Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

BIDAN PRAKTIK MANDIRI IMPIAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan

Disusun Oleh:

Afnita Lutfiyani Ivo Urwah

Ari Sinta Rahma Muzayannah Ramadhani

Aura Afifah Rahmadini Nailah Mazaya

Dea Aulia Yuliana Dwi Setianingrum

Deisy Anterlanha Yuni Indrawati

Kelas : III B REGULER

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2015


1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Bidan Praktik Mandiri Impian.
Dalam penyusunan makalah ini, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada
para pembaca pada umumnya dan kami khususnya.

Bekasi, September 2015

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... .......... 4

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................7

2.1 Pelayanan Kebidanan Mandiri ...........................................................................7


2.2 Prinsip Dasar .....................................................................................................7
2.3 Kiat dalam Mengelola Usaha Mandiri ................................................................9
2.4 Manajemen ....................................................................................................... 11
2.5 Kepemimpinan Mandiri .....................................................................................12
2.6 Desain Jasa Pelayanan Kebidanan Mandiri ........................................................13
2.7 Langkah Pemasaran Jasa Pelayanan Kesehatan Mandiri .................................... 14
2.8 Menetapkan Tarif Layanan ................................................................................15
2.9 Membangun Kemitraan dan Kepercayaan Konsumen dan Masyarakat ..............15

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................16

3.1 Profil Bidan ................................................................................................................... 16

3.2 Kiat Mengelola Usaha ...................................................................................................17

3.3 Manajemen .................................................................................................................... 19

3.4 Kepemimpinan ...............................................................................................................26

3.5 Desain Jasa dan Langkah Pemasaran ........................................................................... 28

3.6 Tarif .............................................................................................................................. 30

3.7 Kemitraan dengan Konsumen ...................................................................................... 31

BAB IV KESIMPULAN .................................................................................................... 35


3
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ..............;.............................................................................................36

LAMPIRAN .......................................................................................................................... 37

4
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kebidanan mandiri merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan


yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga
yang berkualitas. Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai
dengan kewenangan yang diberikan dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak
dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia, dan sejahtera. Dalam menjalankan
praktik bidan mandiri ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu Kepatuhan
terhadap Aturan dan Hukum, Etika Profesi, Profesionalisme dan Keahlian, Orientasi
Pelayanan dan Tanggung jawab Sosial, Kesinambungan Usaha, Sinergi dan Kerjasama,
Pengembangan Bertahap, Business is Business (memisahkan usaha dengan pribadi).

Setelah memahami prinsip dasar diperlukan kiat-kiat dalam mengelola usaha mandiri
yaitu : Semangat Kerja Keras, disiplin, Daya tahan dan daya juang, Orientasi tinggi terhadap
hasil (achievement orientation), Keberanian mengambil resiko yang diperhitungkan, Berfikir
jau kedepan, kerjasama tim, kreatif, Belajar terus menerus. Pada bab-bab selanjutnya akan
membahas pelayanan kebidanan mandiri secara menyeluruh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pelayanan kebidanan mandiri ?


2. Apa saja prinsip dasar dalam menjalankan praktik bidan mandiri ?
3. Apa saja kiat-kiat dalam mengelola usaha mandiri ?
4. Apa yang dimaksud dengan manajemen ?
5. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan mandiri ?
6. Bagaimanakah karakteristik dari jasa pelayanan kebidanan ?
7. Bagaimana Desain Jasa Pelayanan Kebidanan Mandiri ?
8. Bagaimana Langkah Pemasaran Jasa Pelayanan Kesehatan Mandiri ?
9. Bagaimanakah cara Menetapkan Tarif Layanan ?
10. Bagaimanakah cara Membangun Kemitraan dan Kepercayaan Konsumen dan
Masyarakat ?

5
1.3 Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa dapat mengetahui Apa yang dimaksud dengan pelayanan


kebidanan mandiri.
2. Mahasiswa dapat mengetahui Apa saja prinsip dasar dalam menjalankan
praktik bidan mandiri.
3. Mahasiswa dapat mengetahui Apa saja kiat-kiat dalam mengelola usaha
mandiri.
4. Mahasiswa dapat mengetahui Apa yang dimaksud dengan manajemen.
5. Mahasiswa dapat mengetahui Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan
mandiri.
6. Mahasiswa dapat mengetahui Bagaimanakah karakteristik dari jasa
pelayanan kebidanan.
7. Mahasiswa dapat mengetahui Bagaimana Desain Jasa Pelayanan
Kebidanan Mandiri.
8. Mahasiswa dapat mengetahui Bagaimana Langkah Pemasaran Jasa
Pelayanan Kesehatan Mandiri.
9. Mahasiswa dapat mengetahui Bagaimanakah cara Menetapkan Tarif
Layanan.
10. Mahasiswa dapat mengetahui Bagaimanakah cara Membangun Kemitraan
dan Kepercayaan Konsumen dan Masyarakat.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pelayanan Kebidanan Mandiri

Pengertian

Pelayanan kebidanan mandiri merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan


yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga
yang berkualitas.

Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan
kewenangan yang diberikan dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam
rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia, dan sejahtera. Kewenangan bidan dalam
menjalankan praktik mandiri mencakup :

Pelayanan kebidanan yang ditujukan kepada ibu dan anak


Pelayanan keluarga berencana
Pelayanan kesehatan masyarakat

2.2 Prinsip Dasar


Dalam menjalankan praktik bidan mandiri ada beberapa prinsip dasar yang
perlu diperhatikan :

1. Kepatuhan terhadap Aturan dan Hukum

Profesi bidan merupakan profesi yang diatur melalui beberapa ketentuan dan
peraturan pemerintahan. Ketidakpatuhan terhadap aturan pada prakteknya mungkin tidak
terasa tetapi mengandung resiko terutama bila terjadi masalah dalam pelayanan kepada
konsumen dan konsumen mempermasalahkannya dengan mengajuka tuntutan hukum. Bila
hal ini terjadi dampaknya akan terasa dalam jangka panjang, terutama dari segi reputasi dan
nama baik. Pengaturan dilakukan terhadap :

Registrasi
Lingkup pelayanan kesehatan yang diijinkan
Kewenangan yang diberikan kepada bidan

7
Penyelenggaraan praktik bidan, seperti tempat dan ruangan praktik,
perlengkapan dan peralatan kesehatan, sampai kelengkapan administrasi.

2. Etika Profesi

Setiap pelayanan profesi individual yang dilakukan secara mandiri umumnya


dilandasi oleh etika profesi untuk memastikan standar pelayanan diberikan secara optimal
dan menghindari malpraktek. Oleh karenanya bidan perlu memegang teguh etika profesi
sebagai landasan dalam menjalankan usahanya. Janganlah kita mempertaruhkan usaha jangka
panjang hanya untuk keuntungan jangka pendek semata-mata.

Demikian pula janganlah pula kita mengalahkan dan melawan hati nurani demi
materi.

