Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN Tn. A DENGAN MIOPI

Ditulis Oleh

Kelompok 2 :

1. Ajeng Diah K (470113002)


2. Femitri Dinda A (470113010)
3. Ilmi Agustiana (470113015)
4. Magdha Betrissianisa K (470113024)
5. Nova Rezita (470113028)
6. Nur Hidayati (470113031)
7. Respati Wisnu J (470113037)

AKADEMI KEPERAWATAN MADIUN

TAHUN AKADEMIK 2013/2014


ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN Tn. A DENGAN MIOPI

A. Pengkajian
a. Identitas
1. Nama : Tn. A
2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Usia : 30 tahun
4. Pekerjaan : Petani
5. Suku : Jawa
6. Agama : Islam
7. Pendidikan : SMP
8. Status perkawinan : Kawin
9. Alamat : Desa Sareng Kecamatan Geger
Kabupaten Madiun
10. Penanggung jawab : Ny. A
11. Tanggal Pengkajian : 10-10-2014
b. Anamnesa
1. Keluhan Utama :
Klien mengeluhkan Pandangannya kabur pada jarak jauh 5
meter dan jelas pada jarak dekat < 5 meter, pusing, sering lelah
dan mengantuk.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Klien mengatakan tidak pernah menderita ablasio retina
dan retinitis sentrali.
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengeluhkan pandangan kabur pada jarak 5 meter
dan jelas pada jarak dekat < 5 meter, sejak tahun 2012. Klien
mengatakan padangan kabur setiap saat.
4. Pola Aktifitas
Klien mengatakan sering membaca buku dengan jarak yang
sangat dekat dan dalam keadaan tidak terlalu terang.
c. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum pasien
 Kesadaran : Sadar penuh
 Vital Sign :
o TD : 120/80 mmHg
o Rr : 18 x/menit
o Suhu : 36,5 OC
o Nadi : 80 x/menit.
2. Kepala
 Bentuk kepala : simetris, tidak ada kotoran pada kulit
kepala, pertumbuhan rambut merata, tidak ada lesi,
tidak ada nyeri tekan
3. Kulit
 Warna kulit : tidak kuning, turgor kulit cepat kembali,
tidak ada lesi, tidak ada oedema, tidak ada peradangan.
4. Penglihatan
 Kelopak mata : simetris terletak merata pada
permukaan mata
 Inspeksi bulu mata : merata pada permukaan kelopak
mata
 Inspeksi konjungtiva : tidak anemis
 Inspeksi warna sclera : tidak ikterus
 Pemeriksaan kornea : tampak halus dengan pantulan
cahaya seperti cermin, terang, simetris dan tunggal
 Gerakan mata : nampak gerakan abnormal mata
eksoforia dan esoforia
5. Penciuman/Hidung
 Bentuk(simetris/tidak),fungsi
penciuman(baik/tidak),peradangan(ada/tidak),ada
polip/tidak
6. Pendengaran/Telinga
 Bentuk daun telinga simetris, letaknya simetris,
peradangan tidak ada, fungsi pendengaran baik, tidak
ada serumen, tidak ada cairan
7. Mulut
 Bibir tidak sianosis, tidak pecah-pecah, gigi bersih ,
gusi tidak ada perdarahan, tidak ada peradangan tonsil,
tidak ada stomatitis.
8. Leher
 Tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada distensi vena
jugularis
9. Dada/Pernafasan
 Bentuk simetris, bentuk dan pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada bunyi pernafasan abnormal.
10. Abdomen
 Bentuk simetris, tidak ada peningkatan peristaltic usus,
tidak ada nyeri tekan pada daerah suprapubik, tidak ada
edema
11. Sistem Reproduksi
 Tidak ada radang pada genitalia eksterna, tidak ada lesi.
12. Ekstremitas Atas/Bawah
 Tidak ada pembatasan gerak, tidak ada odem, ada
varises.
d. Pemeriksaan Laboratorium
1. Refraksi subjektif, metode “trial and error” dengan
menggunakan kartu snellen : visus 6/12
B. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 1. Ds : Cahaya tidak dapat Resiko cedera
a. Pasien fokus ke retina
mengatakan
tidak bisa Penglihatan kabur
melihat pada
jarak 5 meter Gangguan penglihatan

2. Do :
a. Hasil Tes
Snellen : 6/12
b. Terdapat gerak
mata abnormal :
eksoforia dan
esoforia
2 1. Ds : Penglihatan menurun Gangguan rasa nyaman
a. Pasien
mengatakan Daya akomodasi
sering pusing bekerja lebih dari
dan merasakan kemampuan
lelah pada
matanya Mata lelah

2. Do :
a. TD : 120/80 Pusing
mmHg
b. Rr : 18 x/ mnt
c. Suhu : 36,5 OC
d. Nadi : 80 x/m
C. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan penglihatan
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait
penyakit

D. Intervensi
1. Resiko cedera yang berhubungan dengan keterbatasan penglihatan
 Tujuan : setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama
1x24 jam resiko cedera pada pasien dapat teratasi
 Kriteria hasil :
1. Klien dapat melakukan aktifitas tanpa mengalami
cedera
2. Klien dapat mengidentifikasi potensial bahaya
dalam lingkungan.
 Intervensi:
1. Jelaskan tentang kemungkinan yang terjadi akibat
penurunan tajam penglihatan
Rasional: perubahan ketajaman penglihatan dan
kedalaman persepsi dapatmeningkatkan resiko
cedera sampai klien belajar untuk mengompensasi.
2. Beritahu klien agar lebih berhati-hati dalam
melakukan aktifitas.
Rasional : mengurangi resiko cedera
3. Batasi aktifitas eperti mengendarai kendaraan pada
malam hari
Rasional: mengurangi potensibahaya karena
penglihatan kabur.
4. Pemberiaan kacamata untuk meningkatkan tajam
penglihatan klien.
Rasional : membantu memfokuskan cahaya di retina
2. Gangguan rasa nyaman (pusing) yang berhubungan dengan
usaha pemfokusan mata.
 Tujuan: setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama
1x24 jam gangguan rasa nyaman pada pasien dapat teratasi
 Kriteria hasil:
1. Keluhan klien (pusing, mata lelah, berair, fotofobia)
berkurang/hilang2.
2. Klien mengenal gejala gangguan sensori dan dapat
berkompensasiterhadap berubahan yang terjadi.
 Intervensi:
1. Jelaskan penyebab pusing, mata lelah, berair,
fotofobia.
Rasional: mengurangi kecemasan dan meningkatkan
pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam
tindakan keperawatan.
2. Anjurkan agar klien cukup istirahat dan tidak
melakukan aktifitasmembaca terus menerus.
Rasional: mengurangi kelelahan mata sehingga
pusing berkuran.
3. Gunkan lampu/penerangan yang cukup (dari atas
dan belakang) saatmembaca.
Rasional: mengurangi silau dan akomodasi yang
berlebihan.
4. Kolaborasi: pemberian kacamata untuk
meningkatkan tajam penglihatanklien.
Rasional : membantu memfokuskan benda pada
retina

E. Implementasi dan Evaluasi


NO IMPLEMENTASI EVALUASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN ( SOAP )
1 1. Memberikan S = klien mengatakan
penjelasan dan akibat sudah mengerti tentang
tentang penyakitnya penyakitnya dan dapat
2. Menjelaskan pada melakukan aktifitas tanpa
pasien dan keluarga mengalami cedera
untuk berhati-hati dan O = tidak gelisah, ekspresi
membatasi aktifitas wajah tenang
terutama pada malam A = masalah teratasi
hari agar terhindar dari P = hentikan intervensi
cedera
3. Menganjurkan klien
untuk menggunakan
kacamata bantu
2 1. Menganjurkan pasien S = klien mengatakan
untuk tidak membaca pusing agak  berkurang
terlalu dekatyang dapat O = ekspresi wajah tenang
menyebabkankelelahan A = masalah belum
mata. teratasi tetapi adakemajuan
2. Mengajarkan klien P = lanjutkan semua
untuk mengalihkan intervensi
suasana dengan
melakukan metode
relaksasi saat pusing yang
teramat sangat muncul,
relaksasi yang seperti
menarik nafas panjang.
Hasil: klien mau
melakukan saat pusing
datang.
3. Menciptakan lingkungan
yang tenang.

Anda mungkin juga menyukai