OLEH
NIM : P3.73.24.1.13.028
KELAS :2B
SEMESTER : IV
Setelah mengikuti penyuluhan ini selama 30 menit, diharapkan peserta dapat mengerti
dan memahami lebih jelas tentang gizi yang baik pada ibu hamil yang anemia dan
hubungan Fe dengan pertambahan zat besi (Hb).
Setelah mendapatkan penjelasan tentang gizi pada ibu anemia dan hubungan Fe dengan
pertambahan zat besi (Hb), diharapkan peserta mampu:
a. Memahami dan mengetahui secara singkat mengenai anemia
b. Mengerti dan memahami mengenai gizi yang baik untuk ibu hamil yang anemia
c. Menjelaskan, memahami, dan mengetahui mengenai pengaturan gizi makanan (menu
makanan) yang sesuai untuk ibu anemia
d. Mengerti dan memahami mengenai hubungan fe dengan pertambahan zat besi (Hb)
12. Metode
Metode yang digunakan oleh penyuluh adalah :
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
3. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
4. Evaluasi Akhir
a. Bentuk : Pertanyaan
b. Prosedur : Langsung
c. Butir soal :
1) Apa itu anemia?
2) Bagaimana cara pencegahan anemia?
3) Zat gizi apa saja yang dibutuhkan untuk ibu anemia dan sebutkan contoh
makanannya (minimal 2)?
4) Bagaimana pedoman menu yang baik untuk ibu anemia?
5) Apa hubungan fe dengan pertambahan Hb?
______. 2009. Hubungan Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pulo Brayan Kota. Medan : KTI
Jafar, Nurhaedar. 2012. Peranan Gizi Anemia Pada Ibu Hamil. Makassar : KTI
Hidayah, Wiwit dan Tri Anasari. 2012. Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi
Tablet Fe dengan Kejadian Anemia. Purwokerto : KTI
Fatimah, st, dkk. 2011. Pola Konsumsi Dan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di
Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Makassar : KTI
Litasari, Dian, dkk. 2014. Kepatuhan Minum Tablet Zat Besi Dengan Peningkatan
Kadar Hb Ibu Hamil Di Puskesmas Purwoyoso Semarang. Semarang : KTI
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30073/4/Chapter%20II.pdf
17. Pengesahan
Mengetahui,
1. ANEMIA
Pada ibu hamil, beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan prevalensi anemia
defisiensi zat besi, antara lain :
1. Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan
membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko
mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia. Wintrobe
(1987) menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu
semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal
et al (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin
tua umur ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar
2. Pendarahan akut
3. Pendidikan rendah
4. Pekerja berat
5. Konsumsi tablet tambah darah < 90 butir
6. Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi.
Derajat Anemia
Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4
kategori yaitu ;
Penyebab
Gejala Anemia
Ibu
Bayi
Pertumbuhan janin mungkin terganggu sehingga bayi lahir dengan berat lahir rendah
(BBLR), perkembangan otaknya terganggu, bayi cacat
Abortus, dismatur, mikrosomi, kematian perinatal
Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
Berikut adalah cara pencegahan dan pengobatan ketika kehamilan untuk terhindar dari
anemia :
1. Ibu hamil yang rajin melakukan ANC dapat terhindar dari anemia
1. Makan bahan makanan sumber FE : hati, daging, kuning telur, udang, serealla,
kacang-kacangan dan sayuran hijau
2. Bila sumber Fe dari tumbuhan, diiringi dengan mengkonsumsi vitamin C
3. Penggunaan tablet besi sesuai dengan anjuran dokter atau bidan
4. Fe diminum kurang lebih sesudah makan dengan dibarengi jeruk
5. Hindari minum Fe dengan susu, kopi, dan teh
Pedoman Menu
1) PROTEIN
2) ZAT BESI
besi merupakan senyawa yang digunakan untuk memproduksi sel darah merah
(haemoglobin) yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh,
sintesis enzim yang terkait besi, penggunaan oksigen untuk produksi energi sel (Aritonang,
2010). Zat besi juga berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh. Kekurangan zat besi dalam
jangka panjang akan mengakibatkan terjadinya anemia gizi besi (iron deficiency
anemia/IDA). Pada keadaan anemia, Kekurang Fe akan lebih berpengaruh pada ibu karena
dapat menyebabkan kekurangan Hb dalam darah yang diperlukan untuk membewa O2 kepada
janin dan sel ibu hamil maka kekurangan zat besi perlu tambahan besi 200 mg/hari yang
dibagi dalam beberapa dosis.
