Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENANGANAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA

A. SASARAN : Klien yang berusia diatas 50 Th


B. TOPIK : Sistem Muskuloskeletal
C. SUBTOPIK : Penanganan Osteoporosis Pada Lansia
D. TUJUAN :

1. Tujuan Instruksional Umum (Tiu)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 15 menit diharapkan setiap
klien dapat .....
2. Tujuan Instruksional Khusus (Tik)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 15 menit diharapkan.....
E. WAKTU : 15 menit
F. HARI/TGL : Kamis, 30 Maret 2015
G. TEMPAT : Aula Panti Jompo Ungaran
H. METODE : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab
I. MEDIA :
1. Lembar Balik
2. Leaflet
J. MATERI : Terlampir

K. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 2 Pembukaan:
menit memberi salam Menjawab salam
menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan memperhatikan
Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
2. 6 menit Pelaksanaan:
Menjelaskan materi penyuluhan secara Menyimak dan memperhatikan
berurutan dan teratur
Materi:
a. pengertian osteoporosis
b. faktor-faktor resiko terkena
osteoporosis
c. gejala-gejala dari osteoporosis
d. cara pencegahan primer, sekunder
dan tersier dari osteoporosis
e. penanganan dari osteoporosis

3. 5 menit Evaluasi
a. Memberi kesempatan kepada Merespon dan bertanya
sasaran untuk bertanya
b. Memberi kesempatan kepada sasaran
untuk menjelaskan mengenai

4. 2 menit Penutup : Menjawab salam


Mengucapkan terimakasih dan
mengucapkan salam

L. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan Media
c. Menyiapkan Tempat
d. Kontrak Waktu dan Sasaran
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan Penyuluhan di lakukan sesuai jadwal yang direncanakan
b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Lisan :
a. Apa pengertian osteoporosis ?
b. Apa faktor-faktor resiko terkena osteoporosis ?
c. Bagaimana gejala-gejala dari osteoporosis ?
d. Bagaimana cara pencegahan primer, sekunder dan tersier dari
osteoporosis?
e. Bagaimana penanganan dari osteoporosis ?

