TERAPI KOMPLEMENTER
PADA KLIEN PALIATIF
Disusun oleh :
Dini Firdiana Putri 1130221086
Aliatul Muhimmah 1130221060
Fitri Susila Adi Winata 1130221054
Ismawati 1130221097
Pengertian Palliative Care
Ungkapan palliative berasal dari bahasa latin yaitu “pallium” yang artinya adalah
menutupi atau menyembuhkan. Perawatan paliatif ditujukan untuk menutupi atau
menyembunyikan keluhan pasien dan memberikan kenyamanan ketika tujuan
penatalaksanaan tidak mungkin disembuhkan (Muckaden, 2011).
Asuhan Keperawatan
Perawat sebagai pendidik
Paliatif
Perawat sebagai peneliti
Perawat sebagai
kolaborasi
2. Kesempatan atau hak untuk mendapatkan kepuasan dan perawatan paliatif yang pantas. Pada
kondisi untuk menghilangkan nyeri dan keluhan fisik lainnya maka petugas kesehatan harus
memberikan kesempatan pengobatan yang sesuai untuk meningkatkan kualitas hidup. Terapi
tersebut meliputi : dukungan teman sebaya, terapi musik, dukungan spiritual kepada keluarga,
perawatan menjelang ajal.
4. Pengembangan profesi dan dukungan sosial untuk perawatan paliatif. Faktor-faktor yang
menghambat keluarga untuk mendapatkan kesempatan untuk layanan perawat paliatif adalah;
pengetahuan, ekonomi, dan peraturan, sehingga tenaga professional perlu melakukan penyuluhan
kepada masyarakat untuk medorong kesadaran perlunya perawatan paliatif.
Klasifikasi Terapi Komplementer
Konsep Terapi 1.Sistem medis alternatif
a. Akupuntur
Komplementer b. Akupresur
Pada penelitian yang dilakukan oleh Irawan, Rahayuwati & Yani (2017) menunjukkan bahwa
pengguna terapi modern sering mengeluh mual muntah terutama pasca kemoterapi. Pengguna terapi
modern dan komplementer (pijat) mengatakan penggunaan pijat mengurangi lelah dan nyeri pasca terapi
modern dilakukan. Pengguna terapi modern dan komplementer (herbal) mengatakan penggunaan herbal
mengurangi mual muntah dan mempercepat penyembuhan pasca terapi modern dilakukan.
Hubungan Terapi
Komplementer pada
Keperawatan Paliatif (lanjutan..)
Salah satu dari terapi komplementer yang dapat digunakan pada keperawatan paliatif adalah
akupuntur. Akupunktur yang digunakan pada terapi kanker bukan ditujukan untuk mengobati penyakit
kankernya karena penusukan pada lesi merupakan kontraindikasi. Hal ini dilakukan untuk pengobatan
paliatif yaitu mengurangi nyeri kronis, mengurangi efek samping kemoterapi ataupun radioterapi seperti
nyeri, mual, muntah, serta mengurangi dosis obat anti-nyeri sehingga kualitas hidup penderita dapat
ditingkatkan.
Beberapa fakta yang kita jumpai pada masyarakat akhir-akhir ini adalah kecenderungan kembali ke
alam dan terapi alternatif. Dengan banyaknya pilihan tanaman obat yang ditawarkan, mahalnya biaya
pengobatan keperawatan paliatif secara konvensional, ketidakberhasilan dan banyaknya penyulit
sampingan dalam pengobatan konvensional, serta adanya kasus paliatif yang dapat disembuhkan dengan
tanaman obat mendorong makin banyak masyarakat yang memilih pengobatan alternatif antara lain
dengan tanaman obat dan terapi komplementer sebagai cara untuk pengobatan (Hasanah & Widowati,
2016).
Kesimpulan
Terapi medis dapat meningkatkan kesehatan dan
kualitas hidup pasien. Optimalisasi terapi medis harus
aman, efektif, pemilihan terapi secara bijak dan
pelayanan kesehatan secara akurat serta adanya
kesepakatan antara pasien dan pemberi pelayanan
berdasarkan informasi terkini. Terapi komplementer
merupakan terapi holistis atau terapi non-biomedis. Hasil
penelitian tentang psikoneuroimunologi mengungkapkan
bahwa proses interaktif pada manusia dengan tubuh,
pikiran, dan interaksi sosial mempengaruhi kesejahteraan
seseorang dapat dipengaruhi oleh terapi komplementer
secara garis besar didasarkan sebagai kategori terapi
pikiran penghubung tubuh (mind – body terapies)
sementara terapi biomedis lebih banyak mempengaruhi
seluruh tubuh dan berfokus pada dampak terapi terhadap
respon tubuh dan psikis terutama pada pasien paliatif
yang bertujuan untuk meningkatkan quality of life.
Masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya terapi
tradisional seperti jamu yang telah berkembang lama.
Kenyataannya klien yang berobat di berbagai jenjang
pelayanan kesehatan tidak hanya menggunakan
pengobatan Barat (obat kimia) tetapi secara mandiri
memadukan terapi tersebut yang dikenal dengan terapi
komplementer. Perkembangan terapi komplementer atau
alternatif sudah luas, termasuk di dalamnya orang yang
terlibat dalam memberi pengobatan karena banyaknya
profesional kesehatan dan terapis selain dokter umum
yang terlibat dalam terapi komplementer. Hal ini dapat
meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan melalui
penelitian-penelitian yang dapat memfasilitasi terapi
komplementer agar menjadi lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
Terima kasih sudah
berpartisipasi!
S emog a bermanfaat.