3. Profesionalisme dan Keahlian


Jasa pelayanan kebidanan sangat mengandalkan pada keahlian dan ketrampilan
bidan dalam memberikan pelayanan terutama karena sifat pelayanan mengandung
resiko tinggi dan sangat sensitif. Kehandalan dalam pelayanan yang didasarkan
pada keahlian dan profesionalitas sangat diperlukanoleh karenanya langkah awal
bagi seorang bidan adalah memastikan keahliannya sudah memenuhi syarat dan
standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
konsumen . peningkatan pengetahuan dan ketrampilan terus menerus adalah jalan
untuk mendapatkan keberhasilan usaha. Semua usaha kebidanan yang berhasil
selalu mengandalkan keahlian bidan.sebaik apapun fasilitas yang disediakan,
promosi yang gencar dilakukan, akan tidak berguna bila keahlian bidan terbatas.

4. Orientasi Pelayanan dan Tanggung jawab Sosial


Pelayanan kebidanan sangat berorientasi pada pelayanan sosial. Oleh karenanya
harus diupayakan untuk tidak mengedepankan orientasi komersial belaka.

5. Kesinambungan Usaha
Walaupun sangat berorientasi pada pelayanan sosial, pelayanan kebidanan tetap
harus memperhatikan kesinambungan usaha. Prinsip kesinambungan usaha
dilakukan melalui proses manajemen yang efisien dan efektif. Kesinambungan

8
usaha ini perlu diperhatikan karena pelayanan kebidanan merupakan usaha yang
mengandalkan kepercayaan masyarakat konsumen. Dan kepercayaan konsumen
yang merupakan dasar bagi kesinambungan usaha adalah buah dari sebuah proses
yang panjang, bukan proses instan.

6. Sinergi dan Kerjasama


Pelayanan kebidanan mandiri telah ditetapkan batas kewenangan yang bisa
diberikan. Dilain sisi kebutuhan masyarakat konsumen terhadap pelayanan
kebidanan bisa saja diluar kewenangan dan kemampuan yang dimiliki oleh
individu bidan. Oleh karenanya kemampuan untuk melakukan sinergi dan
kerjasama dengan lembaga atau organisasi lain yang mendukung sangat penting.
Misalnya dokter, rumah sakit yang bisa menjadi rujukan saat bidan menangani
pasien yang tidak dapat ditangani sendiri. Bahkan bidan lainpun sebaiknya
diperlakukan sebagai mitra kerja yang mungkin suatu saat dibutuhkan bantuannya,
walaupun mereka adalah pesaing. Pesaing bukanlah musuh yang perlu dijauhi.

7. Pengembangan Bertahap
Karena pelayanan kebidanan memerlukan keahlian dan sumber daya yang cukup
besar, usaha pelayanan kebidanan inisebaiknya dilakukan melalui proses
pengembangan secara bertahap yang direncanakan secara sistematis. Melalui
perencanaan yang sistematis memungkinkan bidan meraih keberhasilan.

8. Business is Business (memisahkan usaha dengan pribadi)


Keberhasilan dalam usaha mandiri dan keberlangsungan usahanya menuntut
kemampuan untuk bisa memisahkan dan memberi batasan jelas antara usaha
dengan pribadi. Misalnya dalam pengelolaan keuangan, penggunaan fasilitas dsb.
Seringkali banyak usaha yang gagalkarena pencampur-adukan kedua wilayah
ini.

2.3 Kiat dalam Mengelola Usaha Mandiri

1. Semangat Kerja Keras


Memberikan komitmen penuh untuk mengerahkan seluruh energi, waktu,
perhatian, kemampuan yang diperlukan untuk membuat usaha berhasil.

9
Untuk membuka praktik bidan mandiri ternyata tidak bisa hanya memberikan
setengah perhatian. Pengalaman bidan-bidan yang telah berhasil menunjukkan
mereka berhasil membangun usaha praktiknya setelah mereka melepaskan
pekerjaan lainnya dan sepenuhnya berkonsentrasi serta fokus pada praktik
bidannya, serta memulainya dari awal secara bertahap, seperti petani yang
menggarap sawahnya mulai dari menyemai bibit, seterusnya sampai panen.

2. Disiplin
Kemampuan untuk bekerja sesuai dengan jadwal dan target yang telah ditetapkan.
Apabila kita telah memustukan untuk membuka praktik mandiri maka kita harus
disiplin dengan janji dan komitmen kepada masyarakat, seperti disiplin terhadap
waktu dan hari praktik yang telah dijanjikan. Demikian pula dalam pengelolaan
keuangan dibutuhkan disiplin tinggi dalam mengalokasikan pendapatan yang
diperoleh.

3. Daya tahan dan daya juang


Kemampuan untuk bertahan, menghadapi hambatan, tantangan, kesulitan tanpa
kenal menyerah. Kepercayaan masyarakat diperoleh melalui daya juang dan
kekuatan untuk menghadapi hambatan, terutama pada awal-awal dan perintisan
usaha.

4. Orientasi tinggi terhadap hasil (achievement orientation)


Memiliki keinginan tinggi untuk bekerja sampai menghasilkan sesuatu sesuai
dengan yang diharapkan, apapun tantangannya. Seluruh upaya diarahkan untuk
mencapai sasaran/hasil yang diinginkan.

5. Keberanian mengambil resiko yang diperhitungkan


Kemauan dan kemampuan untuk mengambil tindakan, keputusan dengan
pertimbangan matang dan resiko yang telah diperhitungkan.

6. Berfikir jau kedepan


Mampu mengantisipasi perkembangan situasi pada masa yang akan datang dan
bereaksi lebih awal.

10
7. Kerjasama tim
Kemampuan dam kemauan berkerjasama dalam tim/kelompok, siap mendengarka,
belajar dari orang lain, sehingga setiap orang yang terlibat merasa terlibat dan
termotivasi. Hal ini penting mengingat dalam pekerjaannya bidan mungkin akan
memerlukan bantuan dan kerjasama dengan pihak, agar dapat memberikan
pelayanan yang optimal.

8. Kreatif
Mudah menghasilakan dan menerima ide baru dan memiliki kemauan tinggi untuk
mencoba ide baru tersebut.

9. Belajar terus menerus


Kemampuan dan motivasi tinggi untuk terus belajar, mengambil hikmah dan
pelajaran dari setiap aktivitas/langkah yang diambil untuk perbaikan dan
peningkatan.

2.4 Manajemen

Secara umum manajemen adalah proses mencapai tujuan yang telah ditentukan
bersama dan melalui orang lain.

Proses Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan maka proses manajemen terdiri dari:
Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengendalian.

1. Perencanaan

Perencanaan adalah proses yang menghasilkan suatu uraian rinci dan langkah tentang
langkah-langkah yang akan dilakukan/dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Hasil dari proses
perencanaan adalah rencana (Plan).

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah pengaturan dan pengalokasian sumber daya agar semua


langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam rencana dapat dilaksanakan secara terpadu,
11
efisien dan efektif. Pengorganisasian menentukan siapa mengerjakan apa dan bagaiman
masing-masing fungsi dihubungkan dan dikoordinasikan. Sehingga proses pengorganisasian
menghasilkan :

Kejelasan fungsi, tanggung jawab dan wewenang dari setiap


bagian/unit/orang yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan.
Kejelasan proses koordinasi dan komunikasi diantara fungsi-fungsi.
Biasanya hasil tersebut tercermin dalam bentuk struktur organisasi.
3. Pengarahan dan Pelaksanaan

Proses pengarahan dan pelaksanaan merupakan proses melaksanakan rencana melalui


pemberian pengarahan, memimpin, memotivasi, dan komunikasi agar rencana dapat
terlaksana dengan baik.

