Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KELUARGA BERENCANA (KB)


Disampaikan Pada Penyuluhan Kesehatan
Di Ruang Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang

Oleh :
Lokal 2 A
Kelompok C
Oryza Sativa
Pendi Gunawansyah
Rahmi Zikri
Rana Nurul Azizi
Reza Risman
Rio Candra Pratama
Rozalina Maizara
Shintia Lara Delfi
Sintha Dwinata Ananda
Ulul Azmi
Waninda Septrina
Arsy Yunita Hardiyani

Dosen Pembimbing :
Ns. Hj. Elvia Metti, S.Kep, M.Kep, Sp. Mat
Hj. Metri Lidya, S.Kp, M.Biomed

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


D – III KEPERAWATAN PADANG
2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Keluarga Berencana


Waktu Pertemuan : 40 menit
Tanggal : 23Mei 2019
Tempat : Ruang Rawat Gabung Kebidanan RSUP. Dr. M. Djamil Padang
Sasaran : Pasien di Ruangan Rawat gabung
Metode : Ceramah dan tanya jawab

A. LATAR BELAKANG

Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009).
Program KB tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk,
melainkan juga untuk memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi (KR) yang berkualitas, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan
angka kematian bayi (AKB) serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk
membentuk keluarga kecil berkualitas (Yuhedi dan Kurniawati, 2013).
Indonesia mempunyai kebijakan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk
diantaranya melalui program KB, akan tetapi beberapa tahun terakhir program yang
dilakukan melalui KB stagnan.(Manuaba, 2009)

B. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Agar pasien dapat mengetahui alat-alat kontrasepsi yang digunakan pada usia subur.
2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien mampu :


a. Menyebutkan pengertian KB
b. Menyebutkan manfaat atau keuntungan KB
c. Menyebutkan kerugian atau efek samping KB
d. Menyebutkan macam-macam metode alat kontrasepsi.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Topik : Keluarga Berencana


2. Sasaran dan Target
a. Sasaran : Pasien di ruangan rawat gabung
b. Target : Pasien yang mengikuti penyuluhan
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab dan diskusi
4. Media dan alat
a. Infocus
b. Laptop
c. Booklet
5. Waktu dan Tempat
a. Hari / Tanggal : Kamis,23 Mei 2019
b. Waktu : Jam 09.00 wib
c. Tempat : Ruang Rawat Gabung Kebidanan
6. Pengorganisasian
a. Penyaji : Rana Nurul Azizi
b. Moderator : Reza Risman
c. Observer : Waninda Septrina
d. Fasilitator : Sintha Dwinata Ananda, Ulul Azmi, Rozalina Maizara, Oryza
Sativa, Arsy Yunita Hardiyani, Shintia Lara Delfi, Rio Candra
e. Dokumentasi : Pendi Gunawansyah
f. Notulen : Rahmi Zikri
7. Setting Tempat

Keterangan :

= Penyaji = CI Akademik

= Moderator = CI Klinik

= Fasilitator = Pasien

= Observer = Notulen

D. KEGIATAN PENYULUHAN

No. WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA


1. 5 menit PEMBUKAAN :
 Mengucapkan salam  Menjawab
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. 30 menit KEGIATAN INTI
 Apersepsi  Mengemukakan
pendapat
 Menjelaskan pengertian KB  Memperhatikan
 Menjelaskan manfaat KB
 Menjelaskan macam-macam  Mendengarkan
metode alat kontrasepsi.  Memperhatikan
 Menjelaskan tempat dimana  Mengajukan
pemasangan KB. pertanyaan
 Menjelaskan efek samping  Mendengarkan
dari KB  Mendengarkan
 Memberi kesempatan untuk
bertanya
 Memberikan jawaban
 Reinform consent
3. 5 menit PENUTUP
 Bersama peserta  Bersama – sama
menyimpulkan apa yang telah menyimpulkan
disampailkan
 Evaluasi materi KB dengan  Menjawab
mengajukan pertanyaan pertanyaan
 Melakukan terminasi
 Memberikan salam untuk  Memperhatikan dan
menutup pertemuan mendengarkan
 Menjawab salam

E. URAIAN TUGAS

1. Moderator
a. Membuka acara.
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
c. Menjelaskan tujuan dan topik.
d. Menjelaskan kontrak waktu.
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
f. Mengarahkan alur diskusi.
g. Memimpin jalannya diskusi.
h. Menutup acara.
i. Ikut serta Menjawab pertanyaan yang muncul.

2. Penyaji
a. Mempresentasikan materi untuk penyuluhan
b. Bersama audiens menyimpulkan materi penyuluhan
c. Ikut serta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pasien

3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
b. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari Peserta
c. Ikut serta menjawab pertanyan yang muncul
d. Mempersiakan absensi (Roza)
e. Mempersiapkan ruangan dan peralatan (Rio&Oryza)
f. Meminta persetujuan / mengontrak pasien (Sintha & ulfa)

4. Observer
a. Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Mengobservasi prilaku semua anggota kelompok

5. Notulen
a. Mencatat semua pertanyaan yang diajukan oleh pasien
b. Mencatat semua jawaban yang disampaikan oleh setiap anggota kelompok
c. Mencatat hasil kesimpulan dari observer

F. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
a. 100% peserta menghadiri penyuluhan.
b. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana.
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.
b. 100 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan KB
c. 100 % peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan.

3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menyebutkan pengertian KB secara umum
b. Peserta mampu menyebutkan dua dari empat manfaat penggunaan KB
c. Peserta mampu menyebutkan dua dari empat macam-macam metode alat
kontrasepsi.
KELUARGA BERENCANA

A. Pengertian Keluarga Berencana

Menurut Saifuddin (2010) keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai
kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan
penjarangan kehamilan, atau salah satu usaha untuk membantu keluarga termasuk individu
merencanakan kehidupan berkeluarga dengan baik sehingga dapat mencapai keluarga
berkualitas. (Saifuddin, 2010).

B. Manfaat Keluarga Berencana

a. Perbaikan kesehatan badan ibu


b. Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anaak, beristirahat, dan menikmati
waktu luang serta melakukan kegiatan-kegiatan lain.
c. Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna.
d. Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
(Hartanto, 2003)

C. Macam – Macam Metode Kontrasepsi

a) METODE ALAMI

1. Metode Kalender
Keuntungan metode kalender adalah (Karjatin, Atin. 2016):
1) Tidak memerlukan penghalang atau obat.
2) Dapat dilakukan secara gratis.
3) Dapat diterima oleh berbagai kalangan terutama kelompok beragama yang
menentang keluarga berencana.
4) Memungkinkan pasangan untuk lebih mempelajari tentang bagaimana tubuh
wanita dapat berfungsi.
5) Memungkinkan adanya komunikasi di antara pasangan.
6) Juga dapat digunakan untuk merencanakan kehamilan.

Kerugian metode kalender adalah (Karjatin, Atin. 2016):


1) Memerlukan catatan yang teliti dan juga kemauan dan kemampuan ibu untuk
mengawasi perubahan tubuhnya.
2) Memerlukan periode abstinence (tidak melakukan senggama)
3) Namun tidak dapat digunakan jika ibu mengalami periode sakit, infeksi atauu
stress karena dapat mempengaruhi ovulasi.

2. Senggama terputus

Keuntungan senggama terputus menurut (Karjatin, Atin. 2016) adalah :


1) Gratis.
2) Tidak memerlukan pencatatan.
3) Tidak ada kontraindikasi.

Kerugian senggama terputus menurut (Karjatin, Atin. 2016) :


adalah:
1) Memerlukan kontrol diri yang baik, pengalaman, dan percaya.
2) Metode ini tidak cocok bagi pria yang memiliki masalah ejakulasi dini.
3) Metode ini tidak cocok bagi pria yang tidak tahu kapan harus menarik penisnya
sebelum ejakulasi.
4) Metode ini tidak cocok bagi pria yang tidak memiliki pengalaman bersenggama
sebelum pria tersebut tahu kapan akan ejakulasi.
3. Metode Amenore Laktasi (MAL)

Adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI). MAL sebagai
kontrasepsi bila :
1) Menyusui secara penuh
2) Belum haid
3) Umur bayi kurang dari 6 bulan

Cara kerja:
1). Penundaan/penekanan ovulasi.

Keuntungan
1) Efektivitas tinggi
2) Tidak mengganggu senggama
3) Tidak ada efek samping secara sistemik
4) Tidak perlu obat atau alat
5) Tanpa biaya

Kerugian:
1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit
pasca persalinan.
2) Tidak melindungi terhadap IMS.
Cara pemakaian:
1) Bayi disusui menurut kebutuhan bayi (ngeksel).
2) Biarkan bayi menghisap sampai melepaskan sendiri hisapannya.
3) Susui bayi anda juga pada malam hari, karena menyusu pada waktu malam
membantu mempertahankan kecukupan kebutuhan ASI.
4) Bayi terus disusukan walau ibu atau bayi sedang sakit.
5) Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai
metode KB lainnya.

b) METODE FARMAKOLOGI

1. Pil KB

Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi ASI, dapat digunakan
sebagai kontrasepsi darurat. Efek samping: gangguan perdarahan (perdarahan bercak
atau perdarahan tidak teratur)

Keuntungan Pil KB menurut (Karjatin, Atin. 2016) :


1) Sangat ampuh sebagai alat kontrasepsi apabila digunakan dengan benar dan tidak
terputus.
2) Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
3) Bisa digunakan wanita segala usia.
4) Kesuburan segera kembali setelah dihentikan.
5) Mengatur siklus haid.

Kerugian Pil KB menurut (Karjatin, Atin. 2016) :


1) Pada tiga bulan pertama bisa merasakan mual.
2) Pendarahan atau bercak darah, terutama jika lupa atau terlambat minum pil.
3) Bisa merasakan sakit kepala ringan.
4) Berat badan bisa naik.
5) Biasanya haid akan terhenti.
6) Walau sangat jarang, wanita yang memiliki darah tinggi atau berusia 35 tahun ke
atas dan merokok, berisiko terserang stroke, serangan jantung atau penggumpalan
darah dalam pembuluh.

Cara pemakaian:
1) Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid.
2) Diminum setiap hari pada saat yang sama.
3) Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode
pelindung sampai akhir bulan.
4) Bila tidak haid, mulailah paket baru 1 hari setelah paket terakhir.

2. Kontrasepsi suntik/injeksi

Sangat efektif dan aman. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia
reprroduksi. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan. Cocok untuk masa
menyusui, karena tidak menekan produksi ASI.

Keuntungan kontrasepsi suntik menurut (Karjatin, Atin. 2016) :


1) Tidak mengganggu produksi ASI.
2) Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang
keluar.

Kerugian kontrasepsi suntik menurut (Karjatin, Atin. 2016) :


1) Tubuh mengalami kenaikan berat badan karena meningkatnya nafsu makan.
2) Tak hanya itu membuat lendir rahim menjadi tipis sehingga menstruasi menjadi
sedikit, bahkan beberapa wanita tidak mengalami menstruasi sama sekali

Cara pemakaian :
1) Setiap saat selama siklus haid, asal tidak sedang hamil
2) Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid
3) Selama 7 hari setelah suntikan pertama tidak boleh melakukan hubungan seksual
4) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM
dalam didaerah pantat. suntikan diberikan setiap 90 hari

3. Susuk/Implant

Keuntungan kontrasepsi susuk menurut (Karjatin, Atin. 2016):


1) Tidak menekan produksi ASI.
2) Praktis, efektif.
3) Tidak ada faktor lupa.
4) Masa pakai panjang.
5) Membantu mencegah anaemia.
6) Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan.
7) Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.

Kekurangan kontrasepsi susuk menurut (Karjatin, Atin. 2016):


1) Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
2) Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
3) Implant mahal.
4) Implant sering mengubah pola haid.
5) Susuk mungkin dapat terlihat di bawah kulit.

Cara Pemakaian:
1) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, atau 6 minggu sampai 6
bulan pasca persalinan, pasca keguguran.
2) Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal atau AKDR dan ingin
menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat.
3) Daerah pemasangan atau insersi pada lengan kiri atas bagian dalam (sub kutan).
4) Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama (untuk
mencegah infeksi pada luka insisi)
5) Balutan penekan tetap ditinggalkan selama 48 jam, sedangkan plester
dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari)
6) Setelah luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan
wajar.
7) Bila ditenmukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam peradangan, atau bila
ada rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.
8) Setelah masa pemakaian habis, implan harus segera dilepas.

c) METODE PENGHALANG/ BARRIER

1. Kondom Pria
Keuntungan kontrasepsi kondom pria menurut (Karjatin, Atin. 2016):
1) Efektif mencegah kehamilan bila digunakan dengan benar.
2) Tidak mengganggu produksi ASI.
3) Tidak mengganggu kesehatan klien.
4) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
5) Murah dan dapat dibeli secara umum.
6) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
7) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda.
8) Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan
9) karsinogenik eksogen pada serviks).
10) Mencegah penularan IMS.
11) Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber–KB.
12) Mencegah ejakulasi dini.
13) Saling berinteraksi sesama pasangan.
14) Mencegah imuno infertilitas.

