Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

2. Keluhan Utama

Klien mengatakan pandangannya kabur pada jarak jauh dan jelas


pada jarak dekat.
3. Riwayat Penyakit

1) Riwayat Penyakit Sekarang

Klien datang ke RS dengan keluhan pandangan kabur pada


jarak jauh dan jelas pada jarak dekat, klien mengatakan
padangan kabur setiap saat.
2) Riwayat penyakit dahulu

Klien mengatakan, sebelumnya belum pernah mengalami hal


seperti ini.
3) Riwayat Penyakit keluarga

Klien mengatakan ibu klien mengalami hal yang sama seperti


yang dialami klien.
4) Riwayat Kebiasaan

Klien mengatakan sering membaca buku dengan jarak yang


sangat dekat dan dalam keadaan tidak terlalu terang.
4. Pengkajian Fisik

1) Pengkajian Ketajaman Penglihatan

Dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang dengan kartu


Snellen.
a) Pasien duduk dengan dengan jarak 6 meter dari kartu
Snellen dengan satu mata ditutup.
b) Pasien diminta membaca huruf yang tertulis pada kartu,
mulai dari baris paling atas kebawah,dan tentukan baris
terakhir yang masih dapat dibaca seluruhnya dengan benar.
Bila pasien tidak dapat membaca baris paling atas (terbesar)
maka dilakuan uji hitung jari dari jarak 6 meter.
Jika pasien tidak dapat menghitung jari dari jarak 6 meter,
maka jarak dapat dikurangi satu meter, sampai maksimal
jarak penguji dengan pasien 1 meter.

Jika pasien tetap tidak bisa melihat,dilakukan uji lambaian


tangan,dilakukan uji dengan arah sinar.
Jika pengelihatan sama sekali tidak mengenal adanya
sinar,maka dikatakan pengelihatanya adalah 0 (nol) atau
buta total.
Penilaian :

Tajam pengelihatan normal adalah 6/6. Berarti pasien dapat


membaca seluruh huruf dalam kartu Snellen dengan benar.
Bila baris yang dapat dibaca selurunya bertanda 30 maka
dikatakan tajam pengelihatan 6/30. Berarti ia hanya dapat
melihat pada jarak 6 meter yang oleh orang normal huruf
tersebut dapat dilihat pada jarak 30 meter. Bila dalam uji
hitung jari pasien hanya dapat melihat atau menentukan
jumlah jari yang diperlihatkan pad jarak 3 meter, maka
dinyatakan tajam pengelihatan 3/60. Jari terpisah dapat
dilihat orang normal pada jarak 60 meter.
Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan
pada jarak 300 meter. Bila mata hanya dapat melihat
lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam
pengelihatan adalah 1/300. Bila mata hanya mengenal
adanya sinar saja,tidak dapat melihat lambaian tangan, maka
dikatakan sebagai satu per minus. Orang normal dapat
melihat adanya sinar pada jarak tidak terhingga.
2) Pengkajian Gerakan Mata

a) Uji Menutup

Salah satu mata pasien di tutup dengan karton atau tangan


pemeriksa, dan pasien di minta memfokuskan mata yang
tidak tertutup pada satu benda diam sementara mata yang di
tutup karton/tangan tetap terbuka. Kemudian karton atau
tangan tiba- tiba di singkirkan, dan akan nampak gerakan
abnormal mata. Bila mata, saat di tutup bergeser ke sisi
temporal, akan kembali ke titik semula ketika penutup di
buka. Sebaliknya, bila bergeser ke sisi nasal, fenomena
sebaliknya akan terjadi. Kecenderungan mata untuk
bergeser, ketika di tutup, ke sisi temporal, di namakan
eksoforia; kecenderungan mata untuk bergeser ke sisi nasal
di sebut esoforia.
b) Lirikan Terkoordinasi, benda di gerakkan ke lateral ke
kedua sisi sepanjang sumbu horizontal dan kemudian
sepanjang sumbu oblik. Masing-masing membentuk sumbu
60 derajat dengan sumbu horizontal. Tiap posisi cardinal
lirikan menggambarkan fungsi salah satu dari keenam otot
ekstraokuler yang melekat pada tiap mata. Bila terjadi
diplopia (pandangan ganda), selama transisi dari salah satu
posisi cardinal lirikan, pemeriksa dapat mengetahui adanya
salah satu atau lebih otot ekstraokuler yang gagal untuk
berfungsi dengan benar. Keadaan ini bias juga terjadi bila
salah satu mata gagal bergerak bersama dengan yang lain.
3) Pengkajian Lapang Pandang

Pemeriksa dan pasien duduk dengan jarak 1 sampai 2 kaki,


saling berhadapan. Pasien di minta menutup salah satu mata
dengan karton, tanpa menekan, sementara ia harus memandang
hidung pemeriksa. Sebaliknya pemeriksa juga menutup salah
satu matanya sebagai pembanding. Bila pasien menutup mata
kirinya, misalnya, pemeriksa menutup mata kanannya. Pasien di
minta tetap melirik pada hidung pemeriksa dan menghitung
jumlah jari yang ada di medan superior dan inferior lirikan
temporal dan nasal. Jari pemeriksa di gerakkan dari posisi luar
terjauh ke tengah dalam bidang vertical, horizontal dan oblik.
Medan nasal, temporal, superior dan inferior di kaji dengan
memasukkan benda dalam penglihatan dari berbagai titik
perifer. Pada setiap manuver, pasien memberi informasi kepada
pemeriksa saat ketika benda mulai dapat terlihat sementara
mempertahankan arah lirikannya ke depan.
4) Pemeriksaan Fisik Mata

a) Kelopak Mata, harus terletak merata pada permukaan mata

b) Buku Mata, posisi dan distribusinya

c) Sistem lakrimal, struktur dan fungsi pembentukan dan


drainase air mata.
d) Pemeriksaan Mata Anterior, sclera dan konjungtiva bulbaris
diinspeksi secara bersama.
e) Pemeriksaan Kornea, normalnya kornea tampak halus
dengan pantulan cahaya seperti cermin, terang, simetris dan
tunggal.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan sensori-persepsi (visual) yang berhubungan dengan


perubahan kemampuan memfokuskan sinar pada retina.
2. Gangguan rasa nyaman (pusing) yang berhubungan dengan usaha
pemfokusan mata.
3. Resiko cedera berhubungan dengan penurunan kemampuan visual

4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan (nyeri


pada kepala, kelelahan pada mata)
C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


1. Gangguan persepsi NOC: NIC:
sensori (visual) yang Sensory Function: Vision Cognitive Stimulation
berhubungan dengan Environmental Management
Kriteria hasil :
perubahan kemampuan 1. Kaji derajat dan durasi
memfokuskan sinar pada a) Menunjukkan pemahaman
gangguan visual Rasional:
secara verbal maupun
retina. Meningkatkan pemahaman
tulisan
perawat tentang kondisi klien
b) Wajjah dan tubuh dalam
2. Orientasikan klien pada
kondisi relaks
lingkungan yang baru
c) Mampu menjelaskan
Rasional: Memberikan
rencana untuk
peningkatan, kenyamanan,
memodifikasi gaya hidup
kekeluargaan serta
untuk mengkompensasi
kepercayaan klien perawat
adanya gangguan
3. Dorong klien mengekspresikan
penglihatan
perasaan tentang gangguan
d) Terhindar dari cedera
penglihatan
akibat penurunan
Rasional: meningkatkan
kemampuan penglihatan
kepercayaan klien- perawat dan
penerimaan diri
4. Lakukan tindakan untuk
membantu klien menangani
gangguan penglihatannya
Rasional: Menurunkan
kemungkinan bahaya yang
akan tejadi sehubungan dengan
gangguan penglihatan
2. Nyeri akut berhubungan NOC : Pain level and Pain NIC : Pain management
dengan penekanan saraf Control
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
pusat. Kriteria Hasil : komprehensif (PQRST)
Rasional : mengetahui skala
a. Klien mampu mengontrol
nyeri yang dirasakan pasien
nyeri (tahu penyebab nyeri
2. Kontrol lingkungan pasien
dan mampu menggunakan
yang dapat mempengaruhi
teknik non farmakologik
nyeri seperti suhu ruangan,
untuk mengurangi nyeri)
pencahayaan, dan
b. Mampu mengenali nyeri
kebisingan
(skala, intensitas,
Rasional : memberikan
frekuensi)
kenyamanan bagi pasien
c. Klien menyatakan rasa
3. Ajarkan tentang teknik non
nyaman setelah nyeri
farmakologik seperti teknik
berkurang
nafas dalam
Rasional : mengalihkan rasa
nyeri yang dirasakan pasien
4. Tingkatkan istirahat
Rasional : manajemen nyeri
pasien
5. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
Rasional : mengevaluasi
hasil tindakan dan
menentukan intervensi
lanjutan
3. Resiko cedera NOC: Risk Control NIC:
berhubungan dengan Kriteria Hasil: Environment
penurunan kemampuan Management
a. klien terbebas dari cidera
visual (Manajemen
b. menggunakan fasilitas
Lingkungan)
kesehatan yang ada
1. Sediakan lingkungan
yang aman untuk pasien
c. mampu mengenali
Rasional : menghindarkan
perubahan status
pasien dari cidera
kesehatan
2. identifikasi kebutuhan
keamanan pasien, sesuai dengan
kondisi fisik
Rasional : menyesuaikan
pengamanan sesuai kondisi
pasien
3. menghindarkan lingkungan
yang berbahaya
Rasional : menghilangkan
faktor bahaya bagi pasien
4. memasang side rail tempat
tidur
Rasional : pengaman untuk
pasien menganjurkan keluarga
untuk menemani pasien
Rasional : menjaga pasien dari
cidera
4. Ansietas berhubungan NOC: Anxiety Control 1. Orientasikan klien pada
dengan perubahan lingkungan yang baru
Kriteria hasil:
status kesehatan (nyeri Rasional: Membantu
a. mampu mengungkapkan
pada kepala, kelelahan mengurangi ansietas dan
gejala dari ansietas
pada mata) meningkatkan keamanan
b. mengidentifikasi,
2. Beritahu klien tentang
mengungkapkan dan
perjalanan penyakitnya
mendemonstrasikan
Rasional: Memberikan
teknik untuk mengontrol
informasi kepada klien tentang
ansietas
penyakitnya dan mengurangi
c. mengungkapkan
ansietas
penurunan atau hilangnya
3. Beritahu klien tentang tindakan
subjek yang menjadi pengobatan yang akan
sumber ansietas dilakukan.
Rasional: Mengurangi ansietas
klien

Anda mungkin juga menyukai