M. LAMPIRAN MATERI
MATERI PENYULUHAN

I. PENGERTIAN
Osteoporosis adalah penyakit dengan ciri khas berupa rendahnya massa
tulang yang disertai perubahan-perubahan mikro arsitektur tulang dan penurunan
kualitas jaringan tulang, yang akhirnya meningkatkan kerapuhan tulang dengan
risiko terjadinya patah tulang. (WHO, International Consensus Development
Conference, Roma Italia 1992).
Osteoporosis atau pengeroposan tulang merupakan penyakit yang disebabkan
karena penyusutan massa dan kemerosotan struktur tulang, sehingga tulang rapuh
dan rawan patah. (Suryadi, 2000).
Osteoporosis, atau tulang keropos, terjadi jika terlalu banyak zat mineral
dihilangkan dari kerangka tulang. Tulang menjadi rapuh dan lebih mudah patah.
Patah tulang yang paling umum adalah tulang pinggul, tulang belakang dan tulang
pergelangan tangan.
II. FAKTOR RESIKO OSTEOPOROSIS
a. Wanita
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh
hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35
tahun. Selain itu, wanita pun mengalami menopause yang dapat terjadi pada
usia 45 tahun.
b. Usia
Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada
usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam
mengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan
kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat.
c. Ras/Suku
Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia
memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium
wanita asia rendah. Salah satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi
laktosa dan menghindari produk dari hewan. Pria dan wanita kulit hitam dan
hispanik memiliki risiko yang signifikan meskipun rendah.
d. Keturunan Penderita Osteoporosis
Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-hatilah.
Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu.
Seperti kesamaan perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis
keluarga pasti punya struktur genetik tulang yang sama.
e. Gaya Hidup Kurang Baik
- Konsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena keduanya
mengandung fosfor yang merangsang pembentukan horman parathyroid,
penyebab pelepasan kalsium dari dalam darah
- Minuman berkafein dan beralkohol. Minuman berkafein seperti kopi dan
alkohol juga dapat menimbulkan tulang keropos, rapuh dan rusak. Hal ini
dipertegas oleh Dr.Robert Heany dan Dr. Karen Rafferty dari creighton
University Osteoporosis Research Centre di Nebraska yang menemukan
hubungan antara minuman berkafein dengan keroposnya tulang.
Hasilnya adalah bahwa air seni peminum kafein lebih banyak mengandung
kalsium, dan kalsium itu berasal dari proses pembentukan tulang. Selain
itu kafein dan alkohol bersifat toksin yang menghambat proses
pembentukan massa tulang (osteoblas).
- Malas Olahraga. Wanita yang malas bergerak atau olahraga akan
terhambat proses osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang). Selain
itu kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan
olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa
- Merokok, Ternyata rokok dapat meningkatkan risiko penyakit
osteoporosis. Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat
nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang. Selain penyerapan
tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam
tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam
menghadapi proses pelapukan. Disamping itu, rokok juga membuat
penghisapnya bisa mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan
tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh. Kalau darah sudah tersumbat,
maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin jelas
menyebabkan osteoporosis baik secara langsung tidak langsung. Saat
masih berusia muda, efek nikotin pada tulang memang tidak akan terasa
karena proses pembentuk tulang masih terus terjadi. Namun, saat melewati
umur 35, efek rokok pada tulang akan mulai terasa, karena proses
pembentukan pada umur tersebut sudah berhenti.
- Kurang Kalsium, Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan
mengeluarkan hormon yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh
lain, termasuk yang ada di tulang.
- Mengkonsumsi Obat. Obat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai
anti peradangan pada penyakit asma dan alergi ternyata menyebabkan
risiko penyakit osteoporosis. Jika sering dikonsumsi dalam jumlah tinggi
akan mengurangi massa tulang. Sebab, kortikosteroid menghambat proses
osteoblas. Selain itu, obat heparin dan antikejang juga menyebabkan
penyakit osteoporosis. Konsultasikan ke dokter sebelum mengkonsumsi
obat jenis ini agar dosisnya tepat dan tidak merugikan tulang.
- Kurus dan Mungil. Perawakan kurus dan mungil memiliki bobot tubuh
cenderung ringan misal kurang dari 57 kg, padahal tulang akan giat
membentuk sel asal ditekan oleh bobot yang berat. Karena posisi tulang
menyangga bobot maka tulang akan terangsang untuk membentuk massa
pada area tersebut, terutama pada derah pinggul dan panggul. Jika bobot
tubuh ringan maka massa tulang cenderung kurang terbentuk sempurna.

III. GEJALA YANG TIBUL PADA PENDERITA OSTEOPOROSIS


Osteoporosis disebut silent disease karena proses kepadatan tulang
berkurang secara perlahan dan berlangsung secara progresif selama bertahun-
tahun tanpa disadari dan tanpa disertai adanya gejala.
Penyakit osteoporosis sulit untuk di deteksi karena proses kepadatan
tulang berkurang secara perlahan dan berlangsung secara progresif selama
bertahun-tahun tanpa kita sadari dan tanpa di sertai adanya gejala. Gejala-gejala
yang timbul seperti :
- Kram, nyeri otot dan sakit pada tulang
- Sakit punggung kronis. Jika anda merasakan sakit punggung yang
berkelanjutan dalam jangka panjang, ini bisa saja gejala osteoporosis.
- Patah tulang. Patah tulang adalah salah satu tanda yang paling umum dari
tulang rapuh yang disebabkan oleh osteoporosis. Patah tulang yang paling
umum terjadi pada pinggul, pergelangan tangan dan tulang yang
membentuk tulang belakang (vertebra)
- Postur punggung yang terus membungkuk. Ciri, gejala dan tanda
osteoporosis yang dapat terlihat jelas adalah postur punggung bungkuk
yang sering terlihat pada orang lanjut usia. Postur ini terjadi karena
pengoroposan pada tulang belakang yang membuat tulang punggung sulit
untuk menahan berat tubuh.
- Kemorosotan fungsi gusi. Karena gigi terhubung dengan tulang rahang,
gusi menjadi awal terjadinya penurunan tingkat fungsinya saat ada
masalah di tulang. Penelitian menunjukkan bahwa tulang rahang
berhubungan dengan kepadatan tulang bagian bawah .
- Kuku rapuh. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mulai
melakukan perawatan osteoporosis memiliki kuku dan tulang yang lebih
kuat dan sehat. Ini karena kuku juga yang terakhir mengkonsumsi kalsium
oleh tubuh, jadi kuku yang rapuh juga merupakan gejala anda lebih mudah
terserang osteoporosis.
- Kehilangan ketinggian badan. Fraktur kompresi pada tulang belakang juga
dapat menyebabkan hilangnya tinggi. Ini adalah salah satu gejala yang
paling terlihat dari osteoporosis.
IV. PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER PADA
OSTEOPOROSIS
- Pencegahan Primer:
Langkah pertama untuk menghindar sebaiknya dimulai sejak balita.
Faktor-faktor genetik, endokrin, nutrisi, mekanik semua mempunyai pengaruh
pada perkembangan tulang yang baik. Sangat penting untuk mencapai massa
tulang yang optimum pada masa kanak-kanak dan remaja, sehingga tabungan
kalsium menjadi cukup sampai akhir hayat dan terhindar dari osteoporosis.
Kurangnya nutrisi dan kurangnya aktifitas fisik sejak masa kanak-kanak,
akibat perubahan gaya hidup karena teknologi akan memberi peluang terjadinya
osteoporosis. Kiranya perlu segera dikoreksi melalui kebiasaan hidup sehat sejak
usia muda.

- Pencegahan Sekunder :
a. Penjagaan terhadap tulang yang rapuh.
Penderita osteoporosis harus selalu ingat untuk tidak mengangkat beban
berat yang berlebihan, menghindari gerakan membungkuk yang berlebihan.
Justru gerakan membusungkan dada dengan menarik nafas dalam akan
memberikan manfaat mencegah bongkok. Lakukan latihan untuk
menguatkan otot punggung. Kontraksi otot akan merangsang pembentukan
tulang dan menghindari kropos. Penderita osteoporosis bila perlu diberikan
beban di dada dan punggung (Posture Training Support).
b. Olah raga yang teratur selain menguatkan otot dan tulang juga akan
meningkatkan kesegaran jasmani. Dan menambah percaya diri.
c. Nutrisi, Gizi seimbang sangat penting dan harus dipenuhi terutama asupan
kalsium.
d. Mencegah Jatuh : Kecenderungan mudah jatuh pada usia lanjut memang
meningkat ini didasarkan pada adanya ketidak setabilan pada saat mereka
berjalan. Ketidak setabilan melambatnya reflek ini menyebabkan para lansia
mudah jatuh.
e. Hindari Tirah Baring
Apabila penderita osteoporosis sakit sebaiknya hindari tirah baring yang
terlalu lama karena itu Hidup Aktif Sampai Usia Lanjut mutlak harus
dilakukan.
f. Obat-obatan
Dewasa ini banyak ditawarkan di toko toko, obat-obatan atau suplemen yang
dapat memperbaiki osteoporosis tetapi tentunya sebaiknya masih harus
memperoleh pengawasan dari dokter.

- Pencegahan Tersier :
Patah tulang akibat osteoporosis. Bila penderita mengalami patah tulang
sebaiknya jangan terlalu lama di imabilisasi atau tirah baring. Sejak awal
perawatan harus telah ada program latihan pasif atau aktif sehingga penderita
cepat dapat mandiri.

V. PENANGANAN PADA OSTEOPOROSIS


Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita,
terutama yang menderita osteoporosis, harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin
D dalam jumlah yang mencukupi. Wanita pasca menopause yang menderita
osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan
progesteron) atau alendronat, yang bisa memperlambat atau menghentikan
penyakitnya. Bifosfonat juga digunakan untuk mengobati osteoporosis.
Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan
vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak
menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya
rendah, bisa diberikan testosteron.
Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul
biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan
biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang
disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang
supportive back brace dan dilakukan terapi fisik.
Penanganan yang dapat di lakukan pada klien osteoporosis meliputi:
Diet
Pemberian kalsium dosis tinggi
Pemberian vitamin D dosis tinggi
Pemasangan penyangga tulang belakang (spina brace) untuk mengurangi
nyeri punggung.
Pencegahan dengan menghindari faktor resiko osteoporosis (mis. Rokok,
mengurangi konsumsi alkohol, berhati-hati dalam aktifitas fisik).
Penanganan terhadap deformitas serta fraktur yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai