Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MASSAGE KULIT DENGAN OLIVE OIL UNTUK PENCEGAHAN


LUKA TEKAN (DEKUBITUS)
DI RUANG IRNA LANTAI 5
RUMAH SAKIT KHUSUS INFEKSI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pembimbing Akademik
Lailatun Ni’mah, S.Kep.,Ns., M.Kep.

Pembimbing Klinik
Sri Purwanti, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh:
Kelompok 7

1. Robby Bagus Prasetya, S.Kep. (132011123066)


2. Fathma Hanifati, S.Kep. (131611133084)
3. Magdha Betrissianisa Khoir, S.Kep. (131711133001)
4. Safitri Ariyanti, S.Kep. (131711133064)
5. Annisa Nur Ilmastuti, S.Kep. (131711133089)
6. Yulita Thadea Retanubun, S.Kep. (132011123037)
7. Nur Isnaini Wulan Rahmadhani, S.Kep. (132011123046)
8. Syarifah Qurrotu A’yun, S.Kep. (132011123032)
9. Gita Shella Madjid, S.Kep. (131611133049)
10. Siti Ainun Halim, S.Kep. (131811133053)
11. Mediani Wahyu Prihandini, S.Kep. (131811133107)
12. Dyah Ayu Mustika, S.Kep. (131811133117)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MASSAGE KULIT DENGAN OLIVE OIL UNTUK PENCEGAHAN
LUKA TEKAN (DEKUBITUS)
DI RUANG IRNA LANTAI 5
RUMAH SAKIT KHUSUS INFEKSI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mengetahui,
Surabaya, 05 Oktober 2022

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


Fakultas Keperawatan Ruang Poli BPJS
Universitas Airlangga RS Universitas Airlangga

Ika Nur Pratiwi, S.Kep.,Ns., M.Kep. Retno Muji, S.Kep., Ns.


NIP. 198711022015042003 NIP. 198603082010122008
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Pembahasan : Massage Kulit dengan Olive Oil Untuk Pencegahan


Luka Tekan (Dekubitus)
Sasaran : Klien dengan risiko luka dekubitus beserta keluarganya
Tempat : Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Khusus Infeksi
Universitas Airlangga
Pelaksana : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kelompok 7

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dan
keluarga dapat memahami mengenai pencegahan luka dekubitus dan dapat
memperagakannya.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dan
keluarga dapat:
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari luka dekubitus
2. Mengetahui dan memahami penyebab luka dekubitus
3. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala luka dekubitus
4. Mengetahui dan memahami cara pencegahan luka dekubitus
III. SASARAN
Sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya untuk pasien dan
keluarga dengan pasien tirah baring lama
IV. METODE PENYULUHAN
Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Ceramah
2. Diskusi/ tanya jawab
3. Demonstrasi
V. MEDIA PENYULUHAN
1. Leaflet
2. Poster
VI. MATERI
Terlampir
VII.PENGORGANISASIAN
1. Perancang Materi:
1) Dyah Ayu Mustika, S.Kep.
2) Siti Ainun Halim, S.Kep
3) Magdha Betrissianisa Khoir, S.Kep.
2. Moderator: Robby Bagus Prasetya, S,Kep
3. Pemateri : Gita Shella Madjid, S.Kep.
4. Fasilitator:
1) Mediani Wahyu Prihandini, S.Kep
2) Safitri Ariyanti, S.Kep
3) Syarifah Qurrotu A’yun, S.Kep.
5. Notulen
1) Fatma Hanifati, S.Kep
6. Observer:
1)Annisa Nur Ilmastuti, S.Kep.
2) Nur Isnaini Wulan Rahmadani, S.Kep.
7. Dokumentasi:
1) Yulita Thadea Retanubun, S.Kep.

VIII. PELAKSANAAN
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu Media
1. Pendahuluan 1. Salam Pembuka 1. Menjawab 5 Menit -
2. Memperkenal- salam
kan diri 2. Mendengar
3. Menyampaikan kan
topik dan tujuan
penyuluhan
serta
menanyakan
kepada peserta
terkait materi
yang akan
diberikan
2. Pelaksanaan 1. Menjelaskan Mendengarkan 20 1. Leaflet
materi tentang: dengan penuh 2. Demon
a. Pengertian perhatian Menit strasi
luka
decubitus
b. Penyebab
luka
decubitus
c. Tanda dan
gejala luka
decubitus
d. Pencegahan
luka
decubitus
2. Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk
bertanya
3. Penutup 1. Melakukan 1. Menjawab 5 Menit -
evalausi dengan pertanyaan
memberikan 2. Menjawab
pertanyaan salam
2. Menutup
pertemuan
LAMPIRAN

MATERI PENYULUHAN
MASSAGE EFFLEURAGE DENGAN OLIVE OIL UNTUK
PENCEGAHAN LUKA TEKAN (DEKUBITUS)

1. Pengertian Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang disebabkan karena
adanya kompresi jaringan yang lunak diatas tulang yang menonjol (bony
prominence) dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu yang lama.
Kompresi jaringan akan menyebabkan gangguan suplai darah pada daerah yang
tertekan. Apabila berlangsung lama, hal ini akan menyebabkan insufisiensi aliran
darah, anoksia atau iskemia jaringan dan akhirnya dapat menyebabkan kematian
sel (Suriadi, 2004). Walaupun semua bagian tubuh bisa mengalami dekubitus,
bagian bawah dari tubuhlah yang terutama beresiko tinggi dan membutuhkan
perhatian khusus (Mahmuda, 2019).
2. Faktor Risiko Dekubitus
Dekubitus terjadi karena kurangnya monitoring dan perawatan kulit bagian
yang tertekan, sehingga berdampak pada terjadinya gangguan integritas kulit pada
bagian yang tertekan. Tekanan dan toleransi jaringan dapat menyebabkan luka
tekan atau luka decubitus. Pasien yang tirah baring lama berisiko tinggi untuk
mengalami decubitus (Nisak, Kristinawati and Widayati, 2019). Tirah baring atau
imobilisasi adalah keadaan ketika seseorang tidak dapat bergerak secara bebas
karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami
trauma tulang belakang, mempunyai riwayat penyakit stroke, dan penyakit
degenaratif (Hidayat dan Musrifatul, 2014; (Husnaniyah, Prabowo and Utama,
2022). Pasien imobilitas sangat rentan untuk terkena paparan keringat urine atau
feses karena ketidakmampuan untuk mobilitas (Santiko and Faidah, 2020)
Risiko tinggi terjadinya ulkus dekubitus ditemukan pada (Mahmuda, 2019).:
1) Orang-orang yang tidak dapat bergerak (misalnya lumpuh, sangat
lemah, dipasung).
2) Orang-orang yang tidak mampu merasakan nyeri, karena nyeri
merupakan suatu tanda yang secara normal mendorong seseorang untuk
bergerak. Kerusakan saraf (misalnya akibat cedera, stroke, diabetes) dan
koma bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk merasakan
nyeri.
3) Orang-orang yang mengalami kekurangan gizi (malnutrisi) tidak
memiliki lapisan lemak sebagai pelindung dan kulitnya tidak mengalami
pemulihan sempurna karena kekurangan zat-zat gizi yang penting
(Suriadi, 2004).
Menurut Nursalam (2011) pasien yang sudah tua memiliki resiko yang tinggi
untuk terjadi dekubitus karena kulit dan jaringan akan berubah seiring dengan
penuaan. Ayello dan Braden (2010) mengungkapkan bahwa resiko terjadinya
dekubitus akan semakin besar ketika usia diatas > 60 tahun. Usia mempengaruhi
perubahan-perubahan pada kulit. Proses menua mengakibatkan perubahan struktur
kulit menjadi lebih tipis dan mudah rusak. Potter & Perry (2012) menyatakan
60%- 90% luka tekan dialami oleh usia 65 tahun ke atas. Usia lanjut (lebih dari 60
tahun) dihubungkan dengan perubahan-perubahan seperti menipisnya kulit,
kehilangan jaringan lemak, menurunnya fungsi persepsi sensori, meningkatnya
fargilitas pembuluh darah, dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan ini menurut
Bryant (2010) mengakibatkan kerusakan kemampuan jaringan lunak untuk
mendistribusikan beban mekanis. Kombinasi perubahan karena proses menua dan
faktor lain menyebabkan kulit mudah rusak jika mengalami tekanan, shear, dan
gesekan (Santiko and Faidah, 2020).
Faktor risiko terjadinya dekubitus antara lain, yaitu (Mahmuda, 2019):
1) Mobilitas dan aktivitas
Mobilitas adalah kemampuan untuk mengubah dan mengontrol posisi
tubuh, sedangkanaktivitas adalah kemampuan untuk berpindah. Pasien
yang berbaring terus menerus ditempat tidur tanpa mampu untuk merubah
posisi berisiko tinggi untuk terkena luka tekan. Imobilitas adalah faktor
yang paling signifikan dalam kejadian luka tekan.
2) Penurunan sensori persepsi
Pasien dengan penurunan sensori persepsi akan mengalami penurunan
untuk merasakansensari nyeri akibat tekanan di atas tulang yang menonjol.
Bila ini terjadi dalam durasiyang lama, pasien akan mudah terkena luka
tekan.
3) Kelembaban
Kelembaban yang disebabkan karena inkontinensia dapat mengakibatkan
terjadinyamaserasi pada jaringan kulit. Jaringan yang mengalami maserasi
akan mudah mengalamierosi. Selain itu kelembaban juga mengakibatkan
kulit mudah terkena pergesekan (friction) danperobekan jaringan (shear).
Inkontinensia alvi lebih signifikan dalam perkembangan luka tekan
daripada inkontinensia urin karena adanya bakteri dan enzim pada feses
dapat merusak permukaan kulit.
4) Tenaga yang merobek (shear)
Merupakan kekuatan mekanis yang meregangkan dan merobek jaringan,
pembuluh darahserta struktur jaringan yang lebih dalam yang berdekatan
dengan tulang yang menonjol. Contoh yang paling sering dari tenaga yang
merobek ini adalah ketika pasien diposisikan dalam posisi semi fowler
yang melebihi derajat. Pada posisi ini pasien bisa merosot kebawah,
sehingga mengakibatkan tulangnya bergerak ke bawah namun kulitnya
masihtertinggal. Ini dapat mengakibatkan oklusi dari pembuluh darah,
serta kerusakan pada jaringan bagian dalam seperti otot, namun hanya
menimbulkan sedikit kerusakan padapermukaan kulit.
5) Pergesekan (friction)
Pergesekan terjadi ketika dua permukaan bergerak dengan arah yang
berlawanan. Pergesekan dapat mengakibatkan abrasi dan merusak
permukaan epidermis kulit. Pergesekan bisa terjadi pada saat penggantian
sprei pasien yang tidak berhati-hati.
6) Nutrisi
Hipoalbuminemia, kehilangan berat badan, dan malnutrisi umumnya
diidentifikasi sebagaifaktor predisposisi untuk terjadinya luka tekan.
Menurut penelitian Guenter (2000) stadium tiga dan empat dari luka tekan
pada orangtua berhubungan dengan penurunan berat badan, rendahnya
kadar albumin, dan intake makanan yang tidak mencukupi.
7) Usia
Pasien yang sudah tua memiliki risiko yang tinggi untuk terkena luka
tekan karena kulit dan jaringan akan berubah seiring dengan penuaan.
Perubahan ini berkombinasi dengan faktor penuaan lain akan membuat
