Anda di halaman 1dari 28

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GIZI PADA IBU ANEMIA DAN HUBUNGAN Fe DENGAN


PERTAMBAHAN ZAT BESI (Hb)

DI PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN

OLEH

NAMA : IVO URWAH

NIM : P3.73.24.1.13.028

KELAS :2B

SEMESTER : IV

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2014-2015
SAP

GIZI PADA IBU ANEMIA DAN HUBUNGAN Fe DENGAN PERTAMBAHAN ZAT


BESI (Hb)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok Bahasan : Anemia Pada Ibu Hamil


2. Sub Pokok Bahasan : Gizi Pada Ibu Anemia dan Hubungan Fe Dengan Pertambahan
Zat Besi (Hb)
3. Hari/Tanggal : Kamis, 28 Mei 2015
4. Jam : 08.00 WIB 08.30 WIB
5. Waktu : 30 Menit
6. Penyuluh Pembicara : Ivo Urwah
7. Sasaran : Ibu Hamil Pasien Puskesmas Kecamatan Penjaringan
8. Jumlah : 10 Orang
9. Tempat : Ruang Tunggu KIA Puskesmas Kecamatan Penjaringan
10. Tujuan :

Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan ini selama 30 menit, diharapkan peserta dapat mengerti
dan memahami lebih jelas tentang gizi yang baik pada ibu hamil yang anemia dan
hubungan Fe dengan pertambahan zat besi (Hb).

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan penjelasan tentang gizi pada ibu anemia dan hubungan Fe dengan
pertambahan zat besi (Hb), diharapkan peserta mampu:
a. Memahami dan mengetahui secara singkat mengenai anemia
b. Mengerti dan memahami mengenai gizi yang baik untuk ibu hamil yang anemia
c. Menjelaskan, memahami, dan mengetahui mengenai pengaturan gizi makanan (menu
makanan) yang sesuai untuk ibu anemia
d. Mengerti dan memahami mengenai hubungan fe dengan pertambahan zat besi (Hb)

11. Isi Materi Penyuluhan


a. Anemia
b. Gizi pada ibu hamil yang anemia
c. Perhitungan gizi makanan pada kasus ibu anemia
d. Hubungan Fe dengan pertambahan zat besi (Hb)

12. Metode
Metode yang digunakan oleh penyuluh adalah :
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

13. Media dan Alat Peraga


a. Materi SAP
b. Leaflet
c. Lembar Balik/ flipchart

14. Proses Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH PESERTA


1 3 menit PENDAHULUAN a. Menyampaikan Salam 1. Menjawab Salam
b. Memperkenalkan Diri 2. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan umum dan
dan khusus pada pertemuan memperhatikan
kali ini 3. Menyetujui
d. Kontrak waktu yang akan
digunakan dan
mendiskusikannya dengan
peserta pada pertemuan kali
ini
e. Memberi sedikit gambaran
mengenai informasi yang
akan disampaikan pada hari
ini
2 16 menit PELAKSANAAN Pelaksanaan: Menyimak,
Menjelaskan materi penyuluhan memahami, dan
secara berurutan dan teratur. mendengarkan
Materi : dengan penuh
perhatian

3. 7 menit EVALUASI a. Memberikan kesempatan pada a. Menanyakan


peserta untuk bertanya hal-hal yang
b. Menjawab Pertanyaan belum jelas
c. Memberi kesempatan kepada b. Memperhatikan
peserta untuk menjawab jawaban dari
pertanyaan yang diberikan penceramah
d. Reinforcement kepada peserta c. Menjawab
yang dapat menjawab pertanyaan
pertanyaan.
4 4 menit PENUTUP a. Menyimpulkan hasil a. Mendengarkan
penyuluhan b. Menjawab
b. Menyampaikan terimakasih salam
atas perhatian dan waktu
yang telah diberikan kepada
peserta, serta peran serta
peserta
c. Memberi salam penutup

15. Evaluasi Lisan


1. Evaluasi Struktural
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan dan mengisi daftar hadir
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang KIA PUSKESMAS Kecamatan
Penjaringan
c) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Kriteria Evaluasi
1) Mahasiswi dapat memahami dan menjelaskan
2) Mahasiswi dapat mengerti dan menjelaskan
3) Mahasiswi dapat mengerti dan melakukan
4) Mahasiswi dapat memahami mengenai

3. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar

4. Evaluasi Akhir

a. Bentuk : Pertanyaan
b. Prosedur : Langsung
c. Butir soal :
1) Apa itu anemia?
2) Bagaimana cara pencegahan anemia?
3) Zat gizi apa saja yang dibutuhkan untuk ibu anemia dan sebutkan contoh
makanannya (minimal 2)?
4) Bagaimana pedoman menu yang baik untuk ibu anemia?
5) Apa hubungan fe dengan pertambahan Hb?

16. Daftar Pustaka

______. 2009. Hubungan Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pulo Brayan Kota. Medan : KTI
Jafar, Nurhaedar. 2012. Peranan Gizi Anemia Pada Ibu Hamil. Makassar : KTI
Hidayah, Wiwit dan Tri Anasari. 2012. Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi
Tablet Fe dengan Kejadian Anemia. Purwokerto : KTI
Fatimah, st, dkk. 2011. Pola Konsumsi Dan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di
Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Makassar : KTI
Litasari, Dian, dkk. 2014. Kepatuhan Minum Tablet Zat Besi Dengan Peningkatan
Kadar Hb Ibu Hamil Di Puskesmas Purwoyoso Semarang. Semarang : KTI
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30073/4/Chapter%20II.pdf
17. Pengesahan

Jakarta, 28 Mei 2015


Pemberi Penyuluhan

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Praktik Pembimbing Institusi


MATERI
GIZI PADA IBU ANEMIA DAN HUBUNGAN Fe DENGAN PERTAMBAHAN
ZAT BESI (HB)

