Oleh :
Lokal 2 A
Kelompok C
Oryza Sativa
Pendi Gunawansyah
Rahmi Zikri
Rana Nurul Azizi
Reza Risman
Rio Candra Pratama
Rozalina Maizara
Shintia Lara Delfi
Sintha Dwinata Ananda
Ulul Azmi
Waninda Septrina
Arsy Yunita Hardiyani
Dosen Pembimbing :
Ns. Hj. Elvia Metti, S.Kep, M.Kep, Sp. Mat
Hj. Metri Lidya, S.Kp, M.Biomed
A. LATAR BELAKANG
Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009).
Program KB tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk,
melainkan juga untuk memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi (KR) yang berkualitas, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan
angka kematian bayi (AKB) serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk
membentuk keluarga kecil berkualitas (Yuhedi dan Kurniawati, 2013).
Indonesia mempunyai kebijakan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk
diantaranya melalui program KB, akan tetapi beberapa tahun terakhir program yang
dilakukan melalui KB stagnan.(Manuaba, 2009)
B. TUJUAN
Agar pasien dapat mengetahui alat-alat kontrasepsi yang digunakan pada usia subur.
2. Tujuan Instruksional Khusus
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
Keterangan :
= Penyaji = CI Akademik
= Moderator = CI Klinik
= Fasilitator = Pasien
= Observer = Notulen
D. KEGIATAN PENYULUHAN
E. URAIAN TUGAS
1. Moderator
a. Membuka acara.
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
c. Menjelaskan tujuan dan topik.
d. Menjelaskan kontrak waktu.
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
f. Mengarahkan alur diskusi.
g. Memimpin jalannya diskusi.
h. Menutup acara.
i. Ikut serta Menjawab pertanyaan yang muncul.
2. Penyaji
a. Mempresentasikan materi untuk penyuluhan
b. Bersama audiens menyimpulkan materi penyuluhan
c. Ikut serta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pasien
3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
b. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari Peserta
c. Ikut serta menjawab pertanyan yang muncul
d. Mempersiakan absensi (Roza)
e. Mempersiapkan ruangan dan peralatan (Rio&Oryza)
f. Meminta persetujuan / mengontrak pasien (Sintha & ulfa)
4. Observer
a. Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Mengobservasi prilaku semua anggota kelompok
5. Notulen
a. Mencatat semua pertanyaan yang diajukan oleh pasien
b. Mencatat semua jawaban yang disampaikan oleh setiap anggota kelompok
c. Mencatat hasil kesimpulan dari observer
F. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. 100% peserta menghadiri penyuluhan.
b. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana.
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.
b. 100 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan KB
c. 100 % peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menyebutkan pengertian KB secara umum
b. Peserta mampu menyebutkan dua dari empat manfaat penggunaan KB
c. Peserta mampu menyebutkan dua dari empat macam-macam metode alat
kontrasepsi.
KELUARGA BERENCANA
Menurut Saifuddin (2010) keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai
kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan
penjarangan kehamilan, atau salah satu usaha untuk membantu keluarga termasuk individu
merencanakan kehidupan berkeluarga dengan baik sehingga dapat mencapai keluarga
berkualitas. (Saifuddin, 2010).
a) METODE ALAMI
1. Metode Kalender
Keuntungan metode kalender adalah (Karjatin, Atin. 2016):
1) Tidak memerlukan penghalang atau obat.
2) Dapat dilakukan secara gratis.
3) Dapat diterima oleh berbagai kalangan terutama kelompok beragama yang
menentang keluarga berencana.
4) Memungkinkan pasangan untuk lebih mempelajari tentang bagaimana tubuh
wanita dapat berfungsi.
5) Memungkinkan adanya komunikasi di antara pasangan.
6) Juga dapat digunakan untuk merencanakan kehamilan.
2. Senggama terputus
Adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI). MAL sebagai
kontrasepsi bila :
1) Menyusui secara penuh
2) Belum haid
3) Umur bayi kurang dari 6 bulan
Cara kerja:
1). Penundaan/penekanan ovulasi.
Keuntungan
1) Efektivitas tinggi
2) Tidak mengganggu senggama
3) Tidak ada efek samping secara sistemik
4) Tidak perlu obat atau alat
5) Tanpa biaya
Kerugian:
1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit
pasca persalinan.
2) Tidak melindungi terhadap IMS.
Cara pemakaian:
1) Bayi disusui menurut kebutuhan bayi (ngeksel).
2) Biarkan bayi menghisap sampai melepaskan sendiri hisapannya.
3) Susui bayi anda juga pada malam hari, karena menyusu pada waktu malam
membantu mempertahankan kecukupan kebutuhan ASI.
4) Bayi terus disusukan walau ibu atau bayi sedang sakit.
5) Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai
metode KB lainnya.
b) METODE FARMAKOLOGI
1. Pil KB
Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi ASI, dapat digunakan
sebagai kontrasepsi darurat. Efek samping: gangguan perdarahan (perdarahan bercak
atau perdarahan tidak teratur)
Cara pemakaian:
1) Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid.
2) Diminum setiap hari pada saat yang sama.
3) Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode
pelindung sampai akhir bulan.
4) Bila tidak haid, mulailah paket baru 1 hari setelah paket terakhir.
2. Kontrasepsi suntik/injeksi
Sangat efektif dan aman. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia
reprroduksi. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan. Cocok untuk masa
menyusui, karena tidak menekan produksi ASI.
Cara pemakaian :
1) Setiap saat selama siklus haid, asal tidak sedang hamil
2) Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid
3) Selama 7 hari setelah suntikan pertama tidak boleh melakukan hubungan seksual
4) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM
dalam didaerah pantat. suntikan diberikan setiap 90 hari
3. Susuk/Implant
Cara Pemakaian:
1) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, atau 6 minggu sampai 6
bulan pasca persalinan, pasca keguguran.
2) Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal atau AKDR dan ingin
menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat.
3) Daerah pemasangan atau insersi pada lengan kiri atas bagian dalam (sub kutan).
4) Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama (untuk
mencegah infeksi pada luka insisi)
5) Balutan penekan tetap ditinggalkan selama 48 jam, sedangkan plester
dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari)
6) Setelah luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan
wajar.
7) Bila ditenmukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam peradangan, atau bila
ada rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.
8) Setelah masa pemakaian habis, implan harus segera dilepas.
1. Kondom Pria
Keuntungan kontrasepsi kondom pria menurut (Karjatin, Atin. 2016):
1) Efektif mencegah kehamilan bila digunakan dengan benar.
2) Tidak mengganggu produksi ASI.
3) Tidak mengganggu kesehatan klien.
4) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
5) Murah dan dapat dibeli secara umum.
6) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
7) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda.
8) Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan
9) karsinogenik eksogen pada serviks).
10) Mencegah penularan IMS.
11) Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber–KB.
12) Mencegah ejakulasi dini.
13) Saling berinteraksi sesama pasangan.
14) Mencegah imuno infertilitas.
d) METODE LAINNYA
Criteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu efektifitas tinggi, refersibilitas tinggi karena
pasangan masuh mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3-4 tahun sesuai jarak
kelahiran yang direncanakan, serta tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI).
Kontrasepsi yang cocok dan disarankan untuk dipakai yaitu IUD sebagai pilihan utama,
disusul suntik KB, pil KB atau implan.
1. Puskesmas
2. Klinik Kesehatan
3. Rumah bersalin
4. Rumah Sakit
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, 2009, Buku Acuan Pelayanan Maternal Neonatal dan Keluarga Berencana. Balai
Saifuddin, AB, 2010, Buku Panduan Praktis Pelayanan Konmtrasepsi YBP. Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.
Sundquist, K, 2010, Kontrasepsi Apa Yang Terbaik Untuk Anda, Arcan, Jakarta. Pustaka,
Jakarta.
Karjatin, Atin. 2016. Keperawatan Maternitas. Jakarta : BPSDM Kesehatan