NIM : 1911311009
KELAS : A3 2019
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non-
konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu
misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu
digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya,
jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
Level pencegahan terdiri dari primer, sekunder, dan tersier (Edelman & Mandle,
2010). Terapi komplementer dapat dilakasanakan disemua level pencegahan tersebut
misalnya seseorang yang ingin lebih sehat dengan konsumsi suplemen nutrisi,
pencegahan sekunder misalnya menggunakan herbal unutk menyembuhkan penyakit dan
contoh tersier menggunakan massage untuk membantu anggota gerak yang lumpuh untuk
meningkatkan fungsi dan mempertahankan tubuhnya. Terapi komplementer mengajarkan
individu mengubah perilaku seseorang untuk memperbaiki respon fisik terhadap setres
dan peningkatan tanda masalah fisik seperti kekakuan otot, ketidaknyamanan pada perut,
nyeri atau gangguan tidur (Potter, Perry, Stockert & Hall, 2013). Penerapan terapi
komplementer dalam semua level ini sesuai dengan prinsip komprehensif dalam
keperawatan. Terapi komplementer untuk semua level pencegahan tersebut juga
memperhatikan system klien.