Arisman (2004) menyatakan total besi yang diperlukan selama hamil adalah 1040 mg.
Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang.
Sebanyak 300 mg ditransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta,
450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebanyak 13 mg
untuk kehamilan pada trimester ketiga. Dengan demikian, angka kecukupan gizi yang
dianjurkan bagi ibu hamil trimester ketiga adalah 39 mg/hari. Zat besi sumber nabati lebih
sulit penyerapannya daripada zat besi hewani, maka dibutuhkan porsi besar sumber nabati
untuk mencukupi kebutuhan besi sehari.
Pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi
menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga,
volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg
zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen
lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 350 mg
akibat kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg
per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.
Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 810 mg zat besi.
Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 2025 mg zat besi
perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat
besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil
(Manuaba, 2001). Zat besi berasal dari makanan dan suplementasi tablet Fe. Sumber zat besi
makanan antara lain hati, kuning telur, daging, kacang-kacangan dan sayur berdaun hijau.
Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya
cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap
zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah
sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit.
Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin C
meningkatkan penyerapan. Kopi, susu, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat dapat
mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan
bersamaan dengan makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan
yang mengikat Fe sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan.
Disamping itu, penting pula diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan, karena
tablet Fe terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam serum.
Peningkatan absorpsi zat besi dapat meningkatkan intensitas efek samping yang dialami
pasien (Smith, 1997). Suplemen oral zat besi dapat menyebakan mual, muntah, kram
lambung, nyeri uluhati dan konstipasi (kadang-kadang diare). Namun, derajat mual yang
ditimbulkan oleh setiap preparat bergantung pada jumlah elemen zat besi yang diserap.
Minum tablet zat besi pada saat makan atau segera sesudah makan atau minum dapat
mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi
yang absorpsi. Demikian pula,banyak makanan akan berinteraksi dengan zat besi bila mineral
ini diminum dalam waktu dua jam. Maka, lebih baik minum disaat malam sebelum tidur agar
gejala mual dapat berkurang dan tidak menurunkan zat bei yang diabsorpsi . Zat besi hampir
selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal
dan tidak berbahaya (Arisman, 2010).
Hasil akhir yang merugikan pada kehamilan lebih cenderung terjadi bila kadar
hemoglobin ibu turun segingga berada diluar kisaran 10,4-13,2 g/100 ml. Kadar hemoglobin
akan meningkatkan viskositas darah, dan peninkatan viskositas ini akan mengganggu aliran
dara pada plasenta serta merupakan predisposisi untuk timbulnya koagulasi (long, 1995).
Sekitar 12-13 persen wanita mungkin rentan terhadap kelebihan muatan zat besi.
3) ASAM FOLAT
Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolik seperti metabolisme beberapa asam
amino, sintesis purin, dan timidilat sebagai senyawa penting dalam sintesis asam dan
untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang belakang
dan untuk pendewasaannya. Selain itu folat juga berperan sebagai pembawa karbon
tunggal pada pembentukan heme pada molekul hemoglobin. Kekurangan asam folat
berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi kehamilan seperti aborsi spontan,
prematur, pendeknya usia kehamilan dan hemorrhage (pendarahan), (Aritonang, 2010).
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil mencapai
dua kali lipat. Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebanyak
200 g untuk ibu hamil, yang dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suplemen.
Suplementasi sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari
pertama kehamilan. Besarnya suplementasi adalah 280, 660, dan 470 g per hari, masing-
masing pada trimester I, II, dan III (Arisman, 2004). Jenis makanan yang banyak
mengandung asam folat antara lain ragi, hati, brokoli, sayuran hijau, kacangkacangan,
ikan, daging, jeruk, dan telur.
