Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan publik.


Pengobatan komplementer menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan.
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan
masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya
tentang terapi komplementer pada petugas kesehatan seperti dokter ataupun
perawat. Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai
dengan pilihannya, sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada
kepuasan klien. Hal ini dapat menjadi peluang bagi perawat untuk berperan
memberikan terapi komplementer.
Alasan yang paling umum oarang menggunakan terapi komplementer adalah
untuuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Terapi

komplementer

bertujuan untuk mengurangi stres, meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,


menghindari efek samping, gejala-gejala dan mengontrol serta menyembuhkan
penyakit.
Pengobatan komplementer juga dapat digunakan dalam penangan kasus-kasus
kegawatdaruratan di lapangan, baik rumah sakit maupun saat menangani kasus
bencana alam. Sebagai tenaga kesehatan, perawat mempunyai peranan penting
dalam Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT), baik pada
fase pre Disaster, Disaster ataupun Pasca Disaster. Maka, melalui body of
knowledge-nya yakni dalam hal keperawatan komplementer, perawat akan
melakukan intervensi berupa keperawatan komplementer. Salah satu contohnya
adalah hipnoterapi yang digunakan dalam menurunkan efek stress pacsa trauma.
Terapi keperawatan komplementer bisa dilakukan oleh perawat karena secara
legal etik sudah tercantum dalam Permenkes No.HK.02.02/MENKES/148/2010.
Berdasarkan latar belakang di atas, topik yang akan dibahas dalam makalah
ini yaitu mengenai Pencegahan Penyakit dan Kegawatdaruratan dengan Terapi
Komplementer.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah terkait dengan latar belakang di atas adalah sebagai
berikut.
A. Bagaimana pencegahan penyakit dan penanganan kegawatdaruratan dengan
terapi komplementer ?
1.3 Tujuan Penulisan
A. Tujuan umum
Penulisan ini ditujukan untuk memenuhi tuntutan akademik sebagai tugas
penulisan makalah untuk mata kuliah Keperawatan Komplementer.
B. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini, yaitu untuk mengetahui
pencegahan penyakit dan penanganan kegawatdaruratan dengan terapi
komplementer.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan studi
kepustakaan. Studi kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan
cara mencari, mengumpulkan, dan mempelajari materi materi dari buku
maupun dari media informasi lainnya dalam hal ini yang berkaitan dengan
pencegahan

penyakit

dan

penanganan

kegawatdaruratan

dengan

terapi

komplementer.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keperawatan Komplementer dan Kegawatdaruratan
A. Pengertian Keperawatan Komplementer

Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawaratan yang


menerapkan

pengobatan

non

konvensional

yang

ditujukan

untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,


preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk
mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap
penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan
terstruktur

dengan

kualitas,

keamanan

dan

efektifitas

yang

tinggi

berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam


kedokteran konvensional
Untuk mengubah pelayanan kesehatan untuk memasukkan praktek yang
berpusat pada pasien dan melibatkan perawat dalam hubungan yang
memadukan terapi komplementer atau alternatif . Terapi ini menyebabkan
perkembangan penyembuhan individu, organisasi, dan masyarakat. Mayoritas
masyarakat sudah menggunakan terapi ini, dan permintaan hanya terus
berkembang. Hal ini penting bagi perawat untuk memiliki sumber daya yang
tersedia dan memberikan informasi terkini tentang pengobatan komplementer
dan alternatif (CAM). Perawat perlu sumber daya untuk menyediakan pasien
dengan dasar informasi serta jawaban atas pertanyaan mereka tentang CAM
terapi, termasuk pertanyaan tentang keamanan dan kemanjuran. Perawat
professional perlu informasi tentang potensi kontraindikasi untuk terapi ini
serta potensi interaksi mereka dengan bersamaan ditentukan terapi medis
konvensional. Kita juga perlu pengetahuan tentang terapi diri kita sendiri
sehingga kita dapat menawarkan pasien sebagai pilihan yang diperluas untuk
kenyamana. Perawat tidak kehilangan kesempatan untuk mempekerjakan
terapi yang bisa menguntungkan pasien yang kesakitan (dapat meringankan)
atau mencegah kegelisahan, juga penting bagi perawat untuk mengidentifikasi
terapi yang mungkin disalahgunakan atau memiliki efek samping pada
pengguna. Penggunaan terapi komplementer adalah sebuah usaha di mana
perawat dapat integral terlibat. Banyak perawat telah menyediakan
kepemimpinan dalam penelitian, pendidikan, dan praktek aplikasi terapi ini.
Sebagai permintaan konsumen untuk penggunaan terapi komplementer terus
meningkat, sangat penting bahwa perawat mendapatkan pengetahuan tentang
3

terapi pelengkap, sehingga mereka dapat memilih dan memasukkan pasien


dalam praktek, dan memberikan pasien dengan informasi tentang terapi,
dihubungi tentang penelitian dan praktek pedoman yang berkaitan dengan
pelengkap terapi, pasien waspada terhadap kontraindikasi mungkin dan
bahkan menggabungkan beberapa terapi ini ke perawatan diri mereka.
B. Pengertian Kegawatdaruratan
Kegawatdaruratan merupakan suatu keadaaan dimana penderita yang
memerlukan pertolongan segera dan bila tidak mendapat pertolongan segera
dapat mengancam jiwanya atau menimbulkan cacat permanent. Penderita
tidak gawat dan darurat adalah penderita yang tidak terancam jiwanya tetapi
bila tidak mendapat pertolongan segera akan menimbulkan kecacatan atau
kondisi yang parah. Penderita gawat dan tidak darurat adalah penderita yang
terancam jiwanya dan tidak memerlukan pertolongan segera. Penderita tidak
gawat dan tidak darurat adalah penderita yang tidak terancam jiwanya dan
tidak mendapat pertolongan segera. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD) adalah upaya untuk mengatasi keadaan gawat darurat agar pasien
tidak meninggal, memburuk keadaannya atau mencegah / mengurangi
kecacatan.
2.2 Upaya Pencegahan Penyakit dan Penanganan Kegawatdaruratan dengan

Terapi Komplementer
Pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan

masyarakat

meliputi

upaya

promotif,

preventif,

kuratif,

rehabilitative, dan resosiliatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur


dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi.
Adapun upaya pencegahan dan penanganan penyakit kegawatdaruratan
dalam keperawatan komplementer beserta contohnya adalah sebagai berikut :
A. Upaya Promotif
Secara umum, upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat
2. Peningkatan gizi
3. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4

4.
5.
6.
7.

Pemeliharaan kesehatan lingkungan


Olahraga secara teratur
Rekreasi
Pendidikan seks
Dalam hal ini upaya promotif yang dilakukan pada kegawatdaruratan

keperawatan komplementer khususnya pada penyakit hipertensi adalah


pemberian Health Education agar mampu menjaga kesehatannya dengan
mandiri pada klien dan keluarga yang memiliki risiko tinggi terhadap penyakit.
B. Upaya Preventif
Secara umum, upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya
penyakit dan gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas
maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas
ataupun di ruma
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui.
Upaya preventif yang dilakukan pada kegawatdaruratan keperawatan
komplementer khususnya pada penyakit hipertensi adalah melakukan
pengecekan tekanan darah secara berkala di pelayanan kesehatan baik
puskesmas maupun tempat praktik perawat/bidan, menjaga asupan makanan
terutama kolesterol(Makanan berlemak/berminyak) dan garam, olahraga
teratur, dan menjaga berat badan.
C. Upaya Kuratif
Secara umum, upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati
anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit
atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
Puskesmas dan rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu
bersalin dan nifas.
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
Upaya kuratif yang dilakukan pada kegawatdaruratan

keperawatan

komplementer khususnya pada penyakit hipertensi adalah dengan pemberian


5

asupan seledri, melon, daun salam, belimbing buluh, ataupun timun yang dapat
dimakan langsung atau diolah menjadi jus. Kemudian penyakit hipertensi juga
dapat ditangani dengan bekam dan akupresure.
D. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompokkelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC,
cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita Kusta, patah tulang mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.
Upaya rehabilitatif yang dilakukan pada kegawatdaruratan keperawatan
komplementer khususnya pada penyakit stroke adalah dengan dilakukannya
massage atau pemijatan, latihan ROM aktif maupun pasif pada fase pemulihan
stroke untuk melemaskan oto-otot yang kaku.
E. Upaya Resosiliatif
Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu
penyakit,

misalnya

penyakit

kusta,

AIDS,

atau

kelompok-kelompok

masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lainlain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat
menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan
menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini
tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan
yang jelas dan dapat dimengerti.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengobatan komplementer adalah cabang ilmu keperawaratan yang
menerapkan

pengobatan

non

konvensional

yang

ditujukan

untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,


preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk
mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap
penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan
terstruktur

dengan

kualitas,

keamanan

dan

efektifitas

yang

tinggi

berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam


kedokteran konvensional.
Pengobatan komplementer bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat meliputi : upaya promotif, upaya preventif, upaya
kuratif, upaya rehabilitatif, dan upaya resosiliatif.
3.2 Saran
7

Setelah membaca makalah ini diharapkan mahasiswa pada khususnya


dan pembaca pada umumnya mengetahui tentang pencegahan penyakit dan
penanganan kegawatdarurat dengan komplementer. Kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan
makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ari.N.

2011. Tren Isu Terapi Komplementer. Available on :


https://www.scribd.com/doc/164763610/Tren-Isu-Terapi-Komplementer
(Diakses tanggal 26 Agustus 2015)

Novirman. F. 2012. Powerpoint Komplementer. Available on


https://www.scribd.com/doc/136658958/Powerpoint-Komlementer
(Diakses tanggal 26 Agustus 2015)

Ratnawati. 2013. Keperawatan Holistik II Terapi Komplementer dan Alternatif


Hipnoterapi.
Available
On
:
http://www.academia.edu/8659531/KEPERAWATAN_HOLISTIK_II_T
ERAPI_KOMPLEMENTER_DAN_ALTERNATIF_HIPNOSIS_HIPN
OTERAPI_Dosen_Ns (Diakses tanggal 26 Agustus 2015)
Hasan, D. Keperawatan Komplementer. Dalam http://dokumen.tips/documents/
keperawatan-komplementer.html. Diakses pada 12 November 2015.
Riezqi. Keperawatan Komplemter. Dalam http://nersriezqi.blogspot.co.id /
2011/01/karya-tulis-ilmiah-keperawatan_9310.html. Diakses pada 12
November 2015.

Anda mungkin juga menyukai