Anda di halaman 1dari 9

MULIANYA SEORANG PERAWAT

DAN PERANNYA DALAM


PERAWATAN SPIRITUAL
NERS ISLAMI-KELOMPOK 2
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
NERS ISLAMI, KELOMPOK 2 :

Dini Firdiana Putri (1130221086)


Aliatul Muhimmah (1130221060)
Kiki Dwie Wati (1130221079)
Vanti Perdana Nilasari (1130221059)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Perawat merupakan profesi yang mulia. Allah menghormatinya melalui
mukjizat Nabi Isa A.S dan Nabi Ibrahim A.S yang pandai mengobati penyakit
MULIANYA
dan selalu menyebut nama Allah sebagai penyembuh penyakitnya. Sama SEORANG
halnya dengan semua aspek ilmu pengetahuan, ilmu kedokteran dan
keperawatan adalah sebagai dari ilmu Allah, karena Allah-lah yang
PERAWAT
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Inna, 2009:4).

Menjadi seorang perawat merupakan suatu pilihan hidup bahkan


merupakan suatu cita-cita bagi sebagian orang. Namun, adapula orang yang
menjadi perawat karena suatu keterpaksaan atau kebetulan, bahkan
menjadikan profesi perawat sebagai alternatif terakhir dalam menentukan
pilihan hidup. Terlepas dari semua itu, perawat merupakan suatu profesi yang
mulia. Seorang perawat mengabdikan dirinya untuk menjaga dan merawat
pasien tanpa membeda-bedakan mereka dari segi apapun. Setiap tindakan
dilakukan oleh seorang perawat, akan sangat berharga bagi nyawa orang lain.
Seorang perawat juga mengemban fungsi dan peran yang sangat penting
dalam memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada pasien.
Allah berfirman dalam QS al-Alaq: 3-5
”Bacalah dan Tuhanmulah yang paling mulia, yang mengajar manusia dengan perantaraan
qalam (baca tulis), dan Dia mengajarkan kepada manusia segala apa yang tidak
diketahuinya”.
Melalui ayat ini Allah memerintahkan manusia untuk mempelajari alam semesta
beserta semua elemen yang ada di dalamnya dengan nama dan kemuliaan Tuhan, melalui
baca tulis, eksperimen, penelitian, diagnonis, dan sebagainya.
Menurut mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Syeikh Mahmoud Syaltout (l973:l24),
banyak sekali petunjuk Nabi Muhammad SAW yang jelas sekali menuntut perlunya profesi
keperawatan. Perintah untuk berobat, peringatan terhadap penyakit menular, perintah
mengasingkan diri terhadap penyakit menular, penggolongan makanan-makanan sehat
untuk tubuh dan lain sebagainya, menunjukkan bahwa baik secara tersurat maupun
tersirat Islam sangat menuntut hadirnya para perawat di tengah masyarakat. Sebab orang
yang memiliki kompetensi di bidang pengobatan dan perawatan kesehatan tidak lain
adalah institusi beserta individu perawat yang mengabdi di dalamnya.
PERAWATAN SPIRITUAL
DALAM PERSPEKTIF Keperawatan dalam Islam adalah pelayanan
ISLAM kesehatan yang berkaitan dengan merawat pasien,
individu, keluarga dan masyarakat sebagai manifestasi
cinta kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW.
Keperawatan sebagai profesi yang bukan hal baru bagi
Islam. Pada kenyataanya, itu adalah antributif untuk
simpati dan tanggung jawab terhadap yang
bersangkutan dan membutuhkan. Usaha ini telah
dimulai selama pengembangan Islam sebagai agama,
budaya, dan peradapan (Dahlia, 2013:1).
Etika pengasuhan spiritual Islam adalah sama
dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia yakni kasih
sayang, keadilan sosial, kesetaraan dan perlakuan yang
setara dalam hal ini mereka membimbing interaksi
antara perawat dengan pasien (Nazila, 2011).
Adapun cara yang ditempuh ialah :
1. Menggunakan dan menerapkan Alquran dan Sunnah
yang merupakan dua sumber fundamental Islam.
2. Ayat-ayat Alquran dan tradisi kenabian menekankan
pendekatan manusiawi dan ilmiah terhadap penyakit.
3. Sunnah selalu diperlakukan sebagai sumber penting
untuk memahami Alquran karena Nabi memberikan
demonstrasi dalam praktisnya. Dia (Nabi
Muhammad) adalah Alquran yang hidup, yang
melaksanakan cita-cita dan nilai-nilainya.
4. Ketika Nabi menunjukkan rincian bagaimana
melakukan sholat lima waktu, puasa pada bulan
Ramadhan, melaksanakan haji (ziarah) dan
membayar zakat (sedekah), ia juga merupakan model
sempurna pengasuh spiritual dan religius.
5. Alquran juga menekankan bahwa umat Islam harus
mengikuti Nabi sebagai model mereka: "Dan
sesungguhnya di dalam utusan Allah kamu memiliki
contoh yang baik untuk dia yang bertakwa kepada
Allah dan hari akhir dan mengingat Allah " (Alquran
33: 31) (Nazila, 2011).
Perlu ditekankan bahwa Islam adalah sistem kepercayaan
yang penuh perhatian dan menyeluruh. Belas kasih Allah dan
harapan bahwa umat Islam dituntut untuk berbelas kasih
kepada orang lain. Sementara Islam jelas menentang
alkoholisme, pergaulan seksual atau masalah gaya hidup
seperti praktek homoseksual, namun hal itu tidak melarang
perawat Muslim dan profesional perawatan kesehatan lainnya
dari merawat pasien Muslim dan non-Muslim. Tidak ada
perintah larangan dalam penyediaan perawatan untuk pasien
Muslim maupun non-Muslim yang mengidap HIV / AIDS atau
penyalahgunaan zat adikif. Dibawah ideologi dan praktik
Islam, perawat tidak melihat/membeda-bedakan pada
keyakinan penderitanya, atau kelompok etnisnya, atau status
sosial atau kekayaannya. Oleh karena itu, ia peduli dan
memperlakukan secara sama antara non-Muslim dengan
Muslim (Rassool G.H., 2000).
Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan
keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural,
PENDEKATAN dan spiritual. Dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh,
HOLISTIC apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya.
Holistik terkait dengan kesejahteraan (Wellnes). Untuk mencapai
DALAM kesejahteraan terdapat lima dimensi yang saling mempengaruhi yaitu:
fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Untuk mencapai
ASUHAN kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu
KEPERAWATAN adalah kemampuan beradaptasi terhadap stimulus.

Teori ini menggunakan pendekatan yang dinamis, dimana peran


perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan memfasilitasi
kemampuan klien untuk melakukan adaptasi dalam menghadapi
perubahan kabutuhan dasarnya. Tindakan direncanakan dengan tujuan
mengubah stimulus dan difokuskan pada kemampuan individu dalam
beradaptasi terhadap stimulus. Sedangkan evaluasi yang dilakukan
dengan melihat kemampuan klien dalam beradaptasi dan mencegah
timbulnya kembali masalah yang pernah dialami. Kemampuan adaptasi
ini meliputi seluruh aspek baik bio, psiko maupun sosial (holistik).
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, konsep holistik dan adaptasi ini
merupakan konsep yang harus dipahami oleh perawat agar dapat
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien.
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai