan
relatif cepat, sedang angka kelahiran turun dengan lambat.

 Tahap ketiga transisi demografi ditandai dengan angka kematian


yang rendah di bawah 15 per seribu setahun dengan angka
kelahiran yang rendah pula bawah 20 dan berfluktuasi dengan
angka kelahiran yang rendah dan apabila angka kematian
rendah, pertumbuhan penduduk juga rendah.
D. Transisi Demografi di Indonesia

Transisi demografi yang terjadi di Indonesia terjadi sama


seperti pada teori yang disepakati. Penurunan angka kelahiran
Indonesia dilakukan dengan cara menjalankan program KB atau
keluarga berencana. kebudayaan atau gaya hidup sebagai
masyarakat modern, kebiasaan memiliki anak banyak juga sudah
mulai ditinggalkan.
Walaupun berjalan dengan baik, proses transisi demografi di
Indonesia sendiri masih terhalang oleh beberapa faktor, diantaranya
ialah :
1. Tidak meratanya pembangunan di Indonesia
sehingga jurang pemisah semakin jelas.

2. Pendidikan Indonesia masih perlu ditingkatkan dan


belum merata.

3. Indonesia adalah negara agraris. Mungkin ini salah


satu penyebab sulitnya Indonesia berubah menjadi
negara industri karena sebagian masyarakat Indonesia
adalah petani.
Gambaran Transisi Demografi
Indonesia Tahun 1950-2050

 Garis yang berwarna biru


menunjukkan angka
kelahiran.
 Garis yang berwarna merah
menunjukkan angka
kematian.
E. Hubungan Transisi Demografi dan
Pembangunan

Transisi demografi berkaitan erat dengan proses


pembangunan secara langsung maupun tidak langsung.
Pengaruhnya dapat di lihat dari 5 aspek berikut ini :

 Untuk negara yang sedang berkembang, sarana pelayanan


kebutuhan penduduk per kapita yang ada masih terbatas, tetapi
akan lebih buruk apabila jumlah penduduk semakin meningkat.
 Penduduk yang kurang berpendidikan dan lebih miskin akan
cenderung memiliki anak lebih banyak dibandingkan dengan
yang terpenuhi kebutuhannya.
 Seorang ibu yang lebih sering melahirkan anak akan mempunyai
permasalahan kesehatan yang lebih besar, terutama jika akses
pelayanan kesehatan masih belum merata.
 Kesempatan partisipasi wanita dalam pasar kerja dan kegiatan
sosial bagi mereka yang lebih sering memiliki anak akan
berkurang karena banyak anak berarti memerlukan waktu yang
lebih banyak untuk memelihara anaknya.
 Penduduk yang besar jumlahnya akan berkaitan dengan
pengrusak pengrusakan lingkungan karena ketidak selarasan
antara produksi dan konsumsi penduduk yang meningkat dengan
cepat.
Meskipun kelima hal tersebut tidak selalu menjadi
masalah untuk setiap negara, bagi negara-negara
yang sedang berkembang dijadikan alasan pokok
untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai