Anda di halaman 1dari 11

SAP PEMBERIAN OBAT SECARA AMAN

KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DALAM KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing :

Kamariyah, Ners., S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok ll
Dewi Mentari G1B120002
Muly Okti Viana G1B120010
Mutmainah G1B120016
Rifki Wahyudi G1B120024
Dinda Grazella G1B120030
Dwita Rahmadani Pasella G1B120035
Nadila Trifani G1B120042
Sabina Noviazana G1B120047
Ahmad Syahdad G1B120051
Tri Hestu Haryani G1B120058
Verawati Febriani L.T G1B120062
Leni Putri G1B120067

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik / masalah : Pemberian Obat Secara Benar


2. Tempat : Rumah Sakit
3. Hari/Tanggal : Senin, 25 Oktober 2021
4. Waktu : 08.00 - 8.15 WIB
5. Sasaran : Keluarga pasien

A. Latar Belakang
Keselamatan pasien telah menjadi prioritas dalam perawatan kesehatan.
Keselamatan pasien pada dasarnya merupakan hak pasien, seperti yang
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal
5 ayat 2 bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Sedangkan Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 32 menyatakan bahwa setiap
pasien berhak memperoleh keamanan dankeselamatan dirinya selama dalam
perawatan rumah sakit. Oleh sebab itu prinsip keselamatan pasien harus
diutamakan dalam setiap kegiatan pelayanan kesehatan pasien.
Kesalahan dalam pengobatan bisa mengakibatkan kecacatan dan kematian.
Kesalahan ini telah banyak menelan korban seperti yang dilaporkan Joint
Commission International (JCI) dan WHO tahun 2012 beberapa negara
sebanyak 70% insiden kesalahan pengobatan dan sampai menimbulkan
kecacatan permanen pada pasien (Anggraini, 2016). Menurut Institute of
Medicine (IMO) setiap tahun di Amerika Serikat sekitar 48.000 sampai
100.000 pasien meninggal karena kesalahan pemberian obat. Sedangkan di
Jepang sebagian besar laporan didasarkan pada kesalahan pengobatan
sebanyak 46,6 % dari total laporan keselamatan pasien (Nakajima et.al
dalam Petscing & Baumann, 2017). Dari data ini dapat dilihat bahwa
kesalahan dalam pengobatan mempunyai akibat yang fatal bagi pasien.
Proses pemberian obat melibatkan banyak profesi yang terdiri dari
dokter, apoteker dan perawat. Profesi yang paling berperan adalah
profesi keperawatan karena efek-efek obat akan terjadi setelah obat
dimasukan kedalam tubuh dan perawatlah yang berperan dalam pemberian
obat.

Kemenkes (2011) menerangkan bahwa pasien, dokter, perawat dan praktisi


pelayanan kesehatan lainnya bekerjasama untuk memantau pasien yang telah
mendapatkan obat. Menurut Potter & Perry(2014) peran perawat dalam
proses pengobatan adalah pada tahap pemberian, memantau respon obat dan
mendidik pasien. Dampak dari kesalahan pemberian obat kepada pasien
dapat menyebabkan efek racun terhadap kesehatan pasien seperti keracuan
obat, alergi obat, muntah dan bahkan kematian. Dengan demikian perawat
merupakan faktor penting dalam keberhasilan pengobatan disetiap
pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit.

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Peran Keluarga Dalam
Pemberian Obat Secara Aman diharapkan keluarga pasien dapat
memahami tentang Pemberian Obat Secara Aman
2.Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang diare diharapkan audiens
dapat:
a. Menyebutkan riwayat pemberian obat pemberian obat sebelum masuk
Rumah Sakit
b. Menyebutkan tentang riwayat alergi yang dialami saat menggunakan
obat tertentu
c. Dapat Mendukung pengawasan pemberian obat selama rawat inap dengan cara
memastikan identitas pasien benar, menanyakan jenis obat yang diberikan,
tujuan pemberian, dosis dan waktu pemberian obat.

B. Pokok Bahasan
Edukasi Pemberian Obat Secara Aman

C. Sub pokok bahasan


1. Pengertian Pemberian
Obat Secara Aman
2. Riwayat Pemberian Obat
3. Riwayat alergi
4. Prinsip pemberian obat

D. Metode
Ceramah

E. Media dan Alat


Laptop

F. Materi
Terlampir

G. Tugas dan tanggung jawab organisasi :


1. Moderator : Tri Hestu Harayank
2. Penyaji : Leni Putri
3. Fasilitator : Sabina Novianzana,
4. Observer : Nadila Trifani
5. Pasien : Dinda Grazela
6. Keluarga pasien : Syahdad, Rifki Wahyudi, Dewi Mentari, Muly
Okti Viana, Verawati Febriani,
Keterangan :
1. Moderator
Uraian tugas:
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan
c. Memimpin jalannya penyuluhan
d. Menyimpulkan hasil penyuluhan
e. Menutup jalannya penyuluhan

2. Penyuluh / persentator
Uraian tugas :
a. Menjelaskan tujuan dan manfaat penyuluhan dengan jelas dengan bahasa
yang di pahami oleh peserta
b. Menggali pengetahuan audiens mengenai topik yang akan di
persentasikan
c. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan peroses
penyuluhan
d. Mendemonstrasikan dan Menjelaskan materi penyuluhan
e. Menjawap pertanyaan peserta

3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama peserta
b. Memfasilitasi audiens untuk kehadiran peserta pada saat penyuluhan
c. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
d. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang blum jelas
e. Menginterupsi penyuluhan tentang istila / hal – hal yang kurang jelas di
rasakan peserta
f. Membantu persentator menjawab pertanyaan
g. Membagikan leaflet pada peserta

4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan
b. Mengamati dan mencatat kegiatan dari awal hingga akhir
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama peroses
penyuluhan
d. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang di rasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan
e. Berkoordinasi dengan notulen dalam membuat laporan hasil
penyuluhan

H. Setting Tempat

Keterangan:
= Moderator
= Presenter
= Audience/peserta
= Observer
= Fasilitator
I. Kegiatan Penyuluhan
N Waktu Kegiatan pengajar Motode
o
1 2 Pembukaan
. menit

a. Mengucapkan salam Diskusi


b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan topik
penyuluhan
d. Menjelaskan tujuan
e. Membuat kontrak waktu
dan meminta kerja sama
dengan audiens

2. 10 menit a. Menggali pengetahuan Diskusi dan J. Evalua


tanya jawab si
peserta tentang
pengertian pemberian
obat secara aman
b. Memberi reinforcement
positif pada peserta
yang menjelaskan
c. Menjelaskan riwayat
pemberian obat
d. Memberi reinforcement
positif pada peserta
yang menjelaskan
e. Menjelaskan riwayat
alergi
f. Memberi kesempatan pada
peserta untuk bertanya
g. Memberikan reinforcement
positif pada peserta
yang bertanya
h. Memberikan kesempatan
pada peserta lain
peserta yang lain untuk
memberikan pendapat

i. Melengkapi jawaban
peserta
3. 3 Penutup Diskusi dan
menit tanya jawab
a. Mengevaluasi atau
1. Evaluasi Struktur
a. Penyuluh mempersiapkan satuan acara penyuluhan
b. Penyuluh mempersiapkan dan membawa media untuk penyuluhan (leaflet dan
lembar balik)
c. Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan
2. Evaluasi Proses
a. Pada awal kunjungan, petugas sudah menjelaskan tujuan dilakukan kunjungan
b. Selama kegiatan penyuluhan, klien aktif mendengarkan dan memperhatikan.
c. Klien aktif saat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
e. Kontrak telah diingatkan oleh petugas
3. Evaluasi hasil
a. Klien kooperatif selama diskusi berlangsung
b. Klien kooperatif bertanya dan menjawab pertanyaan petugas
c. Klien dapat menjelaskan pengertian pemberian obat secara aman, riwayat
pemberian obat, riwayat alergi dan prinsip benar dalam pemberian obat

LAMPIRAN MATERI

A. Pemberian Obat Secara Aman


Pemberian obat secara aman merupakan perhatian utama ketika melaksanakan pemberian
obat kepada pasien. Sebagai petugas yang terlibat langsung dalam pemberian obat,
petugas harus mengetahui yang berhubungan dengan peraturan dan prosedur dalam
pemberian obat karena hampir semua kejadian error dalam pemberian obat terkait dengan
peraturan dan prosedur. Petugas harus mengetahui informasi tentang setiap obat sebelum
diberikan kepada pasien untuk mencegah terjadinya kesalahan. Melaksanakan pemberian
obat secara benar dan sesuai instruksi dokter, mendokumentasikan dengan benar dan
memonitor efek dari obat merupakan tanggung jawab dari semua petugas yang terlibat
dalam pemberian obat. Jika obat tidak diberikan seperti yang seharusnya maka kejadian
medication error dapat terjadi. Kejadian medication error yang memberi efek serius
ataupun tidak harus dilaporkan (WHO, 2012).
Kesalahan pengobatan dapat terjadi dalam tiap proses pengobatan, baik dalam proses peresepan
(prescribing), pembacaan resep (transcribing), penyiapan hingga penyerahan obat (dispensing),
maupun dalam proses penggunaan obat (administering). Kesalahan dalam peresepan (prescribing)
dan pemberian obat (dispensing) merupakan dua hal yang sering terjadi dalam kesalahan
pengobatan (Depkes RI, 2014).

B. Riwayat Obat yang Pernah Digunakan


riwayat penggunaan Obat merupakan proses untuk mendapatkan informasi mengenai
seluruh Obat/Sediaan Farmasi lain yang pernah dan sedang digunakan, riwayat
pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam medik/pencatatan
penggunaan Obat pasien.
Tahapan penelusuran riwayat penggunaan Obat:
a. membandingkan riwayat penggunaan Obat dengan data rekam medik/pencatatan
penggunaan Obat untuk mengetahui perbedaan informasi penggunaan Obat;
b. melakukan verifikasi riwayat penggunaan Obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan
lain dan memberikan informasi tambahan jika diperlukan;
c. mendokumentasikan adanya alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki
(ROTD);
d. mengidentifikasi potensi terjadinya interaksi Obat;
e. melakukan penilaian terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan Obat;
melakukan penilaian rasionalitas Obat yang diresepkan;
f. melakukan penilaian terhadap pemahaman pasien terhadap Obat yang digunakan;
g. melakukan penilaian adanya bukti penyalahgunaan Obat; melakukan penilaian
terhadap teknik penggunaan Obat;
h. memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap Obat dan alat bantu kepatuhan minum
Obat (concordance aids)

C. Riwayat Alergi atau Reaksi


Alergi obat adalah suatu kondisi ketika tubuh menunjukkan reaksi berlebihan usai
mengonsumsi suatu obat. Reaksi alergi yang muncul umumnya adalah kemerahan pada
kulit, timbulnya rasa gatal, bengkak di beberapa bagian kulit, hingga sesak napas. Jika
reaksi alergi yang muncul sangat serius, akan terjadi penurunan tekanan darah yang tidak
menutup kemungkinan untuk berujung pada kematian.
Oleh karena itu, bagi yang pernah mengalami alergi obat, atau merasakan suatu gejala
aneh usai mengonsumsi suatu obat, beberapa hal berikut yang perlu dilakukan:
1. Ingat dan Catat Nama Obat
Jika pernah mengalami gejala atau reaksi alergi seperti yang disebutkan tadi, setelah
meminum suatu obat, jangan lupa untuk mengingat atau mencatat nama obat itu. Meski
belum tentu itu alergi obat atau bukan, dengan mencatat nama obat yang pernah
memunculkan reaksi aneh, kamu bisa bertanya atau meminta saran pada dokter ketika
berobat nanti. Dengan menceritakan reaksi atau gejala yang dialami, dokter biasanya
akan mendiagnosis apakah seseorang memiliki alergi terhadap obat itu atau tidak.
Jadi, pastikan untuk mencatat nama obat, serta kandungan zat dalam obat itu, dan simpan
catatan di tempat yang selalu dibawa kemana-mana, seperti dompet atau buku saku. Hal
ini bertujuan untuk memudahkanmu mendapatkan obat yang sesuai ketika suatu kondisi
gawat darurat yang membutuhkan pertolongan medis terjadi.

2. Ceritakan Riwayat Alergi Obat pada Dokter, Perawat dan oragv terdekat
Ada pepatah yang mengatakan, bahwa tidak ada yang lebih mengerti kondisi diri, selain
dirimu sendiri. Walaupun menanyakan soal apakah seseorang memiliki alergi obat atau
tidak adalah hal wajib bagi dokter, akan lebih baik lagi jika kamu bisa menjelaskan
secara rinci seperti apa reaksi alergi yang terjadi ketika kamu mengonsumsi suatu obat.
Selain pada dokter, menceritakan soal alergi obat yang kamu alami juga penting
dilakukan pada orang terdekat. Dengan begitu, saat kamu mengalami kondisi ketika
kamu tidak sadarkan diri dan membutuhkan bantuan medis, orang terdekatmu yang
mengetahui soal alergi obat yang kamu miliki, akan membantu menjelaskan pada petugas
medis.

D. Prinsip Pemberian Obat


Adapun prinsip-prinsp pemberian obat yang benar meluputi 6 hal, yaitu : Benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute dan benar dokumentasi. Benar pasien
dapat dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dan harus dilakukan setiap akan
memberikan obat. Benar obat memastikan pasien setuju dengan obat yang telah
diresepkan berdasarkan kategori perintah pemberian obat, yaitu : perintah tetap (standing
order), perintah satu kali (single order), perintah PRN (pro renata/jika perlu), perintah stat
(segera) (Kee & hayes, 1993). Benar dosis adalah dosis yang diresepkan pada pasien
tertentu. Benar waktu adalah saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan. Benar
rute disesuaikan dengan tingkat penyerapan tubuh pada obat yang telah diresepkan. Benar
dokumentasi meliputi nama, tanggal, waktu, rute, dosis dan tanda tangan atau insial
petugas. (Kee & hayes, 1993).

DAFTAR PUSTAKA

Craven, et.all. (2013). Fundamental of Nursing : Human Death and Function.7th Edition.
China: Lippincont Williams & Wilkins Company
Kee J., dan Hayes E. R., 1993, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan,
diterjemahkan oleh Anugrah, penerbit buku kedokteran, EGC, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 5 ayat 2
Perry, A. G., Potter, P. A., & Ostendorf, W. (2013). Clinical Nursing Skills & Techniques
8th Edition. St. Louis: Elsevier Mosby.

Anda mungkin juga menyukai