Anda di halaman 1dari 15

KONSEP KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

A. PENGERTIAN PENDUDUK

Penduduk menurut UU.RI.No. 10 tahun 1992 yaitu orang dalam matranya sebagai
pribadi, anggota keluarga,anggota masyarakat, warganegara dan himpunan kuantitas yang
bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah Negara pada waktu tertentu.
Penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu daerah dalam suatu waktu / jangka
waktu tertentu.Penduduk dipelajari oleh ilmu kependudukan, fokus perhatian demografi adalah
perubahan beserta komposisi dan distribusi pendukung.
Sering pula demografi didefinisikan sebagai suatu studi kuantitatif dari suatu proses
demografi yaitu fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial. Kelima proses ini
terjadi secara terus menerus dan menentukan besar, komposisi dan distribusi penduduk yang
bersangkutan. Perubahan-perubahan kependudukan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
dipelajari dalam dinamika kependudukan (population dunamics).Studi ini mempelajari sejarah
penduduk, teori-teori mengenai penduduk dan kebijaksanaan penduduk.
B. DINAMIKA KEPENDUDUKAN
a.

Pengertian
Dinamika penduduk yaitu suatu proses perubahan penduduk secara terus menerus yang
mempengaruhi jumlah.
Dinamika kependudukan merupakan perubahan kependudukan untuk suatu daerah tertentu dari
waktu ke waktu.

b.

Penyebab perubahan penduduk


Dinamika penduduk dipengaruhi beberapa faktor yaitu kelahiran, kematian, perpindahan
penduduk serta kondisi sosial ekonomi dan budaya yang berkembang di masyarakat.Dari

berbagai penyebab tersebut dapat digolongkan menjadi 2 yaitu penyebab langsung dan tidak
langsung.
a.

Penyebab langsung

Yang dimaksud dari penyebab langsung dari pertumbuhan penduduk adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk secara langsung tanpa melalui variabel antara lain
kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk.
Hubungan kelahiran, kematian dan migrasi dengan jumlah penduduk

Berdasarkan faktor-faktor diatas, maka pertambahan penduduk secara sederhana terbagi menjadi:
1)

Pertumbuhan penduduk alami yaitu pertambahan penduduk karena adanya selisih antara
kelahiran dan kematian.

2)

Pertambahan penduduk sosial yaitu pertambahan penduduk disebabkan selisih antara kelahiran
kematian dan migrasi
b.

Penyebab tidak langsung

Faktor yang mempengaruhi perubahan penduduk secara tidak langsung melalui variabel antara
yaitu keadaan sosial ekonomi dan budaya. Menurut King Sley Davis dan Judith Blake, variabel
antara yang dapat mempertinggi / menekan fertilitas suatu masyarakat yaitu
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan oleh hubungan kelamin (inter couse
variable)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan untuk konsepsi (conception variable)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran selamat (gestation variable)
Usia perkawinan juga akan berpengaruh pada dinamika penduduk, jika perkawinan terjadi pada
usia muda maka usia reproduktif yang dialami oleh pasangan usia muda tersebut akan lebih

panjang daripada pasangan usia lanjut akibatnya kemungkinan jumlah anak yang dihasilkan oleh
pasangan muda akan lebih banyak daripada pasangan usia lanjut.
Status sosial, pekerjaan dan latar belakang pendidikan sedikit banyak berpengaruh pada tinggi
rendahnya fertilitas maupun mortalitas dalam suatu masyarakat.Tingkat fertilitas umur lebih
rendah pada wanita yang berusia lebih tua yang mempunyai penghasilan lebih rendah. Ini karena
tingkat ekonomi masyarakat rendah sehingga secara tidak langsung status sosial ekonomi
berpengaruh pada dinamika penduduk
C. FAKTOR

DEMOGRAFI

YANG

MEMPENGARUHI

LAJU

PERTUMBUHAN

PENDUDUK
Laju pertumbuhan penduduk (Growht Rate) ditentukan oleh tingkat kelahiran dan tingkat
kematian. Tingkat kelahiran kasar (Crude Birth Rate) dan tingkat kematian kasar (Crude Death
Rate) masing-masing menunjukkan jumlah kelahiran hidup dan jumlah kematian per 1000
penduduk pertahun.
Dengan demikian ada 4 kemungkinan dari 2 variabel ini :
1.

Tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian tinggi

2.

Tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian rendah

3.

Tingkat kelahiran rendah dan tingkat kematian rendah

4.

Tingkat kelahiran rendah dan tingkat kematian tinggi

D. TRANSISI DEMOGRAFI
Transisi demografi adalah berkembangnya keadaan peralihan penduduk yang semula
relatif tetap (stationer) berkembangnya dengan pesat dan akhirnya mencapai tetap (stationer)
kembali. Istilah Demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard.
John Graunt adalah seorang pedagang di London yang menganalisis data kalahiran dan
kematian, migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses pertumbuhan penduduk.
Sehinnga John Graunt dianggap sebagai bapak Demografi.
Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya mortalitas antara lain :
a.

Perkembangan teknologi di bidang pertanian dan perkembangan industri modern / dewasa ini
dikenal juga revolusi hijau yang ada pada masyarakat Indonesia ditetapkan sebagai panca usaha
di bidang pertanian.

b.

Munculnya pemerintahan yang relatif stabil / mantap yang memungkinkan mantapnya fasilitas
penyaluran bahan makanan dan jasa.

c.

Kemajuan sanitasi lingkungan menimbulkan kondisi lingkungan yang sehat

d.

Kemajuan di bidang kedokteran, gizi, pengobatan dan program-progran kesehatan masyarakat.


Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi mortalitas , didasarkan pada :

1.

Berdasarkan penelitian, kematian di desa pada umumnya lebih rendah dibanding di kota (mutu
kehidupan yang lebih sehat di desa)

2.

Pilihan terhadap perkerjaan / profesi yang juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya
mortalitas dan lingkungan pekerjaan yang tidak sehat (tambang, pabrik, percetakan, lingkungan
berdebu dan sebagainya) meningkatkan mortalitas.
Promortalitas adalah kondisi penentu di dalam sekelompok manusia (keluarga, suku dan
sebagainya) yang menyebabkan angka kematian di dalam kelompok tersebut tetap tinggi.
Kondisi ini meliputi :

1.

Kondisi subyektif (kondisi, agama, kepercayaan) misalnya berani membela agama (wali sahid)
dan membela negara (patriot) berani mati menyongsong maut karena kepercayaan dapat masuk
surga / nirwana

2.

Rasa malu (wirang) terdapat di masyarakat membuat orang mau membunuh diri (tekanan sosial)
misalnya harakiri di Jepang.

3.

Kondisi obyektif (keadaan alam, ekonomi, sosial dan sebagainya) misal :


a.

Bencana alam banyak menelan korban (banjir, gempa dan sebaginya)

b.

Kelaparan / kekurangan makan karena kegagalan panen atau paceklik

c.

Peperangan

d.

Keracunan akibat polusi (air, tanah, udara)

e.

Ketagihan minuman keras (candu) dan bahan narkotika

f.

Kondisi pendapatan yang rendah, kondisi ini dapat berakibat gawat karena siklus yang
terjadi akibat kondisi tersebut (diagram berikut).

Anti mortalitas adalah seluruh kondisi penentu di dalam sekelompok manusia (keluarga, suku
dan sebaginya) yang menyebabkan angka kematian di dalam kelompok tersebut menurun).
Kondisi ini meliputi :
1.

Kondisi subyektif (tradisi, agama, kepercayaan) misalnya

a.

Larangan terhadap bunuh diri atau membunuh orang lain. Baik berdasarkan agama ataupun
hukum negara

b.

2.

Jangan mudah menyerah dalam hidup

Kondisi obyektif (kondisi sosial, ekonomi, budaya, politik) misalnya :


a.

Kondisi kehidupan yang lebih menurunkan jumlah kematian bayi hilang atau wabah
penyakit.

b.

Kondisi teknologi maju membantu terciptanya kondisi kesehatan, keamanan dan


penghindaran terhadap bencana alam

c.

Kondisi pendidikan yang baik menyebar luaskan ilmu dan kesadaran terhadap hidup yang
sehat

d.

Kondisi sanitasi yang baik menciptakan lingkungan tempat tinggal yang baik.
Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu demografi. Berbagai aspek

perilaku manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonimi, dan geografi. Meliputi didalam Demografi
ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk setiap waktu akibat
kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat
secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan,
kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :


Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran
tinggi, menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.
a.

Pada keadaan I

Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih alami
tingkat kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga kesehatan
dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian penyakit tinggi
sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra intervensi/pembangunan).
b.

