Anda di halaman 1dari 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Gizi


Sub Pokok Bahasan : Kecacingan
Topik : POMP
Sasaran : Orang Tua Siswa
Pemberi Materi : Yoga Ryan Pratama, S.Kep., Ns.
Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Senin, 15 Oktober 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : TK Al-Hikmah

I. Tujuan Instruksional
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU):
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, masyarakat dapat mengetahui dan memahami
pentingnya pemberian obat cacing kepada anak.
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK):
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan peserta dapat:
1. Mengetahui manfaat pemberian obat cacing.
2. Mengetahui pengaruh buruk jika anak tidak diberikan obat cacing.
3. Memahami jadwal pemberian obat cacing secara rutin.
4. Memahami kemungkinan efek samping yang muncul setelah diberikan obat cacing dan cara
penanggulangannya.

II. Materi
Terlampir

III. Metoda
Ceramah
Tanya jawab (diskusi)
Demonstrasi

IV. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)


Uraian Kegiatan
No Kegiatan Alat Peraga
Penyuluh Peserta
1. Pembukaan a. Mengucapkan salam. a. Menjawab salam. Lisan
5 Menit b. Memperkenalkan diri b. Mengikuti
c. Menyampaikan tujuan c. Menyetujui tujuan
penyuluhan penyuluhan
d. Melakukan apersepsi d. Mengikuti apersepsi
e. Melakukan pretest e. Menjawab pretest
secara lisan
2. Isi a. Menanyakan kepada a. Bercerita tentang Ceramah
20 Menit peserta apa yang pemahaman
diketahui tentang peserta terkait
POPM. POPM.
b. Memberi reinforcement b. Berdiskusi dan
atas berbagi menyimak
pengalaman.
c. Memberikan materi c. Berdiskusi dan
penyuluhan dan menyimak
berdiskusi tentang penjelasan.
POPM.
d. Memberikan d. Peserta bertanya
kesempatan pada
peserta untuk bertanya
tentang hal yang belum
dipahaminya.
e. Menjawab pertanyaan e. Menyimak jawaban
peserta yang diberikan
3. Penutup a. Melakukan evaluasi a. Menjawab Lisan
5 Menit (post test) secara lisan pertanyaan
b. Menyimpulkan materi b. Menyimak
penyuluhan/diskusi kesimpulan.
c. Mengucapkan salam c. Menjawab salam.

V. Evaluasi
A. Bentuk : Lisan
B. Jenis : Jawaban Singkat
C. Prosedur : awal penyuluhan, selama dan akhir penyuluhan.
D. Pertanyaan evaluasi:
1. Jelaskan manfaat pemberian obat cacing pada anak?
2. Jelaskan kemungkinan efek samping yang muncul setelah diberikan obat cacing dan cara
penanggulangannya?
Lampiran

PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN MASAL KECACINGAN

Penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminthiasis
(STH) dan dikenal dengan istilah cacing perut masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
yang serius di daerah beriklim tropis dengan sanitasi yang tidak adekuat dan kondisi yang tidak
hiegenis. Tiga jenis cacing yang sering menginfeksi anak dan menyebabkan efek yang tidak baik
untuk anak usia prasekolah atau sekolah adalah cacing gelang (ascaris Lumbricodeis), cacing
tambang (Ancylostoma duedenale dan Necator Americanus), dan cacing cambuk (Trichuris
trichiura).
Infeksi kecacingan menyebabkan morbiditas dan kadang menyebabkan kematian karena
status gizi yang buruk, merusak kognitif, menimbulkan sindrom klinis yang terkait dengan
migrasi cacing, obstruksi usus, radang usus besar dan dubur.Dari banyak survei prevalensi yang
telah dilakukan di kabupaten/kota di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi kecacingan
lebih dari 20%.Efek samping dari infeksi cacing usus diharapkan dapat dibatasi pada proporsi
populasi yang lebih kecil yang memiliki densitas cacing yang tinggi termasuk filariasis, sehingga
segmen populasi dapat dijangkau dengan pengobatan massal. Di wilayah endemis filariasis,
anak usia sekolah dan prasekolah mendapat manfaat obat cacing dari kegiatan POPM filariasis,
akan tetapi Provinsi NTB adalah salah satu daerah yang tidak endemis filariasis selain Bali dan
Sulawesi Utara, sehingga untuk Provinsi NTB diperlukan upaya lain untuk pemberian obat
cacing pada anak prasekolah dan sekolah.
Salah satu cara efektif pemberian obat cacing adalah dengan megintegrasikannya dengan
program pemberian Vitamin A. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian obat
cacing dengan vitamin A memberikan dampak terhadap peningkatan status kesehatan anak
usia prasekolah. Anak yang bebas cacing akan meningkatkan status penyerapan Vitamin A dan
zat besi. Pada anak usia sekolah, pemberian obat cacing diintegrasikan dalam program UKS.
Untuk mengintegrasikan program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) maka dukungan
dari berbagai pihak sangatlah penting.
Untuk mendapat dukungan dan tersosialisasinya POPM, maka pada tanggal 8 – 10 Mei
2017 dilaksanakan kegiatan Sosialisasi dan Advokasi POPM Filariasis dan Kecacingan kepada
petugas pengelola program filariasis dan kecacingan, lintas program dan lintas sektor anatara
lain Dikpora Prov NTB, Depag Prov.NTB, Biro Kessos, dan Bappeda,di Hotel Aruna Senggigi.
Narasumber Pusat diisi oleh Kepala Seksi Kecacingan pada Subdit Filariasis dan kecacingan,
sedangkan narasumber provinsi diisi oleh Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit
dan Kesehatan Lingkungan, dan Kepala Seksi Pencegahan dan pengendalian Penyakit (P2P).
Hasil diskusi dengan pemegang program kabupaten/kota terungkap permasalahan-
permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan program kegiatan, antara lain seringnya
terjadi kekurangan stok obat, tingkat kehadiran balita di Posyandu yang rendah karena dibawa
orang tuanya bekerja, masih ada orang tua memberikan obat cacing sendiri tetapi tidak
melaporkan kepada petugas kesehatan di wilayahnya,dan pemberian obat cacing yang tidak
serentak antara anak balita dan anak sekolah serta pencatatan dan pelaporan yang terlambat.
Beberapa upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan
perencanaan obat yang lebih baik, melakukan swepping bagi balita yang tidak hadir di
Posyandu, mengusahakan pembagian obat cacing secara serentak dan melakukan koordinasi
dengan lintas sektor.

Anda mungkin juga menyukai