1. ANEMIA

Anemia ini biasa disebut juga kurang darah. Anemia pada


ibu hamil yaitu keadaan dimana kadar sel darah merah atau
protein pengikat oksigen dan karbondioksida.
(Hemoglobin/Hb) ibu kurang dari normal (normal 11
mg/dl) dan penyakit kurang darah yang sebagian besar
disebabkan karena kurang mengkonsumsi zat besi.
Laporan USAIDs, A2Z, Micronutrient and Child Blindness Project, ACCESS
Program, and Food and Nutrition Technical Assistance (2006) menunjukkan bahwa sekitar
50% dari seluruh jenis anemia diperkirakan akibat dari defisiensi zat besi. Selain itu,
defisiensi mikronutrient (vitamin A, B6, B12, riboflavin dan asam folat) dan faktor kelainan
keturunan juga telah diketahui menjadi penyebab anemia.
Anemia sangat berbahaya bagi yang sedang hamil. Penyakit anemia sering menyerang
pada masa kehamilan. Hal ini terjadi karena saat hamil volume darah dalam tubuh meningkat
hingga 50 %. Akibatnya terjadi peningkatan kebutuhan jumlah zat besi yang dibutuhkan
untuk memproduksi sel-sel darah merah. Selain itu, pada saat hamil jika kebutuhan ibu
terhadap unsur-unsur makanan semakin banyak seperti zat besi, asam folat dan protein tidak
tercukupi, ibu akan mengalami anemia. Anemia yang lazim dialami ibu hamil adalah anemia
kekurangan zat besi. Hal ini disebabkan jika ibu kekurangan protein menyebabkan
berkurangnya pembentukan haemoglobin dan pembentukan sel darah merah sehingga unsur
zat besi dalam darah berkurang (Kurnia, 2009).Faktor lain yang menyebabkan berkurang zat
besi dalam darah ibu hamil karena tidak mengkomsumsi cukup makanan yang mengandung
zat besi. Misalnya karena ibu mengalami emesis. sehingga sulit makanan secara normal.
Selain itu, sedikit mengkomsumsi makanan mengandung vitamin C kehamilan yang terlalu
dekat, sosial ekonomi yang rendah, perdarahan yang berulang-ulang ( Lamadhah, 2008 ).

Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu :

1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah


2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
3. Kurangnya zat besi dalam makanan
4. Kebutuhan zat besi meningkat
5. Gangguan pencernaan dan absorbsi

Pada ibu hamil, beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan prevalensi anemia
defisiensi zat besi, antara lain :

1. Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan
membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko
mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia. Wintrobe
(1987) menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu
semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal
et al (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin
tua umur ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar
2. Pendarahan akut
3. Pendidikan rendah
4. Pekerja berat
5. Konsumsi tablet tambah darah < 90 butir
6. Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi.

Macam dan penyebab Anemia

Anemia defisiensi besi atau kekurangan zat besi


Anemia karena perdarahan
Anemia karena keganasan/ radang
Anemi oplastik karena kerusakan sumsum tulang
Anemia hemolitik karena usia sel darah merah yang pendek
Anemia megaloblastik karena gangguan pencernaan

Derajat Anemia

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4
kategori yaitu ;

Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal),


Hb 9-10 gr% Anemia ringan,
Hb 7-8 gr% Anemia sedang
Hb <7 gr% Anemia berat.

Penyebab

Kurang gizi atau malnutrisi


Kurang nutrisi atau mengkonsumsi makanan mengandung zat besi yaitu kurang
masuknya unsur besi dalam makanan, gangguan resorpsi atau karena terlampau
banyaknya zat besi yang keluar dari dalam tubuh (Wiknjosastro, 2005). Kekurangan zat
besi akan menghambat pembentukan hemoglobin yang berakibat pada terhambatnya
pembentukan sel darah merah (Didinkaen, 2006).
Penyakit kronis
Kurang zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan, karena ibu
hamil membutuhkan zat besi untuk pertumbuhan janinnya
Kehilangan zat besi yang berlebihan pada perdarahan seperti haid yang berlebihan,
sering melahirkan, kecelakaan dan infeksi karena cacing.
Malabsorpsi yaitu karena pola makan yang kurang beragam, seperti menu yang hanya
terdiri dari nasi dan kacang-kacangan saja turut menunjang kurangnya asupan zat besi
bagi tubuh (Wirakusumah, 1998).

Gejala Anemia

Perasaan mudah lemah, lesu,letih,lelah,lunlai


Sering pusing atau sakit kepala
Sering mengantuk dan kesulitan fokus
Pandangan berkunang-kunang dari posisi jongkok ke posisi berdiri atau perubahan
posisi
Pucat pada wajah, telapak tangan, kuku, dan selaput dalam kelopak mata serta bibir
Sering kesemutan, jantung berdegup kencang dan kurang bergairah
Dalam kondisi anemia yang cukup berat mengakibatkan sesak napas dan lemah jantung.
Daya tubuh berkurang diakibatkan karena adanya zat besi yang terus berkurang
berpengaruh pada sel darah putih sehingga kekuatan melawan mikroorganisme
berkurang.
Bahaya Anemia

Ibu

Mudah terjadi infeksi


Melemahkan ibu, hingga mudah sakit
Bila anemia berat (Hb < 8 gr %) dapat terjadi payah jantung, keguguran, bayi lahir
sebelum waktunya
Gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan, kematian ibu)
Gangguan masa nifas (sub involusi rahim, infeksi dan stress, kurang produksi asi)

Bayi

Pertumbuhan janin mungkin terganggu sehingga bayi lahir dengan berat lahir rendah
(BBLR), perkembangan otaknya terganggu, bayi cacat
Abortus, dismatur, mikrosomi, kematian perinatal
Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim

Pencegahan dan Pengobatan

Berikut adalah cara pencegahan dan pengobatan ketika kehamilan untuk terhindar dari
anemia :

