Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN OSTEOPOROSIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Promosi Kesehatan”

Dosen Pengampu : Damon Wicaksi, SST, M.Kes

Disusun Oleh:

Juniardo Andre Kurniawan (22144010021)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO

2023-2024
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Covid-19

Sasaran : Masyarakat

Hari / Tanggal : 4 September 2023

Pukul : 09.00 – 09.45

Waktu : 45 Menit

Tempat : Desa Lumutan, Kecamatan Botolinggo

I. Analisa Data

1.1 Peserta Diskusi : Masyarakat

1.2 Ruangan Diskusi : Balai Desa Lumutan

1.3 Pemberi Materi : Mahasiswa DIII Keperawatan Universitas

Bondowoso

II. Tujuan

2.1 Tujuan Umum :

Setelah mengikuti penyuluhan tentang Covid-19, diharapkan pasien

dan keluarga dapat memahami informasi yang berkaitan dengan

Covid-19.

2.2 Tujuan Khusus

1. Menjelaskan pengertian dari Covid-19

2. Menjelaskan penyebab Covid-19

3. Menjelaskan dan menyebutkan tanda dan gejala Covid-19

4. Menjelaskan penanganan Covid-19


5. Menjelaskan cara pencegahan Covid-19

6. Menjelaskan cara memakai masker yang benar

III. Materi

3.1 Pengertian dari Osteoporosis

3.2 Penyebab Osteoporosis

3.3 Tanda dan gejala Osteoporosis

3.4 Penanganan Osteoporosis

3.5 Pencegahan Osteoporosis

IV. Metode dan Media

4.1 Metode : Ceramah dan demonstrasi

4.2 Media : Leaflet


V. Kegiatan Diskusi

No Topik Waktu Kegiatan diskusi Kegiatan Peserta

1 Pembukaan 2 menit 1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan 1. Menjawab salam

salam 2. Memperhatikan dan mendengarkan

2. Memperkenalkan diri 3. Menerima leaflet

3. Menyampaikan tujuan dari penyuluhan

yang dilaksanakan

4. Memberikan leaflet

2 Penyajian 25 menit 1. Menyampaikan materi yang telah


1. Memperhatikan
dipersiapkan (Pengertian, penyebab,
2. Mendengarkan
tanda-gejala, penanganan, pencegahan
3. Mengajukan pertanyaan
Osteoporosis ) Melaksanakan sesi tanya

jawab

3 Evaluasi 15 menit Mengevaluasi hail penyuluhan 1. Memahami


2. Mendengarkan

4 Penutup 3 menit 1. Menyampaikan kesimpulan dari 1. Mendengarkan

penyuluhan 2. Menjawab salam

2. Mengakhiri pertemuan dengan

mengucapkan terimakasih dan salam.


VI Kriteria Hasil

5.1 Evaluasi Struktur

a. SAP telah disiapkan

b. Media penyuluhan yakni leaflet harus telah tersedia

c. Peserta hadir di tempat dilaksanakannya penyuluhan

5.2 Evaluasi Proses

a. Penyuluhan dimulai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

b. Peserta penyuluhanmengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir

5.3 Evaluasi Hasil

1. Mengetahui pengertian dari Osteoporosis

2. Mengetahui penyebab Osteoporosis

3. Mengetahui dan menyebutkan tanda dan gejala Osteoporosis

4. Mengetahui penanganan Osteoporosis

5. Mengetahui cara pencegahan Osteoporosis


IX. Daftar Pustaka

1. Yatim, F, 2000. Osteoporosis Penyakit Kerapuhan

Tulang PadaLansia. DepkesRI,Jakarta.

2. Nuhonni,SA,2000. Osteoporosis dan Pencegahannya.

FKUI,Jakarta.

3. FKM UI, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat.

DepartemenGizi danKesehatanMasyarakatFKMUI,

Jakarta
Mengetahui Bondowoso, 4 September 2023

Pembimbing Mata Kuliah Penyuluh

Damon Wicaksi, SST, M.Kes Bachtiar Ardhiansyah Putra

NIDN.07.1805.7505 NIM. 21.14401.0009


LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN OSTEOPOROSIS

1. Pegertian

Osteoporosis adalah kondisi ketika kepadatan tulang berkurang sehingga tulang menjadi keropos dan mudah patah. Osteoporosis

jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru diketahui ketika penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan

patah tulang. Osteoporosis bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Namun, osteoporosis lebih sering

terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause. Kondisi ini disebabkan oleh berkurangnya kadar hormon estrogen

yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang.

2. Penyebab

Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh dalam meregenerasi tulang sehingga kepadatan tulang berkurang.

Penurunan kemampuan regenerasi ini biasanya akan dimulai saat seseorang memasuki usia 35 tahun.

Tanda dan Gejala

Selain faktor usia, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis, seperti kekurangan vitamin

D, hipokalsemia, gangguan hormon, jarang berolahraga, konsumsi obat-obatan tertentu, serta kebiasaan merokok.

Osteoporosis sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun. Kondisi ini biasanya baru diketahui saat seseorang mengalami
cedera yang menyebabkan patah tulang. Seiring berkurangnya kepadatan tulang, penderita bisa mengalami gejala berikut:

 Mudah mengalami patah tulang walau hanya karena benturan yang ringan

 Nyeri punggung yang biasanya disebabkan oleh patah tulang belakang

 Postur badan membungkuk

 Tinggi badan berkurang

3. Cara Penanganan OSTEOPOROSIS

Pengobatan osteoporosis bertujuan untuk mencegah terjadinya patah tulang atau tulang retak. Jika penderita osteoporosis sangat

berisiko untuk mengalami patah tulang, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk meningkatkan kepadatan tulang, seperti:

 Bifosfonat

 Antibodi monoklonal

 Terapi hormon

 Jika diperlukan, penderita dapat diberikan obat untuk meningkatkan pembentukan tulang, seperti teriparatide dan

abaloparatide. Pasien juga akan dianjurkan untuk mengurangi aktivitas yang dapat menyebabkannya terjatuh atau cedera.

4. Cara Pencegahan OSTEOPOROSIS


Latihanfisik (Exercise)

Latihan fisik bagi penderita osteoporosis bersifat spesifik dan individual. Prinsipnya tetap sama dengan latihan beban

dan tarikan pada aksis tulang. Perlu diperhatikan berat ringannya osteoporosis yang terjadi karenahal

iniberhubungandengan dosis dan cara gerakan yang bersifat spesifik tersebut. Latihan tidak dapat dilakukan secara masal

karena perlu mendapat supervisi dari tenaga medis/paramedis terlatih individu per individu.

PemberianKalsitonin

Kalsitonin bekerja menghambat resorpsitulang dan dapat meningkatkan massa tulang apabila digunakan selama 2 tahun.

Nyeri tulangjuga akan berkurang karena adanya efek peningkatan stimulasi endorfin. Pemakaian kalsitonin diindikasikan

bagi pasien yang tidak dapat menggunakanERT, pasienpascamenopause lebih dari 15 tahun, pasien dengan nyeri akibat

fraktur osteoporosis, danbagipasienyang mendapat terapi kortikosteroiddalam waktu lama.

Kesimpulan

Osteoporosis merupakan penyakit tersembunyi , terkadang tanpa gejala dantidak terdeteksi sampai timbul gejala nyeri

mikrofraktur ataukarenapatah tulang anggota gerak. Karenabegitutinggi morbiditas yang terkait dengan patahtulang maka
upaya pencegahan merupakan prioritas. Upaya pencegahan dimulai dengan promosi, memberi pemahaman kepada

masyarakat luas bahwa osteoporosis dapat dicegah dari kanak-kanak dengan asupan kalsium yang cukup. Polahidup

aktifjuga merupakan halpenting untuk menghindari osteoporosis

Anda mungkin juga menyukai