Kerugian kontrasepsi kondom pria menurut (Karjatin, Atin. 2016):


1) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
2) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung).
3) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
4) Malu membeli kondom di tempat umum.
5) Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah.

d) METODE LAINNYA

1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Spiral


Keuntungan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), berdasarkan (Karjatin, Atin.
2016)
1) Efektifitasnya tinggi. 0,6–0,8 kehamilan per 100 perempuan yang menggunakan
1) IUD (1 kegagalan dalam 125–170 kehamilan).
2) Akan segera efektif begitu terpasang di rahim ibu.
3) Ibu tidak perlu mengingat–ingat ataupun melakukan kunjungan ulang untuk
menyuntik tubuh ibu.
4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual dan dapat meningkatkan kenyamanan
berhubungan karena tidak perlu takut hamil.
5) Tidak ada efek samping hormonal seperti halnya pada alat kontrasepsi hormonal
6) Tidak akan mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
7) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus dengan catatan
tidak terjadi infeksi.
8) Dapat digunakan hingga masa menopause (1 tahun atau lebih setelah masa haid
terakhir).
9) Tidak ada interaksi dengan obat–obatan.
10) Membantu mencegah kehamilan di luar kandungan.
11) Dapat dipasang kapan saja, tidak perlu pada saat masa haid saja asal anda tidak
sedang hamil atau diperkirakan hamil.

Kerugian menurut (Karjatin, Atin. 2016):


1) Terjadi perubahan siklus haid.
2) Bisa merasakan pembengkakan di pinggul.
3) Pemasangannya membutuhkan prosedur medis.
4) Saat memasang dan mengeluarkan IUD, harus dilakukan tenaga kesehatan
terlatih.
5) Bisa keluar dari rahim tanpa diketahui, sehingga wanita yang memakai IUD harus
rutin periksa ke tenaga kesehatan.
6) Bisa merasakan nyeri setelah 3–5 hari pertama pemasangan.
7) Saat haid, darah yang keluar cukup banyak sehingga bisa menyebabkan kurang
darah
Cara pemakaian :
1) Setiap saat selama siklus haid, asal tidak sedang hamil
2) Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid
3) Selama 7 hari setelah suntikan pertama tidak boleh melakukan hubungan seksual
4) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM
dalam didaerah pantat. suntikan diberikan setiap 90 hari.

D. Fase – Fase penggunaan alat kontrasepsi menurut Saifuddin, 2010

1) Fase menunda kehamilan

Criteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan


yang tinggi. Prioritas pengunaan pil oral karena peserta masih muda,pengunaan kondom
kurang menguntungkan karena pasangan muda masih tinggi frejuensi bersegamanya
sehingga akan mempunyai kegagalan yang tinggi. Penggunaan IUD-mini bagi yang
belum mempunyai anak pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta
kontra-indikasi pil oral.

2) Fase menjarangkan kehamilan

Criteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu efektifitas tinggi, refersibilitas tinggi karena
pasangan masuh mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3-4 tahun sesuai jarak
kelahiran yang direncanakan, serta tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI).
Kontrasepsi yang cocok dan disarankan untuk dipakai yaitu IUD sebagai pilihan utama,
disusul suntik KB, pil KB atau implan.

3) Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan

Sebaiknya setelah keluarga mempunyai 2 anak dan istri berumur diatas 30


tahun,terutama diatas 35 tahun. Alasan menghentikan kesuburan adalah ibu dengan usia
diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil/tidak punya anak lagi, karena alasan medis
dan alasan lainnya. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang
mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjaddi kegagalan hal ini dapat menyebabkan
kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Disamping itu jika pasangan aseptor
tidak mengharapkan untuk mempunyai anak lagi, pilihan utama yang cocok dan
disarankan adalah kontap. Pil tiddak dianjurkan karena usia ibu yang relative tua dan
mempunyai kemungkinan timbulnya akibat sampingan dan komplikasi. (Hartanto,2003)

E. Tempat Pelayanan Kesehatan Pemasangan Alat Kontrasepsi :

1. Puskesmas
2. Klinik Kesehatan
3. Rumah bersalin
4. Rumah Sakit
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, 2009, Buku Acuan Pelayanan Maternal Neonatal dan Keluarga Berencana. Balai

Saifuddin, AB, 2010, Buku Panduan Praktis Pelayanan Konmtrasepsi YBP. Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.

Sundquist, K, 2010, Kontrasepsi Apa Yang Terbaik Untuk Anda, Arcan, Jakarta. Pustaka,
Jakarta.
Karjatin, Atin. 2016. Keperawatan Maternitas. Jakarta : BPSDM Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai