Skenario
Ny. LT(49 thn) Ibu rumah tangga, mempunyai riwayat DM tipe 2. BB. 98kg, TB.154cm.
Terdiagnosis kanker payudara Sinistra metastasis L3-L5. Ibu rumah tangga dengan riwayat
perokok aktif, stress bekerja kadang minum alkohol, riwayat keluarga ada yang meninggal akibat
kanker payudara bilateral. Sudah 5 tahun terdiagnosa kanker, namun berobat ke alternatif. Masuk
RS 20 Agustus 2022, keluhan utama benjolan pada payudara kiri, nyeri hebat (8-9) pada bagian
pinggang (L3-L5). Dengan pemberian morphin, nyeri masih dalam skala 7-8 saat
bergerak/bergeser. Pasien hanya berbaring di tempat tidur dengan posisi terlentang, semua
kegiatan (makan, minum, kebersihan diri) dibantu perawat, tidak ada keluarga yang
mendampingi pasien, skala Braden 10 (risiko tinggi luka tekan). Klien mengaku sedih karena
anak angkat yang dia asuh sejak kecil tidak mau menemani saat kondisi klien sakit. Raut wajah
tegang, menahan sakit, dan mengeluh sangat lelah dan pasrah dengan penyakit dan keadaannya
saat ini. Klien mengaku malu karena selalu merepotkan perawat untuk memenuhi kebutuhannya.
Klien juga merasa hidupnya gak berguna dan ingin mati aja.
Pertanyaan
1. Apa Terapi komplementer paliatif pada kasus tersebut?
2. Lakukan terapi komplementer tersebut?
TERAPI KOMPLEMENTER PADA PASIEN PALIATIF
Dosen: Ns. Arneliwati, M.Kep
A. Keperawatan komplementer
1. Definisi
Definisi keperawatan menurut Rancangan Undang-Undang Keperawatan di
Indonesia, Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun
sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Purwanto, 2013).
Sedangkan pengertian terapi komplementer dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit,
pengobatan penyakit, perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat
melengkapi, bersifat menyempurnakan.
Terapi komplementer dan alternatif termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide
yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan penyakit atau
promosi kesehatan dan kesejahteraan. Definisi tersebut menunjukkan terapi
komplemeter sebagai pengembangan terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan
dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek
biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada
yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi
ini sesuai dengan prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk
yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual). 3 Prinsip holistik pada keperawatan
ini perlu didukung kemampuan perawat dalam menguasai berbagai bentuk terapi
keperawatan termasuk terapi komplementer.
Saat melakukan terapi misalnya mengukur tekanan darah pasien maka perawat seringkali
menanyakan keluhan yang dirasakn oleh pasien dengan memegang tangan pasien atau
dengan memberikan senyuman simpul kepada pasien. Ketika pasien tegang dan cemas
terhadap penyakit yang dideritanya tersebut, maka seorang perawat kadang melakukan
pendekatan komunikasi terapeutik dengan menyisipkan sedikit humor untuk pasien,
guna mengurangi ketegangan dan kecemasan pasien. Dari contoh tersebut dapat ditarik 5
suatu kesimpulan bahwa perawat telah melakukan beberapa tindakan komplementer atau
pelengkap dalam pemberian asuhan keperawatan sehari-hari.