kulit menjadi berkurang toleransinya terhadap tekanan, pergesekan, dan
tenaga yang merobek.
8) Tekanan arteriolar yang rendah
Tekanan arteriolar yang rendah akan mengurangi toleransi kulit terhadap
tekanan sehinggadengan aplikasi tekanan yang rendah sudah mampu
mengakibatkan jaringan menjadiiskemia. Studi yang dilakukan
menemukan bahwa tekanan sistolik dan tekanan diastolik yang rendah
berkontribusi pada perkembangan luka tekan.
9) Stress emosional
Depresi dan stress emosional kronik misalnya pada pasien psikiatrik juga
merupakanfaktor risiko untuk perkembangan dari luka tekan.
10) Merokok
Nikotin yang terdapat pada rokok dapat menurunkan aliran darah dan
memiliki efek toksikterhadap endotelium pembuluh. Beberapa penelitian
menunjukkan adahubungan yang signifikan antara merokok dengan
perkembangan terhadap luka tekan.
11) Temperatur kulit
Peningkatan temperatur merupakan faktor yang signifikan dengan risiko
terjadinya luka tekan (Suriadi, 2004)
3. Pencegahan Dekubitus
Terkait dengan intervensi keperawatan untuk pencegahan luka tekan, Potter
& Perry (2010) menyatakan ada 3 area intervensi keperawatan utama dalam
pencegahan luka tekan yakni (pertama) perawatan kulit yang meliputi perawatan
hygiene dan pemberian topikal, (kedua) pencegahan mekanik dan dukungan
permukaan yang meliputi penggunaan tempat tidur, pemberian posisi dan kasur
terapeutik dan (ketiga) edukasi (Santiko and Faidah, 2020).
Pencegahan gangguan integritas kulit sangat penting dan dapat dilakukan
dengan mengubah posisi pasien setiap dua jam disertai dengan massage. Massage
merupakan intervensi keperawatan yang dapat diberikan kepada pasien
imobilisasi untuk menjaga hidrasi kulit dalam batas wajar (Bambang, 2012).
Terapi pijat (massage) merupakan upaya penyembuhan yang aman, efektif, dan
tanpa efek samping (Firdaus, 2011). Teknik yang diperbolehkan hanya efflurage
namun tidak untuk jaringan di atas tulang yang menonjol maupun yang telah
menunjukkan kemerahan ataupun pucat. lama waktu massage yang digunakan
masih bervariasi antara 4 -5 menit (Eliis & Bentz 2010). Menurut Bambang
(2011), massage efflurage adalah suatu gerakan dengan mempergunakan seluruh
permukaan telapak tangan melekat pada bagian tubuh yang digosok. Bentuk
telapak tangan dan jari-jari selalu menyesuaikan dengan bagian tubuh yang
digosok. Tangan menggosok secara supel atau gentel menuju kearah jantung
(centrifugal) misalnya gosokan di dada, perut dan sebagainya (Santiko and
Faidah, 2020)
Berikut cara yang dapat dilakukan untuk mencegah decubitus (Mahmuda, 2019) :
1) Meningkatkan keadaan umum penderita, misalnya anemia diatasi,
hipoalbuminemia dikoreksi, nutrisi dan hidrasi yang cukup, vitamin
(vitamin C) dan mineral (Zn) ditambahkan.
2) Mengurangi/meratakan faktor tekanan yang mengganggu aliran darah,
yaitu : Alih posisi/alih baring/tidur selang seling, paling lama tiap dua
jam. Kelemahan pada cara ini adalah ketergantungan pada tenaga perawat
yang kadang-kadang sudah sangat kurang, dan kadang-kadang
mengganggu istirahat penderita bahkan menyakitkan.
3) Kasur khusus untuk lebih membagi rata tekan yang terjadi pada tubuh
penderita, misalnya; kasur dengan gelembung tekan udara yang naik
turun, kasur air yang temperatur airnya dapat diatur(keterbatasan alat
canggih ini adalah harganya mahal, perawatannya sendiri harus baik dan
dapat rusak). Regangan kulit dan lipatan kulit yang menyebabkan
sirkulasi darah setempat terganggu, dapat dikurangi antara lain dengan
enjaga posisi penderita, apakah ditidurkan rata pada tempat tidurnya, atau
sudah memungkinkan untuk duduk dikursi.
4) Pemeriksaan dan perawatan kulit dilakukan dua kali sehari (pagi dan
sore), tetapi dapat lebih sering pada daerah yang potensial terjadi ulkus
dekubitus. Pemeriksaan kulit dapat dilakukan sendiri, dengan bantuan
penderita lain ataupun keluarganya.
5) Perawatan kulit termasuk pembersihan dengan memandikan setiap hari.
Sesudah mandi keringkan dengan baik lalu digosok dengan lotion yang
mengandung emolien, terutama dibagian kulit yang ada pada tonjolan-
tonjolan tulang. Sebaiknya diberikan massase untuk melancarkan sirkulasi
darah, semua ekskreta/sekreta harus dibersihkan dengan hati-hati agar
tidak menyebabkan lecet pada kulit penderita. Menjaga kulit tetap bersih
dari keringat, urin dan feces. Kulit yang kemerahan dan daerah di atas
tulang yang menonjol seharusnya tidak dipijat karena pijatan yang keras
dapat mengganggu perfusi ke jaringan.
6) Mengkaji status mobilitas
Untuk pasien yang lemah, lakukanlah perubahan posisi. Ketika
menggunakan posisi lateral, hindari tekanan secara langsung pada daerah
trochanter. Untuk menghindari luka tekan di daerah tumit, gunakanlah
bantal yang diletakkan dibawah kaki bawah. Bantal juga dapat digunakan
pada daerah berikut untuk mengurangi kejadian luka tekan yaitu di antara
lutut kanan dan lutut kiri, di antara mata kaki, dibelakang punggung, dan
dibawah kepala.
7) Meminimalkan terjadinya tekanan
Hindari menggunakan kassa yang berbentuk donat di tumit. Perawat
rumah sakit diIndonesia masih sering menggunakan donat yang dibuat
dari kasa atau balon untukmencegah luka tekan. Menurut hasil penelitian
Sanada (1998) ini justru dapat mengakibatkan region yang kontak dengan
kasa donat menjadi iskemia. Mengkaji dan meminimalkan terhadap
pergesekan (friction) dan tenaga yang merobek (shear).
8. Pengertian Massage
Masssage berasal dari bahasa arab yaitu (mass) yang berarti menekan dengan
lembut, atau dengan bahasa yuanni yaitu ‘’massien’’ yang berarti memijat atau
melulut. Menurut torunamikoshi (2007) massage adslah suatu metode
prefentif dalam perawatan kesehatan untuk meningkatkan gairah hidup,
menghilangkan rasa letih dan merangssang daya penyembuhan tubuh secara
alamiyah dengan cara ,memijat titik-titik tententu pada tubuh.lama waktu
massage yang di gunakan masih bervariasi antara 15 menit dan 4-5
menit.massage umumnya dilakukan 2x sehari setelah mandi (setiyani, 2014).
9. Jenis massage
Jenis massage Macam-macam manipulasi dalam massage dan pengaruhnya.
Manipulasi yang dimaksud adalah cara menggunakan tangan untuk melakukan
massage pada daerah-daerah tertentu serta untuk memberika pengaruh tertentu
pula.
1) Effleurage (menggosok)
Gerakan ringan yang berirama yang dilakukan pada seluruh permukaan
tubuh. Tujuannya adalah memperlancar peredarah darah dan cairan getah
bening (limfe).
2) Friction (menggerus)
Gerangan menggerus yang arahnya naik dan turun secara bebas.Tujuannya
adalah untuk membantu menghancurkan miogelosis, yaitu timbunan sisa
sisa pembakaran energi (asam laktat) yang terdapat pada otot yang
menyebabkan pengerasan otot.
3) Petrissage (memijat)
Gerakan menekan kemudian meremas jaringan.Tujuannya adalah untuk
mendorong keluarnya sisa-sisa metabolisme dan mengurangi keteganggan
otot.
4) Tapotement (memukul)
Yaitu gerakan pukulan ringan berirama yang di berikan pada bagian yang
berdaging tujunnya adalah mendorong atau mempercepat aliran darah dan
mendorong keluar sisa-sisa pembekaran dari tempat persembunyiannya.
5) Vibration (menggetarkan)
Gerakan menggetarkan secara manual atau mekanink.Mekanik lebih baik
dari pada manual.Tujuannnya adalah untuk merangsang saraf secara halus
dan lembut agar mengurangi atau melemahkan rangsang yang berlenihan
pada saraf yang dapat menimbulkan ketegangan.
10. Manfaat massage pada luka decubitus
Massage sendiri memiliki beberapa efek menguntungkan pada kulit,
diantaranya meningkatkan aliran darah, meningkatkan kekenyalan kulit, dan
merilekskan jaringan. Integritas kulit dapat dipertahankan untuk mencegah
dekubitus pada pasien bedrest dan dapat memperpanjang kelangsungan hidup.
Terapi pijat (massage) merupakan upaya penyembuhan yang aman, efektif,
dan tanpa efek samping. Salah satu teknik pijat yaitu teknik massage effeleurages
yang mana merupakan teknik mengusap sekali atau dua kali sehari efektif dalam
mencegah perkembangan luka tekan (Nisak, Kristinawati and Widayati, 2019).
Robin dalam fatmawati (2013) mengatakan bahwa effleurage adalah salah
satu gerakan utama pijat yang dapat dilakukan pada setiap area tubuh dengan cara
mendistribusikan minyak secara merata ke tubuh kemudian kedua telapak tangan
meratakan dengan sedikit penekanan. Menurut dalam fatmawati (2013)
mengatakan bahwa massage effleurage memiliki beberapa efek terhadap jaringan
di antaranya :
a. Menambah kondisi relaksasi
b. Memiliki efek seperti obat penenang sehinggan berfungsi mengurangi
ketegangan saraf, mengurangi stres ,mengurangi sakit kepala dan mecegah
insomnia.
c. Menghidupkan kembali dan merangsang sisem saraf pusat.
d. Menghangatkan tubuh dan melancarkan peredaran darah.
e. Meningkatkan aliran getah bening sehingga membantu untuk membuang
racun zat sisa dalam tubuh.
f. Memperbaiki kulit dan membuat kulit lebih sehat
Massage effleurage bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, memberi
tekanan, menghangatkan dan meningkatkan relaksasi fisik dan mental. Pengaruh
mekanik dari massage effluarage membantu kerja pembuluh vena dan
menyebabkan timbulnya panas tubuh sehingga massage effluarage berfungsi
untuk sebagai pemanas. Pengaruh fisiologis dari massage effluarage
mempengaruhi sirkulasi darah pada jaringan yang paling dalam dan merupakan
tehnik massage yang paling aman, mudah, tidak perlu banyak alat dan tidak
memiliki efek samping (Nisofa, dalam Fauziah, 2013; (Astuti, 2018).
11. Olive oil
Penggunaan rutin minyak zaitun dapat dijadikn pencegahan primer terjadinya
dekubitus yang dapat diaplikasikan di RS karena asam lemak yang terkandung
dalam minyak zaitun mendorong regenerasi kulit, meningkatkan hidrasi kulit,
elastisitas dan kekuatan otot. Minyak juga dapat mengurangi kerusakan kulit dan
dapat menjadi perlindungan kulit dari gesekan atau tekanan dengan periode yang
lama baik pada pasien yang bedrest maupun berada di kursi roda (Mahmuda,
2019).
Salah satu pelembab kulit yang paling sering digunakan dan banyak diteliti
adalah minyak zaitun atau olive oil. Minyak zaitun telah diketahui memiliki efek
antiinflamasi yang dapat merekonstruksi membran sel, memberikan kehalusan
yang lebih tinggi ke dermis dengan mengembalikan tingkat kelembaban kulit dan
memberikan elastisitas. Selain itu, minyak zaitun mengandung vitamin E,
senyawa fenolik dan klorofil yang memiliki kekuatan antioksidan sehingga dapat
mempercepat proses penyembuhan dermis. Pijat kulit setiap hari dengan minyak
zaitun diresepkan untuk menghilangkan pembengkakan, ulkus dekubitus, radang
sendi, dan nyeri otot (Prastiwi and Lestari, 2021).
Minyak zaitun kaya akan asam oleat dan senyawa polifenol yang memiliki
sifat antioksidan untuk mencegah proses terjadinya ulkus dekubitus.4 Selain itu,
karena konsentrasi polifenol yang tinggi, yang merupakan antioksidan alami,
maka penggunaannya mengurangi proses inflamasi kulit. Asam oleat berperan
utama dalam rekonstruksi membran sel, memberikan kehalusan yang lebih tinggi
ke dalam dermis dengan mengembalikan tingkat kelembaban kulit, sehingga
melembabkan kulit dan memberikan keelastisan.9 Tidak ada efek samping yang
ditemukan pada minyak zaitun, mirip dengan temuan penelitian lain tentang
aplikasi topikal minyak zaitun pada kulit sehat dan ulkus kaki diabetik. Minyak
zaitun dianggap sebagai produk yang aman untuk aplikasi topikal. Mekanisme
yang mendasari efek perlindungan dari minyak zaitun murni untuk pencegahan
ulkus dekubitus yaitu karena efek antiinflamasi. Aplikasi topikal dari minyak
zaitun memberikan hidrasi dan elastisitas kulit yang optimal, mencegah
pengelupasan kulit atau robekan kulit pada orang yang berisiko tinggi (Prastiwi
and Lestari, 2021).
Minyak zaitun memiliki efek antiinflamasi sehingga dapat merekontruksi
membran sel pada kulit. Minyak zaitun juga dapat memperhalus kulit dan
menjaga kelembaban sehingga terhindar dari ulkus dekubitus. Selain itu, minyak
zaitun memiliki vitamin E, senyawa fenolik dan klorofil yang berfungsi sebagai
antioksidan dan antipenuaan yang mempercepat proses penyembuhan dermis.
efektivitas minyak zaitun dalam mencegah ulkus dekubitus melalui regenerasi
kulit, meningkatkan hidrasi, elastisitas, dan kekuatannya. Minyak zaitun juga
dapat mengurangi kerusakan kulit dengan melindungi area kulit yang mengalami
gesekan atau tekanan jangka panjang, pada pasien yang terbatas pada kursi roda
atau terbaring di tempat tidur (Prastiwi and Lestari, 2021).
12. Cara melakukan massage untuk mencegah decubitus
1) Lepas baju klien
2) Bantu klien di posisi pronasi
3) Buka punggung klien, bahu, lengan atas tutup sisanya dengan selimut
mandi
4) Aplikasikan minyak zaitun pada bagian bahu dan punggung.
5) Letakkan kedua tangan pada sisi kanan dan kiri tulang belakang klien.
Memulai massase dengan gerakan effleurage, yaitu masase dengan
gerakan sirkuler dan lembut secara perlahan ke atas menuju bahu dan
kembali ke bawah hingga ke bokong. Menjaga tangan tetap menyentuh
kulit.
6) Effleurage diberikan awal, di selah pergantian antara gerakan dan diakhir
sesi masase punggung.
7) Selanjutnya meremas kulit dengan mengangkat jaringan di antara ibu jari
dan jari tangan (petrissage). Meremas ke atas sepanjang di kedua sisi
tulang belakang dari bokong ke bahu dan sekitar leher bagian bawah dan
usap ke bawah ke arah sakrum.
8) Akhiri gerakan dengan masase memanjang ke bawah.
9) Bersihkan sisa lotion pada punggung dengan handuk
10) Bantu klien memakai baju kembali dan bantu klien ke posisi semula.

SOP MASSAGE EFFLEURAGE DENGAN OLIVE OIL


1 PENGERTIAN Intervensi yang diberikan untuk memberikan
kelembapan pada kulit dengan menggunakan
minyak zaitun atau olive oil untuk mencegah
terjadnya luka decubitus.
Massage merupakan gerakan-gerakan tangan
yang mekanis terhadap tubuh manusia dengn
menggunakan beragam teknik.
Teknik effleurage yaitu dengan memberikan
sedikit tekanan pada kulit punggung dengan
gerakan memutar.
2 TUJUAN 1. Untuk mencegah terjadinya luka decubitus
2. Memberikan kelembapan dan hidrasi pada
kulit
3. Mempercepat pemulihan atau
penyembuhan luka
4. Meredakan proses peradangan pada kulit
5. Memberikan perlindungan terhadap radikal
bebas yang menyebabkan sel oksidasi
3 INDIKASI 1. Pasien immobilisasi
2. Pasien tirah baring lama
4 PERSIAPAN PASIEN 1. Memastikan identitas pasien
2. Memposisikan pasien pada posisi yang
nyaman dan aman
3. Menyiapkan ruangan agar lebih kondusif
5 ALAT DAN BAHAN 1. Bantal atau guling
2. Minyak zaitun / olive oil
3. Handscoon
4. Alas
6. PERSIAPAN a. Beri salam dan perkenalkan diri
PERAWAT b. Kaji kondisi klien
c. Jaga privacy klien
d. Jelaskan tujuan pemberian intervensi
e. Mencuci tangan
7. CARA KERJA 1. Beritahu pasien bahwa tindakan akan segera
dimulai
2. Cek alat-alat yang akan digunakan
3. Dekatkan alat ke sisi tempat tidur pasien
4. Posisikan pasien senyaman mungkin
5. Cuci tangan
6. Periksa keadaan kulit dan tekanan darah
sebelum memulai masase punggung
7. Bantu pasien melepas baju
8. Bantu pasien dengan posisi pronasi
9. Buka punggung pasien, bahu, lengan atas
tutup sisanya dengan selimut mandi
10. Aplikasikan minyak zaitun pada bagian
bahu dan punggung
11. Meletakkan kedua tangan pada sisi kanan
dan kiri tulang belakang pasien. Memulai
masase dengan gerakan effleurage, yaitu
masase dengan gerakan sirkuler dan lembut
secara perlahan ke atas menuju bahu dan
kembali ke bawah hingga ke bokong.
Menjaga tangan tetap menyentuh kulit.
12. Selanjutnya meremas kulit dengan
mengangkat jaringan di antara ibu jari dan
jari tangan (petrissage). Meremas ke atas
sepanjang di kedua sisi tulang belakang dari
bokong ke bahu dan sekitar leher bagian
bawah dan usap ke bawah ke arah sakrum.
13. Akhiri gerakan dengan masase memanjang
ke bawah.
14. Bersihkan sisa lotion pada punggung
dengan handuk
15. Bantu klien memakai baju kembali
16. Bantu klien ke posisi semula
17. Beritahu bahwa tindakan sudah selesai
18. Bereskan alat-alat yang telah digunakan kaji
respon klien
19. Berikan reinforcement positif pada klien
20. Akhiri kegiatan dengan baik
11. EVALUASI 1. Evaluasi respon klien
2. Mengecek kembali tekanan darah klien
3. Berikan reinforcement positif
4. Akhiri pertemuan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai