BLOK MATERNITAS II
Dosen Pembimbing :
Ns. Mainarisa, S.Kep., M.kep
Disusun Oleh :
Tri Hestu Haryani G1B120058
A. Latar Belakang
Hamil atau kehamilan adalah hal yang sangat normal terjadi pada
wanita secara alamiah, keadaan ini bukanlah suatu kondisi patologis (Tyastuti,
2016). Kehamilan terjadi apabila terjadi penyatuan antara sel spermatozoa
dengan sel ovum di dalam maupun di luar rahim (Fatimah & Nuryaningsih,
2017). Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi adalah adanya kelemahan
jaringan kolagen. Kelemahan jaringan kolagen pada seluruh tubuh dan otot-
otot dasar panggul disebabkan karena adanya peningkatan produksi oleh
hormon progesteron dan hormon relaksin (Ting, Cesar, & Selatan, 2020).
Pada wanita, hamil menjadi salah satu faktor resiko tebesar mengalami
inkontinensia urin. Sebanyak kurang lebih 50% wanita mengalami
inkontinensia urin dalam selama masa hidupnya (Rocha et al., 2017). Masalah
inkontinensia urin ini sudah sangat umum terjadi pada ibu hamil. Keadaan ini
bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang dapat memicu terjadinya
beberapa permasalahan seperti gangguan kesehatan, sosial, dan psikologi ibu
hamil (Saputra et al., 2017).
Inkontinensia urine merupakan kebocoran urine yang tidak disadari
(involunter) dan terjadi jika tekanan intravesikal melebihi tekanan maksimum
uretra tanpa disertai kontraksi otot detrusor. Sekitar 50% wanita terkadang
mengalami inkontinensia dan 10% wanita mengalaminya secara teratur.
Inkontinensia menghambat banyak wanita untuk menikmati hubungan seksual
dan sosial yang menyenangkan, aktivitas dan karier secara penuh (Robertson
dalam Reeder, 2011).
Inkontinensia urin meski tidak membahayakan nyawa, namun akan
sangat berdampak pada psiko-sosial yang secara langsung juga akan
mempengaruhi kualitas hidup wanita. Inkontinensia urin dibedakan menjadi
beberapa tipe yakni; stress incontinence, urge incontinence, mixed
incontinence, overflow incontinence, transient incontinence, dan functional
incontinence (Rocha et al., 2017).
Prevalensi kejadian inkontinensia urin berdasarkan dari data Asia
Pasific Continence Advisory Board (APCAB) diperoleh sebanyak 14,6% dari
jumlah wanita yang ada di Asia didalamnya terdapat 4% wanita Indonesia
(Kurniawati & Sa’idah, 2012). Pada penelitian yang dilakukan oleh Bujuadji
pada tahun 2004 memperoleh prevalensi inkotinensia urin pada ibu hamil
sebesar 37,1% di Puskesmas Tiron Kediri, dan pada penelitian yang dilakukan
oleh Solans-Domenech pada tahun juga mendapatkan prevalensi
inkontinensia urin sebesar 39,1%. Pada penelitian yang dilakukan di RSU Dr.
Soetomo pada tahun 2008 yang dilakukan oleh Depertemen Urologi Fakultas
Kedokteran Airlangga memperoleh prevalensi inkontinensia urin pada wanita
sebesar 6,79%. Banyak penelitian yang menyatakan kejadian Inkontinensia
urin pada ibu hamil sangat banyak ditemukan akan tetapi hal itu sudah
dianggap sebagai hal yang umum terjadi dan bukan suatu masalah sehingga
mereka yang mengalami hal tersebut sangat jarang melaporkan mengenai
kondisinya tersebut. Seseorang yang mengalami inkontinensia urin akan
merasa malu dan merasa takut akan dideskriminasi karena kondisi tersebut.
Hal itu menyebabkan di Indonesia kasus inkontinensia urin tidak diperoleh
data dan jumlah kejadian yang pasti (Kurniawati & Sa’idah, 2012).
B. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan klien dapat
menegtahui tentang Inkontensia Urine
C. Pokok Bahasan
Edukasi Inkontinensia Urine
a. Ceramah
F. Setting Tempat
Keterangan:
Presenter
Audience/peserta
G. Kegiatan Penyuluhan
https://youtu.be/uyQtsZJYM1I
3. 3 menit Penutup Diskusi dan tanya Penyuluh dan
jawab klien
a. Mengevaluasi atau menanyakan
kembali materi yang telah
disampaikan pada peserta
b. Memberi salam penutup
J. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Penyuluh mempersiapkan satuan acara penyuluhan
b. Penyuluh mempersiapkan dan membawa media untuk penyuluhan
(leaflet dan laptop)
c. Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan
2. Evaluasi Proses
a. Pada awal kunjungan, petugas sudah menjelaskan tujuan dilakukan
kunjungan
b. Selama kegiatan penyuluhan, klien aktif mendengarkan dan
memperhatikan.
c. Klien aktif saat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
e. Kontrak telah diingatkan oleh petugas
3. Evaluasi hasil
a. Klien kooperatif selama diskusi berlangsung
b. Klien kooperatif bertanya dan menjawab pertanyaan petugas
c. Klien dapat menjelaskan pengertian, penyebab, dan pencegahan resiko
jatuh pada lansia
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawati, L; Kudarti; dan Reny, S. (2012). Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Tanda Bahaya Nifas di Ruang Eva Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus (Level
Of Knowledge The Postpartum About Postpartum Danger Signs In The Eva
Room Of Mardi Rahayu Kudus Hospital). Jurnal Kebidanan dan Keseshatan
(Journal Of Midwifery And Health)
Reeder, S.J., Martin, L.L., & Griffin, D.K. (2011). Keperawatan Maternitas :
Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga. Edisi 18. Jaakarta : EGC
Rocha, J., Brandao, P., Melo, A., Torres, S., Mota, L., & Costa, F. (2017). Assessment
of Urinary Incontinence in Pregnancy and Postpartum : Observational Study
Avaliacao da Incontinencial Urinaria na Gravidez e no Pos-Parto : Estudo
Observacional. Acta Med Port, 30(7-8), 568-572.,
Saputra, H., Adiputra, N., Bali, D., Fisioterapi, F., Unggul, U. E., & Flexion, W.
(2017). Penambahan Latihan Core Stability Pada William Panggul Pada Ibu
Multipara Additional of Core Stability Training To William Flexion In
Increasing Pelvi Floor Muscles To Sport and Fitness Journal, 5(1), 62-69.
https://doi.org/2302-688X
Ting, H. Y., Cesar, A., & Selatan, B. (2020). Inkontinensia Urin di antara Wanita
Hamil di Brasil Selatan : Survei Cross-sectional berbasis pupilasi. Ploa ONE,
15(8), 1-10. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0234338
A. Definisi