NIM : 1814401139
Kelas : Tingkat 3/Reguler 3
Mata kuliah : Keperawatan Komplementer
PERSPEKTIF KEPERAWATAN HOLISTIK - KOMPLEMENTER
Pertemuan 1 & 2
Tujuan pembelajaran:
Pada akhir pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian keperawatan holistik - komplementer.
2. Menjelasakan tren dan isu keperawatan holistik - komplementer terkini
3. Menjelaskan peran dan tugas perawat dalam keperawatan holitik - komplementer
4. Menjelaskan aspek legal dan etik dalam keperawatan holitik - komplementer
5. Menjelaskan jenis-jenis terapi komplementer dalam praktik asuhan keperawatan
6. Menjelaskan evidance based practice aplikasi terapi komplementer dalam asuhan
keperawatan
TUGAS
JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI DENGAN BENAR DAN
MENGGUNAKAN DATA SERTA REFERENSI YANG DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN
PADA KOLOM YANG TELAH DISEDIAKAN!
Keperawatan Holistik
holistik Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and
healthy. Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh
dan sehat, dan seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam
pembelajaran; seperti spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya,
estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud bukan hanya
phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually.
Keperawatan holistik adalah cara merawat dan merawat pasien
sebagai keseluruhan tubuh yang melibatkan keyakinan fisik,
lingkungan, psikologis, budaya dan agama.
Menurut para ahli holistik adalah sebuah cara pandang terhadap
sesuatru yang dilakukan dengan konsep pengakuan bahwa hal
keseluruhan adalah sebuah kesatuan yang lebih penting daripada
bagian bagian yang membentuknya.
2. Jelaskan tren dan isu keperawatan holistik - komplementer dalam praktik pelayanan
keperawatan di Indonesia dan dunia!
Tren Isu
Dalam profesi keperawatan, ada 8 prinsip etika keperawatan, dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada penerima layanan keperawatan, baik individu, kelompok, keluarga atau
masyarakat. 8 Prinsip Etika Dalam Keperawatan tersebut adalah;
1. Autonomy (Kemandirian)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir secara logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan
orang lain harus menghargainya.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan
diri, dan perawat haruslah bisa menghormati dan menghargai kemandirian ini.
Salah satu contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah memberitahukan klien bahwa
keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau penyimpangan
Contoh perawat menasehati klien dengan penyakit jantung tentang program latihan untuk
memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan
karena alasan resiko serangan jantung.
3. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan ketika perawat bekerja sesuai ilmu dan kiat keperawatan dengan
memperhatikan keadilan sesuai standar praktik dan hukum yang berlaku.
Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga
klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus mempertimbangkan
faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan
klien semakin memburuk dan dokter harus menginstrusikan pemberian transfusi darah.
Akhirnya transfusi darah ridak diberikan karena prinsip beneficence walaupun pada situasi
ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip non-maleficence.
5. Veracity (Kejujuran)
Prinsip ini tidak hanya dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan
agar klien mengerti.
Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan
dasar membina hubungan saling percaya. Klien memiliki otonomi sehingga mereka berhak
mendapatkan informasi yang ia ingin tahu.
Contoh Ny. A masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan
mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. A selalu
bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat
untuk belum memberitahukan kematian suaminya kepada klien. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan, upaya
peningkatan kesehatan klien dan atau atas permintaan pengadilan. Diskusi tentang klien
diluar area pelayanan harus dihindari.
8. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional dapat dinilai
dalam berbagai kondisi tanpa terkecuali.
Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman
sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat kepada klien
perawat dapat digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang memberi tugas
delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional.
6. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis terapi komplementer yang biasa digunakan dalam praktik
asuhan kperawatan di Inonesia dan dunia!
Beberapa jenis terapi komplementer
Ada cukup banyak jenis terapi komplementer. Beberapa yang umum dan terkenal di
masyarakat, yaitu:
1. Aromaterapi
Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan minyak hasil ektraksi dari tanaman dan
bunga, yang dikenal sebagaiminyak esensial atau minyak atsiri. Larutan minyak atsiri
dengan minyak pelarut dapat dihirup, digunakan untuk pijat, dioleskan sebagai krim,
atau ditambahkan ke air saat mandi air hangat.
7. Carilah artikel jurnal terkini (5 tahun terakhir) tentang penerapan terapi komplementer atau
alternatif dalam praktik keperawatan gawat darurat, medikal bedah, anak, meternitas dan
gerontik pada halaman website, lalu tuliskan judul dan copy link URL nya!
Praktik Judul Link URL
Keperawatan