Pada keadaan II

Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi,
misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi makin
membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga kesehatan
semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi angka kematian
menurun (akibat kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju
pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada periode tahun 1970 sampai 1980
dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun.
c.

Pada keadaan III

Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk, maka
sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka turunnya tingkat
kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk menjadi tidak
tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan penduduk indonesia periode 1980
sampai 1990 yang turun menjadi 1,85 %.
d.

Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka akan

mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia sedang
menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah sangat rendah atau tanpa
pertumbuhan. Demikian lah gambaran transisi demografi yang dapat dipercepat dengan
peningkatan pembangunan terutama bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kb.
B.

Tahap-tahap Transisi Demografi


Menurut blacker (1947) ada 5 tahap dalam teori transisi demografi,dimana khususnya

phase 2 dan 3 adalah tahap transisi.


Tahap-tahap dalam transisi demografi yaitu :
1.

Tahap stasioner tinggi

Tingkat kelahiran: tinggi


Tingkat kematian: tinggi
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: eropa abad 14
2.

Tahap awal perkembangan

Tingkat kelahiran: tinggi (ada budaya pro natalis)


Tingkat kematian: lambat menurun
Pertumbuhan alami: lambat
Contoh: india sebelum Perang Dunia II
3.

Tahap akhir perkembangan

Tingkat kelahiran: menurun


Tingkat kematian: menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: cepat
Contoh: australia, selandia baru tahun 30an.
4.

Tahap stasioner rendah

Tingkat kelahiran: rendah


Tingkat kematian: rendah
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: perancis sebelum pd ii
5.

Tahap menurun

Tingkat kelahiran: rendah


Tingkat kematian: lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: negatif
Contoh: jerman timur & barat tahun 75
Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi negaranegara berkembang. Bila di eropa, penurunan mortalitas lebih dikarenakan pembangunan sosio
ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara-negara berkembang lebih karena
pengaruh faktor-faktor lain seperti: peningkatan pemakaian kontrasepsi, peningkatan perhatian
pemerintah, modernisasi, pembangunan dll.

E.

MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA


Masalah kependudukan di Indonesia antara lain :

1.

Jumlah dan pertumbuhan penduduk


Orang pertama yang mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas Robert
Melthus yang hidup pada tahun 1886-1824 dalam edisi pertamanya Essay on population tahun
1798 Melthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu penduduk seperti bahan makanan
adalah penting bagi kehidupan manusia dan nafsu manusia tidak dapat tertahan dan tidak terbatas
atas dua hal tersebut dia mengemukakan pendapatnya bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih
cepat dari pertumbuhan bahan makanan. Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu jumlah
penduduk meningkat secara geografis (deret ukur) sedangkan kebutuhan hidup kian meningkat
secara alat arit matika (deret hitung), akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang
besar antara jumlah penduduk dan kebutuhan hidup.
Sementara pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15% pertahun hingga
2,49% pertahun. Tingkat pertumbuhan penduduk seperti itu dipengaruhi oleh tiga faktor utama
yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi).

Peristiwa kelahiran di suatu daerah menyebabkan perubahan jumlah dan komposisi


penduduk, sedangkan peristiwa kematian dapat menambah maupun mengurangi jumlah
penduduk di suatu daerah. Mengurangi bagi yang ditinggalkan dan menambah bagi daerah yang
didatangi. Selain penyebab langsung seperti kelahiran, kematian dan migrasi terdapat penyebab
tidak langsung seperti keadaan social, ekonomi, budaya, lingkungan, politik dsb. Pertumbuhan
penduduk seperti dikemukakan di atas dapat dikatakan terlalu tinggi karena dapat menimbulkan
berbagai persoalan. Jadi apabila pertubuhan penduduk di Indonesia tahun 1990 sebesar 2,15%
pertahun diperlukan investasi sebesar 2,15 kali 4 sama dengan 8,6% pertahun. Sedangkan tingkat
pertumbuhan GNP di Indonesia pada tahun yang sama hanya mencapai 4% pertahun. Defisit
antara kemampuan dan kebutuhan sebesar 8,6%-4%=4% ditutup pinjaman dari luar negeri.
2.

Persebaran dan kepadatan penduduk.


Permasalahan yang muncul adalah tidak meratanya kepadatan penduduk antar daerah di
Indonesia, secara ekonomi permasalahan yang muncul dari kondisi ini adalah rendahnya
produktifitasnya daerah dengan kepadatan penduduk yang rendah.

a.

Stuktur umur penduduk


Umur dan jenis kelamin merupakan karakteristik penduduk utama, pengelompokan penduduk
berdasarkan dua karakteristik tersebut selalu diperlukan dalam menganalisis data. Melalui
analisis komponen penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin disuatu daerah atau Negara
dapat dihitung berbagi perbandingan atau rasio antara lain rasio jenis kelamin waktu lahir atau
sex rasio birth, rasio ibu dan anak (wild women ratio) dan rasio beban ketergantungan
(dependenty ratio). Komposisi penduduk di Indonesia termasuk dalam model ekposive atau
umur muda mengandung masalah penyediaan lapangan kerja pendidikan dan beban kelompok
produktif.

b.

Kelahiran dan kematian


Kelahiran adalah ukuran tingkat kelahiran yang digunakan dalam perhitungan proyeksi adalah
angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) dan angka kelahiran menurut umur atau Age
Specificity Fertility Rate (ASFR) .
Kematian adalah ukuran tingkat kematian yang digunakan dalam perhitungan proyeksi adalah
angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR), Karena IMR merupakan salah satu
indikator yang penting yang mencerminkan derajat kesehatan masyarakat.Di samping itu IMR

dapat di pakai sebagai alat monitoring situasi kependudukan sekarang maupun sebagai alat untuk
mengidentifikasi kelompok umur penduduk tertentu yang mempunyai resiko kematian tinggi.

INDIKATOR KESEHATAN PEREMPUAN

A.

Pendidikan
Kemiskinan mempengaruhi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Kesempatan
untuk sekolah tidak sama untuk semua orang tetapi tergantung dari kemampuan membiayai.
Dalam situasi kesulitan biaya biasanya anak laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki dianggap
sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga.
Dalam hal ini bukan indikator kemiskinan saja yang berpengaruh tetapi juga gender
berpengaruh pula terhadap pendidikan, tingkat pendidikan ini mempengaruhi tingkat kesehatan.
Orang yang berpendidikan biasanya mempunyai pengertian yang lebih besar terhadap masalahmasalah kesehatan dan pencegahannya, minimal dengan mempunyai pendidikan yang memadai
seseorang dapat mencari uang, merawat diri sendiri dan ikut serta dalam mengambil keputusan
dalam keluarga dan masyarakat.
Pendidikan berpengaruh kepada sikap seseorang terhadap kesehatan, rendahnya
pendidikan membuat kurang peduli terhadap kesehatan. Mereka tidak mengenal bahaya atau
ancaman kesehatan yang mungkin terjadi terhadap diri mereka.Sehingga walaupun sarana yang
baik tersedia mereka kurang dapat memanfaatkan secara optimal karena rendahnya pengetahuan
yang mereka miliki. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung pada kualitas pendidikan,
dengan demikian program pendidikan mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi
bangsa.
a)

Angka melek huruf :


Sampai tahun 2004, persentase perempuan yang melek huruf terus mengalami

peningkatan, meskipun persentasenya masih lebih rendah dari laki-laki. Secara rasional angka
melek huruf sudah mencapai 87,9%, pada laki-laki sebesar 92,3% dan pada perempuan sebesar
83.5%.
b)

Rata-rata lama sekolah :


Tahun efektif bersekolah pada umur 15 tahun sebesar 7.09% dimana pada laki-laki 7,62%

dan perempuan 6,57%. Angka ini akan menunjukkkan bahwa secara rata-rata pendidikan
penduduk mencapai jenjang pendidikan kelas I SLTP.

c)

Jenjang pendidikan yang telah ditamatkan :


Pada tahun 2003 penduduk usia lebih dari 10 tahun yang berpendidikan SLTP hanya

sebanyak 36,21%, pada laki-laki sebesar 39.87% dan pada perempuan 32.57%. Kondisi ini
menunjukkan bahwa taraf pendidikan perempuan belum setara dengan laki-laki, hal ini
dikarenakan terbentuk kontruksi yang terbentuk dari masyarakat. Pendidikan yang tinggi
dipandang perlu bagi kaum wanita untuk meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang
menyangkut masalah kesehatan sendiri.
Seorang wanita yang lulus dari perguruan tinggi akan lebih mudah mendapatkan
pekerjaan dan mampu berprilaku hidup sehat bila dibandingkan dengan seorang wanita yang
memiliki pendidikan rendah. Meningkatnya pendidikan berdampak pada pengalaman dan
wawasan yang semakin luas, pendidikan dapat meningkatkan status sosial dan kedudukan
seorang perempuan didalam masyarakat sehingga perempuan dapat meningkatkan aktifitas
sehari-hari maupun aktifitas sosialnya. Menurut profil klasifikasi perempuan diberbagai negara
menunjukkan bahwa pendidikan, pekerjaan dan kesehatan perempuan Indonesia dinilai sangat
buruk.

C.

Usia harapan hidup


Usia harapan hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia di dunia.
Usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Harapan hidup penduduk
Indonesia mengalami peningkatan jumlah dan proporsi sejak 1980. Harapan hidup perempuan
adalah 54 tahun pada 1980, kemudian 64,7tahunpada 1990, dan 70 tahunpada 2000.
Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa

implikasi

bertambahnya jumlah lansia. Berdasarkan data, wanita Indonesia yang memasuki masa
menopause saat ini semakin meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah itu sebagai akibat
bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup diiringi
membaiknya derajat kesehatan masyarakat.
Hal-hal yang berpengaruh penting pada kelangsungan hidup yang lebih lama
Penyebab panjangnya umur manusia, diluar soal takdir tentunya, tergantung dari beberapa factor
(Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, ahligiziInstitutPertanian Bogor), yaitu:

Pola Makan

Penyakit bawaan dari lahir, mereka yang diberi berkah oleh Tuhan Yang Maha Kuasa
untuk menjalani hidup lebih panjang adalah orang-orang yang terkait dengan rendahnya
penyakit degeneratif. Yaitu penyakit-penyakit yang mengancam kehidupan manusia,

D.

seperti penyakit kanker, jantung koroner, diabetes dan stroke.


Lingkungan tempat tinggal
Strees atau Tekanan
AKI (Angka kematian ibu )
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau
selama 42 hari sejakterminasikehamilantanpamemandang lama dantempatpersalinan,
yang

disebabkankarenakehamilannyaataupengelolaannya,

danbukankarenasebab-

sebablain, per 100.000 kelahiranhidup.

Angka kematian ibu merupakan indikator kesehatan yang cukup penting. Angka
kematian ibu diketahui dari jumlah kematian karena kehamilan, persalinan dan ibu nifas
per jumlah kelahiran hidup di wilayah tertentu dalam waktu tertentu.

Angka Kematian Ibu mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan
dan melahirkan yang dipengaruhi oleh : keadaan sosial ekonomi dan kesehatan
menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, serta
tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal

dan obstetric.
2. Kegunaan
Informasimengenaitingginya

MMR

peningkatankesehatanreproduksi,
yang

amanbebasrisikotinggi

peningkatanjumlahkelahiran

akanbermanfaatuntukpengembangan

program

terutamapelayanankehamilandanmembuatkehamilan
(making
yang

pregnancy

safer),

program

dibantuolehtenagakesehatan,

penyiapansistimrujukandalampenanganankomplikasikehamilan,
penyiapankeluargadansuamisiagadalammenyongsongkelahiran,
semuanyabertujuanuntukmengurangiAngkaKematianIbudanmeningkatkanderajat
kesehatanreproduksi.
3.

Cara Menghitung

yang

mudiankematianibudapatdiubahmenjadirasiokematianibudandinyatakan
kelahiranhidup,

per

100.000

denganmembagiangkakematiandenganangkafertilitasumum.

Dengancarainidiperolehrasiokematianibu kematian maternal per 100.000 kelahiran


4.

Rumus
Dimana:
JumlahKematianIbu

yangdimaksudadalahbanyaknyakematianibu

disebabkankarenakehamilan,

persalinansampai

padatahuntertentu, di daerahtertentu.
JumlahkelahiranHidupadalahbanyaknyabayi

yang

42

yang

harisetelahmelahirkan,

lahirhiduppadatahuntertentu,

di

daerahtertentu.
Konstanta =100.000 bayilahirhidup.
Contoh
Berdasarkan data SDKI 2002 - 2003, AngkaKematianIbuatau Maternal Mortality
Ratio(MMR) di Indonesia untukperiode tahun1998-2002, adalahsebesar 307 per 100.000
kelahiranhidup.
5.

Keterbatasan
AKI sulitdihitung, karenauntukmenghitung AKI dibutuhkansampel yang besar,
mengingatkejadiankematianibuadalahkasus
jarang.Olehkarenaitukitaumumnyadignakan

yang
AKI

yang

telahtersediauntukkeperluanpengembanganperencanaan program.
E.

Tingkat kesuburan
Begitubanyakpasangansuamiistri

yang

sangatmenginginkankehadiransibuahhatinamunbelumjugadikarunianiseoranganak.Banyak
darimereka

yang

mengikutibeberapa

pula

program

gunamengharapkanterjadinyasuatukehamilan.Kemandulanatauketidaksuburansering

kali

hanyadituduhkankepihakwanita, padahalpihakpriajugamemilikifaktorpenyebabnya.
Namundisinikitatidakakanmembahastentanghaltersebut.

Kita

hanyamembedahseputarmasalahmasasuburwanita

yang

biasanyadijadikantolakukuruntukpasangansuamiistrimelakukankegiatanseksualdenganharapanter
jadisuatukehamilan.
Masasuburadalahsuatumasadalamsiklusmenstruasiperempuandimanaterdapatseltelur

yang

matang

yang

siapdibuahi,

sehinggabilaperempuantersebutmelakukanhubunganseksualmakadimungkinkanterjadikehamilan.
Siklusmenstruasidipengaruhiolehhormonseksperempuanyaituesterogendanprogesteron.H
ormon-hormoninimenyebabkanperubahanfisiologispadatubuhperempuan
dapatdilihatmelaluibeberapaindikatorklinisseperti,

perubahansuhu

yang
basal

tubuh,

perubahansekresilendirleherrahim (serviks), perubahanpadaserviks, panjangnyasiklusmenstruasi


(metodekalender) danindikator minor kesuburansepertinyeriperutdanperubahanpayudara.
Denganmengetahuimasasubur,
iniakanbermanfaatbagipasangan

yang

bermasalahdalammendapatkanketurunan, yaitudengancara:

Menilaikejadiandanwaktuterjadinyaovulasi

Memprediksikanhari-harisubur yang maksimum

Mengoptimalkanwaktuuntukmelakukanhubunganseksualuntukmendapatkankehamilan

Membantumengindentifikasisebagianmasalahinfertilitas.
Faktamembuktikanbahwawanita

yang

sedangdalammasasuburbiasanyabersikaplebihtajamterhadapwanita
(sekitarhari

ke-12

sampai

perasaaninginbersaingdenganwanitalainsemakintinggi.

21

lain.

Padasaatovulasi
siklusmenstruasi)
Padamasaovulasi,

wanitaseringmemberikankomentar yang burukketikadimintaipendapattentangwanita lain.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Masalah kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam pembangunan suatu

negara karena dapat menghambat pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Dengan
persebaran penduduk yang lebih merata dimaksudkan untuk membantu mengurangi berbagai
beban sosial, ekonomi dan lingkungan yang ditimbulkan akibat tekanan kepadatan penduduk
yang semakin meningkat. Di samping itu persebaran penduduk yang lebih merata juga
dimaksudkan untuk membuka dan mengembangkan wilayah baru guna memperluas lapangan
kerja dan memanfaatkan sumber daya alam sehingga lebih berhasil guna. Jumlah penduduk
yang lebih sedikit akan mempermudah pemerintah untuk meningkatkan derajat hidup, kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan demikian hasil pembangunan dapat dinikmati

oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di wilayah yang berkepadatan tinggi maupun di wilayah
baru.
B.

Saran
Penulis berharap banyaknya tersedia literature di perpustakaan pusat demi kelancaran

pembuatan makalah selanjutnya. Penulis memohon kritik dan Saran dari pembaca demi
kesempurnaan pembuatan makalah di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber:

: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/konsep-kependudukan-di-

indonesia_1675.html#ixzz321HGeQMV

Biran Afandi.1991. Kontrasepsi, Keluarga Berencana, Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina


Pustaka, Sarwono Prawiroharjo.
BKKBN.Gerakan Keluarga Berencana Nasional.Jakarta:1998.
BKKBN.Kependudukan KB dan KIA.Bandung Balai Litbang.1999.
http://warnawarnidina.blogspot.com/2010/10/kependudukan-dan-mobilitas-sosial.html [diakses
21 MARET 2011].
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/83/115/.
http://www.hprory.com/transisi-demografi/(bahan kuliah dan makalah kesehatan).

Anda mungkin juga menyukai