1. Ibu hamil yang rajin melakukan ANC dapat terhindar dari anemia

2. Istirahat yang cukup


3. Perbaikan pola makan dan kebiasaan makan yang sehat dan baik atau makan dengan
gizi seimbang selama kehamilan akan membantu ibu untuk mendapatkan asupan nutrisi
yang cukup sehingga dapat mencegah dan mengurangi kondisi anemia.
4. Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung kaya zat besi terutama yang
berasal dari sumber hewani maupun nabati, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayur-
sayuran daun hijau.
5. Mengkonsumsi vitamin C untuk membantu proses penyerapan zat besi dalam saluran
pencernaan,
6. Mengkonsumsi makanan yang kaya protein dan asam folat tinggi.
7. Susu akan membantu meringankan gejala anemia.Minum susu secara teratur pada siang
dan malam hari.
8. Berkonsultasi dengan dokter atau bidan atau ke pelayan kesehatan apabila mengalami
anemia yang cukup berat sehingga anda disarankan untuk mengkonsumsi supleman zat
besi/ folat atau vitamin.
9. Pemeriksaan darah merupakan salah satu cara untuk anda mengetahui sejauh mana
kandungan hemoglobin berkurang di dalam tubuh, adapula pemeriksan hematokrit
untuk mengetahui presentase sel darah merah dari sampel yang diambil. Sehingga
petugas akan mengetahui penyebab dari anemia yang anda alami
10. Mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi. Makin sering seorang wanita mengalami
kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin
anemis.
11. Menghindari kafein, misalnya kopi/teh dalam jumlah banyak karena dapat menggangu
penyerapan zat besi.
12. Minum tablet tambah darah atau sirup tambah darah seminggu sekali atau setiap hari
dan kepatuhan atau teratur dalam mengkonsumsi tablet tambah darah

Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi


glukonat atau suatu polisakarida. Tablet zat besi adalah zat
besi-folat yang berbentuk tablet, tiap tablet berisi 60 mg besi
elemental dan 500 g asam folat (Aritonang, 2010).
Konsumsi tablet besi diperlukan karena kebutuhan zat besi
yang tinggi pada masa kehamilan tidak akan bisa terpenuhi
hanya dari asupan makanan sehari-hari. Penambahan asupan
besi baik lewat makanan ataupun suplemen terbukti mampu
mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian
suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada trimester 3 ibu hamil
non anemik (Hb 11 g/dl). Untuk ibu hamil dengan anemia defisiensi zat besi dapat
diberikan suplemen Fe sulfat 325 mg 60-65 mg, 1-2 kali sehari. Oleh karena itu tablet
besi sebesar 30-60 mg yang dimulai pada minggu ke-12 kehamilan yang diteruskan
sampai tiga bulan pascapartum perlu diberikan setiap hari (Arisman, 2004). Menurut
Aritonang (2010), waktu yang tepat untuk memulai suplementasi besi dengan dosis 30
mg/hari adalah setelah 12 minggu kehamilan (awal trimester kedua) ketika kebutuhan
besi mulai meningkat. Selanjutnya pemberian dengan dosis 60-120 mg/hari dibolehkan
bila terdapat bukti lain yang menunjukkan anemia dan dosis besi bisa diturunkan
kembali menjadi 30 mg/hari bila kadar Hb sudah kembali
normal. Untuk Anemia yang disebabkan oleh defisisensi
asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk
dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga
diberi vitamin b12 100-200 mcg/hari

2. GIZI PADA IBU HAMIL YANG ANEMIA

Ibu hamil yang anemia harus memperhatikan asupan


makanan. Konsentrasi hemoglobin yang normal menjadi
salah satu persyaratan minimum untuk kehamilan yang sehat.
Hemoglobin ini berperan sangat penting dalam mengangkut
oksigen dan nutrisi lainnya ke bayi yang belum lahir melalui
plasenta. Konsentrasi hemoglobin yang menurun bisa
memiliki efek pada pertumbuhan janin. Selain itu, ibu hamil jadi mudah lelah dan letih. Maka
upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah anemia pada ibu hamil dengan terus melakukan
peningkatan gizi pada ibu hamil yang anemia dengan mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dan mencegah
anemia. Berikut makanan dan pedoman menu yang dianjurkan ibu anemia :

Makanan yang dianjurkan

1. Makan bahan makanan sumber FE : hati, daging, kuning telur, udang, serealla,
kacang-kacangan dan sayuran hijau
2. Bila sumber Fe dari tumbuhan, diiringi dengan mengkonsumsi vitamin C
3. Penggunaan tablet besi sesuai dengan anjuran dokter atau bidan
4. Fe diminum kurang lebih sesudah makan dengan dibarengi jeruk
5. Hindari minum Fe dengan susu, kopi, dan teh

Pedoman Menu

1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya


dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada
mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan
yang dikonsumsi
2. Makanan dapat diberikan 4-6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu.
Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing
dan ingin muntah
3. Batasi konsumsi makanan yang berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe,
makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta berakohol seperti tape.
4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang dengan susunan yang
meliputi 2 piring nasi @250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-
kacangan, 3 porsi sayur @100 g, 2 porsi buah-buahan @100 g segelas susu atau
yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm lemak atau minyak
5. Berikan minum jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti
air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan
yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang air kecil
karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk
menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat dan soft drink pemicu hipertensi.
6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan yang diberi pengawet dan pewarna yang
dimasukkan kedalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan
pertumbuhan janin
7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun
rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat karena akan
mengakibatkan mual dan muntah
8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil
dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie atau sejenisnya biskuit yang lain karena
biasanya mereka tidak berselera makan
9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang
pengolahannya tidak sempurna karena besar resikonya
tercemar kuman dan bakteri yang
membahayakan.masaklah masakan sampai matang benar,
dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan terutama
buah dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi
10. Tetap beraktivitas dan bergerak misalnya dengan jalan santai dipagi hari
Kebutuhan gizi ibu hamil

Zat gizi Tidak hamil Hamil


Energi (Kal) 1900 285
Protein (g) 44 12
Vitamin A (RE) 500 200
Vitamin C (mg) 30 10
Asam folat (mcg) 150 50
Nissin (mg) 8,4 1,3
Riboflavin (mg) 1,0 0,2
Tiamin (mg) 0,9 0,2
Vitamin B12 (mcg) 1,0 0,3
Kalsium 600 400
Fosfor 450 200
Iodium 150 25
Besi 25 20
Zinc 15 5

Kebutuhan zat gizi untuk ibu hamil yang anemia

1) PROTEIN

Pada kehamilan diperlukan protein untuk pertumbuhan fetus,


plasenta, uterus danpertumbuhan kelenjar mammae serta
penambahan volume darah. Kebutuhan ibu hamilakan protein
meningkat sampai 68% jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan
sekitar 925 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, janin dan plasenta. National Academy of
Sciences mematok angka sekitar 30 gram, sementara Widyakarya NasionalPangan dan
Gizi V 1993 menagnjurkan penambahan 12 gr/hari. Dengan demikian dalam satu hari
asupan protein dapat mencapai 75 100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori).Bahan
pangan yang dijadikan sumber sebaiknya 2/3-nya merupakan bahan pangan yang bernilai
biologi tinggi, seperti daging tidak berlemak, ikan, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan,
biji-bijian, susu, yogurt dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan (nilai
biologinya rendah) cukup 1/3 bagian.Kekurangan protein mungkin dapat menimbulkan
anemia, gestosis, udem, dan prematuritas.

2) ZAT BESI

besi merupakan senyawa yang digunakan untuk memproduksi sel darah merah
(haemoglobin) yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh,
sintesis enzim yang terkait besi, penggunaan oksigen untuk produksi energi sel (Aritonang,
2010). Zat besi juga berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh. Kekurangan zat besi dalam
jangka panjang akan mengakibatkan terjadinya anemia gizi besi (iron deficiency
anemia/IDA). Pada keadaan anemia, Kekurang Fe akan lebih berpengaruh pada ibu karena
dapat menyebabkan kekurangan Hb dalam darah yang diperlukan untuk membewa O2 kepada
janin dan sel ibu hamil maka kekurangan zat besi perlu tambahan besi 200 mg/hari yang
dibagi dalam beberapa dosis.

Arisman (2004) menyatakan total besi yang diperlukan selama hamil adalah 1040 mg.
Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang.
Sebanyak 300 mg ditransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta,
450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebanyak 13 mg
untuk kehamilan pada trimester ketiga. Dengan demikian, angka kecukupan gizi yang
dianjurkan bagi ibu hamil trimester ketiga adalah 39 mg/hari. Zat besi sumber nabati lebih
sulit penyerapannya daripada zat besi hewani, maka dibutuhkan porsi besar sumber nabati
untuk mencukupi kebutuhan besi sehari.

Pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi
menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga,
volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg
zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen
lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 350 mg
akibat kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg
per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.

Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 810 mg zat besi.
Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 2025 mg zat besi
perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat
besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil
(Manuaba, 2001). Zat besi berasal dari makanan dan suplementasi tablet Fe. Sumber zat besi
makanan antara lain hati, kuning telur, daging, kacang-kacangan dan sayur berdaun hijau.
Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya
cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap
zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah
sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit.

Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin C
meningkatkan penyerapan. Kopi, susu, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat dapat
mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan
bersamaan dengan makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan
yang mengikat Fe sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan.
Disamping itu, penting pula diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan, karena
tablet Fe terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam serum.

Peningkatan absorpsi zat besi dapat meningkatkan intensitas efek samping yang dialami
pasien (Smith, 1997). Suplemen oral zat besi dapat menyebakan mual, muntah, kram
lambung, nyeri uluhati dan konstipasi (kadang-kadang diare). Namun, derajat mual yang
ditimbulkan oleh setiap preparat bergantung pada jumlah elemen zat besi yang diserap.
Minum tablet zat besi pada saat makan atau segera sesudah makan atau minum dapat
mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi
yang absorpsi. Demikian pula,banyak makanan akan berinteraksi dengan zat besi bila mineral
ini diminum dalam waktu dua jam. Maka, lebih baik minum disaat malam sebelum tidur agar
gejala mual dapat berkurang dan tidak menurunkan zat bei yang diabsorpsi . Zat besi hampir
selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal
dan tidak berbahaya (Arisman, 2010).

Hasil akhir yang merugikan pada kehamilan lebih cenderung terjadi bila kadar
hemoglobin ibu turun segingga berada diluar kisaran 10,4-13,2 g/100 ml. Kadar hemoglobin
akan meningkatkan viskositas darah, dan peninkatan viskositas ini akan mengganggu aliran
dara pada plasenta serta merupakan predisposisi untuk timbulnya koagulasi (long, 1995).
Sekitar 12-13 persen wanita mungkin rentan terhadap kelebihan muatan zat besi.

3) ASAM FOLAT

Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolik seperti metabolisme beberapa asam
amino, sintesis purin, dan timidilat sebagai senyawa penting dalam sintesis asam dan
untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang belakang
dan untuk pendewasaannya. Selain itu folat juga berperan sebagai pembawa karbon
tunggal pada pembentukan heme pada molekul hemoglobin. Kekurangan asam folat
berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi kehamilan seperti aborsi spontan,
prematur, pendeknya usia kehamilan dan hemorrhage (pendarahan), (Aritonang, 2010).
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil mencapai
dua kali lipat. Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebanyak
200 g untuk ibu hamil, yang dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suplemen.
Suplementasi sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari
pertama kehamilan. Besarnya suplementasi adalah 280, 660, dan 470 g per hari, masing-
masing pada trimester I, II, dan III (Arisman, 2004). Jenis makanan yang banyak
mengandung asam folat antara lain ragi, hati, brokoli, sayuran hijau, kacangkacangan,
ikan, daging, jeruk, dan telur.

4) Vitamin B12

Anemia pernisiosa biasanya tidak disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dalam
makanan, melainkan oleh ketiadaan faktor intrinsic yaitu sekresi gaster, yang diperlukan
oleh penyerapan B12. Bersama asam folat, vitamin ini menyintesis DNA dan
memudahkan pertumbuhan sel. Vitamin B12 penting sekali bagi pertumbuh kembangan
normal RBC, dan keberfungsian sel-sel sumsum tulang, system persarafan, dan saluran
cerna. Tubuh dapat menyimpan B12 di hati dalam jumlah yang adekuat untuk persediaan
selama 5 tahun. Itulah sebabnya mengapa defisiensi berat jarang terjadi. Vitamin b12
dapat diberi untuk pencegahan anemia yaitu 100-200 mcg/hari Pangan sumber vitamin
B12 ialah hati, telur, ikan (terutama tuna), kerang, daging,unggas, susu, keju. Asupan
yang dianjurkan sekitar 3 mikrogram sehari. Sebutir telur mengandung 1 mikrogram,
secangkir susu menyimpan 1 mikrogram; 85 gram daging mengandung 2 mikrogram
asam folat.

5) VITAMIN C

Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan jarang bertumpuk di dalam
tubuh.. Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya.
Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan
dibutuhkan untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak.
Gangguan vitamin C dengan dosis tinggi dapat menyebabkan batu ginjal atau memicu
krisi sel sabit pada orang yang rentan. Hasil pemeriksaan glukosa dapat dikaburkan
dengan menggunakan vitamin C dosis tinggi. Karena itu, dosis 200 mg hingga maksimal
500 mg/hari merupakan disis yang dianjurkan diberikan bersama teblet zat besi (Spencer
et al, 1993b).

Berikut ini makanan untuk ibu anemia yang sangat efektif meningkatkan jumlah sel darah
merah di dalam tubuh yaitu sebagai berikut.
1. Buah-buahan
Buah yang dibutuhkan oleh ibu hamil yakni buah
yang mengandung vitamin A, vitamin B kompleks, dan
vitamin C. Buah-buahan ini dapat melancarkan peredaran
darah dan membantu mengatasi anemia.
Jeruk
Buah jeruk terkenal dengan kandungan vitamin C. Vitamin tersebut dapat memperbanyak
sel darah merah di dalam tubuh, sangat baik untuk penderita anemia. Ada juga kandungan
lain di dalam jeruk seperti serat, asam folat, dan antioksidan. Jeruk ini bisa dibuat jus
jeruk yang juga merupakan sumber vitamin C dan dapat membantu dalam penyerapan zat
besi.
Tomat
Tomat menggandeng dua vitamin langsung, yaitu A dan C. Bagi Anda yang menderita
diabetes, dalam sehari cobalah konsumsi buah tomat sebanyak satu hingga dua buah.
Mangga
Di dalam mangga tersimpan sebanyak 60 mg vitamin C, jumlahnya hampir memenuhi
kebutuhan vitamin harian orang dewasa. Buah mangga sangat cocok menjadi bufavo
penderita anemia, selain memulihkan kondisinya tubuh juga semakin kuat karena
kandungan antioksidannya berperan sebagai peningkat sistem kekebalan tubuh.
Jambu Biji
Jumlah kandungan vitamin C yang membantu memperbanyak produksi sel darah merah
di dalam buah jambu biji dua kali lipat lebih banyak dari jeruk, tapi jarang yang
mengetahuinya. Buah ini juga dapat mengobati disentri, lengkapnya Anda bisa intip
artikel khasiat buah jambu biji.
Apel
Manfaat buah apel salah satunya adalah mengobati penyakit anemia, sebetulnya tidak
juga. Tetapi karena tinggi akan vitamin C, buah apel menjadi saran tepat untuk penderita
kurang darah.
Pepaya
Buah ini terkenal dengan kemampuannya untuk melancarkan buang air besar, mengatasi
BAB macet, dan gangguan saluran cerna lain. Sebetulnya, buah pepaya juga baik bagi
penderita anemia. Karena buah ini mengandung dua kandungan yang dibutuhkan oleh
penderita darah rendah, yaitu vitamin C dan asam folat.
Stroberi
Sama seperti buah pepaya yang mengangkut dua kandungan yang diperlukan oleh tubuh
penderita kurang darah, yaitu vitamin C dan vitamin B9 (asam folat). Jadi, Anda tidak
perlu ragu untuk makan buah yang terkadang rasanya sedikit kecut asam ini.
Buah Naga
Meskipun buah ini belum diyakini sepenuhnya dapat membantu pengidap anemia, tetapi
karena menjadi salah satu sumber vitamin A buah ini dinobatkan sebagai buah penambah
darah.
Pisang
Pisang adalah sumber zat besi dan mineral. Makan pisang saat sarapan dapat menjadi
pilihan tepat untuk mengobati atau mencegah anemia selama kehamilan
Delima
Ini adalah ide terbaik untuk mengganti camilan yang tak sehat dengan delima. Buah
tersebut kaya zat besi sehingga efektif mengobati kekurangan zat besi. Selain itu,
produksi darah yang sangat penting mengangkut oksigen dan nutrisi ke bayi akan
meningkat.
Kismis
Kismis adalah buah anggur yang dikeringkan. Kismis akan menjadi pilihan yang baik
untuk melawan anemia selama kehamilan. Kismis bisa membantu meningkatkan kadar
besi di tubuh sehingga meningkatkan produksi hemoglobin.
Kurma
Kurma dikenal karena kemampuannya dalam meningkatkan produksi hemoglobin.
Makan satu atau dua buah dalam sehari dan kurma ini bisa meningkatkan produksi
hemoglobin secara efektif.
Tebu
Tebu menjadi cemilan favorit yang dikhususkan untuk wanita anemia. Dari hasil
penelitian, kandungan terbanyak di dalamnya adalah zat besi, itulah sebabnya tebu
termasuk ke dalam makanan penambah darah.
Buah penambah darah lainnya yaitu kesemek, sawo, sukun, kiwi, anggur, alpukat, sirsak,
blewah, cherry, buah plum, semangka, melon, nanas,lemon, raspberry,limau, labu, buah
bit.

2. Sayur-sayuran hijau
Sayuran adalah makanan sehat yang kaya serat baik
untuk kesehatan khususnya bagi ibu hamil. Untuk itu,
konsumsilah sayuran berserat setiap hari. Beberapa contoh
makanan penambah darah ini di antaranya kacang merah,
kacang panjang, kentang, lobak, dan sebagainya.
Kembang Kol atau Bunga Kol
Sayuran putih kehijauan ini mudah dibeli, biasa dijadikan lalap sayuran untuk makan ikan
goreng. Kandungan zat gizi di dalamnya setara dengan sayuran brokoli, sangat baik untuk
meregenerasi sel darah merah. Ada pula kandungan lain yang tidak kalah penting seperti
protein, kalsium, kalsium, niasin, dan thamine.
Sawi
Sayuran yang mengandung zat hijau (klorofil) juga dibutuhkan oleh penderita anemia bila
ingin sembuh. Anda bisa mencoba sayur sawi hijau ataupun sawi putih. Di dalamnya
tidak hanya mengandung vitamin A, B, dan C yang efektif meregenerasi hemoglobin,
tetapi juga mengantongi banyak mineral seperti magnesium, potassium, dan kalium yang
baik untuk ibu hamil.
Bayam
Sayuran ini juga tergolong sebagai sayuran hijau yang baik untuk penderita ibu hamil dan
penderita anemia, karena bayam adalah pemasok zat besi dan folat. Wanita yang sebelum
memasuki fase menstruasi ada baiknya makan sayur bayam untuk cadangan pembentuk
sel darah merah hingga waktu haid tiba. Jangan makan sayur bayam yang melewati 5 jam
proses masak, karena berpotensi menjadi racun akibat sudah berinteraksi dengan oksigen,
meski sudah diawetkan di dalam lemari es.
Kangkung
Kangkung karena seluruh bagian sayuran berwarna hijau, dan kandungan zat besinya
yang tinggi, membuat sayuran ini menjadi sayuran penambah darah paling disarankan
untuk dimakan mereka yang mengalami darah rendah.
Daun Datuk
Tumbuhan hijau ini juga berkhasiat sebagai penambah darah, karena menjadi sumber zat
besi dan zat fosfor yang juga sangat baik untuk pembentukan tulang.
Brokoli
Brokoli adalah sayuran berdaun hijau yang baik dikonsumsi saat hamil. Ini adalah sumber
vitamin, zat besi dan folat.

3. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan merupakan sumber zat besi untuk
mencegah anemia. Ini juga bisa menjadi camilan sehat yang
menemani Anda saat bekerja atau beraktivitas di rumah.,
berikut jenis kacang-kacangan untuk anemia yaitu sebagai
berikut.
Kacang Hijau
Kacang hijau dapat menangani masalah kurang darah karena di dalamnya terdapat banyak
kandungan zat besi. Kacang hijau juga dapat mengurus gangguan kesehatan lain seperti
dermatitis, pencernaan, dan neurologis. Namun, dari referensi lain mengatakan kacang
hijau justru dapat menghambat penyerapan zat besi karena di dalamnya terdapat
kandungan fitat tinggi. Sebetulnya tidak hanya pada kacang hijau, pada kacang merah dan
kacang tunggak pun ada.
Kacang Polong Kering
Kacang polong memang efektif untuk menambah darah penderita anemia. Jika Anda
sedang diet, kacang polong bisa dimasukkan ke dalam menu diet.
Kacang Almond
Biji almond atau kacang almond memiliki kandungan zat besi terbanyak yang dapat
mengoptimalkan pengedaran darah di dalam tubuh. Satu ons kacang almond dapat dapat
digunakan untuk memenuhi 7 % kebutuhan zat besi dalam tubuh. Konsumsi kacang
almond untuk menghindari anemia khususnya bagi ibu hamil di usia muda.
Kacang Merah

4. Makanan Laut

Udang
Seafood yang satu ini terkadang sebagian orang ada
yang alergi terhadap udang dan adapun yang tidak.
Sebelum Anda konsumsi makanan laut penambah darah
yang satu ini, ada baiknya Anda mengetahui apakah
tubuh sensitif terhadap udang.
Ikan Baronang
Ikan baronang termasuk makanan laut yang dapat menambah sel darah merah. Jika Anda
bukan orang yang tinggal di daerah pesisir, lebih baik ganti dengan makanan laut
penambah darah lain.
Tiram dan Kerang
Meskipun sedikit bau amis, kerang ataupun tiram merupakan makanan laut yang sangat
cocok untuk dikonsumsi penderita anemia karena kaya akan zat besi.
Ikan Salmon
Sudah pasti ikan salmon dimasukkan dalam daftar makanan penambah darah, sebab
menjadi pemasok vitamin B12 yang dibutuhkan oleh penderita anemia. Peran penting lain
Vit. B12 di dalam tubuh adalah membelah sel dan menjaga sistem saraf serta sel, dan
diperlukan untuk proses pembentukan DNA.