4) Vitamin B12
Anemia pernisiosa biasanya tidak disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dalam
makanan, melainkan oleh ketiadaan faktor intrinsic yaitu sekresi gaster, yang diperlukan
oleh penyerapan B12. Bersama asam folat, vitamin ini menyintesis DNA dan
memudahkan pertumbuhan sel. Vitamin B12 penting sekali bagi pertumbuh kembangan
normal RBC, dan keberfungsian sel-sel sumsum tulang, system persarafan, dan saluran
cerna. Tubuh dapat menyimpan B12 di hati dalam jumlah yang adekuat untuk persediaan
selama 5 tahun. Itulah sebabnya mengapa defisiensi berat jarang terjadi. Vitamin b12
dapat diberi untuk pencegahan anemia yaitu 100-200 mcg/hari Pangan sumber vitamin
B12 ialah hati, telur, ikan (terutama tuna), kerang, daging,unggas, susu, keju. Asupan
yang dianjurkan sekitar 3 mikrogram sehari. Sebutir telur mengandung 1 mikrogram,
secangkir susu menyimpan 1 mikrogram; 85 gram daging mengandung 2 mikrogram
asam folat.
5) VITAMIN C
Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan jarang bertumpuk di dalam
tubuh.. Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya.
Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan
dibutuhkan untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak.
Gangguan vitamin C dengan dosis tinggi dapat menyebabkan batu ginjal atau memicu
krisi sel sabit pada orang yang rentan. Hasil pemeriksaan glukosa dapat dikaburkan
dengan menggunakan vitamin C dosis tinggi. Karena itu, dosis 200 mg hingga maksimal
500 mg/hari merupakan disis yang dianjurkan diberikan bersama teblet zat besi (Spencer
et al, 1993b).
Berikut ini makanan untuk ibu anemia yang sangat efektif meningkatkan jumlah sel darah
merah di dalam tubuh yaitu sebagai berikut.
1. Buah-buahan
Buah yang dibutuhkan oleh ibu hamil yakni buah
yang mengandung vitamin A, vitamin B kompleks, dan
vitamin C. Buah-buahan ini dapat melancarkan peredaran
darah dan membantu mengatasi anemia.
Jeruk
Buah jeruk terkenal dengan kandungan vitamin C. Vitamin tersebut dapat memperbanyak
sel darah merah di dalam tubuh, sangat baik untuk penderita anemia. Ada juga kandungan
lain di dalam jeruk seperti serat, asam folat, dan antioksidan. Jeruk ini bisa dibuat jus
jeruk yang juga merupakan sumber vitamin C dan dapat membantu dalam penyerapan zat
besi.
Tomat
Tomat menggandeng dua vitamin langsung, yaitu A dan C. Bagi Anda yang menderita
diabetes, dalam sehari cobalah konsumsi buah tomat sebanyak satu hingga dua buah.
Mangga
Di dalam mangga tersimpan sebanyak 60 mg vitamin C, jumlahnya hampir memenuhi
kebutuhan vitamin harian orang dewasa. Buah mangga sangat cocok menjadi bufavo
penderita anemia, selain memulihkan kondisinya tubuh juga semakin kuat karena
kandungan antioksidannya berperan sebagai peningkat sistem kekebalan tubuh.
Jambu Biji
Jumlah kandungan vitamin C yang membantu memperbanyak produksi sel darah merah
di dalam buah jambu biji dua kali lipat lebih banyak dari jeruk, tapi jarang yang
mengetahuinya. Buah ini juga dapat mengobati disentri, lengkapnya Anda bisa intip
artikel khasiat buah jambu biji.
Apel
Manfaat buah apel salah satunya adalah mengobati penyakit anemia, sebetulnya tidak
juga. Tetapi karena tinggi akan vitamin C, buah apel menjadi saran tepat untuk penderita
kurang darah.
Pepaya
Buah ini terkenal dengan kemampuannya untuk melancarkan buang air besar, mengatasi
BAB macet, dan gangguan saluran cerna lain. Sebetulnya, buah pepaya juga baik bagi
penderita anemia. Karena buah ini mengandung dua kandungan yang dibutuhkan oleh
penderita darah rendah, yaitu vitamin C dan asam folat.
Stroberi
Sama seperti buah pepaya yang mengangkut dua kandungan yang diperlukan oleh tubuh
penderita kurang darah, yaitu vitamin C dan vitamin B9 (asam folat). Jadi, Anda tidak
perlu ragu untuk makan buah yang terkadang rasanya sedikit kecut asam ini.
Buah Naga
Meskipun buah ini belum diyakini sepenuhnya dapat membantu pengidap anemia, tetapi
karena menjadi salah satu sumber vitamin A buah ini dinobatkan sebagai buah penambah
darah.
Pisang
Pisang adalah sumber zat besi dan mineral. Makan pisang saat sarapan dapat menjadi
pilihan tepat untuk mengobati atau mencegah anemia selama kehamilan
Delima
Ini adalah ide terbaik untuk mengganti camilan yang tak sehat dengan delima. Buah
tersebut kaya zat besi sehingga efektif mengobati kekurangan zat besi. Selain itu,
produksi darah yang sangat penting mengangkut oksigen dan nutrisi ke bayi akan
meningkat.
Kismis
Kismis adalah buah anggur yang dikeringkan. Kismis akan menjadi pilihan yang baik
untuk melawan anemia selama kehamilan. Kismis bisa membantu meningkatkan kadar
besi di tubuh sehingga meningkatkan produksi hemoglobin.
Kurma
Kurma dikenal karena kemampuannya dalam meningkatkan produksi hemoglobin.
Makan satu atau dua buah dalam sehari dan kurma ini bisa meningkatkan produksi
hemoglobin secara efektif.
Tebu
Tebu menjadi cemilan favorit yang dikhususkan untuk wanita anemia. Dari hasil
penelitian, kandungan terbanyak di dalamnya adalah zat besi, itulah sebabnya tebu
termasuk ke dalam makanan penambah darah.
Buah penambah darah lainnya yaitu kesemek, sawo, sukun, kiwi, anggur, alpukat, sirsak,
blewah, cherry, buah plum, semangka, melon, nanas,lemon, raspberry,limau, labu, buah
bit.
2. Sayur-sayuran hijau
Sayuran adalah makanan sehat yang kaya serat baik
untuk kesehatan khususnya bagi ibu hamil. Untuk itu,
konsumsilah sayuran berserat setiap hari. Beberapa contoh
makanan penambah darah ini di antaranya kacang merah,
kacang panjang, kentang, lobak, dan sebagainya.
Kembang Kol atau Bunga Kol
Sayuran putih kehijauan ini mudah dibeli, biasa dijadikan lalap sayuran untuk makan ikan
goreng. Kandungan zat gizi di dalamnya setara dengan sayuran brokoli, sangat baik untuk
meregenerasi sel darah merah. Ada pula kandungan lain yang tidak kalah penting seperti
protein, kalsium, kalsium, niasin, dan thamine.
Sawi
Sayuran yang mengandung zat hijau (klorofil) juga dibutuhkan oleh penderita anemia bila
ingin sembuh. Anda bisa mencoba sayur sawi hijau ataupun sawi putih. Di dalamnya
tidak hanya mengandung vitamin A, B, dan C yang efektif meregenerasi hemoglobin,
tetapi juga mengantongi banyak mineral seperti magnesium, potassium, dan kalium yang
baik untuk ibu hamil.
Bayam
Sayuran ini juga tergolong sebagai sayuran hijau yang baik untuk penderita ibu hamil dan
penderita anemia, karena bayam adalah pemasok zat besi dan folat. Wanita yang sebelum
memasuki fase menstruasi ada baiknya makan sayur bayam untuk cadangan pembentuk
sel darah merah hingga waktu haid tiba. Jangan makan sayur bayam yang melewati 5 jam
proses masak, karena berpotensi menjadi racun akibat sudah berinteraksi dengan oksigen,
meski sudah diawetkan di dalam lemari es.
Kangkung
Kangkung karena seluruh bagian sayuran berwarna hijau, dan kandungan zat besinya
yang tinggi, membuat sayuran ini menjadi sayuran penambah darah paling disarankan
untuk dimakan mereka yang mengalami darah rendah.
Daun Datuk
Tumbuhan hijau ini juga berkhasiat sebagai penambah darah, karena menjadi sumber zat
besi dan zat fosfor yang juga sangat baik untuk pembentukan tulang.
Brokoli
Brokoli adalah sayuran berdaun hijau yang baik dikonsumsi saat hamil. Ini adalah sumber
vitamin, zat besi dan folat.
3. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan merupakan sumber zat besi untuk
mencegah anemia. Ini juga bisa menjadi camilan sehat yang
menemani Anda saat bekerja atau beraktivitas di rumah.,
berikut jenis kacang-kacangan untuk anemia yaitu sebagai
berikut.
Kacang Hijau
Kacang hijau dapat menangani masalah kurang darah karena di dalamnya terdapat banyak
kandungan zat besi. Kacang hijau juga dapat mengurus gangguan kesehatan lain seperti
dermatitis, pencernaan, dan neurologis. Namun, dari referensi lain mengatakan kacang
hijau justru dapat menghambat penyerapan zat besi karena di dalamnya terdapat
kandungan fitat tinggi. Sebetulnya tidak hanya pada kacang hijau, pada kacang merah dan
kacang tunggak pun ada.
Kacang Polong Kering
Kacang polong memang efektif untuk menambah darah penderita anemia. Jika Anda
sedang diet, kacang polong bisa dimasukkan ke dalam menu diet.
Kacang Almond
Biji almond atau kacang almond memiliki kandungan zat besi terbanyak yang dapat
mengoptimalkan pengedaran darah di dalam tubuh. Satu ons kacang almond dapat dapat
digunakan untuk memenuhi 7 % kebutuhan zat besi dalam tubuh. Konsumsi kacang
almond untuk menghindari anemia khususnya bagi ibu hamil di usia muda.
Kacang Merah
4. Makanan Laut
Udang
Seafood yang satu ini terkadang sebagian orang ada
yang alergi terhadap udang dan adapun yang tidak.
Sebelum Anda konsumsi makanan laut penambah darah
yang satu ini, ada baiknya Anda mengetahui apakah
tubuh sensitif terhadap udang.
Ikan Baronang
Ikan baronang termasuk makanan laut yang dapat menambah sel darah merah. Jika Anda
bukan orang yang tinggal di daerah pesisir, lebih baik ganti dengan makanan laut
penambah darah lain.
Tiram dan Kerang
Meskipun sedikit bau amis, kerang ataupun tiram merupakan makanan laut yang sangat
cocok untuk dikonsumsi penderita anemia karena kaya akan zat besi.
Ikan Salmon
Sudah pasti ikan salmon dimasukkan dalam daftar makanan penambah darah, sebab
menjadi pemasok vitamin B12 yang dibutuhkan oleh penderita anemia. Peran penting lain
Vit. B12 di dalam tubuh adalah membelah sel dan menjaga sistem saraf serta sel, dan
diperlukan untuk proses pembentukan DNA.
Makanan penambah darah lain yang bisa menjadi pilihan adalah sebagai berikut :
Oatmeal
Oatmeal dapat melawan anemia selama kehamilan. Selain mudah dicerna, oatmeal dapat
memberikan mineral yang diperlukan tubuh, bersama dengan zat besi.
Daging
Daging berperan menambah jumlah hamoghlobin dan zat besi dalam tubuh. Konsumsilah
daging dalam porsi cukup dan seimbang dalam menu empat sehat lima sempurna. Pilihlah
daging yang berwarna merah segar tanpa ada kandungan lemaknya, seperti daging bebek,
daging sapi, daging kambing, daging ayam.
Kuning telur
Kuning telur mengandung banyak zat besi. Mengonsumsi telur dapat membantu menjaga
hemoglobin dalam jumlah normal.
Biji-bijian
Biji-bijian membantu Anda untuk tetap sehat dengan mencegah anemia selama
kehamilan. Semua jenis biji-bijian akan menjaga hemoglobin dalam jumlah normal.
Madu
Madu adalah sumber zat besi yang dapat melawan anemia.
Berbagai jenis roti, havermut, dan sereal
Roti, havermut, dan sereal yang mengandung gandum mampu memenuhi kebutuhan zat
besi dalam tubuh dan mengurangi resiko terkena anemia.
Beras merah
Beras merah dapat membantu menurunkan kolesterol dan menghindari gangguan
pencernaan. Selain itu, beras merah juga dapat membantu meningkatkan kadar
hemoghlobin dalam tubuh sehingga efektif untuk membantu mencegah anemia.
Hati
Hati merupakan sumber penting zat besi. Sertakan hati dan daging merah di dalam diet.
Ini akan membantu mengelola anemia dan semua masalah yang berhubungan dengan
kelelahan. Sumber besi pada hewani lebih efektif diserap tubuh bila dibandingkan
sayuran.
3. PENGATURAN GIZI MAKANAN PADA KASUS IBU ANEMIA
Rina adalah ibu hamil trimester 2. Rina selalu mengeluh lemah, lesu, lelah. Suatu hari
ia memeriksakan dirinya ke puskesmas. Diketahui berat badan 53 kg, tinggi badan 153 cm,
LILA 24,5 cm. Hasil pemeriksaan darah diketahui Hb 10,5 g/dL. Berdasarkan hasil
wawancara, diketahui Rina alergi terhadap telur.
Jawab :
1. Hitung IMT : BB/TB2 (m) = 53/1,532 = 53/2.341 = 22,639
2. Kebutuhan energy = TB-100 x 30 + 200 kkal = (153-100) x 30 + 200 = 53 x 30 + 200 =
1790
3. Kebutuhan protein = 10 -15 % energy = 15/100 x 1790 = 268,5 : 4 = 67,125
4. Kebutuhan lemak = 20-25 % = 25/100 x 1790 =447,5 : 9 = 49,72
5. Kebutuhan karbonhidrat = 60 %* kebutuhan energi = 60/100 x 1790 = 1074 : 4 = 268,5
Zat besi (Fe) merupakan mikroelement yang essensial bagi tubuh. Zat ini terutama
diperlukan dalam hemopoesis (pembentukan darah), yaitu dalam sintesa hemoglobin (Hb).
Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin).
Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin (protein
yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan
jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh
(Hertanto, 2002).
Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(hemoglobin), ketika tubuh kekurangan zat besi (fe) produksi haemoglobin akan menurun.
Penurunan haemoglobin sebetulnya akan terjadi jika cadangan zat besi (fe) dalam tubuh
sudah benar-benar habis. Zat besi (fe) memiliki peran penting pada pembentukan
haemoglobin yakni protein pada sel darah merah yang bertugas menghantarkan oksigen dari
paru-paru ke otak dan seluruh jaringan tubuh. Zat besi (Fe) berfungsi yaitu sebagai berikut.
1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh
Sebagian besar besi berada dalam hemoglobin (molekul protein mengandung besi dari sel
darah merah dan mioglobin di dalam otot. Hemoglobin dalam darah membawa oksigen
untuk disalurkan ke seluruh tubuh
2. Sintesis enzim yang terkait besi
3. Penggunaan oksigen untuk produksi energi sel (Aritonang, 2010).
4. Membantu proses metabolisme tubuh untuk mengahasilkan energi, ,jika asupan zat besi
kedalam tubuh berkurang dengan sendirinya sel darah merah juga akan berkurang, tubuh
pun akan kekurangan oksigen akibatnya timbullah gejala gejala anemia. ( Samuel 2006 )
Proses metabolisme zat besi digunakan untuk biosintesa hemoglobin, dimana zat besi
digunakan secara terusmenerus. sebagian besar zat besi yang bebas dalam tubuh akan
dimanfaatkan kembali (Reutilization), dan hanya sebagian kecil sekali yang di ekresikan
melalui air kemih, feses dan keringat.
Selama hamil, zat besi banyak dibutuhkan untuk mensuplai pertumbuhan janin dan
plasenta serta meningkatkan jumlah sel darah merah ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan
tambahan sekitar 2-3 mg besi/hari. Volume darah ibu bertambah lebih kurang 50% yang
menyebabkan konsentrasi sel darah merah mengalami penurunan. Keadaan ini tidak normal
bila konsentrasi turun terlalu rendah yang menyebabkan Hb sampai <11 gr%. Meningkatnya
volume darah berarti meningkat pula jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi
sel-sel darah merah sebagai kompensasi tubuh untuk menormalkan konsentrasi hemoglobin.
Kekurangan zat besi dalam jangka panjang akan mengakibatkan terjadinya anemia
gizi besi (iron deficiency anemia/IDA). Anemia gizi adalah kekurangan kadar Hb
(haemoglobin) atau darah merah dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat besi
(fe) yang diperlukan untuk pembentukan Hb.
Ibu hamil perlu mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan, karena kebutuhan zat besi
ibu hamil meningkat selama kehamilan. Penambahan asupan besi baik lewat makanan
ataupun suplemen terbukti mampu mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi. Penelitian
yang dilakukan oleh Fatimah, dkk (2011) juga menyimpulkan bahwa kadar hemoglobin
berkaitan erat dengan konsumsi tablet besi ibu selama kehamilannya. Tanpa suplementasi
cadangan besi dalam tubuh ibu akan mengalami
penurunan yang tajam dan akan habis pada akhir
kehamilan. Tablet Fe adalah garam besi dalam bentuk
tablet/kapsul yang apabila dikonsumsi secara teratur
dapat meningkatkan jumlah sel darah merah. Wanita
hamil mengalami pengenceran sel darah merah
sehingga memerlukan tambahan zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk sel darah merah janin (Rasmaliah, 2004).
Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe memiliki hubungan yang kuat dengan kadar
Hb ibu hamil, sehingga makin patuh ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe makin tinggi kadar
Hb ibu hamil tersebut.
Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero
bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan.
Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat
untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002). Zat besi yang berasal dari makanan seperti
daging, hati, telor,sayuran hijau dan buah buahan diabsorpsi di usus halus. Rata rata dari
makanan yang termasuk mengandung 10 -15 mg zat besi tetapi hanya 5 -10% yang dapat
diabsorpsi jadi apabila menurunya asupan zat besi yang merupakan unsur utama
pembentukan hemoglobin maka kadar / produksi hemoglobin juga akan menurun dan
mengakibatkan anemia.(Tarwoto, 2007)
Hemaglobin (Hb)
Haemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
pravelansi anemia. Hemaglobin merupakan snyawa pembawa oksigen pada sel darah merah.
Hemaglobin membawa oksigen dalam aliran darah melewati paru-paru dan bersama dengan
darah sampai ke jaringan tubuh. Hemoglobin mengandung bentuk ferro. Fungsi hemoglobin
adalah mentranspor CO2 dari jaringan keparu-paru untuk dieksresikan kedalam udara
pernapasan dan membawa O2 dari paru-paru ke sel-sel jaringan. Hemoglibin terdapat pada
eritrosit.
Zat besi sangat erat kaitannya dengan peningkatan status kadar hemoglobin ibu hamil
karena Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini diperlukan dalam
hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu sintesis hemoglobin (Hb) yaitu suatu oksigen yang
mengantarkan eritrosit berfungsi penting bagi tubuh. hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi),
protoporfirin, dan globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe)
Penambahan asupan besi baik lewat makanan ataupun suplemen terbukti mampu
mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi. Pemberian asam folat dan besi dapat
meningkatkan kadar hemoglobin 1,44 gr/dl bila dibandingkan dengan pemberian multiple
mikronutrien. Menurut Masthalina peningkatan kadar hemoglobin kelompok yang
mendapatkan Fe-asam folat 0,89 gr/dl lebih tinggi bila multiple mikronutrien
Keterkaitan zat besi dengan kadar hemoglobin dapat dijelaskan bahwa besi
merupakan komponen utama yang memegang
peranan penting dalam pembentukan darah
(hemopoiesis), yaitu mensintesis hemoglobin.
Kelebihan besi disimpan sebagai protein feritin,
hemosiderin di dalam hati, sumsum tulang
belakang, dan selebihnya di dalam limpa dan otot.
Apabila simpanan besi cukup, maka kebutuhan
untuk pembentukan sel darah merah dalam
sumsum tulang akan selalu terpenuhi. Namun,
apabila jumlah simpanan zat besi berkurang dan
jumlah zat besi yang diperoleh dari makanan juga
rendah, maka akan terjadi ketidakseimbangan zat
besi di dalam tubuh, akibatnya kadar hemoglobin
menurun di bawah batas normal yang disebut
sebagai anemia gizi besi (Soekirman, 2000).