PENYULUHAN (SAP)
TENTANG OSTEOPOROSIS
OLEH :
KADEK ARYANI
P07120213020
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN D-IV KEPERAWATAN
2014
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MENGENAL OSTEOPOROSIS PADA USIA LANJUT
I. LATAR BELAKANG
Penuaan sering diikuti dengan penurunan kualitas hidup sehingga status
lansia dalam kondisi sehat atau sakit. Lansia bukanlah suatu penyakit, namun
merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan
kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Penurunan
kemampuan berbagai organ, fungsi, dan sistem tubuh. Umumnya, tanda proses
menua mulai tampak sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan masalah pada
usia sekitar 60 tahun.
Menurut WHO, osteoporosis menduduki peringkat kedua, di bawah
penyakit jantung sebagai masalah kesehatan utama dunia. Menurut data
internasional Osteoporosis Foundation, lebih dari 30% wanita diseluruh dunia
mengalami resiko seumur hidup untuk patah tulang akibat osteoporosis, bahkan
mendekati 40%. Sedangkan pada pria, resikonya berada pada angka 13%.
Menurut Departemen Kesehatan RI, dampak osteoporosis di Indonesia
sudah dalam tingkat yang patut diwaspadai, yaitu mencapai 19,7% dari populasi.
Hasil studi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bogor,
yang melakukan penelitian dari tahun 1999 – 2002 pada beberapa Propinsi di
Indonesia didapatkan bahwa satu dari lima perempuan mengalami osteoporosis
pada usia memasuki 50 tahun. Dan pada laki-laki umur 55 tahun. Kejadian
osteoporosis lebih tinggi pada wanita ( 21,74 % ) dibandingkan dengan laki-laki
(14,8 %).(Siswono, 2003 ).
Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. (Nugroho, 2000).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.
Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang
sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung
sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan
jaringan tulang, jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga
tubuh mati sedikit demi sedikit.
Penyebab osteoporosis dipengaruhi oleh berbagai faktor dan pada individu
bersifat multifaktoral seperti gaya hidup tidak sehat, kurang gerak/tidak berolah
raga serta pengetahuan mencegah osteoporosis yang kurang akibat kurangnya
akibat aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari mulai anak-anak sampai dewasa,
serta kurangnya asupan kalsium, maka kepadatan tulang menjadi rendah sampai
terjadinya osteoporosis.
Persoalan osteoporosis pada lansia erat sekali hubungannya dengan
kemunduran produksi beberapa hormon pengendali remodeling tulang, seperti
Kalsitonim dan hormon seks. Dengan bertambahnya usia, produksi beberapa
hormone tersebut akan merosot, hanya saja penurunan produksi beberapa
osteoblast, sehingga memungkinkan terjadinya pembentukan tulang, akan
mengendur aktivitasnya setelah seseorang menginjak usia ke 50 disusul tahun
terakhir adalah testosterone pada kurun waktu usia 48 – 52. Persoalan besar akan
muncul juga jika terjadi gangguan dalam keseimbangan kedua proses itu, seperti
yang terjadi pada osteoporosis. Dalam osteoporosis proses demineralisasi lebih
cepat dan lebih tinggi dibandingkan dengan proses meneralisasi. Resikonya
terjadilah pengeroposan tulang. Tulang akan kehilangan masa dalam jumlah besar
sehingga kekuatannya pun merosot drastis. Kondisi ini tentu tidak bisa diabaikan
begitu saja penurunan sepersepuluh kepadatan tulang saja menimbulkan resiko
patah tulang 2 – 3 kali lebih sering, jika kondisi ini dibiarkan resiko terjadi patah
tulang sulit dihindari. Proses tidak seimbang bisa muncul secara alamiah seperti
akibat pengaruh usia lanjut, menopause, gangguan hormonal, dan ketidak aktifan
tubuh.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami tertarik untuk memberikan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan mengenai osteoporosis yang meliputi :
pengertian osteoporosis, faktor penyebab osteoporosis, tanda dan gejala
osteoporosis, cara mencegah osteoporosis, dan cara mengurangi risiko patah
tulang pada penderita osteoporosis.
II. TUJUAN
A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, para lansia di desa Pedungan
dapat mengenal osteoporosis serta upaya pencegahannya.
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit, sasaran mampu :
1. Menyebutkan kembali pengertian osteoporosis dengan benar.
2. Menyebutkan kembali faktor penyebab osteoporosis dengan benar.
3. Menyebutkan kembali tanda dan gejala osteoporosis dengan benar.
4. Menyebutkan kembali bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan benar.
5. Menyebutkan kembali bagaimana cara mengurangi risiko patah tulang pada
penderita osteoporosis dengan benar.
III. MATERI
1. Pengertian osteoporosis.
2. Faktor penyebab osteoporosis.
3. Tanda dan gejala osteoporosis.
4. Cara mencegah osteoporosis.
5. Cara mengurangi risiko patah tulang pada penderita osteoporosis.
IV. METODE
Adapun metode yang digunakan dalam penyuluhan tentang osteoporosis pada
lansia ini antar lain :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Pemutaran video
VI. SASARAN
Adapun sasaran dalam penyuluhan ini ialah warga (khususnya usia lanjut) Banjar
Dukuh Pesirahan, Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Bali.
VII.WAKTU
Hari / Tanggal : Minggu, 20 Juli 2014
Pukul : 08.00 WITA s/d selesai
Durasi : 20 menit
VIII. TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di Balai Banjar Dukuh Pesirahan, Desa Pedungan,
Kecamatan Denpasar Selatan, Bali.
Setting Tempat
.
Lampiran 1
A. PENGERTIAN OSTEOPOROSIS
Osteoporosis berasal dari bahasa Yunani yaitu “osteo” yang berarti tulang
dan “porosis” yang berarti keropos atau penuh dengan lubang. Jadi, osteoporosis
adalah penyakit tulang keropos. Osteoporosis merupakan suatu kondisi di mana
kepadatan tulang seseorang berkurang dari waktu ke waktu. Osteoporosis dapat
meningkatkan risiko patah tulang di usia lanjut (lansia).
c. Latihan Kelenturan
Olah raga yang menjaga kelenturan tubuh bermanfaat memperkuat tulang dan
melenturkan sendi-sendi sehingga tidak mudah cedera. Termasuk dalam
latihan kelenturan antara lain:
Senam kelenturan
Yoga
Lampiran 2
Pertanyaan :
1. Apa itu osteoporosis?
2. Apa saja faktor penyebab osteoporosis?
3. Apa saja tanda dan gejala osteoporosis?
4. Bagaiamana cara mencegah osteoporosis?
5. Bagaiamana cara mengurangi risiko patah tulang pada penderita
osteoporosis?
Jawaban :
1. Osteoporosis merupakan suatu kondisi di mana kepadatan tulang seseorang
berkurang dari waktu ke waktu.