4. Pengendalian

Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa pelaksanaan telah dijalankan


dan tujuan tercapai. Prosesnya mencakup aktivitas memonitor, mengevaluasi dan mengambil
tindak lanjut untuk menghindari penyimpangan terhadap rencana.

2.5 Kepemimpinan Mandiri

Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktifitas orang dan (individu atau
kelompok) untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Proses dalam kepemimpian yaitu :
Pemimpin, Orang lain dan Faktor situasi.

Konteks kepemimpinan bagi bidan dapat diartikan : pemimpin bagi diri sendiri dan
pemimpin bagi masyarakat dilingkungan.

Ciri-ciri karakter pemimpin yang efektif :


Memiliki kemampuan untuk merealisasikan pekerjaan
Memiliki kemampuan integritas yang tinggi

Karakteristik Jasa Pelayanan Kebidanan


1. Tak berwujud

Pelayanan kebidanan adalah pelayanan jasa yang tidak berwujud, dalam arti tidak
dapat dilihat, dirasakan, dan dicicipi sebelum dibeli.
12
2. Tak dapat dipisahkan

Jasa pelayanan kebidanan tak dapat dipisahkan diantara pemberi jasa dan penerima
jasa.

3. Keanekaragaman

Keanekaragaman jasa kebidanan sangat bergantung dengan siapa yang memberikn


jasa tersebut. Contohnya pelayanan kebidanan akan sangat berbeda jika dilakukan oleh bidan
berpengalaman dan bidan baru lulus.

4. Tidak tahan lama

Jasa pelayanan kebidanan tidak dapat disimpan untuk diberikan atau digunakan
dikemudian hari. Contohnya saat ini ibu hamil ingin bersalin, lalu bidan memberikan
pelayanan pertolongan persalinan. Jasa tersebut didapatkan ibu tersebut hanya saat itu dan
tidak dapat disimpan untuk hari lain.

2.6 Desain Jasa Pelayanan Kebidanan Mandiri

Proses mendisain jasa pelayanan kebidanan adalah proses menentukan dan


memutuskan jenis dan atribut pelayanan kebidanan apa saja yang dapat dan akan diberikan
pada suatu periode tertentu.

Dengan menentukan disain jasa pelayanan yang akan kita berikan dapat membantu
kita untuk menentukan fokus dalam langkah-langkah persiapan yang harus dilakukan, selain
itu, tujuan lain dalam mendesain jasa pelayanan kebidanan adalah sebagai berikut :

Memudahkan persiapan sumber daya


Melatakkan harapan konsumen secara tepat
Memudahkan pengembangan jasa pelayanan

2.7 Langkah Pemasaran Jasa Pelayanan Kesehatan Mandiri

Dalam melakukan sebuah pemasaran jasa pelayanan kesehatan mandiri, diperlukan


langkah-langkah yang telah direncanakan terlebih dahulu, yaitu :

Memahami konsumen serta kebutuhan dan keinginannya


13
Menentukan disain pelayanan dan atribut pelayanan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan konsumen pengguna jasa
Mempromosikan jasa
Pemilihan lokasi

2.8 Menetapkan Tarif Layanan

Tarif layanan atau secara singkat sering disebut harga secara sederhana dapat
diartikan sebagai sejumlah uang yang ditagihkan terhadap suatu produk atau suatu jasa yant
diberikan. Jumlah tersebut merupakan nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat
karena memiliki barang atau menikmati dan menggunakan jasa pelayanan yang diberikan.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menetapkan harga :

a. Faktor internal
Sasaran yang ingin dicapai. Misalnya untuk mendapatkan konsumen
sebanyak mungkin sehingga menjadi penyedia pelayanan kebidanan yang
utama, untuk menciptakan citra pelayanan yang berkualitas, dsb.
Biaya
b. Faktor eksternal
Persepsi konsumen terhadap harga dan nilai
Kemampuan dan daya beli konsumen
Biaya, harga dan tawaran penyedia pelayanan kebidanan lainnya (pesaing)
Pertimbangan lain, seperti kondisi ekonomi, pertimbangan sosial, dsb

2.9 Membangun Kemitraan dan Kepercayaan Konsumen dan Masyarakat


1. Identifikasi potensi mitra pelayanan

Mitra pelayanan adalah semua pihak baik institusi/lembaga formal dan nonformal
maupun perorangan/individu yang ada dalam masyarakat yang memiliki potensial dan
kemampuan untuk mendukung bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
konsumen dan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Membina hubungan dan mendayagunakan potensi mitra pelayanan


14
Sejalan dengan salah satu tugas bidan dalam peran sebagai pelaksana, yaitu tugas
kolaborasi/kerjasama dan memberikan rujukan, maka pemahaman terhadap mitra pelayanan
dan kemampuan membina hubungan dengan mitra pelayanan berperanan penting untuk
mendukung keberhasilan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan mandiri.

3. Membangun kepercayaan konsumen dan masyarakat

Titik awal keberhasilan pelayanan kebidanan sangat ditentuka oleh besarnya


kepercayaan yang diberikan konsumen dan masyarakat terhadap individu bidan sebagai
penyedia jasa. Sesuai dengan karakteristik jasa pelayanan seperti telah dijelaskan terdahulu,
kepercayaan konsumen terbangun melalui proses pembentukan persepsi konsumen yang
memakan waktu panjang.

15
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Bidan

Menurut kelompok, untuk menjadi bidan impian dalam menjalankan praktiknya, yaitu
bidan harus memiliki sikap mampu melayani dengan tulus dan ikhlas, memiliki sikap sabar,
berani dalam menghadapi tantangan, dapat berkomunikasi dengan baik, tegas dan setia dalam
melayani kaum perempuan, bersikap ramah, penuh kasih sayang dan tidak membeda-bedakan
pasien dalam semua tindakan, bekerja dengan cepat, tepat dan terampil, tidak mudah putus
asa, dan profesional.

Bidan harus memiliki sikap mampu melayani dengan tulus, ikhlas, ramah, penuh
kasih sayang, sabar serta tidak membeda bedakan pasien. Karena, ketika bidan melayani
perempuan (klien), apalagi ketika seorang perempuan melahirkan, bidan harus selalu
mendampingi klien dengan berbagaimacam keadaan yang membutuhkan ketulusan,
keikhlasan dan kesabaran. Seperti siapapun pasiennya dan dari golongan manapun, ketika
pasien melahirkan mengalami kesakitan, bidan harus ikhlas di genggam tangannya dengan
kencang, terkadang ibu (klien) teriak dengan kencang, lalu mengalami hal-hal sensitif
lainnya. Bidan harus sabar, tulus dan ikhlas memberikan pertolongan dan perawatan kepada
perempuan (klien). Agar ibu (klien) tidak panik dalam menghadapi proses melahirkan, bidan
harus memotivasi ibu dengan ramah dan penuh kasih sayang. Sehingga melahirkan akan
lebih mudah dan menjadi sebuah proses yang menyenangkan bagi ibu (klien).