Makanan penambah darah lain yang bisa menjadi pilihan adalah sebagai berikut :
Oatmeal
Oatmeal dapat melawan anemia selama kehamilan. Selain mudah dicerna, oatmeal dapat
memberikan mineral yang diperlukan tubuh, bersama dengan zat besi.
Daging
Daging berperan menambah jumlah hamoghlobin dan zat besi dalam tubuh. Konsumsilah
daging dalam porsi cukup dan seimbang dalam menu empat sehat lima sempurna. Pilihlah
daging yang berwarna merah segar tanpa ada kandungan lemaknya, seperti daging bebek,
daging sapi, daging kambing, daging ayam.
Kuning telur
Kuning telur mengandung banyak zat besi. Mengonsumsi telur dapat membantu menjaga
hemoglobin dalam jumlah normal.
Biji-bijian
Biji-bijian membantu Anda untuk tetap sehat dengan mencegah anemia selama
kehamilan. Semua jenis biji-bijian akan menjaga hemoglobin dalam jumlah normal.
Madu
Madu adalah sumber zat besi yang dapat melawan anemia.
Berbagai jenis roti, havermut, dan sereal
Roti, havermut, dan sereal yang mengandung gandum mampu memenuhi kebutuhan zat
besi dalam tubuh dan mengurangi resiko terkena anemia.
Beras merah
Beras merah dapat membantu menurunkan kolesterol dan menghindari gangguan
pencernaan. Selain itu, beras merah juga dapat membantu meningkatkan kadar
hemoghlobin dalam tubuh sehingga efektif untuk membantu mencegah anemia.
Hati
Hati merupakan sumber penting zat besi. Sertakan hati dan daging merah di dalam diet.
Ini akan membantu mengelola anemia dan semua masalah yang berhubungan dengan
kelelahan. Sumber besi pada hewani lebih efektif diserap tubuh bila dibandingkan
sayuran.
3. PENGATURAN GIZI MAKANAN PADA KASUS IBU ANEMIA
Rina adalah ibu hamil trimester 2. Rina selalu mengeluh lemah, lesu, lelah. Suatu hari
ia memeriksakan dirinya ke puskesmas. Diketahui berat badan 53 kg, tinggi badan 153 cm,
LILA 24,5 cm. Hasil pemeriksaan darah diketahui Hb 10,5 g/dL. Berdasarkan hasil
wawancara, diketahui Rina alergi terhadap telur.
Jawab :
1. Hitung IMT : BB/TB2 (m) = 53/1,532 = 53/2.341 = 22,639
2. Kebutuhan energy = TB-100 x 30 + 200 kkal = (153-100) x 30 + 200 = 53 x 30 + 200 =
1790
3. Kebutuhan protein = 10 -15 % energy = 15/100 x 1790 = 268,5 : 4 = 67,125
4. Kebutuhan lemak = 20-25 % = 25/100 x 1790 =447,5 : 9 = 49,72
5. Kebutuhan karbonhidrat = 60 %* kebutuhan energi = 60/100 x 1790 = 1074 : 4 = 268,5

Susunan Menu Seimbang


Bahan Porsi E Kal Karbohidrat Lemak (gr) Protein (gr)
makanan
sehari
Makanan 5 875 200 - 20
pokok
Sayuran 3 75 15 - 3
Protein 3 150 - 6 21
hewani
Protein nabati 2 150 14 6 10
Buah 2 100 24 - -
Susu 1 125 10 6 14
Minyak 6 300 - 30 -
gula 2 100 24 - -
Jumlah 1875 287 48 68
Kebutuhan 1790 268,5 49,72 67,125
Persentasi 104,7 106,9 96,5 101
(%)
Menu makanan :

a. Pagi = Biskuit 1 porsi dan susu sapi


b. Siang = Nasi putih 1 porsi, Kol tumis + minyak sanan 1 porsi, Babat + minyak sanan 1
porsi, Jus alpukat, gula.
c. Malam = Nasi putih 1 porsi, Tempe goreng + minyak kelapa 1 porsi, Buncis + minyak
kelapa 1 porsi, Ikan + minyak kelapa 1 porsi, Pisang, Tablet Fe (60 mg
elementasi besi, 0,25 mg asam folat).
d. Selingan I (pagi-siang) = Mie ayam dengan bayam dan ayam tanpa kulit + minyak
kelapa 1 ( 1 porsi )
e. Selingan II (setelah makan malam) = Krakers 1 porsi, susu kedelai bubuk + gula, melon

4. HUBUNGAN FE DENGAN PENINGKATAN ZAT BESI (HB)


Fe (Besi)

Zat besi (Fe) merupakan mikroelement yang essensial bagi tubuh. Zat ini terutama
diperlukan dalam hemopoesis (pembentukan darah), yaitu dalam sintesa hemoglobin (Hb).
Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin).
Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin (protein
yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan
jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh
(Hertanto, 2002).
Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(hemoglobin), ketika tubuh kekurangan zat besi (fe) produksi haemoglobin akan menurun.
Penurunan haemoglobin sebetulnya akan terjadi jika cadangan zat besi (fe) dalam tubuh
sudah benar-benar habis. Zat besi (fe) memiliki peran penting pada pembentukan
haemoglobin yakni protein pada sel darah merah yang bertugas menghantarkan oksigen dari
paru-paru ke otak dan seluruh jaringan tubuh. Zat besi (Fe) berfungsi yaitu sebagai berikut.
1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh
Sebagian besar besi berada dalam hemoglobin (molekul protein mengandung besi dari sel
darah merah dan mioglobin di dalam otot. Hemoglobin dalam darah membawa oksigen
untuk disalurkan ke seluruh tubuh
2. Sintesis enzim yang terkait besi
3. Penggunaan oksigen untuk produksi energi sel (Aritonang, 2010).
4. Membantu proses metabolisme tubuh untuk mengahasilkan energi, ,jika asupan zat besi
kedalam tubuh berkurang dengan sendirinya sel darah merah juga akan berkurang, tubuh
pun akan kekurangan oksigen akibatnya timbullah gejala gejala anemia. ( Samuel 2006 )
Proses metabolisme zat besi digunakan untuk biosintesa hemoglobin, dimana zat besi
digunakan secara terusmenerus. sebagian besar zat besi yang bebas dalam tubuh akan
dimanfaatkan kembali (Reutilization), dan hanya sebagian kecil sekali yang di ekresikan
melalui air kemih, feses dan keringat.
Selama hamil, zat besi banyak dibutuhkan untuk mensuplai pertumbuhan janin dan
plasenta serta meningkatkan jumlah sel darah merah ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan
tambahan sekitar 2-3 mg besi/hari. Volume darah ibu bertambah lebih kurang 50% yang
menyebabkan konsentrasi sel darah merah mengalami penurunan. Keadaan ini tidak normal
bila konsentrasi turun terlalu rendah yang menyebabkan Hb sampai <11 gr%. Meningkatnya
volume darah berarti meningkat pula jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi
sel-sel darah merah sebagai kompensasi tubuh untuk menormalkan konsentrasi hemoglobin.
Kekurangan zat besi dalam jangka panjang akan mengakibatkan terjadinya anemia
gizi besi (iron deficiency anemia/IDA). Anemia gizi adalah kekurangan kadar Hb
(haemoglobin) atau darah merah dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat besi
(fe) yang diperlukan untuk pembentukan Hb.
Ibu hamil perlu mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan, karena kebutuhan zat besi
ibu hamil meningkat selama kehamilan. Penambahan asupan besi baik lewat makanan
ataupun suplemen terbukti mampu mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi. Penelitian
yang dilakukan oleh Fatimah, dkk (2011) juga menyimpulkan bahwa kadar hemoglobin
berkaitan erat dengan konsumsi tablet besi ibu selama kehamilannya. Tanpa suplementasi
cadangan besi dalam tubuh ibu akan mengalami
penurunan yang tajam dan akan habis pada akhir
kehamilan. Tablet Fe adalah garam besi dalam bentuk
tablet/kapsul yang apabila dikonsumsi secara teratur
dapat meningkatkan jumlah sel darah merah. Wanita
hamil mengalami pengenceran sel darah merah
sehingga memerlukan tambahan zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk sel darah merah janin (Rasmaliah, 2004).
Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe memiliki hubungan yang kuat dengan kadar
Hb ibu hamil, sehingga makin patuh ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe makin tinggi kadar
Hb ibu hamil tersebut.
Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero
bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan.
Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat
untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002). Zat besi yang berasal dari makanan seperti
daging, hati, telor,sayuran hijau dan buah buahan diabsorpsi di usus halus. Rata rata dari
makanan yang termasuk mengandung 10 -15 mg zat besi tetapi hanya 5 -10% yang dapat
diabsorpsi jadi apabila menurunya asupan zat besi yang merupakan unsur utama
pembentukan hemoglobin maka kadar / produksi hemoglobin juga akan menurun dan
mengakibatkan anemia.(Tarwoto, 2007)

Hemaglobin (Hb)
Haemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
pravelansi anemia. Hemaglobin merupakan snyawa pembawa oksigen pada sel darah merah.
Hemaglobin membawa oksigen dalam aliran darah melewati paru-paru dan bersama dengan
darah sampai ke jaringan tubuh. Hemoglobin mengandung bentuk ferro. Fungsi hemoglobin
adalah mentranspor CO2 dari jaringan keparu-paru untuk dieksresikan kedalam udara
pernapasan dan membawa O2 dari paru-paru ke sel-sel jaringan. Hemoglibin terdapat pada
eritrosit.

Hubungan Fe dengan pertambahan zat besi (Hb)

Zat besi sangat erat kaitannya dengan peningkatan status kadar hemoglobin ibu hamil
karena Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini diperlukan dalam
hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu sintesis hemoglobin (Hb) yaitu suatu oksigen yang
mengantarkan eritrosit berfungsi penting bagi tubuh. hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi),
protoporfirin, dan globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe)

Zat besi dibutuhkan untuk pembetukan hemoglobin, sedangkan selama kehamilan


volume darah akan meningkat akibat perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi.
Kebanyakan besi masuk ke dalam plasma untuk distribusi dan redistribusi oleh transferin
yang juga berkonstribusi melalui bagian pengrusakan hemoglobin dan bagian degradasi
ferritin dan hemosiderin.

Hemoglobin didegradasi terutama oleh fagosit pada system retikuloendotelia


(ditemukan dalam hati, limfa dan sumsum tulang). Simpanan besi sebagai feritin dan
hemosiderin didegradasi terutama dalam hati, limfa dan sumsum tulang. Selama degradasi
sel darah merah, bagian heme dari molekul hemoglobin dalam sel darah marah dikatabolis
oleh oksigenase heme menjadi biliverdin dan selanjutnya menjadi bilirubin, yang kemudian
dikeluarkan ke empedu untuk diekskresi dari tubuh. Sebagai tambahan, sekitar 20 sampai 25
mg besi per hari dilepaskan dari katabolisme hemoglobin. Besi itu akan digunakan kembali,
sebagai contoh untuk eritropoiesis atau untuk penggabungan kedalam enzim besi terikat, atau
besi menjadi cadangan untuk disimpan. Kecuali kalau simpanan tubuh dihabiskan, persedian
besi pada plasma pool dapat disesuaikan dengan batas banyaknya. Kebutuhan untuk besi
transferin ditentukan oleh kebutuhan sumsum tulang untuk sintesis sel darah merah.

Penambahan asupan besi baik lewat makanan ataupun suplemen terbukti mampu
mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi. Pemberian asam folat dan besi dapat
meningkatkan kadar hemoglobin 1,44 gr/dl bila dibandingkan dengan pemberian multiple
mikronutrien. Menurut Masthalina peningkatan kadar hemoglobin kelompok yang
mendapatkan Fe-asam folat 0,89 gr/dl lebih tinggi bila multiple mikronutrien

Keterkaitan zat besi dengan kadar hemoglobin dapat dijelaskan bahwa besi
merupakan komponen utama yang memegang
peranan penting dalam pembentukan darah
(hemopoiesis), yaitu mensintesis hemoglobin.
Kelebihan besi disimpan sebagai protein feritin,
hemosiderin di dalam hati, sumsum tulang
belakang, dan selebihnya di dalam limpa dan otot.
Apabila simpanan besi cukup, maka kebutuhan
untuk pembentukan sel darah merah dalam
sumsum tulang akan selalu terpenuhi. Namun,
apabila jumlah simpanan zat besi berkurang dan
jumlah zat besi yang diperoleh dari makanan juga
rendah, maka akan terjadi ketidakseimbangan zat
besi di dalam tubuh, akibatnya kadar hemoglobin
menurun di bawah batas normal yang disebut
sebagai anemia gizi besi (Soekirman, 2000).

Anda mungkin juga menyukai