Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

OSTEOPOROSIS

DI SUSUN OLEH:

YHEFIN SAMPE PARENDEN

201801137

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BidangStudi : Keperawatan Gerotik


Topik : Osteoporosis
Sub Topik : Osteoporosis Pada lansis
Sasaran : Kelompok Lansia
Hari/Tanggal    : 10 November 2021
Jam                    : 08.00-08.40
Waktu                : 40 menit
Tempat             :  Kel. tondo Jln. Utad 1

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit kelompok lansia dapat
memahami tentang Osteoporosis.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Osteoporosi selama 40 menit,
diharapkan seluruh kelompok lansia dapat mengetahui tentang:
1. Tujuan Kognitif
a. Menjelaskan pengertian osteoporosis
b. Menjelaskan penyebab osteoporosis
c. Menjelaskan tanda dan gejala osteoporosis
d. Menjelaskan tentang senam osteoporosis dan gerakannya
e. Menjelaskan manfaat senam osteoporosis
f. Menjelaskan upaya untuk mengatasi osteoporosis
2. Tujuan afektif
a. Menunjukkan perhatian terhadap osteoporosis
b. Dapat fokus dengan materi osteoporosis
c. Dapat menilai tentang osteoporosis
3. Tujuan psikomotorik
Mendemonstrasikan senam osteoporosis
C. Materi
Terlampir

D. Media
1. Materi SAP
2. LCD
3. Leaflet

E. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
F. Setting Tempat
: LCD

: Moderator

: Pemateri

: Peserta

: Fasilitator

: Observer

G. Pengorganisasian
1. Moderator :
2. Penyuluh :
3. Fasilitator : Meg
4. Observer :
H. Pembagian Tugas
1. Moderator
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
b. Mengatur proses dan lamanya penyuluhan.
c. Menutup acara penyuluhan
2. Pemateri
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yag belum jelas
d. Meginterupsi penyuluh tentang istilah / hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta
e. Memperagakan atau mempraktekkan teknik mencuci tangan
f. Mengajari cara pembuatan dan pemberian oralit
4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan
d. Menyampaikan evaluasi langsung kepada peyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan.
I. Kegiatan Pembelajaran
No Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
1. 5 menit Pembukaan : Menjawab salam,
1. Salam pembuka mendengarkan dan
2. Memperkenalkan diri, dan memperhatikan
menjelaskan topik penyuluhan dan
tujuan penyuluhan.
3. Menggali pengetahuan tentang
Osteoporosis
4. Mendengarkan dan
memperhatikan
5. Menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh penyaji
15 menit Penyajian Materi:
1. Pengertian Osteoporosis
1. Menyimak dan
2. penyebab osteoporosis memperhatikan
3. Tanda dan gejala osteoporosis
4. Upaya untuk mengatasi
osteoporosis
5. Senam osteoporosis dan gerakannya
6. Manfaat senam osteoporosis
7. Memberi kesempatan untuk
bertanya 2. Aktif bertaya

8. Menjawab pertanyaan
9. Mendengarkan dan memperhatikan
3. Mendenarkan
10. Mengajukan pertanyaan bila kurang
mengerti.
5 menit Penutup: Menjawab salam
1. Memberikan kesempatan bertanya
pada Audience
2. Menjawab pertanyaan
3. Merangkum Materi
4. Salam
5. Penutup
6. Bertanya
10 menit Senam Osteoporosis Mengingkuti gerakan senam
5 menit stirahat :
1. snack
2. Pemberian susu tinggi kalsium
3. Pembagian Leaflet

J. Rencana Evaluasi
No Aspek Waktu Metode Alat Evaluator
1. Kongnitif setelah penyuluhan Tanya jawab Daftar
selesai setelah pertanyaan
penyuluhan selesai mengenai
Osteoporosis
2. Efektif setelah penyuluhan Tanya jawab Daftar
selesai pertanyaan
tentang
rencana
kedepan.
3. Psikomotor 1 hari setelah observasi Lembar
penyuluhan selesai observasi

K. Evaluasi
1. Aspek Kognitif Berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Jelaskan pengertian osteoporosis?
b. Jelaskan penyebab osteoporosis?
c. elaskan tanda dan gejala osteoporosis?
d. elaskan upaya untuk mengatasi osteoporosis?
e. Jelaskan senam osteoporosis dan gerakannya?
f. Jelaskan manfaat senam osteoporosis ?
2. Aspek Afektif Berupa pertanyaan sebagai berikut:
a. Jadi, dari penjelasan tentang osteoporosis bagaimana penilaian anda tentang
osteoporosis ?
b. Seberapa besar antusias para lansia terhadap penyuluhan tersebut?
3. Apa yang akan anda lakukan setelah mengetahui tentang osteoporosis?
Aspek Psikomotorik Berupa lembar observasi sebagai berikut:

No Keterangan YA TIDAK
1. Melakukan senam osteoporosis di pagi
hari
2. Minum susu tinggi kalsium
3. Istirahat cukup
4. Pola makan sehat

MATERI

A. Pengertian
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous. Osteo artinya tulang, dan
porous berarti berlubang -lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang
keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah
atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas
jaringan tulang, yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang ( Tandra, 2009).
Menurut WHO pada International Consensus Development Conference, di
Roma, Itali, 1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa
tulang yang rendah, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan
kualitas jaringan tulang, yang pada akhirnya menimbulkan akibat meningkatnya
kerapuhan tulang dengan risiko terjadinya patah tulang (Suryati, 2006).
Tulang adalah jaringan yang hidup dan terus bertumbuh. Tulang mempunyai
struktur, pertumbuhan dan fungsi yang unik. Bukan hanya memberi kekuatan dan
membuat kerangka tubuh menjadi stabil, tulang juga terus mengalami perubahan
karena berbagai stres mekanik dan terus mengalami pembongkaran, perbaikan dan
pergantian sel.Untuk mempertahankan kekuatannya, tulang terus menerus
mengalami proses penghancuran dan pembentukan kembali. Tulang yang sudah tua
akan dirusak dan digantikan oleh tulang yang baru dan kuat. Proses ini merupakan
peremajaan tulang yang akan mengalami kemunduran ketika usia semakin tua.
Pembentukan tulang paling cepat terjadi pada usia akil balig atau pubertas,
ketika tulang menjadi makin besar, makin panjang, makin tebal, dan makin padat
yang akan mencapai puncaknya pada usia sekitar 25-30 tahun. Berkurangnya massa
tulang mulai terjadi setelah usia 30 tahun, yang akan makin bertambah setelah diatas
40 tahun, dan akan berlangsung terus dengan bertambahnya usia, sepanjang
hidupnya. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penurunan massa tulang yang
berakibat pada osteoporosis (Tandra, 2009).

B. Penyebab Osteoporosis
1. Osteoporosis pascamenopause
Terjadi karena kurangnya hormon estrogen (hormon utama pada wanita) dan
kurangnya hormon androgen pada pria.yang membantu mengatur pengangkutan
kalsium kedalam tulang. Biasanya gejala timbul pada perempuan yang berusia
antara 51-75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat. Hormon
estrogen produksinya mulai menurun 2-3 tahun sebelum menopause dan terus
berlangsung 3-4 tahun setelah menopause. Hal ini berakibat menurunnya massa
tulang sebanyak 1-3% dalam waktu 5-7 tahun pertama setelah menopause.
2. Osteoporosis senilis
Merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan
ketidakseimbangan antara kecepatan hancurnya tulang (osteoklas) dan
pembentukan tulang baru (osteoblas). Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya
terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang-orang berusia
diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita sering kali
menderita osteoporosis senilis dan pasca menopause.
3. Osteoporosis sekunder
Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder
yang disebabkan oleh keadaan medis lain atau obat-obatan. Penyakit ini bisa
disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid,
paratiroid, dan adrenal) serta obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat,
antikejang, dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang
berlebihan dan merokok dapat memperburuk keadaan ini.
4. Osteoporosis juvenil idiopatik
Merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini
terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon
yang normal, kadar vitamin yang normal, dan tidak memiliki penyebab yang jelas
dari rapuhnya tulang (Junaidi, 2007). Faktor lain penyebab osteoporosis:

a. Jenis kelamin
Osteoporosis dapat mempengaruhi pria dan wanita dari semua ras. Akan
tetapi hal ini bisa beresiko lebih tinggi pada wanita, dan lebih tinggi pada
wanita kulit putih dan Asia, terutama perempuan tua yang melewati masa
menopause.
b. Usia
Semakin bertambahnya usia, semakin besar resiko untuk dapat terkena
gangguan osteoporosis. Wanita tua yang telah melewati masa menopause lebih
sering mengalami gangguan ini.
c. Ras
Wanita yang berasal dari keturunan kulit putih dan wanita yang memiliki ras
Asia memiliki resiko yang lebih besar terhadap osteoporosis. Hal ini
disebabkan karena pada umumnya wanita dari ras kulit putih maupun Asia
memiliki konsumsi makanan yang mengandung kalsium cukup rendah. Salah
satu alasannya adalah intoleransi laktosa serta menghindari produk dari hewan.
d. Faktor keturunan
Jika memiliki orang tua atau saudara dengan riwayat osteoporosis. Hal
tersebut akan menempatkan diri, pada risiko yang lebih besar mengalami
gangguan ini. Terutama jika ibu atau ayah pernah mengalami patah tulang
pinggul.
e. Ukuran tubuh
Pria maupun wanita yang memiliki bentuk tubuh kecil cenderung memiliki
risiko yang lebih tinggi terkena osteoporosis. Hal ini karena mereka memiliki
massa tulang yang lebih sedikit seiring dengan bertambahnya usia mereka.
f. Kadar hormon
Osteoporosis lebih sering terjadi, sering disebabkan oleh keseimbangan
kadar hormon. Tubuh bisa memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon
tertentu dalam tubuh mereka, seperti:
1) Semakin menurunnya hormon sex, hal tersebut akan menimbulkan
kecenderungan melemahnya tulang. Penurunan kadar estrogen saat wanita
mengalami menopause merupakan salah satu faktor risiko terkuat untuk
mengembangkan osteoporosis. Perempuan juga bisa mengalami penurunan
estrogen selama pengobatan kanker tertentu. Pria mengalami penurunan
bertahap dalam kadar testosteron seiring dengan bertambahnya usia mereka.
Selain itu, beberapa perawatan untuk kanker prostat juga berpotensi untuk
mengurangi kadar testosteron pada pria.
2) Terlalu banyak hormon tiroid juga dapat menyebabkan keropos tulang. Hal
ini dapat terjadi jika tiroid terlalu aktif, atau pada saat seseorang
mengkonsumsi terlalu banyak obat hormon tiroid untuk mengobati tiroid
yang kurang aktif.
3) Osteoporosis juga telah dikaitkan dengan paratiroid yang terlalu aktif dan
kelenjar adrenal.
g. Faktor makanan Faktor konsumsi makanan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi terjadinya gangguan osteoporosis, mereka yang lebih mungkin
terkena gangguan ini antara lain :
1) Seseorang yang memiliki asupan kalsium yang rendah dan asupan vitamin
D di dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan osteoporosis, dan Vitamin D
untuk membantu penyerapan kalsium pada tulang.Kurangnya kalsium
memiliki peran utama dalam pengembangan osteoporosis. Asupan kalsium
yang rendah memberikan kontribusi untuk kepadatan tulang berkurang,
kehilangan tulang lebih awal, serta peningkatan risiko terjadinya patah
tulang. Selain itu, mengkonsumsi daging merah serta minuman bersoda
dimana keduanya banyak mengandung fosfor yang dapat merangsang
pembentukan horman parathyroid. Penyebab pelepasan kalsium dari dalam
darah juga di indikasikan sebagai pemicu osteoporosis.
2) Seseorang yang mengalami gangguan pola makan. Orang-orang yang
menderita anoreksia berada pada risiko tinggi osteoporosis. Asupan
makanan yang rendah dapat mengurangi jumlah kalori, makanan yang
mengandung protein dan kalsium dalam tubuh. Pada wanita, anoreksia dapat
menghentikan menstruasi, serta menyebabkan tulang menjadi lemah. Pada
pria, anoreksia menurunkan jumlah hormon seks dalam tubuh dan dapat
melemahkan tulang.

C. Tanda dan Gejala Osteoporosis


Berkurangnya kepadatan akan membuat tulang rentan untuk retak. Keretakan
biasanya terjadi pada tulang belakang, pergelangan tangan, lengan, atau tulang
pangkal paha. Tulang kita terus mengalami regenerasi dari waktu ke waktu. Ini
berarti tulang yang telah rapuh akan berganti dengan tulang yang baru. Pada masa
kanak-kanan, tulang beregenerasi optimal, sedangkan bertambahnya umur kekuatan
tersebut semakin berkurang. Faktor yang memengaruhinya bisa karena riwayat
penyakit anggota keluarga yang mengidap osteoporosis, sering mengonsumsi
minuman keras dan rokok, penyakit yang menyerang kelenjar yang memproduksi
hormone seperti kelenjar tiroid yang trlalu aktif (hipertiroidisme), malabsorbsi
(ketidakmampuan usus untuk menyerap nutrisi di dalam makanan), serta pemakaian
obat-obatan dalam jangka panjang.
Osteoporosis dapat di derita oleh wanita maupun pria meskipun lebih resiko
paling banyak dialami oleh wanita. Salah satu penyebabnya ialah berkurangnya
hormone ekstrogen ketika memasuki masa menopause sehingga dapat memengaruhi
kalsium dalam tulang. Meskipun demikian beberapa kasus menemukan bahwa
osteoporosis dapat terjadi pada usia yang lebih muda dibawah usia 40 tahun, bahkan
terjadi pada anak pada usia 20 tahun. Berikut tanda terserang penyakit osteoporosis:
1. Sering mengalami nyeri. Nyeri yang ditimbulkan karena keadaan kolaps yang
terjadi pada tulang belakang sehingga menyebabkan nyeri secara tiba-tiba dan
akan bertambah nyeri ketika berdiri atau berjalan. Area tubuh yang mengalami
nyeri yaitu punggung.
2. Mengalami patah tulang tangkai. Tulang tangkai terdiri dari bagian dalam dan
luar, sedangkan seseorang yang mengalami osteoporosis akan mengalami patah
tulang bagian luar sehingga menjadi tipis dan retak.
3. Mengalami pertumbuhan yang terhambat. Osteoporosis tidak hanya menyerang
pada usia 40 tahun ke atas akan tetapi dapat juga menyerang usia 20 tahun
sehingga apabila seseorang mengalami pertumbuhan yang terhambat, tinggi
badan yang tidak optimal dan mengalami imunitas tubuh menurun segera
memeriksakan diri untuk mengurangi resiko osteoporosis usia muda.
4. Sering mengalami kram otot. Pada usia dewasa resiko osteoporosis lebih tinggi
terlebih pada wanita yang mengalami menopause. Tanda-tanda terjadinya
osteoporosis ialah keram otot, kesulitan tidur, mengalami jatung berdebar dan
badan seringkali mengalami pegalpegal.
5. Patah tulang. Osteoporosis yang dialami oleh usia ditandai dengan adanya
patahan. Patah tulang pinggang atau punggung yang dipicu karena berat beban
yang berat dan kurangnya kecukupan kalsium. Kemudian selanjutnya adalah
tulang ngilu, kram, dan sering mengalami insomnia pada usia lanjut.
6. Sakit pinggang atau punggung. Kekurangan kalsium akan meningkatkan
osteoporosis begitu pula dengan ibu hamil dan menyusui yang kekurangan
kalsium akan beresiko mengalami osteoporosis. Tanda mengalami osteoporosis
antara lain gigi linu, kram dan mengalami sakit pada bagian pinggang atau
punggung. Sehingga penting untuk menjaga asupan kalsium untuk menghindari
terjadinya osteoporosis.
D. Cara Mencegah Osteoporosis
1. Jangan mengabaikan saat mengalami nyeri tulang. Osteoporosis disebabkan
karena berkurangnya penurunan pada massa tulang. Hal ini akan membuat
tulang dengan lebih mudah hancuratau mengalami pengeroposan. Hal ini
biasanya akan membuat nyeri tulang yang terjadi disekitar tubuh dan juga
kelainan bentuk pada tulang. Segera periksa ke dokter atau puskesmas.
2. Tidak melakukan cara diet cepat dengan terlalu ekstrem. Cara menurunkan berat
badan yang dilakukan dengan diet ekstrem adalah salah satu hal yang paling
buruk yang dapat dilakukan. Karena diet ektrem akan memberikan resiko besar
bagi tubuh dalam mengalami kehilangan nutrisi yang sangat penting untuk tubuh
kita, dan salah satunya adalah nutrisi.
3. Olah raga secara teratur. Melakukan olah raga secara teratur atau dilakukan
secara rutin akan membantu menjaga kesehatan tulang secara alami. Ibaratnya
adalah pisau yang tidak pernah diasah pasti lama kelamaan akan menjadi
tumpul. Dan ini akan berlaku pada kesehatan tulang kita.
4. Mengkonsumsi suplemen kalsium selama masa setelah menopause. Setelah
wanita mengalami menopause, maka hormone estrogen dalam tubuh akan
mengalami penurunan sebagian besar jumlahnya. Oleh karena itu, wanita
sebaiknya minum suplemen kalsium dengan segera setelah mengalami
menstruasi berhenti.
5. Memenuhi kebutuhan vitamin D. tanpa kandungan vitamin D didalam tubuh,
maka tidak akan bisa membantu untuk memproses kalsium. Oleh karena itulah,
dihimbau untuk memenuhi kebutuhan vitamin D setiap hari.
E. Gerakan Senam Osteoporosis
Senam osteoporosis terdiri dari :
1. Pemanasan + peregangan
2. Latihan inti : aerobik, latihan beban, latihan keseimbangan.
3. Pendinginan + peregangan
F. Manfaat Senam Osteoporosis
1. Mencegah dan mengobati terjadinya pengroposan tulang
2. Melindungi tulang agar lebih kuat
3. Membuat badan lebih bugar
4. Mempercepat kesembuhan dan menanggulangi osteoporosis

DAFTAR PUSTAKA
Pengertian Osteoporosis. PDF. Diakses tanggal 15 Oktober 2015. Pukul 19.00 WIB.
www.alodokter.com/osteoporosis. Diakses tanggal 15 Oktober 2015. Pukul 19.00 WIB.
Bidanku.com/kenali-tanda-terserang-penyakit-osteoporosis. Diakses tanggal 15 Oktober
2015. Pukul 19.00 WIB.
Penyakitosteoporosis.com/category/penyakit-osteoporosis. Diakses tanggal 15 Oktober
2015. Pukul 19.00 WIB.
http://www.bimbie.com/senam-osteoporosis.htm. Diakses tanggal 15 Oktober 2015.
Pukul 19.00 WIB.
GERAKAN
SENAM
APA ITU TANDA DAN
OSTEOPOROSI
OSTEOPOROSIS? GEJALA

Osteoporosis berasal dari kata osteo


dan porous. Osteo artinya tulang, dan porous 1. Sering mengalami nyeri
berarti berlubang -lubang atau keropos. Jadi, 2. Mengalami patah tulang tangkai.
osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu 3. Mengalami pertumbuhan yang
penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa terhambat.
tulangnya rendah atau berkurang, disertai 4. Sering mengalami kram otot
gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan 5. Patah tulang.
kualitas jaringan tulang, yang dapat menimbulkan 6. Sakit pinggang atau punggung.
kerapuhan tulang ( Tandra, 2009).

Senam osteoporosis terdiri dari :


PENCEGAHAN 1. Pemanasan + peregangan
PENYEBAB
OSTEOPOROSIS 2. Latihan inti : aerobik, latihan beban,

1. Jangan mengabaikan saat mengalami nyeri latihan keseimbangan.


tulang 3. Pendinginan + peregangan
1. Osteoporosis 2. Tidak melakukan cara diet cepat dengan
terlalu ekstrem.
pascamenopause 3. Olah raga secara teratur
2. Osteoporosis senilis 4. Konsumsi suplemen kalsium selama masa
setelah menopause
3. Osteoporosis
5. Memenuhi kebutuhan vitamin D.
sekunder
4. Osteoporosis juvenil
idiopatik
OSTEOPOROSIS
MANFAAT SENAM
OSTEOPOROSIS

KESEHATAN
FISIK LANSIA

DI SUSUN OLEH:

1. Mencegah dan mengobati terjadinya YHEFIN SAMPE PARENDEN


pengroposan tulang
201801137
2. Melindungi tulang agar lebih kuat
3. Membuat badan lebih bugar
4. Mempercepat kesembuhan dan
menanggulangi osteoporosis.

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

2021

Anda mungkin juga menyukai