Bidan ideal memiliki keberanian dalam menghadapi tantangan, pandai dalam


berkomunikasi dan tidak mudah putus asa. Seperti ketika seorang bidan desa ingin menolong
pasien yang sudah masuk dalam tahap kegawatdaruratan, namun dalam masyarakat sekitar
ada beberapa kebudayaan yang melarang dan bertentangan dengan apa yang bidan harus
lakukan, maka seorang bidan harus berani advokasi untuk menghadapi masyarakat tersebut.
Agar keberanian bidan tidak sia sia, seorang bidan juga harus bisa berkomunikasi baik dan
meyakinkan masyarakat sekitar bahwa ia hanya ingin melakukan yang terbaik untuk klien
dan masyarakat di daerah tersebut. Apabila masyarakat masih sulit untuk menerima advokasi
tersebut, seorang bidan tidak boleh putus asa. Bidan harus segera mencari solusi lain.
Contohnya dengan melakukan pendekatan terhadap tetua desa, RT/RW atau orang orang
yang di percaya di desa tersebut. Sehingga dukungan akan datang dan masyarakat menjadi
yakin terhadap bidan tersebut.
16
Hal yang terpenting menurut kelompok, seorang bidan harus bekerja dengan cepat,
tepat, terampil dan profesional sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya. Karna, tugas
seorang bidan berhubungan dengan nyawa manusia. Contohnya persalinan adalah proses
yang normal. Namun sangat memiliki resiko tinggi untuk berubah menjadi kegawatdaruratan
hingga kematian. Ketika seorang bidan tidak bekerja dengan tepat seperti tidak menjaga
kebersihan alat alat untuk persalinan, bisa berdampak infeksi pada ibu (klien) hingga
kegawatdaruratan pun terjadi. Bidan harus bekerja terampil dan cepat dalam melakukan
pertolongan kegawatdaruratan. Seperti pemberian obat melalui vena, bidan harus cepat dan
terampil melakukannya. Ketika pasien datang dalam keadaan masih stabil namun ternyata
ada indikasi untuk dilakukannya operasi sesar untuk proses melahirkannya, bidan harus
profesional sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya. Bidan harus melakukan rujukan
ke rumah sakit yang menyediakan fasilitas operasi sesar. Sehingga ibu dan bayi bisa selamat
dan sehat.

Tidak hanya secara sikap terhadap klien, seorang Bidan juga harus memiliki
penampilang yang menarik dan rapi. Ia harus bisa menyesuaikan penampilan sesuai tempat
dan waktu ia berada. Disaat melayani pasien, ia harus selalu berpakaian rapi dan sopan
walaupun saat itu ia baru bangun tidur. Seorang Bidan juga harus dapat melakukan
manajemen waktu. Dia harus tahu saat dimana ia menjadi seorang Bidan, istri ataupun ibu
untuk anaknya. Ia harus menjadi seseorang yang adil dalam membagi waktu, jangan sampai
terjadi timpang tindih antar satu sama lain. Seperti tugas megurus rumah tangga yang
terlalaikan karena menjalani pofesi sebagai Bidan. Selain itu, tidak kalah pentingnya, seorang
Bidan juga harus taat beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sesibuk apapun itu, ia
usahakan untuk selalu menunaikan ibadahnya.karena bagaimanapun juga, pelayanan
kebidanan yang ia berikan tidak jauh dengan nyawa seseorang yang juga berkaitan dengan
Tuhan Yang Maha Esa.

3.2 Kiat Mengelola Usaha

Dalam membangun usaha Bidan Praktik Mandiri yang sukses, ada beberapa kiat
sukses yang harus dilakuka, diantaranya adalah :

Berpikir jauh ke depan

17
Seorang bidan dalam membangun suatu usaha harus memiliki planning kedepan agar
usaha yang di jalani akan terus berjalan bahkan berkembang semakin baik dan baik dari
sebelumnya. Contohnya ketika ia membangun sebuah BPM. Ia harus memikirkan mengenai
lokasi tempat BPM, apakah sudah banyak BPM di sekitar lokasi, kebutuhan masyarakat
sekitar sudah terpenuhi atau tidak, keadaan ekonomi dan budaya masyarakat sekitar dan
sebagainya. Sehingga, ia tahu apa yang sebaiknya ia lakukan untuk mengembangkan
usahanya.

Kreatif

Bidan harus berpikiran kreatif, sehingga menghasilkan inovasi baru yang berbeda
dengan bidan lainnya agar usaha dalam mengembangkan usaha praktiknya berjalan lancar.

Disiplin

Apabila kita ingin membuka usaha praktik, kita harus displin dalam mencapai planning
yang sudah di buat. Seperti disiplin waktu, disiplin terhadap janji dengan klien, displin dalam
pengelolaan keuangan dan dalam pengembangan usahanya.

Orientasi tinggi terhadap hasil

Bidan harus memiliki orientasi atau keinginan tinggi untuk mencapai hasil yang ia
harapkan. Ia harus memiliki target tinggi untuk menyelesaikan segala sesuatu yang sudah ia
kerjakan.

Semangat Kerja Keras

Semua orang yang ingin berhasil pasti ada semangat dan kerja keras yang megiringinya
termasuk bidan. Ia harus fokus dan semangat dalam menjalankan usahanya.

Keberanian mengambil resiko yang sudah diperhitungkan

Dalam mengembangkan usaha, bidan harus memiliki keberanian dalam mengambil resiko
yang sudah diperhitungkan.

Daya tahan dan daya juang

Sabar merupakan kunci utama dalam mengembangkan usaha. Terutama tantangan pada
awal perintisan usaha. Bidan harus memiliki sikap daya tahan dalam berjuang menghadapi
tantangan tersebut.
18
Memperbaharui Pengetahuan dan Skill

Semakin lama pengetahuan akan semakin berkembang. Maka sebaiknya bidan harus
selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan standar yang berlaku.

3.3 Manajemen

1. Perencanan

a. Target/sasaran

Dalam satu bulan :

- Mempromosikan usaha praktik bidan dalam desa atau sekitar tempat tersebut dengan
melalui kegiatan masyarakat desa tersebut seperti pengajian, ikut berbincang dalam
perkumpulan musyawarah warga.
- Memberikan tarif atau promosi untuk menarik pelanggan. Contohnya paket
pemeriksaan ibu hamil gratis untuk 15 pasien pertama.
- Memiliki target pasien secara keseluruhan 50 pasien. Dengan rincian 20 orang ibu
hamil, 15 orang ibu bersalin, 10 orang ibu dengan KB, dan 15 orang pasien imunisasi.

Dalam satu tahun :

- Usaha praktik bidan sudah diketahui oleh masyarakat sekitar. Sedang berjalan dalam
mempromosikan usahanya ke daerah daerah lain.
- Memiliki tempat praktik yang sudah lebih baik. Menambah ruangan tempat praktik
dan memenuhi kebutuhan tempat praktik yang awalnya kurang seperti tempat
melahirkan dengan posisi gravitasi.
- Membuat promosi yang berbeda dari sebelumnya. Ketika sudah memiliki modal yang
cukup, membuat spa gratis setelah melahirkan.
- Memiliki target pasien secara keseluruhan yaitu 1260 dalam setahun. Dengan rincian
30 ibu hamil, 25 ibu melahirkan, 20 ibu menggunakan KB, dan 30 bayi imunisasi.

b. kegiatan

Dalam satu bulan :

- Melakukan kelas senam ibu hamil

19
- Melakukan penyuluhan mengenai gizi ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, tanda
bahaya persalinan.

c. kebutuhan obat-obatan, peralatan, perlengakapan dalam satu bulan

Obat obatan :

- Asam Folat
- Vitamin C, A, B
- Kalsium
- Asam Mefenamat
- Amoxilin
- Fe
- Paracetamol
- MgSO4
- Kalsium Glukonas
- Nifedipin
- Metergin
- Oksitosin
- Vit K
- Salep mata
- Vaksin Hb0
- Vaksin BCG kering dan pelarutnya
- Vaksin Campak dan pelarutnya
- Vaksin Pentavalen
- Vaksin Polio
- Depo
- Cyclofem
- Pil KB
- Alkohol
- Nacl
- Betadine
- Dextrose
- Ringer laktat
- Asam asetat

20
- Aquabides

Peralatan dan perlengkapan :


- IUD Set
- Implan Set
- Kondom
- Spuit 0,5 cc, 3 cc, 5cc, 10 cc
- Partus set
- Hecting set
- Doppler dan gel
- Metlin
- Timbangan
- Tinggi badan
- Tensi meter
- Stetoskop
- Termometer
- Linset
- Kapas
- Kom kapas
- Bengkok
- Pispot
- Handscoon
- Kasa
- Infus set
- Kateter set
- Refleks hammer
- Tongue spatel
- Resusitasi set
- Tusuk lidi
- Micropore
- Alkohol swab
- Lampu ginekologi
- Baskom dan trolley
- Matras bumil
21
- Balon bumil

c. Perkiraan Pendapatan, Pemasukan, Pengeluaran


ASPEK KEUANGAN

1. Sumber Dana

Modal dari orang tua sebanyak Rp 25.000.000,00;


Tabungan pribadi Rp 5.000.000,00;
Jadi total keseluruhan modal adalah Rp 30.000.000,00.

2. Biaya Awal
ITEM DEBET KREDIT SALDO
PEMASUKAN
Biaya pribadi Rp.5.000.000,00

Biaya dari orangtua Rp.25.000.000,00

Total Rp.30.000.000,00

PENGELUARAN
Pembagian sarana dan Rp 5.000.000,00
prasarana
Perizinan ke Dinkes Rp 200.000,00
Biaya SIPB dan Rp 300.000,00
rekomendasi IBI
kepada bidan yang
bertugas
e Pembelian obat awal Rp 4.000.000,00

Alat-alat pemeriksaan Rp 10.000.000,00


(steril dan tidak steril)
Pembelian bahan habis Rp 7.000.000,00
pakai
Biaya listrik, air dan Rp 2.000.000,00
telepon
Alat-alat administrasi Rp 500.000,00
Biaya promosi BPB Rp 1.000.000,00
JUMLAH Rp 30.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 Rp 0,00

22
3. Neraca

Harta lancar : Rp 14.500.000,00


Harta tetap : Rp 15.500.000,00 +
Total harta : Rp 30.000.000,00

Modal sendiri : Rp 30.000.000,00 _

Modal yang dipinjam : Rp 0,00

4. Proyeksi Pendapatan

Keuntungan yang di ambil 50%.

No Jenis Pelayanan Tarif Keuntungan


1. Pelayanan ANC

Pelayanan ANC Rp. 62.000,00 Rp. 31.000.,00


Senam hamil Rp. 0,00 Rp. 0,00

Imunisasi TT Rp. 46.000,00 Rp. 23.000,00


2. Pelayanan Persalinan
Proses persalinan dan Nifas Rp. 1.031.000,00 Rp. 515.500,00

Kontrol Nifas Rp. 50.000,00 Rp. 25.000,00


3. Pelayanan Imunisasi

BCG Rp. 46.000,00 Rp. 23.000,00


Polio Rp. 46.000,00 Rp. 23.000,00
Hepatitis B Rp. 46.000,00 Rp. 23.000,00
DPT-HB Rp. 46.000,00 Rp. 23.000,00
Campak Rp. 46.000,00 Rp. 23.000,00
4. Pelayanan KB
Pil kombinasi Rp. 20.000 Rp. 10.000,00
KB suntik 1 bulan Rp. 46.000,00 Rp. 23.000,00
KB suntik 3 bulan Rp. 46.000,00 Rp. 23.000,00
IUD
Pasang IUD Rp. 185.000,00 Rp. 92.500,00
Kontrol IUD Rp. 30.000,00 Rp. 15.000,00
Lepas IUD Rp. 100.000,00 Rp. 50.000,00
Implan Rp. 185.000,00 Rp. 92.500,00
Kondom Rp. 30.000,00 Rp 15.000,00
Iva Test Rp. 30.000,00 Rp. 15.000,00

23
5. Perkiraan jumlah kunjungan ke BPS selama tiga bulan pertama

NO JENIS KUNJUNGAN BULAN


I II III
1. Periksa hamil 5 10 12
3. Persalinan dan Nifas 5 10 12
4. Kontrol Nifas 4 8 10
4. Imunisasi 3 9 8
5. KB Suntik 6 11 8
6. Pil KB kombinasi 1 4 6
7. IUD pasang 2 3 5
8. IUD control 2 3 5
9. IUD cabut 0 1 3
10 Implant 1 0 2
12. Senam hamil 4 10 12
13. Iva Test 1 3 4
14. Kondom 3 5 6
Jumlah kujungan 37 77 93

Dari tabel di atas dapat diperkirakan pada awal masih dalam tahap pengenalan usaha. Untuk
bulan-bulan pertama masih dalam batas wajar jika pasien yang datang masih sedikit. Namun
seiring berjalannya waktu dengan promosi, pelayanan yang baik dan proses evaluasi
kekurangan, pasien lumayan cukup bertambah dari bulan sebelumnya. Sehingga keuntungan
yang didapat semakin meningkat.

6. Laba Rugi
Laporan laba rugi Praktek Bidan INI . Priode Desember 2015
Pendapatan hasil penjualan : Rp. 36.666.000

Beban operasional : Rp. 18.273.000

Total Laba Bersih : Rp. 18.393.000

7. Break Even Point


Modal sendiri X 100 %
Laba / Rugi
30.000.000 x 100% = 1,6

18.393.000

1,6 x 3 bulan = 4,8


Jadi pengembalian modal dalam jangka 4 sampai dengan 5 bulan.

24
2. Pengorganisasian

Registrasi : 1 orang karyawan registrasi


Tenaga Kesehatan : 1 orang Pemilik BPM dan 1 orang Asisten Bidan Jaga ruang
bersalin, nifas, dan ibu hamil, jaga ruang nifas, KB, dan
Imunisasi
Apotek dan koperasi : 1 orang Asisten Bidan
Pantri : 1 orang Asisten Rumah Tangga
Kebersihan : 1 orang Cleaning Service
Keamanan : 1 orang Satpam

3. Pengarahan dan Pelaksanaan

a) Tugas Karyawan Registrasi :


Menyambut pasien yang datang dan menanyakan keluhannya
Menanyakan buku pink pasien (imunisasi, pemeriksaan ibu hamil dan ibu
melahirkan)
Mendata jumlah pasien yang berkunjung
Merapikan pembukuan data pasien
b) Tugas Bidan Pemilik BPM :
Mengawasi kinerja pegawainya
Melakukan Semua Asuhan Kebidanan
Mendidik asisten bidan, pasien dan para pegawainya
Melakukan pengelolaan usahanya seperti input, output pasien, keuangan, dan
kemajuan usahanya.
Melakukan penelitian mengenai kasus-kasus penyakit yg ada di tempat
praktik.
c) Tugas Asisten Bidan Jaga :
Melakukan senyum, salam, sapa, sambut, sabar, sayang.
Melakukan pemeriksaan pasien seperti anamnesa, pemeriksaan umum dan
pemeriksaan fisik.
Melaporkan hasil pemeriksaan kepada bidan pemilik BPM.
Mempersiapkan alat untuk melakukan tindakan.
Membantu bidan untuk melakukan tindakan.
Melakukan sterilisasi alat dan merapihkan alat.
25
d) Tugas Asisten Bidan Koperasi :
Memberikan obat sesuai dengan resep
Melayani pasien yang ingin membeli barang di koperasi
e) Tugas Asisten Rumah Tangga
Memberikan welcome drink kepada pasien yang ingin melahirkan
Menyiapkan dan menyajikan makanan untuk pasien yang melahirkan dan
nifas rawat inap
f) Tugas Cleaning Service
Membersihkan ruangan bersalin setelah proses persalinan
Mencuci laken dan sprei bekas pasien
Membersihkan dan merapikan setiap ruangan di BPM
Menjaga dan merawat taman di BPM
g) Tugas Satpam :
Menjaga keamanan di sekitar lingkungan BPM
Menjaga ketertiban di sekitar lingkungan BPM.

4. Pengendalian

Memantau pelaksanaan tugas dan kinerja para pegawai.


Melakukan evaluasi kinerja dan masalah serta kesulitan yang dihadapi para
pegawai BPM
Mencari solusi bersama untuk masalah atau kesulitan yang dihadapi.
Melaksanakan solusi hasil evaluasi bersama.

3.4 Kepemimpinan

Sikap-sikap Kepemimpinan Bidan yang Sukses dalam Berwirausaha. Yaitu :

1) MEMILIKI TUJUAN YANG JELAS UNTUK DICAPAI

Memiliki tujuan yang jelas berarti punya pendinian, memiliki fokus, memiliki
keyakinan akan keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan berdaya tahan,
sesungguhnya merupakan kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan apa pun.

26
2) TANGGUNG JAWAB

Pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab sendiri mengenai akan menjadi seperti
apa BPM saya, jika semua orang seperti saya adalah sebagai berikut: Menanamkan
akuntabilitas yang sebenarnya dalam diri kita membutuhkan evaluasi yang teratur. Kebiasaan
memahami bahwa kita harus bertanggung jawab terhadap apa yang kita pikirkan dan lakukan
menupakan hal bernilai untuk dibangun. Evaluasi kinerja seharusnya mengikutsertakan
secara tepat apa yang ingin dicapai dengan rasa tanggung jawab yang mengiringi.

3) INTEGRITAS

Bidan sebagai pemimpin harus memiliki integritas yang tinggi terhadap usahanya. Ia
harus berpegang teguh terhadap aturan-aturan yang sudah di buat untuk keberlangsungan
usaha BPM nya. Bidan juga sebagai pemimpin, harus mencontohkan sikap intergritas
tersebut kepada para pegawainya. Agar pegawainya juga sedikit demi sedikit dapat megasah
sikap integritas yang dicontohkannya.

4) KREATIFITAS TINGGI DAN BERBEDA DENGAN YANG LAIN.

Kreatifitas sangat diperlukan bagi seorang pemimpin. Agar usaha-usaha yang


dikembangkan penuh dengan hal yang inovatif serta berbeda dengan yang lain. Sebagai
pemimpin, sangat penting untuk mencetuskan hal-hal baru kepada para pegawai. Agar kinerja
mereka pun semakin baik dan mungkin saja ide-ide baru pun bisa muncul dari diri pegawai
tersebut akibat dari hasil yang dicontohkan oleh pemimpin mereka.

5) KEBERANIAN

Ketika bidan memiliki keberanian terhadap pendirian dan keberanian untuk menjadi
diri sendiri dan mengikuti jalan yang dipercayai sebagai yang terbaik, kekuatan bidan yang
sejati berkembang secara alami. Namun keberanian tersebut tak lepas dari pertimbangan yang
matang. Sehingga mencapai tujuan yang maksimal.

6) INTUITIF

Suatu keputusan yang nyata merupakan sesuatu yang sangat penting. Setiap dari kita
dapat belajar bagaimana untuk menjadi intuitif sampai pada titik saat kita harus membuat
sesuatu keputusan yang sangat penting, baik besar maupun kecil, dengan latihan bertahap
untuk menjadi yang terbaik. Sebagai bidan kita harus memiliki jiwa intuitif. Agar tidak
terlambat dalam penanganan pasien yang di tolong.
27
7) SABAR

Bidan harus memiliki sikap sabar. Terlebih lagi bidan yang sudah memiliki usaha
praktik, pastilah harus sabar dalam merintis usahanya. Dalam merintis usaha dari bawah
pastilah banyak halangan yang datang. Mungkin tantangan dalam menghadapi pasien yang
beranekaragam, para pegawai yang kinerjanya kurang atau tidak jujur ataupun komentar
pembanding antara usaha diri sendiri dengan usaha bidan lainnya. Namun, apabila bidan
memiliki sikap sabar dan selalu melakukan evaluasi serta menerima kritikan dari orang lain
atau pasien, pasti usaha yang dirintis akan sukses kedepannya.

8) MENDENGARKAN

Bidan sebagai pemimpin harus memiliki sikap mau mendengarkan baik dalam
kritikan dan masukan dari pasien, pegawai atau teman sejawat, serta mau mendengarkan
keluh kesah dari pegawai mengenai usahanya. Sehingga pegawai mauapun pasien, merasa
dihargai sebagai mitra.

9) KOMUNIKATIF

Bidan sebagai pemimpin harus memiliki sikap komunikatif. Agar pengarahan tujuan
terhadap keberlangsungan BPM tersampaikan kepada para pegawai. Sehingga, usaha dapat
berjalan lancar.

3.5 Desain Jasa dan Langkah Pemasaran

a. Desain Jasa

- Kebutuhan dan karakteristik target konsumen

Kebutuhan konsumen tentang jasa pelayanan bidan akan pemeriksaan kehamilan,


persalinan, nifas, pemasangan aksepor KB, serta imunisasi cukup tinggi. Karena, di daerah
sekitar, lebih suka untuk berkunjung ke bidan praktik yang suasananya lebih nyaman
dibanding ke puskesmas atau rumah sakit yang suasananya lebih menakutkan untuk
melahirkan secara fisiologis. BPM yang sudah di desain oleh kelompok, merupakan BPM

28
yang sudah mengikuti karakteristik konsumen. Seperti pelayanan yang ramah, nyaman,
suasana yang lebih homey (kerumah-rumahan), serta tarif yang tidak terlalu tinggi. Agar
target lebih cepat terpenuhi.

- Kemampuan Sumber Daya yang dimiliki

Sejauh ini BPM impian yang telah kami buat memiliki sumber daya yang sudah
termasuk cukup untuk melayani pasien yang datang yang kurang lebih 1 orang di tiap
bagiannya. Pegawai atau sumber daya yang dimiliki harus memiliki keterampilan yang baik
sesuai standar yang berlaku, harus bekerja dengan cepat, tanggap dan baik serta benar.

- Kemampuan Pendanaan (Permodalan)

HARGA
KETERANGAN SATUAN Jumlah MASUK KELUAR SALDO
Saldo awal
september Rp. 30.000.000 Rp. 30.000.000
Pembelian BHP
(barang habis 100.000 50
pakai) (@pack) pack/jenis Rp. 5.000.000 Rp. 25.000.000
Tempat Tidur 2.000.000 Rp.
Pemeriksaan (@buah) 8 buah 16.000.000 Rp. 9.000.000
Alat - Alat
Kesehatan
Untuk Ibu Hamil 2 set Rp. 1.000.000 Rp. 8.000.000
Alat Kesehatan
Untuk Ibu
Bersalin 2 set Rp. 1.000.000 Rp. 7.000.000
Alat kesehatan
Untuk KB dan
Imunisasi 2 set Rp. 1.200.000 Rp. 5.800.000
Trolley dan Alat
Kesehatan 4 buah /
Tambahan jenis Rp. 3.000.000 Rp. 2.800.000

b. Langkah Pemasaran

Memahami Konsumen serta Kebutuhan dan Keinginannya


o Mengumpulkan informasi Kuantitatif
Bidan bisa memulainya dengan cara mengumpulkan informasi secara
kuantitatif. Misalnya jumlah populasi manusia berjenis kelamin perempuan di sekitar
BPM impian ada 200. Jumlah perempuan yang belum nikah, ada 100. Jumlah
peremupuan yang sudah menikah ada 100. Jumlah bayi sampai dengan balita ada 40.

29
Jumlah anak-anak 20. Kondisi ekonomi rata-rata per keluarga 3.000.000 perbulan
serta umumnya pekerjaan yang di kerjakan yaitu menjadi pegawai di perusahaan.
o Mengumpulkan Informasi Kualitatif
Setelah itu bidan bisa melanjutkan langkah pemasaran dengan cara melihat
perkembangan dalam lingkungan bidan praktik mandiri impian atau disebut dengan
informasi kualitatif. Misalnya melihat perkembangan minatnya ibu hamil dalam
melakukan suntik TT. Ibu hamil di sekitar BPM impian banyak yang datang untuk
melakukan imunisasi TT. Sehingga bisa disimpulkan bahwa tingkat kesadaran ibu
hamil akan imunisasi tetanus toksoid cukup tinggi. Ibu hamil di sekita BPM impian
ternyata tidak ingin anak mereka terkena tetanus saat lahir.
o Menganalisa dan Menyimpulkan Berdasarkan informasi yang diperoleh.
Sehingga timbulah kesimpulan bahwa prioritas utama konsumen di wilayah
sekitar BPM impian adalah Wanita usia subur yang sudah menikah (akan hamil) dan
Bayi serta Balita yang akan di imunisasi dan diberi penkes mengenai gizi.
Menentukan Desain Pelayanan dan Atribut Pelayanan yang Tepat
o Jenis pelayanan dan Atribut yang di tawarkan yaitu:
a. Asuhan Kebidanan untuk Ibu Hamil
b. Asuhan Kebidanan untuk Ibu Bersalin dan Nifas
c. Asuhan Kebidanan untuk Ibu Akseptor KB
d. Pemberian Vaksin Imunisasi
e. Konseling bagi pasangan usia subur
f. Konseling untuk remaja
g. Iva Test
h. Senam Hamil
Mempromosikan Jasa
a) Membuat pamflet atau brosur sederhana yang berisikan tentang layanan yang akan
disediakan, apa saja manfaat dari tersebut dan beberapa promosi promosi
menarik. Sehingga masyarakat tertarik untuk menggunakan layanan jasa BPM
impian.
b) Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat sekitar mengenai kesehatan.
c) Melakukan penyuluhan kesehatan singkat ketika sedang ada rapat desa,
perkumpulan ibu ibu yang tinggal di sekitar BPM impian.
d) Membuat promosi pemeriksaan ibu hamil gratis untuk 15 orang pertama yang
menggunakan jasa pelayanan BPM impian.

30
Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi untuk BPM impian berada di daerah Kembangan, Jakarta
Barat. Di sana, banyak akses seperti angkutan umum, busway, dan ojek untuk
menjangkaunya. Jika membuat BPM impian yang menarik, penghasilan rata rata
masyarakat di daerah sana tergolong menengah ke atas. Sehingga mungkin saja sudah
memiliki mobil ataupun motor untuk akses ke BPM impian.
Di depan BPM impian, sudah terpasang plang besar yang bertuliskan BPM
IMPIAN dengan nomor surat izin praktik yang melayani pelayanan jasa untuk ibu
hamil, bersalin, nifas, pemasangan KB, Konseling, pemberian vaksin imunisasi,
pelayanan IVA test, dan senam hamil.
GAMBAR TERLAMPIR

3.6 Tarif
a. Biaya Variabel
- Paket BHP untuk persalinan : Rp. 650.000
- Paket BHP untuk Bayi Baru lahir : Rp. 25.000
- Paket BHP untuk Ibu Hamil : Rp. 20.000
- Paket BHP untuk akseptor KB IUD : Rp. 100.000
- Paket BHP untuk akseptor KB pil : Rp. 7.000
- Paket BHP untuk akseptor Implan : Rp. 100.000
- Paket BHP untuk akseptor Suntik : Rp. 10.000
- Vaksin Hb0 : Rp. 10.000 / pack
- Vaksin BCG : Rp. 10.000 / ampul
- Vaksin Campak : Rp. 10.000 / ampul
- Vaksin Pentavalen : Rp. 10.000 / vial
- Vaksin Polio : Rp. 10.000 / vial
- Depo : Rp. 10.000 / vial
- Cyclofem : Rp 10.000 / vial
- Pil KB : Rp. 10.000 / pack
- disinfektan : Rp. 50.000 / drum besar
- Nacl : Rp. 10.000 / botol
- Betadine : Rp. 15.000 / drum sedang
- Kondom : Rp. 13.000 / pack
31
- Spuit : Rp 3.000 / pcs
- Gel Doppler : Rp. 50.000 / drum besar
- Kasa : Rp. 20.000 / segulung
- Kapas : Rp. 20.000 / segulung
- Tusuk Lidi : Rp. 20.000 / pack

b. Biaya Tetap/ Pemeliharaan : Rp. 20.000 / pasien untuk pemeliharaan alat jangka
panjang.
c. Biaya per unit :
- untuk harga periksa hamil : Rp. 62.000
- untuk ibu bersalin : Rp. 1.031.000
- untuk bayi baru lahir : Rp. 82.000
- untuk KB suntik : Rp. 46.000
- untuk KB pil : Rp. 10.000
- untuk KB IUD : Rp. 185.000
- untuk KB implan : Rp. 185.000
- untuk IVA test : Rp. 20.000
- untuk Imunisasi : Rp. 46.000

3.7 Kemitraan dengan Konsumen

3.7.1 Identifikasi Potensi Mitra Pelayanan


Yaitu lembaga / institusi yang dalam masyarakat yang mendukung Bidan
dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada konsumen dan masyarakat baik secara
langsung atau tidak langsung. Mitra pelayanan ini dibagi menjadi beberapa kategori,
diantaranya :
a) Lembaga Pelayanan Kesehatan seperti Puskesmas Kembangan, Klinik Dokter Praktik,
RSAB Harapan Kita dan RSUD Tarakan.
Fungsinya yaitu untuk melengkapi pemberian pelayanan pendukung atau
pelengkap seperti penyediaan obat dan penyediaan alat yang lebih memadai serta
dapat dijadikan rujukan jika terjadi kegawatdaruratan di luar kewenang Bidan
b) Aparat Setempat seperti RT , RW, Camat dan Lurah Kembangan Utara

32
Fungsinya yaitu untuk membantu dalam mekaukan pelayanan untuk amsyrakat
dan membantu menfasilitasi dalam manangani masalah mengenai kesehatan
masyrakat setempat dan untuk promosi kesehatan.
c) Organisasi Bidan seperti IBI dan Yayasan Buah Delima
Fungsinya sebagai pelindung BPM yang kita miliki, dalam artian BPM yang
didirikan tidak bekerja sendirian dan IBI kurang lebih dapat membantu jika dalam
pembangunan BPM terdapat kesulitan serta menambah jejaring sosial antar
sesama Bidan.
d) Lembaga keuangan./ ekonomi seperti Koperasi
Fungsinya sebagai pemasok kebutuhan obat-obatan, alat kontrasepsi, peralatan
kesehatan serta memberikan fasilitas bantuan keuangan
e) Lembaga Swadaya Masyarakat seperti Perkumpulan Ibu PKK
Fungsinya membantu Bidan dalam melakukan kegiatan di sekitar masyarakat
seperti Posyandu dan imunisasi.

3.7.2 Membina Hubungan Mendayagunakan Potensi Mitra Pelayanan


` Agar potensi dan kemampuan mitra pelayanan dapat dimaksimalkan, ada
beberapa langkah yang dapat ditempih yaitu :
a) Melakukan survey terhadap mitra pelayanan
BPM kami bekerjasama dengan RSAB Harapan Kita dan RSUD Tarakan karena
jaraknya yang dekat dengan keberadaan BPM kami serta memiliki ketersediaan
alat yang canggih dan memadai. Tidak hanya itu, RSAB Harapan Kita merupakan
Rumah Sakit khusus melayani Ibu dan Anak dengan fasilitas yang cukup canggih
dan memadai. Kami bekerjasama dengan dua rumah sakit karena untuk
meminimalisir kemungkinan jika ada salah satu rumah sakit yang tidak dapat
menerima rujukan BPM kami. Tidak hanya itu, kebanyakan masyarakat di sekitar
wilayah BPM kami senang dan nyaman berobat di rumah sakit tersebut karena
dapat menerima BPJS dengan pelayanan yang baik dan terjamin.
BPM kami juga bekerjsama dengan RT dan RW setempat karena BPM kami
merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang dibangun di wilayah tersebut.
Tidak hanya itu, RT dan RW setempat dapat membantu kelancaran BPM dalam
melayani masyrakat sekitar.
BPM kami bekerjasama dengan Kumpulan Ibu PKK karena masyarakat di
wilayah BPM kami berada sangat aktif dan peduli dengan kesehatan warganya,
33
terutama dengan ibu dan anak. Selain itu, Ibu PKK dapat membantu banyak
dalam pelayana kesehatan masyarakat seperti pengadaan imunisasi keliling.

b) Memulai kontak dengan Lembaga Mitra Pelayanan


Awal memulai kontak dengan RSAB Hrapan Kita dan RSUD Tarakan adalah
pihak BPM kami mendatangi pihak RSAB Harapan Kita dan RSUD Tarakan
dengan menawari kerjasama dengan pihak BPM kami. Kami juga menyebutkan
keuntungan pihak RSAB Harapan Kita dan RSUD Tarakan jika bekerjasama
dengan BPM kami serta menjelaskan seberapa besar pentingnya bekerjasama
dengan pihak rumah sakit demi membangun kesehatan masyarakat sekitar.
Awal mula bekerjasama dengan pihak IBI dan Yayasan Buah Delima kami
mengajukan permintaan kerjaama dengan pihak tersebut dan berusaha untuk
memenuhi persyaratan untuk bekerjasama.
Di dalam lingkungan masyarakat, cara kami menjalin kerjasama dengan pihak RT
dan RW yaitu kami mendatangi ketua RT dan ketua RW serta menyerahkan
proposal pengajuan kerjasama. Pihak BPM kami menjelaskan tujuan kami
melakukan kerjasama.

3.7.3 Membangun Kepercayaan Konsumen dan Masyarakat


Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membantu kepercayaan dengan
masyrakat, langkah awalnya yaitu menjadi seorang Bidan yang murah senyum dan
sabar dalam menghadapi klien. Buatlah rasa nyaman saat membangun komunikasi
dengan klien. Tidak hanya itu, kegiatan lain yang dapat mendukung adalah dengan
mengikuti kegiatan di sekitar masyrakat seperti pengajian ibu-ibu. Bidan dapat
membangun komunikasi dengan baik dengan Ibu-ibu selama pengajian berlangsung.
Kepercayaan dengan konsumen jug adapt dibangun dengan melakukan
konseling missal di sela-sela kegiatan masyarakat serta menciptakan kegiatan yang
dapat membangun kerjasama antara BPM dengan masyarakat. Aktiflah memngikuti
berbagai kegiatan di sekitar masyarakat serta berikan pelayanan dengan ramah dan
sabar secara tidak langsung dapat membangun kepercayaan antara pihak BPM denagn
masyarakat.

34
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bidan impian dalam menjalankan praktiknya, yaitu bidan harus memiliki sikap
mampu melayani dengan tulus dan ikhlas, memiliki sikap sabar, berani dalam menghadapi
tantangan, dapat berkomunikasi dengan baik, tegas dan setia dalam melayani kaum
perempuan, bersikap ramah, penuh kasih sayang dan tidak membeda-bedakan pasien dalam
semua tindakan, bekerja dengan cepat, tepat dan terampil, tidak mudah putus asa, dan
profesional.
35
Dalam membangun usaha, banyak hal yang harus diperhatikan oleh bidan. Harus lihat
modal yang ada, lingkungan sekitar, kemampuan diri sendiri, mengasah jiwa kepemimpinan,
dan yang paling penting yaitu pengelolaan keuangan agar Praktik yang di miliki berjalan
dengann lancar. Itulah yang disebut praktik bidan impian.

DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, Gulardi dkk. 2006. Modul Manajemen Pelayanan Kebidanan


Mandiri.2006:Ford Foundation Jakarta

36
Lampiran

37
38

Anda mungkin juga menyukai